Share

Bab 6 Kamu yang Bayar dulu

Penulis: Twinny_star
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-10 13:00:15

Pernikahan Chandra dan Cherryl tinggal 3 minggu lagi. Persiapan pernikahan mereka terasa semakin sibuk tidak hanya meeting dengan pihak WO, bahkan mereka harus test food, fitting gaun pengantin, pemilihan dekorasi, cetak undangan. Kini mereka pun harus memikirkan rencana tempat tinggal setelah mereka menikah.

"Yang, setelah kita nikah, nanti kita tinggal di mana?" tanya Cherryl.

"Aku sih bebas, terserah kamu mau tinggal di mana? Di rumah mama boleh, di rumah kamu juga boleh," jelas Chandra santai.

"Loh kok ..., di rumah mama, aku gak mau ah ... Aku mau tinggal di rumah sendiri!" jawab Cherryl dengan kesal.

"Aku belum ada uang buat beli rumah, Sayang. Persiapan pernikahan kita lumayan makan banyak biaya," ujar Chandra.

"Lho kok gitu ..., aku pikir kamu udah siapin rumah, makanya kamu berani buat pesta yang megah," tanya Cherryl.

"Aku pikir di rumah ini masih banyak kamar kosong, bahkan di rumah mama Yanti juga tinggal sendiri. Jadi aku pikir gampang masalah tempat tinggal," ujar Chandra.

"Kita itu nikah harusnya mandiri bukan tinggal sama orang tua. Aku gak mau!! Pokoknya aku mau kita punya rumah sendiri!!" tegas Cherryl.

"Tapi aku beneran gak ada uang, apa mau kita cicil rumah?" tanya Chandra.

"Makanya kemarin aku bilang gak usah mewah-mewah pestanya, uangnya masih bisa dipakai untuk hal lain," gerutu Cherryl.

Chandra hanya menggaruk kepalanya walau tidak gatal sambil tersenyum. Cherryl akhirnya terpaksa amenyetujui usulan Chandra untuk mencari rumah. Mereka memutuskan untuk mencari siap huni dengan cara kredit, mengingat sebentar lagi pesta penikahan mereka berlangsung. Beberapa perumahan elit mereka datangi, berkeliling mencari rumah siap huni. Akhirnya pilihan jatuh pada sebuah rumah dua lantai bergaya minimalis tetapi cukup besar untuk mereka tempati berdua saja.

"Yang ..., sekarang aku belum ada uang untuk DP nya, gimana kalau kamu bayar Dp aku bayar cicilannya?" ucap Chandra.

Seketika mata Cherryl melotot mendengar ucapan Chandra, akan tetapi dengan terpaksa Cherryl mengalah lagi karena pernikahannya hanya hitungan minggu dan dirinya tidak ingin tinggal dengan orang tuanya apalagi mertuanya. Cherryl tidak ingin terjadi konflik dengan orang tua setelah menikah, apalagi konflik dengan mertua seperti di sinetron yang sering ia tonton di saluran 'Ikan Terbang'.

Dengan berat hati terpaksa Cherryl menguras tabungannya kembali, ratus juta harus ia keluarkan untuk membayar uang muka rumah yang akan mereka tempati. Rumah yang akan mereka tempati pun atas nama Chandra dengan alasan ia yang akan membayar cicilan rumah tersebut.

Rumah mereka sudah dapat mereka tempati beberapa hari kemudian setelah serah terima kunci, karena cicilan mereka kepada pengembang perumahan sehingga prosesnya cepat.

Setelah selesai urusan rumah, mereka berencana untuk membeli perabotan untuk mengisi kediaman mereka. Mobil pun tiba di sebuah perbelanjaan Inf*rma, setelah memarkirkan mobilnya mereka pun segera memasuki area pertokoan. Mulai dari sofa, lemari baju, meja makan, lemari dapur, hingga tempat tidur mereka pesan semua.

"Yang ..., boleh gak sekalian kita beli kasur buat mama dirumah? Kasian kasurnya sudah jelek, mama suka ngeluh kalau bangun suka sakit badan semua. Yah itung-itung hadiah dari kita sebelum menikah," pinta Chandra.

"Yah sudah kita pilih kira-kira mana yang mama suka yah," jawab Cherryl.

Setelah sibuk memilih dan membandingkan jatuhlah pada kasur K*ng Koil dengan head board berwarna hitam bergaris krem. Mereka memutuskan untuk melakukan pembayaran menuju kasir. Saat tiba di kasir, tiba-tiba Chandra beranjak pamit ke toilet hendak buang air besar.

"Cher, maaf aku kebelet nih pengen buang air

besar. Kamu kalau udah beres dari kasir tunggu di kursi situ yah," ujar Chandra seraya berlari meninggalkan Cherryl seorang diri di kasir.

"Ta-tapi Chan ...," panggil Cherryl.

Panggilan Cherryl tidak diindahkan, Chandra sudah berlalu meninggalkan Cherryl. Untuk kesekian kalinya Cherryl mengalah kembali, mengeluarkan sebuah atm untuk membayar semua perabot yang sudah mereka pilih.

Sepuluh menit kemudian Chandra muncul, tanpa basa basi lalu mengajak Cherryl pulang. Cherryl hanya bisa mengelus dada melihat kelakuan calon suaminya. "Sabar Cher... sabar...," batin Cherryl.

Mobil pun melaju meninggalkan area pertokoan, mereka memutuskan untuk makan malam di dekat situ karena perut mereka sudah mulai keroncongan. Pilihan jatuh pada makanan korea grill and shabu untuk menu makan malam mereka.

Di Sela mereka makan, Cherryl menanyakan perihal pembelian perabotan yang sudah ia bayar.

"Ini yang aku bayar disana. Ini totalnya 126 juta kita bagi dua yah, nanti kamu tranfer aku yah," tegas Cherryl tanpa basa-basi.

"Iya nanti aku tranfer pas komisi aku cair. Sudah makan dulu pamali lagi makan ngomongin duit," ujar Chandra berkelit.

Cherryl melanjutkan makannya kembali. Setelah selesai makan mereka memutuskan untuk segera pulang ke rumah masing masing

Bab terkait

  • Aku Istrimu, bukan Penghasil Uangmu   Bab 7 Papa Tio Murka

    Di kediaman keluarga Tanukusuma terlihat Papa Tio sedang marah besar. Pernikahan Chandra yang berlangsung sebentar lagi akan mengundang keluarga besar kedua belah pihak beserta kolega bisnis Papa Tio. Akan tetapi Papa Tio tidak ingin mengundang Om Brata, selaku adik kandungnya karena selisih paham yang terjadi beberapa tahun yang lalu berujung perang dingin. Flashback onSepuluh tahun yang lalu bisnis dan keuanganku sedang menurun, aku perlu suntikan dana untuk menyelamatkam bisnisku. Sepertinya aku memerlukan bantuan adikku Brata karena warisan almarhum papa banyak yang dia urus. Walaupun bagianku sudah di berikan, tetapi tidak ada salahnya meminta bantuan Brata.Brata memilih meneruskan usaha papa yang bergerak di bidang perkebunan sawit. Selain tidak ada pengetahuan dan ketertarikanku pada usaha tersebut, aku pun enggan untuk hijrah dan tinggal di pulau Sulawesi. Kecintaanku terhadap kota kelahiranku yang sejuk membuatku enggan untuk hidup di tinggal di kota yang sedikit gersang d

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-10
  • Aku Istrimu, bukan Penghasil Uangmu   Bab 8 Saya Masih Sanggup!!

    "Apaan bagus, warna nya norak!" jawab Papa Tio dengan ketus."Papa gak suka, warna hitam cuman ngundang banyak nyamuk aja. Keluarin kasurnya dari kamar kalau gak nanti papa sobek kasurnya!!" tegas papa.Seketika Cherryl, Chandra dan mama terbelalak melihat reaksi papa kala itu. Entah mengapa tiba-tiba papa bereaksi seperti itu, mungkin pelampiasan emosi karena percakapan mereka barusan. Cherryl tiba-tiba menitikkan air matanya, kesedihan di rasakan kala maksud baiknya tidak disambut baik oleh calon mertuanya."Tapi pa ...," ucap Chandra."Kenapa sih pa?! Maksud anak mantu kita itu baik loh," tanya mama Mike kesal."Pokoknya engga ... Sekali saya bilang engga yah engga!!" bentak papa.Mama mengajak Chandra dan Cherryl keluar dari kamar menuju kamar Chandra. Di dalam kamar mereka bertiga terlihat kecewa dan sedih, tak hanya Cherryl, bahkan mama pun terlihat matanya berkaca-kaca."Cher ...,. Chan ..., maafin papa yah. Mama juga gak ngerti kenapa papa begitu. Nanti mama coba ngomong pelan

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-10
  • Aku Istrimu, bukan Penghasil Uangmu   Bab 9 Masalah Menjelang Pernikahan

    Pov CherrylAku adalah seorang gadis berusia 28 tahun, aku bekerja di salah satu perusahaan besar di bidang investasi. Aku seorang yang berambisi dalam mengejar karir, karena kehidupan masa kecilku hingga aku lulus kuliah bukan berasal dari kalangan orang kaya. Aku ingin merasakan kehidupan yang lebih ketika aku masih kecil. Orang tuaku hanya karyawan biasa, memberikan pendidikan hingga perguruan tinggi pun, rasanya orang tuaku agak kewalahan mengingat aku mengenyam pendidikan di salah satu universitas swasta kenamaan. Orang tua ku berharap kehidupanku lebih baik kedepannya karena menjadi sarjana, tidak seperti mereka yang hanya lulusan sma.Ketika lulus kuliah aku melamar di beberapa perusahaan, salah satu nya perusahaan tempat aku bekerja. Kerja kerasku membuahkan hasil, kurang dari 2 tahun aku sudah menjabat sebagai Eksekutif Manager, dengan penghasilan yang lumayan cukup besar. Mengejar karir semakin membuatku di usia yang hampir kepala tiga ini, semakin melupakan keinginan ibuku

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • Aku Istrimu, bukan Penghasil Uangmu   Bab 10 Masalah Menjelang Pernikahan (Part 2)

    "Halo, Gan ... Ehm ..., iya ..., iya ... Nanti gue bayar, kasih gue waktu, gue pasti kabarin," ucap Chandra. Sontak aku kaget dengan apa yang baru saja kudengar, tetapi hanya itu yang aku dengar dan pembicaraan segera berakhir. Aku mendekati Chandra dan bertanya siapa yang menelpon, sepertinya ada masalah. "Siapa yang telpon, Yang? Kamu lagi ada masalah?" tanyaku."Eh ..., e-egga kok," jawab Chandra gugup."Jangan bohong deh, sebentar lagi kita menikah, gak perlu ada yang di tutup-tutupin," balasku."Ehm ..., tapi kamu janji jangan marah sama aku yah ... Janji dulu," ujar Chandra."Iya," jawabku."Begini ceritanya, setahun yang lalu aku sama Morgan kita buka usaha bengkel repair mobil. Pertengahan jalan ada masalah diantara kami, karena bengkel itu tidah berjalan sesuai harapan dan akhirnya kami harus tutup daripada biaya operasionalnya terus membengkak. Sekarang Morgan menagih modal yang dia dulu dia investasikan," jelas Chandra."Loh kok harus ditagih modalnya? Usaha itu tidak jal

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • Aku Istrimu, bukan Penghasil Uangmu   Bab 11 Hari Pernikahan

    Setelah pergumulan panjang, akhirnya Cherryl tetap melangsungkan pernikahannya. Pagi hari Cherryl duduk di hadapan cermin, seorang perias sedang memulas mukanya. Hari ini adalah hari pernikahannya, tapi sorot mata Cherryl tampak sendu, tidak ada binar kebahagian terpancar dari wajahnya di hari bahagianya. Terlihat kantung mata dengan mata sedikit sembab seperti habis menangis semalam."Mbeb ... kenapose yey ... tegang yah, semalam tidak bisa tidur yah?" tanya Mince, perias pengantin yang agak kemayu."Eh ... E-engga. Kenapa emang?" tanya Cherryl. "Itu mata yey bengkak, deg-degan mau belah duren tar malem yah ... haha ...," balas Mince."Hehe," Cherryl hanya tertawa."Yey itu cantik, udah jangan sedih gitu ah. Ike yakin yey pasti jadi ratu paling cantik hari ini. Semua mataaaa akann tertuju ..., dan terseponaa ..., melihat yey. Ike jamin," tutur Mince bersemangat sambil mengedipkan sebelah matanya.Cherryl hanya tersenyum kecut mendengar perkataan sang perias. Sesaat Cherryl melamun t

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-12
  • Aku Istrimu, bukan Penghasil Uangmu   Bab 12 Masalah Setelah Pernikahan

    Malam ini adalah malam pertama bagi mereka berdua. Chandra memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai Chandra keluar kamar mandi dengan celana pendek dan kaos oblong. Rambut Chandra yang sedikit basah memancarkan pesona yang tidak biasa untuk Cherryl. Ada desiran dalam hati Cherryl. Gegas Cherryl menuju kamar mandi untuk menghilangkan ketegangan di hatinya.Hampir satu jam Cherryl berada di kamar mandi, Chandra mulai khawatir dengan Cherryl yang berada di dalam kamar mandi. Chandra pun kemudian mengetuk pintu kamar mandi."Cher, are u okay?" tanya Chandra."I-iya Chan," jawab Cherryl gugup."Kok lama banget di dalem, beneran kamu gak apa-apa?" tanya Chandra khawatir.Cherryl akhirnya membuka pintu kamar mandi seraya berkata "Ehm ..., gini ... Ehm ..., aku datang bulan," jelas Cherryl gugup.Sedikit kecewa tersirat di wajahnya Chandra, tapi segera ia tutupi. "Yah sudah lain kali masih bisa kan. Sekarang kita istirahat yuk pasti kamu capek kan," ujar Chandra. Pengant

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-12
  • Aku Istrimu, bukan Penghasil Uangmu   Bab 13 Mama yang Bantu

    Pov Cherryl.Aku merasa kebingungan mengapa tagihan katering bisa sebanyak itu. Tamu undangan memang cukup banyak, tetapi sebelum acara usai aku masih melihat banyak makanan tersisa. Seharusnya tagihannya tidak terlalu besar karena tidak ada penambahan makanan yang ada tersisa. Pikiranku terus berkecamuk, rasa sedih bercampur dengan kesal."Chan.. kenapa tagihannya bisa sebesar itu?" tanyaku"E-engga tahu ..., aku juga bingung kenapa bisa sebesar itu," jawab Chandra."Ini mau bayar pakai apa? Uang kamu saja sudah dipakai bayar Morgan,"ketusku."Pakai uang angpau aja, sudah kamu hitungkan?" tanya Chandra mengalihkan kekesalanku."Sudah aku hitung, itu pun gak cukup masih kurang 85 juta. Terus mau bayar pakai apa?" jawabku ketus.Bukan aku enggan membayarnya, tetapi aku tidak ingin terus menguras tabunganku. Ini seharusnya menjadi tanggung jawab suami karena sisa semua pembayaran adalah kewajibannya sesuai dengan kesepakatan dahulu.Chandra hanya diam sambil memandangi layar ponsel. Se

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-12
  • Aku Istrimu, bukan Penghasil Uangmu   Bab 14 Chandra Senang-senang saja

    Pov Chandra"Argghhhhhhh ..., kenapa semua jadi begini sih!! Harusnya sekarang ini saatnya aku menikmati hari-hari bahagia setelah menikah dengan Cherryl. Semua gara-gara mama ngerusak mood Cherryl. Gara-gara Morgan sial, kenapa harus nagih uang kemarin. Kalau aku ga bayar morgan mungkin semua urusan ga serumit sekarang. Sh*t" umpatku sambil memukul stir mobil berkali-kali.Mobil kulaju dengan kecepatan sedang menuju cafe dimana temanku Victor dan Erik berkumpul. Setengah jam kemudian aku sampai dipelataran parkir sebuah cafe di daerah Dago. Kakiku melangkah mencari dimana keberadaan teman-temanku."Hai bro.. sudah lama?" tanyaku."Hai pengantin baru, belum baru 10 menit," ujar Erik seraya menyalamiku."Suntuk banget mukanya, masa pengantin baru mukanya sudah gitu. Orang lain itu pengantin baru itu mukanya cerah ceria, secara abis belah duren," ujar Victor terkekeh."Bini gue lagi ngambek bro," jelasku."Lho.. baru nikah udah ribut aja," ledek Erik."Biasalah cewe rese!" jawabku asal.

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-12

Bab terbaru

  • Aku Istrimu, bukan Penghasil Uangmu   Bab 32 Mama Yanti Nagih Hutang

    Kring ... kring ... kring ..."Assalamualaikum ma," ucapku."Waalaikumsalam," balas mama."Mama apa kabar? Sehat? Tumben mama telepon, ada sesuatu yang penting?" ujarku."Alhamdulilah mama baik dan sehat. Iya sebenarnya ada yang mama ingin tanyakan sama kamu," jawab mama."Ada apa emangnya ma? Sepertinya penting," tanyaku sedikit khawatir."Ehm .. ini perihal uang yang pernah kalian pinjam tahun lalu, apa kiranya bisa kalian kembalikan? Soalnya mama kebetulan ada perlu, Om Danu sedang butuh bantuan, jadi rencananya uang itu mau mama pakai untuk bantu Om Danu," jelas mama.Deg ...Sejenak aku hanya terdiam, entah apa yang harus aku katakan kepada mama. Karena sampai saat ini mama tidak tahu kondisi keuangan dan rumah tanggaku. Aku tidak ingin menambah beban pikiran mama. Tapi seandainya aku tidak jujur aku tidak tahu harus mencari alasan apa kepada mama "Cher ..., kamu masih disitukan?" tanya mama."I-iya ma, e-ehm gini ma, nanti aku tanya Chandra dulu gimana, nanti aku kabarin mama l

  • Aku Istrimu, bukan Penghasil Uangmu   Bab 31 Durian Runtuh

    Cherryl kemudian membisikkan sesuatu di telingaku. Seketika mataku membelalak "Apaaaaaa ...., hampir seharga mobil Alya baru??? Kamu gak salah Cher, beli cincin ini mahal banget? Bagusan kamu beli mobil daripada beli cincin," ucapku keheranan."Kan sudah punya kalau mobil," jawab Cherryl."Iya juga sih, cuman tetep aja ngapain kamu beli cincin mahal-mahal. Kalau hilang gimana? Kalau dicuuri gimana?" gerutuku."Yah aku emang suka berlian dan aku juga suka banget sama Blue Safir. Kebetulan di toko perhiasan langganan aku ada cincin itu. Yah sudah aku beli, lagian kebetulan memang ada lebih uang saat itu. Tadi nya aku gak akan pernah mau jual cincin itu karena. kenang-kenang hasil dari kerja aku. Eh ..., malah ketahuan kamu dulu," ujar Cherryl dengan cemberut."Jadi gak iklas nih kasih pinjem cincinya ke aku?" tanyaku."Sebenernya sih gak iklas, cuman yah sudahlah. Tapi beneran kamu ganti yah, ini harta aku satu-satunya, sudah gak ada lagi. Aku gak mau ini juga sampai gak berbekas," ger

  • Aku Istrimu, bukan Penghasil Uangmu   Bab 30 Aku Pinjam dulu Cincin Kamu Yah

    "Yank ... kamu lihat kemeja aku gak yang warna biru?" teriakku."Ada ditumpukan baju kamu di lemari," ujar Cherryl.Aku berencana hari ini akan bertemu dengan salah satu temanku untuk membantuku mencari cangkang sawit. Aku bertekad untuk menjalankan usaha ini walaupun tampaknya Cherryl kurang setuju. Tapi demi kehidupan aku yang lebih baik, aku harus berusaha. Aku sendiri lelah dengan keadaan seperti ini, tidak dapat hang out dengan teman-temanku lagi karena keadaan keuangan lagi kurang baik. Walaupun terkadang mereka suka mentraktirku, tapi kali ini aku sedikit engga daripada harus ribut dengan Cherryl.Aku sedari tadi mencari kemeja kesayanganku berwarna biru. Kala sedang mencari di lemari, aku tak sengaja menjatuhkan sebuah kotak. Entah kotak apa itu, tapi sepertinya kotak cincin. Rasa penasaranku semakin besar, tanganku mengambil kotak tersebut kemudian membukanya. Aku sedikit takjub kala membuka kotak tersebut, sebuah cincin dengan hiasan batu blue safir dengan untaian berlian di

  • Aku Istrimu, bukan Penghasil Uangmu   Bab 29 Aku Dapet Proyek

    "Yanggggg ..., alhamdulilah aku dapetttt proyekkk join sama temen," teriak Chandra kala memasuki rumah.Chandra setengah berlari mencari istrinya, kemudian memeluknya karena kegirangan. Chandra mendapatkan kesempatan menjalankan sebuah proyek dengan temannya semasa kuliahnya."Yang, aku senang banget. Hendrik temanku waktu kuliah dulu kasih aku proyek" ujar Chandra."Proyek apa?" tanya Cherryl."Ekspor sawit," jelas Chandra."Ekspor sawit??" ujar Cherryl tampak kebingungan."Iya ... Hendrik kan asli orang malaysia. Om nya Hendrik usaha di bidang ekspor cangkang sawit. Selama ini omnya ngejalanin bisnis seputaran Malaysia, karena permintaannya meningkat dia mau cari cangkang sawit dari Indonesia. Jadi Hendrik minta tolong aku untuk bantu cari. Kalau aku terima komisi dari penjualan itu. Kebayangkan uang yang bakal aku dapatin?!" tutur Chandra."Tapi kamu kan gak nguasain bidang itu. Hati-hati loh resikonya. Terus duit darimana buat ongkos perjalanan kamu?" ujar Cherryl mengingatkan."S

  • Aku Istrimu, bukan Penghasil Uangmu   Bab 28 Menyesal, Seandainya

    Tring ... Tring ... Tring ..."Iya halo ma," jawab Cherryl."Kamu apa kabar? Sudah lama kamu gak pernah ke rumah, kamu baik-baik saja kan?" tanya mama Yanti."Baik ma, iya maaf soalnya sekarang banyak di rumah, capek habis beres-beres rumah karena tidak ada pembantu di sini." jawab Cherryl menutupi keadaan rumah tangganya."Kamu lagi ada masalah sayang?" tanya mama."E-engga kok ma," jawb Cherryl gugup."Syukur kalau kamu baik-baik saja," ujar mama."Kenapa ma telepon ada sesuatu?" tanya Cherryl."Selain mama kangen sama kamu, ada yang mau mama tanyain sama kamu. Perihal uang yang kalian pinjam waktu menikah dulu, apa sudah bisa kalian kembalikan? Karena mama ada kepentingan," tanya mama."Huff .... coba aku tanya sama Chandra dulu yah ma, nanti aku kabarin lagi ke mama," ujar Cherryl."Yah sudah kalau begitu, jaga diri baik-baik yah nak. Perasaan mama sudah tidak enak akhir-akhir ini, semoga kamu baik-baik yah. Tapi mama lega sudah dengan suara kamu. Ya sudah kalau begitu mama tutup

  • Aku Istrimu, bukan Penghasil Uangmu   Bab 27 Kenapa Bau Parfum Perempuan?

    Pagi hari menunjukkan pukul 7 pagi, Cherryl terbangun dengan kaget karena semalam ia tertidur di sofa karena kelelahan menunggu sang suami pulang. Cherryl bergegas menuju kamar tidurnya di lantai 2, melihat apakah Chandra sudah pulang ke rumah. Ternyata tenpat tidur mereka masih tampak rapih oertanda Chandra masih belum pulang ke rumah. Cherryl merasa keheranan mengapa Chandra tak kunjung pulang. Cherryl meraih ponselnya mencoba menghubungi Chandra, tapi ternyata ponselnya tidak aktif. Rasa hati ingin menghubungi mama mertuanya menanyakan keberadaan Chandra. Akan tetapi dia urungkan niatnya, karena pasti yang ada sindiran terhadap dirinya sehingga suami pergi dari rumah dan tidak pulang semalam.Cherryl memutuskan untuk mandi, menyegarkan diri dan menenangkan hati dan pikirannya yang sedang panas. "Kamu dimana sih?" gerutu Cherryl dalam hati.Setelah selesai mandi, Cherryl mulai mengerjakan aktivitas hariannya untuk membersihkan rumah, mencuci, menyapu, mengepel hingga memasak. Tapi

  • Aku Istrimu, bukan Penghasil Uangmu   Bab 26 Bentuk Nafkah Suami.

    Aku masih sedikit terkejut melihat isi di dalam bungkusan tersebut, kangkung, bayam, tempe, tahu, ikan dan bumbu-bumbu masak lainnya seperti bawang merah, bawang putih, dan cabe. "Apa ini??? Maksudnya apa???" tanyaku keheranan.Untuk apa ibu mertuaku mengirimkan bahan masakan seperti ini. Belum selesai rasa penasaranku. Ponselku tiba-tiba berbunyi.[Cher, kamu ini jadi istri kenapa marah-marah saja kerjaannya? Bukan mendukung suami malah marahin Chandra. Mama sudah dengar semuanya, tidak pantas kamu memperlakukan suamimu seperti itu, kualat kamu nanti jadi istri. Ingat surgamu itu ada di suami kamu!] ujar mamaMataku terbelalak membaca pesan yang dikirimkan oleh ibu mertuaku. Rasanya ingin segera kupencet tombol di ponselku untuk segera menelponnya. Tapi aku masih berusaha menghargai beliau sebagai mama mertuaku.[Apa aku salah meminta hakku sebagai seorang istri untuk dinafkahi ma? Aku hanya meminta Chandra lebih bertanggung jawab sebag

  • Aku Istrimu, bukan Penghasil Uangmu   Bab 25 Aku Tulang Rusukmu, Bukan Tulang Punggungmu!

    Pov CherrylKesal rasanya melihat sikap Chandra seperti ini, berbulan-bulan tidak ada usaha lebih untuk lebih bisa bertanggung jawab terhadap istri. Bangun siang jarang ke bengkel hanya bermain game di rumah seharian. Semakin stres kalau begini ceritanya, maksud hati lepas dari pekerjaan agak tidak stres sehingga aku cepat hamil. Kenyataannya aku bertambah stres di rumah melihat kelakuan suamiku.Berbulan-bulan aku mengikuti program hamil, nyatanya aku tak kunjung hamil. Setiap pertemuan dengan ibu mertuaku, hanya kenyataan pahit yang kuterima, sindiran demi sindiran meluncur dari mulutnya tanpa mempedulikan perasaanku. Hinaan aku yang tak kunjung hamil kerap kali terlontar "aku si mandul". Kenyataannya anaknya sendiri yang membuat aku semakin sulit untuk hamil. Aku yang selalu berpikir sendiri untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga, cicilan setiap bulannya. Tabunganku sudah semakin menipis, tapi suamiku masih saja tidak perduli.Kali ini adalah puncak kemarahanku, aku sudah tidak sab

  • Aku Istrimu, bukan Penghasil Uangmu   Bab 24 Dasar Pemalas!

    Sudah 6 bulan semenjak Cherryl mengundurkan diri dari pekerjaannya, tetapi Cherryl tak kunjung hamil. Keadaan keuangan Cherryl semakin morat-marit, tabungan Cherryl sudah semakin menipis, beberapa perhiasannya sudah dia jual untuk menutupi kebutuhan hidup dan membayar cicilan rumah karena Chandra tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagai seorang suami. Pertengkaran demi pertengkaran mulai terjadi dalam rumah tangga mereka."Chan, gimana sih kamu ini, setiap hari bangun siang jarang ke bengkel, setiap hari kerjaannya main game. Semua kebutuhan rumah pakai uang aku, cicilan rumah pakai uang aku, tabungan aku sudah habis! Gimana hidup kita kedepannya kalau begini terus?!" ujar Cherryl dengan suara meninggi."Kan aku sudah bilang dulu keuangan aku belum stabil, kamu jangan resign dulu. Kenapa kamu sekarang nyalahin aku!! Kamu sendiri bilang masih ada uang tabungan bisa kita pakai dulu," teriak Chandra tak mau kalah."Tapi aku bilang sama kamu cari sampingan la

DMCA.com Protection Status