Tiga puluh ribu Pasukan Baja ibu kota telah dibina oleh Alfred untuk menjaga ketertiban ibu kota. Mereka semua adalah tentara elite yang mengantisipasi invasi raja atau tentara pemberontak ke ibu kota.Pada umumnya, Pasukan Baja tidak akan turun ke medan perang, kecuali dalam situasi terdesak.Sekarang adalah saat genting dalam menaklukkan Manuel. Jika memindahkan tentara dari Venzor, itu akan menimbulkan ambisi Negara Yanon. Oleh karena itu, pasukan tentara di balai Venzor tidak boleh diganggu gugat.Pasukan Baja tidak turun ke medan perang, tetapi tidak berarti mereka tidak pernah turun ke medan perang. Sebaliknya, tiga puluh ribu Pasukan Baja dipilih dari tentara-tentara yang berperang di medan perang dan dilatih lagi.Pasukan Baja terdiri dari sepuluh ribu Perwira Baja yang bertugas untuk melindungi keselamatan Kaisar dan menjaga ketertiban ibu kota.Sepuluh ribu yang lain bertugas untuk menegakkan hukum. Mereka dapat langsung menangkap tersangka, termasuk keluarga kekaisaran. Mere
Rudi mengejar Linda. "Kamu tidak pernah mau beri tahu aku sebelumnya. Di Kota Wena waktu itu, aku diperintahkan memimpin pasukan untuk membakar gudang makanan. Bagaimana kamu bisa membuat Panglima Biromo, Sanji, setuju untuk menandatangani perjanjian perdamaian denganmu?"Linda menjadi kesal sekaligus berwaspada. "Sudah kubilang, 'kan? Di Kota Wena, aku menyebarkan informasi bahwa Raja Aldiso telah memenangkan pertempuran di Manuel dan akan segera datang ke medan perang Kota Uldi. Ditambah gudang makanan dibakar, mereka panik sehingga memutuskan untuk menyerah."Ya, Linda telah memberi penjelasan yang sama beberapa kali.Sebelumnya, Rudi tidak merasa ada yang aneh.Sampai ketika menikah dengan Linda, Linda mengajak seratusan tentara. Setelah itu, Jenderal Rizki menegur Linda. Ternyata, Linda memindahkan seratus tentara dari kamp militer tanpa melapor pada Jenderal Rizki terlebih dahulu.Namun, Linda memberitahunya dia sudah melapor dan disetujui oleh Jenderal Rizki. Linda dapat berboho
Tidak sampai tiga hari, dua belas ribu pasukan tambahan ramai memperbincangkan suatu hal.Intan diangkat menjadi jenderal bintang lima tanpa prestasi perang, hanya mengandalkan ketenaran ayah dan kakaknya.Tentara pimpinan Linda terus menghasut, "Kalau dia mau memanfaatkan prestasi perang ayah dan kakaknya, menjadi putri bangsawan di ibu kota dan menikmati kemakmuran, terserah dia. Kenapa dia merebut prestasi perang dengan kita di medan perang? Kita mempertaruhkan nyawa untuk membela tanah air untuk mendapatkan prestasi perang, 'kan? Dia tidak berbuat apa-apa, tapi malah jadi jenderal. Sungguh tidak adil!""Dengar-dengar, Raja Aldiso sangat ketat dan tegas. Tak disangka Raja Aldiso juga nepotisme dan memberikan kontribusi besar pada Intan. Buat apa kita berjuang keras? Mungkin musuh-musuh yang kita bunuh di medan perang akan menjadi kontribusi Intan pada akhirnya.""Kita menempuh perjalanan di tengah badai salju karena situasi perang yang sengit di Manuel. Banyak tentara yang jatuh sak
Intan mengerutkan kening setelah mendengar ucapan ini.Dia sama sekali tidak peduli dengan gosip, tetapi dengan sengaja menciptakan pertikaian di pasukan, menciptakan ketidakadilan dan mengganggu moral tentara adalah hal yang tabu sebelum pertempuran.Linda pernah berada di medan perang, mana mungkin dia tidak mengetahui hal ini? Mungkin dia ingin menggunakan opini publik untuk memojokkan Raja Aldiso, sehingga Raja Aldiso akan membiarkannya untuk menstabilkan pasukan."Sekarang cuma menyebar di antara bala bantuan, 'kan?" Intan bertanya.Amarah Marsila masih belum mereda dan wajahnya yang penuh kerutan terlihat semakin memerah, "Benar, bala bantuan tinggal di kamp dan terpisah dari Pasukan Aldiso yang dulu, jadi Pasukan Aldiso tidak tahu. Kemungkinan besar seseorang pasti pergi ke sana dan berdebat dengan mereka."Kerutan di dahi Intan semakin jelas. Setelah beberapa pertempuran, banyak prajurit yang menghormatinya. Kalau sampai tahu dia ditugaskan dengan cara ini, takutnya itu tidak h
Intan menancapkan Tombak Bunga Persik ke tanah dan mengikat rambutnya. Angin utara yang dingin membuat pakaiannya berdesir.Dia mengangkat dagunya dan tatapannya sedingin salju, "Cukup mengalahkanmu saja?""Benar!" Samuel berkata dengan lantang, "Selama kamu mengalahkanku, aku akan mengikutimu sampai mati dan tidak pernah mengingkari janjiku.""Kapten Samuel hebat!""Kalahkan dia. Siapa suruh dia memanfaatkan prestasi militer ayah dan kakaknya, serta menginjak pasukan kita untuk naik pangkat.""Tidak peduli seberapa sulitnya prestasi, beraninya dia seorang wanita menggunakan prestasi militer palsu untuk memimpin kami. Kapten Samuel, kami tidak terima. Kalahkan dia!"Samuel berkata dengan dingin, "Jenderal Intan sudah mendengarnya?"Intan melirik ke arah Pasukan Baja yang berteriak, lalu memegang Tombak Bunga Persik, "Oke, ayo serang!"Tatapan Samuel terlihat sinis, "Jangan bilang aku menindas wanita, Jenderal Intan. Aku akan membiarkanmu maju dulu!""Terima kasih!" Intan tersenyum, tah
Ada jarak antara menara kota dan padang rumput, jadi mereka tidak bisa merasakan kekuatan internal maupun melihat retakan di tanah. Yang mereka lihat hanyalah Samuel berdiri diam dan ditikam oleh Intan.Oleh karena itu, Linda merasa ini sangat konyol. Raja Aldiso benar-benar mengerahkan segalanya demi mempromosikan Intan ke posisinya.Setelah selesai tertawa, nadanya penuh amarah, "Seluruh Pasukan Baja patuh pada Raja Aldiso dan akan menyerahkan siapa pun yang Raja Aldiso inginkan, tapi untuk apa repot-repot membuat keributan seperti itu dan memperlakukan prajurit seperti monyet?"Rudi juga agak bingung. Raja Aldiso tidak bisa membuat pengaturan seperti itu. Seni bela diri Intan memang sangat bagus, tapi kalau benar-benar bertarung, Intan bukanlah lawan Samuel.Mungkinkah Intan hanya mengetahui beberapa jurus dan tidak punya keterampilan lain?Bagaimanapun, apa yang disebut tantangan hari ini hanyalah sebuah lelucon.Rudi juga agak marah. Melakukan penipuan di medan perang dan menumpuk
Intan melatih pasukannya hingga larut malam sebelum kembali ke kota, tetapi diadang oleh Linda di gerbang kota.Api unggun menyala dari kejauhan, menyinari wajah Linda yang marah dan sinis."Setidaknya kamu harus melakukan cukup banyak hal untuk menyelamatkan mukamu. Kamu telah menghancurkan reputasi Keluarga Belima."Intan mengangkat kelopak matanya dan berkata dengan dingin, "Apa hubungan reputasi Keluarga Belima denganmu?"Linda menuduh dengan tegas, "Bisa berhenti bersikap sok tidak? Hari ini aku sudah melihatnya. Kamu cuma butuh satu kata dari Raja Aldiso untuk memimpin Pasukan Baja. Untuk apa kamu menyuruh Samuel untuk maju dan melakukan sebuah pertunjukan? Apa kamu pikir bisa meyakinkan orang lain? Kamu anggap mereka buta?"Intan menatapnya dengan dingin, "Kamu benar, tidak semua orang buta. Ada beberapa hal bisa disembunyikan untuk sementara, tapi tidak selamanya."Linda menyipitkan mata dan auranya jelas melemah, "Apa maksudmu?""Tidak ada maksud apa pun." Intan melewatinya da
Begitu Jenderal Teddi mendengar apa yang Linda katakan, dia langsung membantahnya sebelum panglima bisa mengatakan apa pun, "Melindungi apa? 15 ribu Pasukan Baja diberikan kepada Jenderal Intan untuk membunuh musuh dan kamu benar, Pasukan Baja memang berfungsi sebagai tim garda depan untuk menerobos kota dan menyerang medan perang."Linda mencibir, "Panglima benar-benar tahu budi. Kalau Pasukan Baja berhasil menerobos kota, itu akan menjadi hasil kerja keras Intan. Apa bedanya antara ini dan memberikan prestasi militer kepadanya secara langsung?"Jenderal Teddi berkata dengan marah, "Apa yang kamu katakan? Kalau dia memimpin Pasukan Baja untuk menghancurkan kota, dia sendiri yang akan mendapatkan pujiannya. Kok bisa disebut pemberian? Mungkinkah Jenderal Linda cuma ingin bertarung sendirian, sementara para prajurit bersembunyi di belakang?"Linda bertanya balik, "Maksud Jenderal Teddi adalah Jenderal Intan juga akan pergi ke medan perang? Bukannya bersembunyi di belakang dan mengambil