[Kamu fikir aku akan membiarkan hatiku terluka lebih lama lagi karenamu? Kamu GR kalau berharap seperti itu. Kurasa, waktuku sudah cukup dua tahun ini menunggumu, mengharapkan kamu bisa bersikap sedikit saja baik kepadaku. Sampai akhirnya kini aku sadar, diriku terlalu berharga hanya untuk mengemis kasih darimu.Lanjutkan hidupmu bersama wanita yang selama ini kau puja! Jangan pernah harapkan aku lagi untuk membersamaimu, karena salah satu hal terbaik yang pernah kulakukan dalam hidupku, adalah pergi dari hidupmu, Mas].======================Ku remas dadaku yang tiba - tiba saja terasa nyeri, menatap nanar ponselku yang masih memperlihatkan pesannya. Apa benar yang Safeea katakan melalui DM ini adalah ungkapan hatinya? Ya, pasti benar, aku yang terlalu berharap dirinya masih mau menungguku, menemani hari – hariku, setelah perjalanan panjang aku menyakiti hati, fisik dan mentalnya.Aku menertawakan kebodohanku sendiri, bertahun – tahun lamanya, aku menyakiti wanita yang sudah denga
"Papa enggak akan tega melakukannya, kan?”“Kata siapa, Del? Papa dengan senang hati akan melakukannya, kamu lihat saja!”“Papa pasti bercanda,”“Apa kamu lihat ada raut candaan di wajah papa, Del?” Adelya bergetar, tidak dia temukan keragu – raguan di mata sang ayah. Dirinya takut, jika sampai sang ayah memperkarakan Damar, dan membuat suaminya itu di penjara.======================Adelya gelisah, perkataan papanya seakan menari – nari dalam fikirannya, membayangi dan mengejeknya. Dirinya merasa dunia seakan tidak berpihak kepadanya, membiarkan dirinya tidak dapat hidup tenang dengan pria yang dicintainya. Adelya ingin kembali kepelukan Damar, menemaninya menjalani hari – hari terberatnya, namun dirinya pun tidak mau jika sampai Damar diperkarakan oleh orang tuanya sendiri.Tiba – tiba Adelya teringat ancaman yang Damar katakan sesaat setelah dirinya siuman dari koma. Damar mengatakan akan balik melaporkan Adelya dengan kasus penganiayaan yang menyebabkan hilangnya janin dalam kandu
“Cinta itu sungguh aneh, bukan? Dia hadir disaat tidak tepat, hanya membuat luka semakin menganga. Bahkan membuat seorang penakluk wanita, menjadi ciut dibuatnya, lucu” gerutunya, namun dapat terdengar jelas ditelingaku. Biarlah dirinya ingin mengoceh apapun yang di mau, aku tidak peduli.Dua hari lagi jadwal pembacaan ikrar talak ceraiku dengan Safeea, aku ingin tampil sempurna di hadapannya nanti, walaupun dengan keterbatasanku yang duduk tak berdaya di kursi roda. Tidak sabar rasanya untuk bertemu dengannya, saling menatap dan berbincang ringan. Walaupun kutau, itu hanyalah mimpi, tidak mungkin Safeea mau berbincang denganku, kan? ====================POV SafeeaSetelah satu bulan full aku menjalani tugas kemanusiaan di Jawa Timur, akhirnya malam tadi aku tiba di Jakarta, Mas Essa dan Tiara sengaja menjemputku di Bandara, kemudian membawaku makan malam, di salah satu resto fast food, yang identik dengan icon om badut berpakaian kuning merahnya. Sejujurnya aku ingin langsung pulan
Tanpa sempat sarapan, aku segera berangkat ke rumah sakit dengan menggunakan ojek online, yang sudah menungguku di lobby. Entah mengapa aku merasa seperti diperhatikan seseorang, namun saat kuteliti ke sekeliling depan apartemen, aku tidak mendapati apapun yang mencurigakan. Apa ini hanya perasaanku saja? Tapi aku seperti mendengar suara kamera terjepret, siapa yang memotreku?================== Merasa dikejar waktu, aku memilih untuk mengabaikan kecurigaanku, menepisnya dan mencoba meyakinkan diriku jika itu hanyalah perasaanku saja. Segera aku naik ke atas motor, meminta bapak ojol untuk cepat beranjak dari sini menuju rumah sakit. Aku tidak ingin telat untuk kesempatan besar hari ini.Sekitar dua puluh menit kemudian aku tiba di rumah sakit, setelah mengembalikan helm kepada bapak ojol, aku segera memasuki lobby, berjalan cepat ke mesin absen otomatis, menyapa sekedarnya kepada rekan sejawat yang berpapasan denganku. Aku sempat menangkap pandangan menilai dari beberapa rekan peraw
Safeea duduk tenang di sampingku, tanpa menoleh sedikitpun ke arahku. Nyeri, kami berdekatan, namun jarak tak kasat mata membentang begitu lebar. Aku berada di sampingnya, namun diabaikan olehnya, apa ini yang dulu Safeea rasakan, berada didekatku, namun selalu kuabaikan?“Baiklah, sidang pembacaan ikrar talak akan kita buka,” Degh, seperti ada sebuah tamparan yang mengenai telak ke wajahku, menyuruhku untuk bangun dan tersadar, jika sudah tidak ada sedikitpun harapan untukku meraihnya.===============Prosesi pembukaan sidang talak perceraianku dan Safeea pun di gelar, hakim ketua berbasa basi dengan menanyakan kabar kami berdua, dan hanya kami jawab sekedarnya saja, mungkin maksudnya ingin mencairkan suasana, namun sungguh itu tidak bekerja sedikitpun bagiku.Sejak kehadiran Safeea di ruangan ini, sungguh hatiku terasa sangat tidak nyaman, berdebar begitu cepat dan nyaring. Andai Safeea duduk lebih dekat lagi denganku, pasti dirinya akan mendengar suara derap jantungku yang berdetak
“Oh, jadi gitu ya, Ameera, ada bu dokter, papa di lupain, cukup tau, deh!” ucap Pak Yuda merajuk, karena merasa diabaikan oleh Ameera.“He . . . he . . . he, enggak, dong, masa Ameera lupa sama papa, kan kalau papa sudah sering jemput Ameera, kalau bu dokter kan baru hari ini, jadi Ameera senang banget,”“Ooh, begitu, okedeh, yaudah yuk, kita makan!”“Ayo!!” ucapku dan Ameera bersamaan.================= Kuhabiskan sisa hariku dengan bermain bersama Ameera, mendengarnya bicara dan tertawa membuatku ikut merasakan kebahagiannya. Ameera anak yang baik, ceria dan sopan. Kurasa Pak Yuda berhasil mendidiknya walaupun tanpa seorang pendamping yang membantunya, Ameera terlihat seperti tidak kekurangan kasih sayang walaupun hanya memiliki seorang ayah.Tepat pukul lima sore, aku tiba di depan apartemen Tiara, dengan diantarkan Pak Yuda dan Ameera, namun karena sudah terlalu sore, mereka berdua tidak turun untuk mampir. Aku baru saja keluar dari mobil Pak Yuda, saat kudapati seorang pria baru
“Bisa kali, Pak, enggak ngagetin saya!”“Habis si ibu, jalan melamun aja, mikirin siapa, sih?”“Mikirin bapak, sudah sepekan enggak ngapelin saya,” sahutku sekenanya, sebelum akhirnya aku menyesali jawabanku, setelah melihat ekspresi yang Mas Essa tampilkan. Rasain kau, Saf!!================ Aku buru – buru merentangkan tangan ke depan, demi mencegah pergerakan Mas Essa, yang seakan ingin memelukku, namun bukan Mas Essa namanya jika bisa kucegah keinginannya untuk menyentuhku, usahaku seakan sia – sia. Tubuh rampingku dengan sangat mudah masuk ke dalam dekapannya.“Kangen ya, Sayang?”“B aja, sih,”“Yakin?”“Mas, lepasin! enggak enak dilihat orang,” tukasku, mencoba melepaskan dekapannya.“Kenapa?”“Aku janda,” sahutku singkat, seperti ada duri yang menyelinap, saat aku mengatakan hal itu.“Lalu?”“Mas, semua orang tau sekarang kalau aku janda, aku enggak mau disebut janda gatal, karena main peluk – pelukan sama pria lain, bahkan di saat masa iddahku belum selesai,”“Katanya kangen
Kutarik nafas panjang dan membuangnya perlahan, berharap dapat membuat diriku menjadi lebih tenang. “Siapa, Mas?”“Sini, Bun!” Oh Tuhan, ku dengar suara langkah yang mendekat, bagaimana ini? “Kejutaaannn . . .” teriak Mas Essa, ketika bunda berdiri tepat di hadapanku.================ POV AutorSafeea merasa sangat canggung berada di kediaman keluarga Adriyan, dirinya merasa telah menyakiti Adriyan dan keluarganya, karena pernikahannya dengan Damar. Safeea mencoba menyiapkan hatinya, jika sebentar lagi, mungkin dirinya akan mendapat perlakuan buruk dari bunda dan adik – adiknya Adriyan.Seorang wanita paruh baya, terlihat sangat terkejut, melihat wanita yang dulu begitu akrab dengannya, seorang anak yang sudah dianggapnya seperti anak kandungnya sendiri. Sebagai seorang ibu, Dania - bundanya Adriyan, tentu merasa sedikit terluka dengan pilihan Safeea yang menikah dengan pria lain, dan meninggalkan putranya.Namun di satu sisi, dirinya juga prihatin dengan cerita yang putranya samp
Damar Pramudya BayanakaDisinilah aku sekarang, duduk membungkuk di dalam tahanan yang busuk, menatap pilu pada jeruji besi yang menahanku untuk menghirup udara kebebasan di luar sana. Sudah enam bulan lamanya aku mendekam di sini, tepatnya setelah aksiku yang berusaha untuk membalaskan dendam kepada Safeea dan Adriyan.Aku tidak menyangka jika akhirnya akulah yang terbakar dan hancur dalam kisah ini, kisah yang awalnya aku menjadi superior karena harta yang kumiliki, nyatanya akhir menyayat yang kualami.Selain harus mendekam selama lima tahun di penjara, aku juga kehilangan perusahaanku yang akhirnya di lelang. Aku masih tidak menyangka, perusahaan yang almarhum ayahku rintis dari nol, kini benar-benar kembali menjadi nol karena ulah dan kebodohanku yang mendarah daging.Andai dapat kuulang waktu, aku tidak akan melakukan segala kesalahan yang kulakukan dulu. Setidaknya, aku tidak akan menyakiti Safeea hingga segitu parahnya, sehingga membuat wanita yang selalu hadir dalam mimpiku t
“Safeea!! Buka!!” teriaknya lagi, kali ini menggunakan kakinya untuk mendobrak pintu kamar.Safeea yang mendengar suara gebrakan dari luar membuatnya berjingkat ketakutan. Mulutnya tidak henti berdoa dan menangis, berharap bantuan segera datang untuk membantunya terlepas dari manusia yang paling tidak ingin dirinya temui di muka bumi ini.“Safeea!! Buka! Jangan buat aku murka! Kamu harus tanggung jawab sekarang juga!!”“Tanggung jawab apa yang anda maksud, Bapak Damar?”=========== Berbekal ijin yang dia dapatkan dari Adriyan untuk membawa Safeea ke Mall, Tiara datang bermaksud untuk menjemput Safeea bersama Gianira dan ketiga anaknya. Namun, saat turun dari mobil dan mendapati pintu rumah Safeea terbuka, membuat Tiara curiga jika ada hal buruk yang terjadi.Dirinya berjalan cepat ke dalam rumah bersama Gianira, setelah sebelumnya meminta ketiga anak-anak Riza tersebut menunggu di dalam mobil. Tiara khawatir terjadi sesuatu di dalam rumah, sehingga dirinya berinisiatif menyuruh anak-
Pagii semuaa 😍🤗Maaf Euy baru bisa up lagi, qodarullah keadaan kurang fit ditambah file bab baru yang siap up malah hilang karena enggak sengaja ketiban file baru jadi harus ngumpulin niat dulu untuk ketik ulang kemarin kemarin tuh 🤭Oia, ini satu bab menjelang bab terakhir yang Insya Allah ku posting besok atau lusa ya ..Selamat membaca ✌️✌️========= Benar kata pepatah yang mengatakan, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Bukan kurir yang datang melainkan tamu tidak diundang, pria yang ingin paling tidak ingin kutemui di dunia ini justru datang menemuiku di rumah.“Hai, Saf. Apa kabar?”============ Tanpa menjawab aku langsung berusaha untuk menutup pintu rumah, tetapi tenaga Mas Damar lebih kuat, sehingga dengan mudah menerobos masuk hanya dengan sedikit dorongan yang dia lakukan.Aku yang sadar saat ini hanya seorang diri di rumah tidak dapat berbuat apapun, asisten rumah tangga yang mas Essa pekerjakan baru saja pulang hampir setengah jam yang lalu. Lingkungan
Hai, ada sedikit bocoran. Ini sudah mendekati akhir lho 🤗=====Jangan tanya aku mendapatkan info darimana, karena tentu dengan mudah aku mengakses informasi tersebut dari sepupuku yang seorang bisnisman ulung namun kurang beruntung di dunia percintaannya.“Mas,”“Ya, ada apa, Sayang?” tanyaku, saat mendapati Zahra keluar dari toilet kamar kami.“I have surprise for you,” bisiknya, sambil memberikan sebuah kotak beludru berwarna biru. Kurasa isinya jam tangan? ========= “Apa nih, Sayang?” tanyaku heran, seingatku aku tidak sedang berulang tahun maupun ada hari spesial hari ini, lalu mengapa tiba-tiba Zahra memberikan surprise? Ditambah lagi dirinya memegang kamera dan menyalakan fitur merekam saat memberikan kotak beludru tersebut.“Buka aja!”“Aku sedang tidak melewatkan hari spesial kita, kan?” selidikku, karena heran melihat Zahra terus tersenyum ke arahku. Sebelah tangannya masih sibuk memegang ponsel yang diarahkan ke arahku.“Enggak, Sayang. Ini surprise spesial dari aku buat
Aku kembali menghubungi Jerryan, memintanya untuk mendesak Safeea menghentikan kegiatan bodohnya tersebut. Namun, aku justru mendapat berita yang lebih mencengangkan. Jerryan mengatakan tidak dapat mengubungi Tiara karena panggilannya selalu dialihkan. Selain itu, Jerryan memberitau jika ada seseorang dengan akun Instegrem Adl.ya membuat pengakuan jika dia adalah saksi dari seluruh kebenaran yang Safeea katakan. Dan aku sangat hafal, siapa orang di balik akun Adl.ya tersebut. ============= Kurasakan seluruh persendianku melemas karena kabar yang Jerryan sampaikan. Bagaimana bisa Adelya bersekongkol dengan Safeea untuk menyerangku malam ini? Bukankah selama ini Adelya begitu membenci Safeea? Bahkan menurut Bagus, dirinya mendapat informasi jika Adelya sempat menyerang Safeea ketika di rumah sakit kemarin, karena menganggap Safeea sebagai penyebab aku menjatuhkan talak kepadanya.Dengan mata membulat aku menyaksikan lagi live dari layar ponselku yang lain, melihat bagaimana kali ini
“Selama pernikahan juga mas Damar tidak pernah sekalipun memberikan nafkah bathin kepada saya, kecuali di malam terakhir sebelum akhirnya saya putuskan untuk menyerah. Dia meminta saya melayaninya tapi ...,” kalimatku terputus, rasanya aku tidak sanggup untuk mengungkit kembali kisah pahit pada malam itu. Tangisku mulai pecah, Mas Essa sibuk menenangkanku, merangkulku dengan hangat.=============== Mbak Gia memberikan ku segelas air putih yang langsung kuteguk hingga habis setengahnya. Tubuhku masih bergetar tiap kali mengingat peristiwa jahanam yang mas Damar perbuat kepadaku. Perbuatan tidak tau malu yang dilakukan dengan penuh pemaksaan. Memperlakukanku laiknya binatang jalang yang sesuka hatinya dia perlakukan sekasar dan sehina yang dia inginkan.[Lanjutin dong ceritanya! Penasaran, nih][Gila, jadi hampir sepekan ini kita di bohongin sama si Damar?][Dasar cowok playing victim, manipulatif!][Spill selingkuhannya dong, Kak!][Keluarganya enggak tau kalau kelakuan anaknya kay
Aku masih terus menggulir akun sosmedku, mencari informasi mengenai ke-viral-an aksi Damar sore tadi. Hingga tidak sengaja mataku menangkap sebuah postingan yang memberitakan jika Zahra meminta cerai dari Damar dan lebih memilih menikah denganku di saat Damar dalam keadaan lumpuh dan tidak dapat berbuat apa-apa. Fu*k, apa-apaan ini? Berita-berita ini benar-benar sudah kelewatan.=========== POV SafeeaAku tidak menyangka jika kecelakaan dua hari yang lalu berbuah buntut panjang, akan kewarasan mentalku yang seakan diuji oleh maraknya berita-berita hoax yang bertebaran di jaga dunia maya. Berita mengenai pernikahan dan perceraianku dengan mas Damar tersebar begitu massive, padahal selama ini aku tidak pernah memposting apapun mengenai pernikahan dan kehidupanku bersama mas Damar, setahuku begitupun sebaliknya.Lalu mengapa kini banyak tersebar berita tentang kami berdua? Bahkan aku dianggap mencampakan mas Damar karena bercerai dengannya di saat dia sedang sakit kala itu dan menikah
Sekuat tenaga aku menggerakan kaki ku agar mau terangkat, namun nihil susah sekali rasanya, hingga saat jaraknya semakin dekat, aku seakan mendapat dorongan kuat untuk kembali mencoba menggerakan kaki ku dan berlari menghampiri Safeea. Mendorongnya hingga kami jatuh berpelukan.Brakkk!!Suara reklame berdebam saat jatuh menimpa lantai beton rumah sakit. Kudengar Safeea berteriak karena kaget mendengar suara reklame jatuh, kemudian banyak orang berdatangan untuk melihat apa yang terjadi.============= Riuh ramai suara orang berdatangan mencoba memastikan keadaanku dan Safeea. Kuabaikan pertanyaan dari pihak keamanan rumah sakit yang mencoba mencari info keadaan kami.Namun, dadaku masih berdegup begitu kencang, karena selain baru saja mengalami peristiwa berbahaya, tapi juga karena Safeea saat ini masih dalam dekapanku. Tubuhnya bergetar, mungkin dirinya merasakan takut dan kaget bersamaan karena reklame jatuh barusan.Aku coba menenangkannya, mengatakan jika semua baik-baik saja. Kem
Benar yang Jerryan katakan, mengapa Adelya bisa berubah secepatnya ini? Apakah tidak ada sedikitpun tersisa rasa cintanya untukku? Hampir dua belas tahun kami menjalin hubungan dan hilang hanya dalam waktu tiga pekan?“Bagus bukan? Aku jadi bisa fokus untuk berusaha merebut kembali Safeea ke dalam pelukanku jika sudah resmi bercerai dari Adelya,” ucapku akhirnya, yang membuat Jerryan hanya bisa menepuk kepalanya. Memang apa yang salah dengan yang kukatakan barusan? Aneh!============== POV SafeeaDua bulan sudah aku menjalani kehidupan baruku sebagai seorang istri dan tentu saja aku merasa benar-benar menikmatinya. Walaupun sebenarnya aku sudah pernah mengalaminya selama dua tahun lebih sebelumnya, tetapi kali ini benar-benar berbeda.Jika dulu pergi dinas ke Rumah sakit merupakan tempat pelarianku untuk menenangkan diri dari perlakuan buruk mas Damar di rumah, kini setelah menikah dengan mas Essa, pulang ke rumah adalah sesuatu yang kunanti-nantikan. Karena di sana aku benar-benar m