Tuan Besar Simon dan Keanu tercekik oleh ucapan Nyonya Besar Diana hingga tidak bisa mengatakan sepatah kata pun karena dia benar. Keluarga Belima benar-benar tidak kompeten, tetapi Rudi menjadi pusat perhatian dan bersama Jenderal Linda, mereka memang memiliki masa depan yang sangat gemilang."Bu, jangan bicara lagi. Ayo akhiri masalah ini!" Rudi tidak ingin berkata terlalu kasar. Dia hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepat mungkin dan mempersiapkan pernikahan dengan Linda.Mengambil setengah harta bawaan bukanlah niat awalnya, jadi dia selalu merasa bersalah terhadap Keluarga Belima.Sebenarnya orang lain tidak banyak bicara. Semua anggota Keluarga Wijaya merasa bersalah dan tidak bisa berbicara seperti Nyonya Besar Diana.Apalagi pihak Kediaman Kedua merasa ini terdengar kasar seperti penjahat yang baru saja berhasil mendapatkan apa yang diingkannya. Dia menyesal telah datang ke sini dan membuatnya kehilangan jati diri."Intan, keluarkan daftar harta bawaannya!" Nyonya Besar D
Rudi menatap Intan dengan ngeri. Seni bela diri lebih baik sedikit apanya? Sepuluh dirinya juga tidak akan bisa menjadi lawan Intan.Intan mengerti seni bela diri, mengapa Intan tidak pernah memberitahunya?Intan memegang daftar harta bawaan dan tersenyum padanya. Senyuman ini seterang matahari di pertengahan musim panas.Akan tetapi, kemudian, dia mengangkat daftar harta bawaan dan daftar tersebut sudah menjadi serpihan kertas robek seperti salju putih yang turun di musim dingin."Ah, kamu merobek daftar harta bawaannya!" hati Nyonya Besar Diana hancur setelah melihat adegan ini dan dia sangat marah, "Bagus, enyahlah, kamu tidak akan bisa mengambil apa pun dari Kediaman Jenderal. Pakaianmu pun juga tidak boleh diambil!"Intan tersenyum dan berkata, "Apa kamu pikir ada orang yang bisa menghentikanku mengambil barang-barang dari Kediaman Jenderal?"Nyonya Besar Diana naik pitam, "Beraninya kamu!? Kalau kamu berani mengambilnya, aku akan bergegas pergi ke pemerintah untuk mengajukan kelu
Intan bersujud dan perlahan melemaskan bahunya. dekret ini datang begitu lambat, tetapi baguslah kalau sudah datang, "Intan berterima kasih atas kebaikan Yang Mulia!"Wajah Rudi memucat dan tercengang.Ternyata Intan telah mengajukan cerai kepada Yang Mulia saat pergi ke istana?Bukankah itu untuk mencegah pernikahannya dengan Linda?Intan sudah berencana untuk mengajukan cerai sejak mengetahui tentang pernikahan tersebut?Dulu Rudi mengira semua cara yang Intan gunakan hanya untuk memonopoli dirinya, jadi dia mengira wanita itu cemburu, pelit, egois, berpikiran sempit, tidak toleran terhadap orang lain dan bahkan tercela.Akan tetapi, ternyata tidak ....Perasaan Rudi tak terlukiskan. Intan menerima dekret tersebut dengan senyuman merekah di wajahnya yang menggetarkan perasaan orang yang melihatnya. Rudi tiba-tiba teringat kalau dia tertarik dengan penampilannya saat bertemu untuk pertama kali.Rudi bahkan lupa bernapas saat pertama kali melihatnya.Akan tetapi, kemudian dia bertemu L
"Oke!" Mata Tuan Besar Simon berkaca-kaca. Dia tidak bisa melihat gadis di depannya dengan jelas, tetapi dia hanya bisa merasakan gadis itu sangat bersemangat dan dia sangat lega, "Kita tidak akan berlama-lama di tempat sial ini. Aku akan pergi dulu. Kamu juga pergilah sesegera mungkin.""Baik!" Intan berdiri, kemudian mengantar Tuan Besar Simon dan Keanu pergi dengan hormat.Nyonya dari Kediaman Selir Kedua juga mengambil kesempatan untuk pergi. Awalnya dia ingin maju dan mengatakan sesuatu, tetapi tadi dia tidak mengatakan apa-apa ketika Intan dipersulit dan sekarang sudah tidak punya muka untuk mengatakan apa pun, jadi Nyonya Besar Brina berpura-pura seolah tidak ada di sini hari ini.Semua anggota Keluarga Wijaya berdiri diam dan mereka terlihat semakin tidak bisa menerima akhir ini. Intan tiba-tiba berubah menjadi putri sah Adipati Marko dan suaminya juga bisa mendapatkan posisi adipati.Ini belum pernah terjadi sebelumnya, 'kan? Bagaimana mungkin seseorang dengan marga berbeda bi
Malam itu, Linda mencari seseorang untuk mengajak Rudi keluar.Keduanya sedang berjalan di tepi danau. Rudi tetap diam dan tidak berbicara sepanjang waktu.Linda belum mengetahui situasinya dan mengira setelah mengajaknya keluar, Rudi akan berinisiatif menjelaskan situasi perceraian dengan istrinya. Akan tetapi, tidak disangka Rudi malah tidak mengatakan sepatah kata pun dan wajahnya terlihat seolah telah dicakar oleh kucing.Setelah berjalan beberapa saat, Linda berhenti dan bertanya, "Sudah bercerai? Bisa menahan setengah dari harta bawaan tidak?"Saat senja turun perlahan, wajah Linda yang agak gelap bersinar terang dan Rudi tiba-tiba teringat wajah Intan yang cantik. Hatinya pun tiba-tiba sakit."Tidak ditahan?" Linda merasa sedih melihat Rudi tetap diam dan mulai naik pitam, "Bukankah aku sudah mengutus seseorang untuk mengirimimu surat dan menyuruhmu untuk menahan setengah dari harta bawaan? Sekarang Keluarga Wijaya tidak punya apa-apa, kelak bagaimana kita bisa bertahan kalau ti
Rudi tidak mengatakan apa pun karena dia telah dikalahkan sepenuhnya dalam pertempuran hari ini yang memalukan untuk dibicarakan."Itu sungguhan atau palsu?" tanya Linda.Rudi menghela napas, "Lupakan saja, jangan bicarakan hal ini lagi."Linda memukulnya dan berkata dengan manja, "Aku tahu kamu berbohong padaku, lupakan saja. Mau dia yang ajukan cerai atau kamu yang menceraikannya, yang terpenting adalah masalah sudah beres. Ternyata dia tidak mau berbagi suami denganku. Sebenarnya aku juga tidak mau berbagi suami dengannya. Aku tidak bisa bermain-main dengan trik kotor yang telah dia pelajari. Itulah keahliannya yang sebenarnya."Linda memiringkan kepalanya dan berkata, "Aku benar-benar tidak bisa meniru keterampilannya ini, tapi kalau kamu ingin aku menirunya dengan mengatakan sesuatu yang manja dan menjijikkan, aku masih bisa melakukannya."Linda menyilangkan tangan sambil tersenyum tanpa memperlihatkan giginya dan memanggil dengan lembut, "Suamiku!"Setelah memanggil, dia berpura-
Keanu memanggil anak-anak dari Keluarga Belima untuk membantunya menurunkan barang-barang dan menyimpan semuanya.Setelah sibuk cukup lama, Keanu dan Intan berjalan mengelilingi kediaman bersama-sama. Dulu kediaman ini sangat ramai, tetapi sekarang sangat sepi.Keanu berkata kepadanya, "Sekarang kamu adalah satu-satunya pemilik Kediaman Adipati dan para pelayan hanyalah mereka yang kamu bawa kembali dari kediaman suamimu. Pertama-tama kamu harus mencari pengurus pria untuk membantu menjalankan rumah, kemudian cari beberapa pelayan dan pekerja serabutan. Dapur, taman dan gerbong juga butuh orang. Kalau kamu merasa tidak nyaman, Paman akan mencarinya untukmu."Intan berkata dengan penuh syukur, "Paman sibuk dengan bisnis, aku tidak berani mengganggumu. Dayang Irna dan Dayang Ita akan mengurusnya."Keanu menatapnya dan menghela napas, "Kita sekeluarga, untuk apa membicarakan tentang mengganggu? Dulu saat ayahmu memimpin pasukan, dia akan selalu mengundang kita para saudaranya kemari setel
Meskipun Keluarga Adipati Belima adalah keluarga jenderal militer, Nona Intan adalah seorang penyair yang banyak membaca dan pasti berharap para pelayan di sekitar bisa membaca serta menulis."Baiklah, kalian boleh tinggal dan layani Nona. Perihal nama, nanti minta Nona untuk memberi kalian nama saja."Mereka berempat kegirangan, "Terima kasih banyak, Dayang!"Dayang Irna berkata tanpa berpura-pura, "Jangan berterima kasih padaku dulu. Kalian harus mempelajari peraturan di sisi Nona. Kalau tidak mempelajari peraturan dengan baik, kalian hanya bisa menjadi pelayan tingkat kedua atau ketiga."Mereka berempat mendengarnya dan memberi hormat, "Kami pasti akan mempelajari peraturan dengan baik."Setelah memilih keempat orang tersebut, kedua dayang itu juga memilih beberapa pelayan, kemudian meminta perantara untuk mencari kusir, tukang kayu, tukang kuda dan tukang kebun.Adapun pengurus halaman luar dan akuntan pasti tidak akan bisa dicari oleh perantara.Perantara menerima uang dan terseny
Dayang Erika segera mengejar Tuan Putri setelah mendengar Jihan akan dimasukkan ke dalam penjara bawah tanah, "Tuan Putri, apakah Anda berubah pikiran?"Putri Agung merasa isi pikirannya sangat kacau, "Kurung dia di penjara bawah tanah dulu dan nanti baru bicarakan hal ini lagi.""Baik, Anda jangan marah dan melukai tubuh Anda sendiri," bujuk Dayang Erika."Tidak ada seorang pun yang bisa dibandingkan dengan Marko, Jihan tetap bukan Marko meski punya tampang yang sama. Jihan sama sekali tidak bisa membuatku menyukainya dan aku malah marah saat melihat wajahnya."Putri Agung kembali ke kamarnya dengan amarah di matanya dan tetap merasa kesal meski sudah duduk, "Pelayan, bawakan air dan sabun. Aku mau cuci tangan."Semua pelayan sedang sibuk bekerja pada saat ini, Putri Agung mencuci tangan bekas menyentuh Jihan berulang kali, seperti setiap kali dia sehabis berhubungan badan. Putri Agung akan merendam dirinya di dalam ember yang berisi dengan air panas untuk menghilangkan aroma yang men
Jihan berusaha untuk berdiri, tapi Jihan sama sekali tidak memiliki kekuatan di dalam tubuhnya seolah-olah dia sedang sakit parah.Jihan segera menoleh setelah mendengar suara pintu terbuka dan terdapat seseorang yang berjalan masuk setelah melewati pembatas ruangan.Rambutnya disanggul dan dihiasi oleh pita, wanita ini mengenakan pakaian berbahan satin yang berwarna putih dan hijau. Wanita ini terlihat berusia sekitar 40 tahun yang tidak terdapat kerutan apa pun di wajahnya. Tapi ekspresi wanita ini sangat serius dan memiliki aura intimidasi dari seseorang yang berkuasa.Terdapat seseorang yang mengikuti di belakang wanita dan memindahkan kursi ke samping tempat tidur. Wanita itu duduk dengan perlahan dan menatap mata Jihan yang terlihat cemas serta curiga."Si ... siapa kamu?" Jihan tidak pernah melihat Putri Agung, tapi mengetahui identitasnya pasti tidak sederhana.Putri Agung melihat kepanikan di mata Jihan dan hatinya berada di tingkat ekstrim, seolah-olah terdapat air yang menyi
Sebuah kereta kuda meninggalkan kota dan Jihan sedang bergegas untuk pergi ke Jinbaran karena terdapat masalah pada pabrik di Jinbaran. Ayahnya menyuruh Jihan untuk pergi ke sana secara pribadi meski masalahnya tidak terlalu serius.Sebenarnya Jihan telah tinggal di Jinbaran untuk waktu yang lama, tapi Jihan mengantar istrinya ke ibu kota untuk melakukan persalinan karena istrinya sedang hamil. Jihan bisa menyerahkan masalah di sana pada pengurus toko setelah masalah di Jinbaran diselesaikan, selain itu Jihan juga berencana untuk melakukan bisnis yang lain dalam perjalanannya kembali ke ibu kota.Jihan sudah lama menjadi seorang ayah, karena dia menikah saat masih berusia 20 tahun dan sudah memiliki dua putra pada saat ini. Jadi dia berharap istrinya bisa melahirkan seorang anak perempuan untuknya.Tidak terlalu banyak orang yang memiliki selir di keluarga mereka dan Jihan juga tidak memiliki satu pun selir. Jihan memiliki hubungan yang sangat harmonis dengan istrinya dan selalu membaw
Pangeran Rafael bersedia bekerja sama demi hal ini, karena anak ini akan memiliki nama belakang Gunawan dan pasti akan berada di pihak Keluarga Bangsawan Gunawan."Aku akan memberi tahu mereka saat kembali," ujar Pangeran Rafael.Putri Agung bertanya, "Sebentar lagi upacara pemberkatan orang meninggal sudah tiba, apakah kamu sudah mengundang Guru Boni?""Sudah aku undang, ada 8 biksu yang datang bersama Guru boni. Aku akan jemput mereka secara pribadi pada hari pertama."Putri Agung mengangguk kecil dan berkata, "Panggil ibumu datang, tapi kamu harus bilang kalau ibumu harus bergadang dan tidak perlu datang kalau tidak bisa melakukannya.""Tentu saja ibuku bisa melakukannya, ibuku telah menjadi penganut Buddha selama bertahun-tahun dan selalu ingin mengikuti upacara ini," ujar Pangeran Rafael dengan cepat. Terdapat Nyonya Clara, Nyonya Thalia, Nyonya Besar Arni, Nyonya Besar Mila dan lain-lain yang mendatangi upacara pemberkatan orang meninggal. Mereka semua adalah nyonya atau nyonya b
Keluarga Salim masih tidak memberi jawaban apa pun, tapi desakan berulang kali dari Putri Agung membuat Nyonya Mirna mau tidak mau harus mendatangi Kediaman Keluarga Salim secara pribadi.Nyonya Mirna baru mengetahui jika Vincent sedang pergi ke Cunang dan berada di Perkemahan Pengintai Tujuvan karena terjadi sesuatu pada Waldy, jadi Vincent pergi ke sana untuk mengunjunginya bersama dengan Charles, yang merupakan anak angkat Keluarga Akbar.Viona berkata dengan nada meminta maaf, "Seharusnya masalah ini sudah diputuskan sejak awal, tapi Vincent bersikeras mau pergi menemui teman seperjuangannya dan baru memutuskan hal ini. Aku sama sekali tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan, tapi aku sangat menyukai Nona Reni. Kamu sendiri juga tahu kalau aku sangat menyukainya pada pertemuan pertama kami dan sangat ingin segera menjadikannya sebagai menantuku."Viona berkata dengan tulus dan Nyonya Mirna percaya karena Viona memang menunjukkan kesukaannya pada Reni pada hari itu, kemudian berkata
Merpati milik Paviliun Prumania terus beterbangan untuk bertukar pesan dan tiba di ibu kota pada dua malam sebelum upacara pemberkatan orang meninggal setelah beterbangan selama beberapa hari. Surat-surat itu baru dibawa ke Kediaman Aldiso setelah Metta dan yang lain menyusunnya menjadi sebuah surat yang lengkap di malam hari.Metta memberi surat ini pada Marsila, tapi Marsila tidak membukanya, melainkan memanggil semua orang ke ruang kerja dan menyerahkan surat itu pada Tuan Axel, karena hal ini berhubungan dengan Jenny dan sebaiknya membiarkan Tuan Axel membukanya terlebih dahulu.Terdapat urat yang menonjol di dahi Tuan Axel setelah membaca ini, "Sungguh tidak masuk akal. Ini benar-benar merupakan sebuah konspirasi, apa itu utang budi karena telah menyelamatkannya, ini semua adalah rencana yang dibuat dengan teliti."Alfred mengambil surat itu dan berkata secara garis besar setelah membacanya, "Pembuat onar itu adalah preman lokal yang buat masalah setelah terima uang dari orang lai
Tentu saja Edi tidak mengetahui jika Nona Nesa datang ke sini deminya. Edi tidak hanya akan menjadi menteri Departemen Konstruksi jika dia adalah orang yang pintar.Semua orang masih belum makan dan sedang menunggu Edi, Edi menyerahkan pangsit pada pelayan dan meminta mereka untuk merebusnya sesegera mungkin, agar mereka semua bisa makan selagi masih panas.Yanti berkata dengan nada bercanda, "Ternyata kamu pulang terlambat karena beli pangsit? Edi, sekarang perhatianmu hanya terpusat pada istrimu dan tidak ada ibumu lagi, kamu bahkan tega membiarkan ibumu kelaparan menunggumu kembali."Edi segera meminta maaf dan tidak bisa menahan diri untuk mengeluh, "Sebenarnya aku bisa pulang lebih awal, tapi Joko menyiapkan pangsitnya dengan lambat dan Nona Nesa juga menyela antrean. Nona Nesa Warda bilang dia sangat lapar dan menyuruhku untuk mengalah pada mereka berdua, jadi aku pulang terlambat hari ini.""Nona Nesa Warda?" tanya Yanti. Yanti sangat mengenal adik iparnya yang jarang berhubunga
Pangsit kuah yang panas disajikan, wangi sekali. Nona Nesa mengucap terima kasih pada Edi, "Terima kasih atas kebaikan Tuan Edi. Kalau Tuan Edi beli daun teh di tokoku lagi, aku akan beri sedikit diskon."Edi menatap Nona Nesa. "Diskon berapa?"Nona Nesa mengedipkan mata, tampak sangat lincah. "Tuan Edi mau diskon berapa?"Nona Nesa memiliki tampang yang manis dan lugu. Terutama saat mengedipkan mata, senyuman yang tersungging di bibir seperti bunga anggrek yang mekar di malam hari. Pria pasti akan terpukau padanya.Akan tetapi, Edi seakan-akan tidak melihat kecantikan dan kecentilan Nona Nesa. Dia hanya peduli berapa banyak diskon dari daun teh. "Samakan saja dengan diskon yang Nona Nesa berikan pada Tuan Warso."Nona Nesa tertawa. Matanya sangat indah. "Bagaimana bisa? Aku harus membalas kebaikan Tuan atas pemberian pangsit ini. Kalau Tuan Edi datang sendiri, aku beri seperempat kilo untuk pembelian setengah kilo. Bagaimana?"Edi berseru dengan girang, "Sepakat.""Sepakat!" Nona Nesa
Pada petang hari, Edi keluar dari kantor Departemen Konstruksi. Sudah ada kereta kuda yang menunggu di luar. Sebelum naik, Edi berpesan, "Pergi ke ujung Jalan Sejahtera. Dua hari lalu, Nyonya bilang mau makan Pangsit Joko. Beli yang mentah untuk masak di rumah nanti.""Sekarang sepertinya belum buka," jawab pak kusir.Pangsit Joko mulai berjualan pada malam hari. Ibu Kota Negara Runa makmur. Jalan Sejahtera dan Jalan Taraman sangat ramai di malam hari."Itu sebentar lagi, tunggu saja di sana," kata Edi.Pak kusir tersenyum seraya berkata, "Tuan Edi benar-benar sayang Nyonya Sanira."Edi mengetuk kepala pak kusir dengan kipas yang dia pegang. Dia tersenyum dan berujar, "Sanira menikah denganku dan sudah melahirkan anak untukku. Tentu saja aku sayang dia. Kamu juga, harus perlakukan Elmi dengan baik."Pak kusir tersenyum seraya berkata, "Aku tahu."Pak kusir adalah keturunan pelayan Keluarga Widyasono, sedangkan Elmi sudah dibeli oleh Keluarga Widyasono ketika masih kecil. Dua tahun lalu