Share

Bab 2

Penulis: Putri rahmania
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-27 13:57:33

“Syifa hanya masuk angin biasa Bu, sebentar lagi juga sembuh," jawab Syifa sambil berbaring di tempat tidur.

"Kamu yakin … besok Ibu antar ke puskesmas ya," ajak ibu sambil membelai rambut Syifa dengan lembut.

"Tidak perlu Bu … istirahat sebentar juga sembuh," jawab Syifa sambil tersenyum ke arah sang ibu.

"Kamu yakin Nak, kondisimu sepertinya lemas sekali," ucap sang ibu sambil terlihat khawatir.

"Iya Bu … Syifa baik-baik saja kok," jawab Syifa sambil meyakinkan sang ibu.

"Ya sudah, kalau begitu Ibu ke sawah dulu ya mau bantuin Bapak sekalian antar makanan, kamu istirahat saja, makanan sudah Ibu siapkan di atas meja," jelas sang ibu sambil mulai beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar dari kamar.

Setelah Bu Sari berangkat ke sawah untuk bekerja dan mengantar makanan ke Pak Ruli yang saat itu berangkat  terlebih dahulu, Syifa pun melanjutkan tidurnya. Setelah sampai di sawah, Bu Sari langsung menyiapkan makan siang untuk sang suami. Setelah makan siang Bu Sari mulai menceritakan tentang kecurigaannya terhadap kondisi Syifa kepada sang suami.

“Pak, Ibu kok curiga sama Syifa ya," ucap Bu Sari sambil menumpuk rantang bekas makanan.

“Memang  Syifa kenapa sampai Ibu curiga sama Syifa, Bapak lihat Syifa baik-baik saja,” jawab Ruli sambil membersihkan giginya dengan tusuk gigi.

“Tadi pagi Syifa bolak-balik muntah di kamar mandi, Ibu jadi curiga jangan-jangan Syifa hamil Pak,” ucap Sari yang langsung mengagetkan sang Suami.

“Hust, kamu jangan asal bicara, tidak bagus mendoakan anak seperti itu," jawab Ruli sambil sedikit kaget.

"Memang  siapa yang doakan Syifa hamil, ‘kan Ibu hanya bilang seperti orang hamil," jelas sang istri ketus.

"Sudah tidak perlu dibahas, Bapak mau turun lagi," jawab Ruli sambil mulai berjalan ke arah sawah.

Setelah mendengar jawaban sang suami, Bu Sari langsung mengikuti langkah Pak Ruli ke sawah. Sambil sedikit kesal Bu Sari mulai menanam bibit-bibit padi ke tanah yang sudah dibajak oleh sang suami. Setelah hari beranjak sore Pak Ruli dan Bu Sari pun bersiap-siap untuk pulang ke rumah sambil membawa satu karung rumput untuk kambing-kambing Pak Kades yang sengaja dipelihara di halaman belakang rumah Syifa .

***

Pembicaraan antara Pak Ruli dan Bu Sari ternyata didengar oleh salah satu sahabat Rudi yang bernama Anjas yang saat itu tidak sengaja melintas di dekat Bu Sari dan Pak Ruli. Setelah mengetahui apa yang terjadi kepada Syifa, Anjas memutuskan untuk segera pulang dan menceritakan apa yang telah diketahuinya. Rudi yang saat itu sedang memainkan gitar kesayangannya tiba-tiba dibuat kaget dengan teriakan Anjas yang sedang berlari menghampirinya.

"Rudi!" teriak Anjas sambil berlari ke arah Rudi.

"Kamu kenapa sih, lari-lari seperti dikejar anjing saja," ucap Rudi sambil memainkan gitarnya.

"Ini lebih gawat dari dikejar anjing, Syifa …" jawab Anjas sambil mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.

"Kenapa dengan Syifa!" bentak Rudi saat mendengar Anjas menyebut nama Syifa.

"Aku tadi tidak sengaja mendengar percakapan antara Pak Ruli dan Bu Sari, mereka bilang kalau akhir-akhir ini Syifa seperti orang hamil, apa jangan-jangan kamu sudah bongkar mesin sama Syifa?" tanya Anjas sambil duduk di samping Rudi yang berusaha tetap tenang.

"Ah ngawur kamu, aku tidak ada nafsu saat melihat Syifa yang hanya gadis desa miskin," jawab Rudi sambil melirik ke arah Anjas.

"Kamu yakin,” ledek Anjas sambil menatap wajah Rudi.

Rudi yang merasa ketakutan langsung berdiri dan masuk ke kamarnya, sedangkan Anjas masih terus berteriak memanggil Rudi yang sedang berjalan ke arah kamar. Rudi yang sudah di dalam kamar mulai cemas dengan apa yang telah dia lakukan kepada Syifa.

"Bagaimana kalau seluruh warga kampung tahu jika aku yang menghamili Syifa, apa lebih baik aku pulang sekarang saja, tetapi tugasku disini belum selesai," ucap Rudi sambil mondar mandir di dalam kamarnya.

"Lebih baik aku pura-pura tidak tahu apa-apa," pikirnya sambil menarik nafas dalam-dalam.

***

“Assalamualaikum,” ucap Bu Sari dan Pak Ruli secara bersamaan sambil masuk ke dalam rumah.

"Waalaikumsalam," jawab Syifa yang saat itu sedang duduk di meja makan sambil mendengarkan siaran radio kesukaannya.

"Kamu sudah sehat Nak?" tanya sang ibu sambil berjalan ke arah dapur. 

"Alhamdulillah, sudah Bu," jawab Syifa sambil menoleh ke arah ibunya sesaat.

"Ibumu khawatir itu, dipikir Ibu kamu hamil," celetuk sang bapak sambil keluar dari kamar mandi.

“Ya Allah apa yang harus aku lakukan sekarang, sampai kapan aku harus menutupi kehamilanku ini dari Bapak dan Ibu,” pikir Syifa sambil mendengarkan sebuah lagu di radio.

Syifa tidak menjawab ucapan sang bapak, dia hanya tersenyum sambil menikmati lagu kesukaannya yang sedang diputar di radio. Di rumah Syifa tidak ada barang mewah yang terlihat, hanya ada sebuah sofa tua yang diletakkan di ruang tamu, dan sebuah radio tua milik sang bapak sebagai penghilang lelah. Sambil sedikit lemas Syifa berjalan ke arah dapur untuk membantu sang ibu yang sedang memasak makan malam.

"Apa yang bisa Syifa bantu Bu?" tanya Syifa sambil duduk di depan kompor kayu agar tubuhnya sedikit lebih hangat.

"Gak usah, kamu istirahat saja dulu, badanmu sepertinya belum sehat benar," jawab sang ibu sambil memasukkan beberapa kayu ke dalam  kompor.

“Alhamdulillah Syifa sudah sehat, Bapak kok gak ada?" tanya Syifa sambil mencari keberadaan sang bapak.

"Bapak ada di belakang, sedang sibuk sama kambing-kambingnya," jawab sang ibu sambil terus meletakkan kayu dalam tungku.

Syifa pun mulai berdiri dan berjalan ke arah kursi kayu yang tidak jauh dari kandang kambing. Bapaknya memang sangat rajin dalam merawat kambing-kambing milik Pak Kades. Sebagai upah kerja bapak, Pak Kades memberikan seekor anak kambing, tergantung berapa jumlah anak kambing yang di dapat. Bahkan terkadang Pak Kades memberikan sejumlah uang kepada bapak. Setiap kambing diberikan sebuah nama dengan alasan agar lebih mudah dikenali.

"Lagi ngapain Pak?" tanya Syifa kepada sang bapak yang mulai masuk ke dalam kandang kambing.

"Lagi bersih-bersih kandang, kamu kok gak istirahat," tanya sang bapak saat melihat Syifa duduk di sebuah kursi kayu.

"Gak Pak, capek kalau harus tidur terus," jawab syifa.

***

Waktu berlalu dengan begitu cepat, hingga tanpa terasa usia kehamilan Syifa memasuki usia 7 bulan. Untuk menutupi perutnya yang sudah mulai membesar, Syifa selalu menggunakan pakaian yang sedikit lebih besar dari badannya terkadang dia juga menggunakan jaket untuk menutupi perut buncitnya. Hingga suatu hari sang ibu tanpa sengaja melihat perut buncitnya di dalam kamar.

"Assalamualaikum," ucap Syifa sambil masuk ke dalam rumah. 

"Waalaikumsalam," jawab sang ibu sambil berjalan ke arah ruang tamu.

Syifa yang saat itu sudah merasa panas dengan jaket tebal yang dia pakai langsung bergegas masuk ke dalam kamar untuk segera melepas jaketnya. Setelah melepas jaketnya dia pun mulai membelai perut buncitnya. Saat Syifa sedang sibuk berbincang-bincang dengan anak di dalam kandungannya tiba-tiba dia dikejutkan dengan teriakan sang ibu dan suara seperti gelas jatuh.

“Sabar ya Nak, Ibu yakin sebentar lagi Ayahmu akan mengakuimu sebagai darah dagingnya,” ucap Syifa dengan sedikit berbisik dan mengusap perutnya yang telah membuncit. 

“Pak … Bapak, cepat kesini Pak!" teriak sang ibu yang langsung membuat Syifa menoleh ke arah suara.

"Ibu!" ucap Syifa kaget.

"Ya Allah, apa yang sudah terjadi kepadamu?" tanya sang ibu.

"Ada apa sih rame-rame, di dengar tetangga nggak enak kalau teriak-teriak?" tanya sang bapak yang tiba-tiba masuk ke kamar Syifa sambil terlihat khawatir.

"Itu Pak … lihat perutnya Syifa," jawab sang ibu sambil menangis dan menunjuk ke arah perut Syifa yang membuncit.

Dengan perlahan Pak Ruli mulai melihat ke arah perut Syifa dengan rasa penasaran. Ruli yang saat itu terkejut melihat kondisi Syifa langsung berjalan ke arah sang istri yang sedang menangis sambil duduk diatas tempat tidur. Dengan perlahan Ruli dan Sari meminta Syifa untuk duduk di samping mereka.

"Siapa Ayah dari anak itu?" tanya sang bapak kepada Syifa.

"Cepat Nak, katakan siapa yang sudah menghamilimu," paksa sang ibu.

Syifa yang saat itu takut hanya bisa menangis dan menunduk tanpa berani melihat wajah orang tuanya. Berkali-kali Ruli dan Sari bertanya kepada Syifa, tetapi Syifa tetap tidak mau menjawab pertanyaan orang tuanya. Hingga sang bapak merasa kesal dan mulai membentaknya.

"Syifa, cepat katakan siapa Ayah dari anak yang kamu kandung!" bentak sang bapak hingga membuat Syifa ketakutan.

"Ayah anak ini adalah Mas Rudi pak," jawab Syifa sambil menangis.

"Rudi, kontraktor yang sedang membangun perumahan di desa kita itu Nak," tanya sang ibu memastikan.

Syifa hanya mengangguk kecil mendengar pertanyaan sang ibu, sedangkan Ruli yang sudah dipenuhi dengan amarah langsung keluar kamar dan menuju ke rumah Pak Kades. Dengan maksud untuk meminta  bantuan kepada beliau agar Rudi mau bertanggung jawab atas perbuatannya kepada Syifa. Setelah menjelaskan maksud kedatangannya Ruli dan Pak Kades langsung menemui Rudi dan teman-temannya yang saat itu tinggal disalah satu rumah milik Pak Kades.

“Maafkan Syifa, Bu," ucap Syifa sambil menangis.

***

"Assalamualaikum," ucap Pak Kades dan Ruli secara bersamaan.

"Waalaikumsalam, ada apa ya pak?" tanya salah satu teman Rudi yang bernama Anjas.

"Mana bajingan yang bernama Rudi!" bentak Ruli sambil berjalan masuk ke dalam rumah.

"Maaf Pak sebenarnya ada apa ini, kenapa Bapak-Bapak mencari kawan saya?" Anjas bertanya dengan kebingungan.

"Cepat katakan di mana Rudi, dia telah menghamili Putriku jadi dia harus bertanggung jawab," jawab Ruli sambil menatap Anjas tajam.

Anjas yang mendengar ucapan Ruli langsung  berlari ke arah salah satu kamar. Setelah hampir 10 menit Anjas pun keluar dengan Rudi dan 1 orang temannya yang lain. Melihat Rudi berjalan menghampirinya pak Ruli langsung mendekatinya dan memukul wajah Rudi.

"Bajingan kamu, apa yang sudah kamu lakukan kepada Syifa hingga dia hamil!" bentak Ruli sambil memukul wajah Rudi berkali-kali.

"Bapak jangan asal nuduh ya, siapa tahu anak itu anak laki-laki lain, dan sampai kapanpun saya tidak akan bertanggung  jawab," jawab Rudi sambil berusaha melepaskan diri dari cengkraman tangan Ruli.

“Jaga mulutmu bajingan, kamu pikir Putriku perempuan gampangan sampai kamu bisa menghinanya seperti itu,” ucap Ruli sambil menarik kerah baju Rudi.

"Apa ada buktinya jika saya yang telah menghamili putri Bapak," jawab Rudi sambil melepaskan tangan Ruli dari bajunya.

Ruli yang tidak terima dengan penghinaan Rudi langsung menghajar Rudi di depan Pak Kades. Perkelahian antara Rudi dan Ruli pun tidak dapat dihindarkan lagi. Reno dan Anjas yang kebetulan ada di ruang tamu berusaha melerai Rudi dan Pak Ruli. 

Melihat situasi yang begitu mencekam Pak Kades pun mulai memisahkan mereka dan mulai  mencari jalan keluar untuk masalah ini dengan cara musyawarah yang baik. Awalnya Pak Kades meminta Pak Ruli menjelaskan kronologi kejadian yang menimpa Syifa. Setelah Pak Ruli selesai menjelaskan tentang apa yang menimpa Syifa, kini giliran Rudi yang tetap mengelak jika anak itu bukan karena perbuatannya. 

Karena dirasa belum ada titik temu dalam masalah ini, Pak Kades meminta salah satu teman Rudi untuk menemui Syifa dan ibunya, agar mereka segera datang ke rumah. Beberapa saat kemudian Syifa pun datang bersama sang ibu, dengan perlahan dan sambil menangis Syifa mulai menceritakan kronologi tentang hubungan terlarangnya dengan Rudi. Mendengar penjelasan Syifa, Pak Kades pun meminta Rudi untuk bertanggung jawab atas perbuatannya.

"Anak ini memang anak Mas Rudi, saat itu kami melakukan hubungan terlarang itu di gubuk tua yang ada di tengah sawah," jelas Syifa kepada Kepala Desa sambil menangis. 

"Aku tahu kalian ingin bersekongkol untuk memeras ku 'kan, karena kalian tahu aku ini orang kaya, jadi kalian menggunakan kehamilan putri kalian ini," jawab Rudi sambil berdiri.

"Apa  maksudmu Mas, sampai kapan kamu tidak mengakui anak yang ada dalam kandunganmu ini sebagai darah dagingmu!" bentak Syifa sambil menatap ke arah Rudi.

"Kamu yakin itu anakku, bisa saja 'kan jika itu anak laki-laki lain dan sekarang kamu akui sebagai anakku," ucap Rudi dengan suara lantang. 

"Hai bajingan … jaga ucapanmu, Semua warga desa tahu jika Syifa ini gadis baik-baik, jadi kamu jangan sembarangan bicara ya!" bentak Bu Sari sambil menampar Rudi.

"Gadis baik-baik jika di depan kalian, siapa tahu di belakang kalian dia berzinah dengan laki-laki lain dan sekarang aku yang harus menanggung getahnya," jawab Rudi sambil berdiri dan melihat ke arah Syifa yang sedang menangis.

"Kamu boleh tidak bertanggung jawab, tapi tolong jangan pernah kamu memfitnah ku seperti itu," ucap Syifa sambil menampar wajah Rudi.

Seketika ruangan itu menjadi hening seiring dengan tamparan yang diberikan Syifa kepada Rudi. Anjas dan Reno hanya saling menatap seolah tidak percaya dengan apa yang dilakukan sahabatnya terhadap Syifa. Rudi yang ketakutan berusaha untuk tetap tenang di depan orang tua Syifa dan yang lain. 

"Begini saja jika memang Nak Rudi tidak mau bertanggung jawab terpaksa kami akan menempuh jalur hukum," ucap Kepala Desa.

"Saya setuju pak, laki-laki ini memang pantas untuk masuk penjara," timpal Ruli sambil menatap Rudi yang tetap terlihat santai.

Mendengar Kepala Desa akan menuntutnya secara hukum Rudi pun bersedia menikahi Syifa dan membawanya ke kota untuk tinggal bersama keluarga Rudi. Terlihat raut wajah bahagia dari syifa saat mendengar Rudi bersedia bertanggung jawab atas anak yang dia kandung.Tetapi pernikahan yang akan dilaksanakan itu hanya dapat dilakukan secara agama dan tidak secara negara.

"Baik saya akan menikahi Syifa, tapi hanya pernikahan yang sah dimata agama bukan negara," ucap Rudi kepada semua orang yang ada di situ.

"Kenapa harus menikah secara siri, tidak sah secara negara saja?" tanya Pak kades saat mendengar ucapan Rudi. 

Bab terkait

  • Aku Istri Rahasia Suamiku   Bab 3

    “Karena saya masih ingin mengembangkan karir dan usaha keluarga, jadi saya tidak mau pernikahan ini diketahui banyak orang sehingga menghancurkan apa yang sudah saya capai saat ini," jawab Rudi sambil bersandar di sofa."Baik kami ikuti apa yang menjadi permintaanmu, asalkan kamu bersedia bertanggung jawab atas kehamilan Syifa," ucap Pak Ruli sambil melotot ke arah Rudi.Untuk menghindari omongan miring dari para tetangga orang tua Syifa sengaja menggelar pernikahan itu secara tertutup. Pernikahan yang digelar secara tertutup itu hanya dihadiri orang tua Syifa dan Kepala Desa. Setelah sah menjadi istri Rudi, Syifa pun dibawa untuk tinggal di rumah yang telah disewa Rudi dan teman-temannya. Syifa yang kini telah resmi menjadi istri sah dari Rudi Handoko merasa bahagia, mimpi dan harapan tentang sebuah rumah tangga yang indah dan bahagia sudah tergambar jelas dalam mata Syifa."2 minggu lagi aku akan kembali ke kota, jadi persiapkan semua barang-barang yang akan kita bawa," jalas Rudi

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-28
  • Aku Istri Rahasia Suamiku   Bab 4

    “Kenalkan ini Syifa, dia adalah salah satu warga di Desa Ronggo Lawuh," jawab Rudi sambil memperkenalkan Syifa kepada Bu Ningrum."Assalammualaikum Tante," sapa Syifa sambil tersenyum ke arah Ningrum."Lalu kenapa kamu bawa dia ke rumah kita?" tanya Ningrum penasaran.Syifa yang mempunyai sifat ramah dan baik kepada semua orang menghampiri Ningrum dengan maksud untuk mencium tangannya. Belum juga tangan Syifa menyentuhnya Ningrum langsung menghindar dengan cara membalikkan tubuhnya dan berjalan ke arah sofa. Perlakuan Ningrum kepada Syifa ternyata tidak membuatnya sakit hati, Syifa berpikir bahwa hal itu sangat wajar mengingat mereka yang belum pernah bertemu. "Mungkin Ibu mertua terkejut dengan kedatangan ku yang tiba-tiba, karena 'kan dia belum mengenalku, jadi aku harus bisa sedikit bersabar menghadapi ibu mertua ku," pikir Syifa sambil berjalan di belakang Rudi yang sedang menggandeng tangan sang mama."Sekarang kamu jelaskan kepada Mama, kenapa kamu bawa perempuan kampung ini ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-28
  • Aku Istri Rahasia Suamiku   Bab 5

    “Ada … hanya saja kondisi mereka yang serba kekurangan membuat Rudi berinisiatif untuk membawa Syifa kerja di rumah ini," jawab Rudi kepada sang ayah. “Kasihan juga gadis itu,” jawab sang ayah sambil melihat ke arah Syifa. Sejak saat itu Andre Baskoro begitu sangat perhatian kepada Syifa dan kandungannya. Terkadang Rudi Baskoro memberikan sejumlah uang lebih agar Syifa bisa memeriksakan kandungannya. Syifa yang mendapat perhatian tulus dari sang ayah mertua merasa bahagia dan bersyukur. *** Suatu pagi Syifa yang saat itu hamil 7 bulan merasa tidak enak badan, hingga membuatnya terpaksa bangun sedikit agak siang. Keluarga Rudi yang sudah berkumpul di meja makan merasa heran saat pagi ini mereka tidak melihat kehadiran Syifa dan perut buncitnya. Ningrum yang saat itu sedang mengambil nasi di piring mulai menanyakan keberadaan Syifa kepada Mbok Inah. "Kenapa hari ini perempuan kampung itu tidak terlihat?" tanya Ningrum kepada Mbok Inah. "Syifa sedang sakit Nyonya," jawab Mbok I

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-29
  • Aku Istri Rahasia Suamiku   Bab 6

    Ningrum yang dibantu kedua putrinya mulai menyeret Syifa menuju ke kamar mandi yang berada di pojok kamar. Ningrum yang sudah diliputi kebencian terhadap Syifa mulai menyiramkan air ke Syifa dengan kasar. Tangisan dan teriakan Syifa pun tak di pedulikannya. "Ampun Nyonya! Aku janji tidak akan melakukan kesalahan lagi Nyonya!" teriak Syifa sambil menangis. "Makanya jadi babu jangan banyak tingkah," teriak Shania sambil tertawa. "Kamu pasti mau cari perhatian 'kan pada Papa dan Mas Rudi?" tanya Sherin sambil menjambak rambut Syifa. “Tidak Nyonya, demi Allah saya tidak ada niat untuk mencari perhatian dari Tuan dan Mas Rudi!" teriak Syifa sambil berusaha melepaskan tangan Ningrum dari rambutnya. "Jangan mimpi buat jadi menantuku, kamu jadi pembantuku saja aku tidak sudi," ucap Ningrum sambil melemparkan gayung ke muka Syifa. Setelah puas menyiksa Syifa di kamar mandi Ningrum dan kedua putrinya meninggalkan Syifa yang sudah basah kuyup. Mbok Inah yang melihat kejadian itu langsung me

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-29
  • Aku Istri Rahasia Suamiku   Bab 7

    “Kamu tidak bisu kan, cepat katakan kenapa bisa ada luka memar di tanganmu!" tanya Rudi sambil berteriak hingga membuat Syifa ketakutan. "Baik, aku tahu siapa pelaku dari luka yang ada di tanganmu itu, sekarang kamu ikut aku," ucap Rudi sambil menarik tangan Syifa yang masih duduk di tempat tidur. Sambil menggenggam tangan Syifa, Rudi mulai menyeret Syifa ke arah ruang keluarga. Malam itu seluruh keluarga Rudi sedang berkumpul di ruang keluarga sambil menyaksikan sebuah acara televisi. Rudi yang sudah dipenuhi oleh amarah langsung berteriak sambil memanggil sang mama. “Mama!” teriak Rudi hingga membuat seluruh orang yang ada di rumah itu terkejut. "Ada apa, kamu pikir rumah ini hutan sampai kamu bisa berteriak seperti itu!" bentak sang Mama. "Sudah Mas tidak perlu diperpanjang lagi," ucap Syifa sambil sedikit berbisik kepada Rudi. "Diam kamu!" bentak Rudi hingga membuat Syifa ketakutan. "Ada apa sampai kamu berteriak seperti itu, apa tidak bisa bicara dengan nada pelan," tanya s

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-07
  • Aku Istri Rahasia Suamiku   Bab 8

    Disaat semua orang sudah tertidur dengan lelap Rudi pun langsung berjalan ke arah paviliun untuk melihat kondisi Syifa. Sebenarnya ada rasa kasihan dan khawatir akan keadaan Syifa. Namun, dia tidak mampu melakukan apapun karena dia tahu jika orang tuanya mengetahui masalah kehamilan Syifa mereka pasti akan mengusir Rudi dari rumah, dan itu juga bisa berimbas kepada karir yang saat ini sedang dia kejar."Syifa, cepat buka pintunya," ucap Rudi sambil berbisik di luar pintu."Mas Rudi," jawab Syifa sambil membuka pintu."Bagaimana keadaanmu dan anak kita, apa lukamu masih sakit?” tanya Rudi sambil terlihat khawatir."Alhamdulillah sudah jauh lebih baik Mas," jawab Syifa sambil tersenyum kepada Rudi."Kalau begitu sekarang kamu istirahat ya, aku temani kamu malam ini," ucap Rudi sambil menggandeng tangan Syifa.Malam itu adalah malam yang sangat berkesan buat Rudi, karena malam ini pertama kalinya Rudi dapat merasakan gerakan sang buah hati yang masih ada di dalam kandungan Syifa. Syifa

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-08
  • Aku Istri Rahasia Suamiku   Bab 9

    “Permisi Mbak," ucap seorang pelayan dengan memberikan segelas air putih ke meja Syifa."Ini buat saya?" tanya Syifa bingung karena dia tidak merasa memesan apapun dari pelayan tersebut."Iya Mbak, ini di pesan oleh Ibu yang ada disana," jawab sang pelayan sambil menunjuk Ningrum dan kedua putrinya. "Terima kasih ya," jawab Syifa sambil tersenyum."Ya Allah mengapa mereka begitu tega kepadaku dan anak ini, kamu sabar ya Nak, nanti sampai rumah kita makan sekarang kita minum dulu ya sayang," ucap Syifa sambil membelai perutnya.Syifa yang sudah sangat lapar hanya bisa melihat Ningrum dan kedua putrinya makan dengan lahap. Syifa benar-benar tidak menyangka mereka bisa setega itu terhadapnya dan anak yang ada dalam kandungannya. Setelah Ningrum selesai makan mereka pun langsung menuju mobil untuk pulang."Eh Babu, awas ya kalau kamu sampai bicara yang tidak-tidak kepada Papa dan Mas Rudi," ancam Sherin kepada Syifa sebelum turun dari mobil."Kami pulang!" teriak Ningrum sambil masuk ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-09
  • Aku Istri Rahasia Suamiku   Bab 10

    Sesampainya di rumah sakit Rudi dan Syifa langsung menuju ke ruangan dokter. Dokter yang memeriksa Syifa menyarankan untuk melakukan USG untuk mengetahui kesehatan dan posisi sang janin. Rudi yang mendengar penjelasan sang dokter langsung memberikan izin kepada sang dokter untuk melakukan USG kepada syifa."Alhamdulillah janinnya sehat Pak, letak janin juga sudah berada di bawah," ucap sang dokter sambil melihat sang janin dari layar USG."Apa jenis kelaminnya sudah bisa diketahui Dok," tanya Rudi kepada sang dokter."Bisa Pak, jenis kelaminnya laki-laki Pak, wajahnya juga tampan pasti persis seperti Ayahnya," jawab sang dokter sambil menunjukkan kelamin sang janin."Putra ku, Papa harap kamu bisa menjadi laki-laki yang sangat bertanggung jawab dan berpendirian teguh," batin Rudi sambil tersenyum.Syifa yang melihat senyum di wajah Rudi langsung terlihat sangat bahagia. Karena ini adalah pertama kalinya sang suami sangat antusias dengan sang anak. Setelah melakukan pemeriksaan Rudi me

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-10

Bab terbaru

  • Aku Istri Rahasia Suamiku   Bab 72

    Kehamilan yang dijalani Seruni saat ini tidak sama seperti yang dialami Syifa beberapa tahun lalu. Kondisi fisik Seruni yang biasanya gesit dan lincah kini mendadak lemah dan malas. Hampir setiap hari Seruni menggalami muntah-muntah, hingga membuatnya hanya mampu berbaring di tempat tidur. Sambil memperhatikan Seruni yang sedang tertidur pulas. “Ehm enak sekali Nyonya besar kita ini, jam segini masih tidur dengan pulas.” “Mama! Maaf, Ma. Sejak hamil tubuhku rasanya lemas sekali, bahkan hampir setiap hari aku selalu memuntahkan makanan yang masuk ke perutku,” jawab Seruni sambil duduk di tempat tidurnya. "Halah, itu hanya alasanmu saja 'kan? Kamu pikir Mama ini anak kemarin sore yang bisa kau bodohi!" bentak Ningrum sambil berjalan mendekati Seruni. "Mama tidak mau tahu, sekarang kamu bangun dan bantu Mbok Ijah mengerjakan pekerjaan rumah!" perintah Ningrum yang langsung menarik tangan Seruni. "Tapi, Ma. Aku benar-benar tidak kuat untuk berdiri," jawab Seruni yang terlihat puca

  • Aku Istri Rahasia Suamiku   Bab 71

    Cukup lama Rudi menceritakan pertemuannya dengan Anjas dan Syifa. Hingga akhirnya pertemuan itu mampu membuatnya berpikir jika Syifa tidak akan bisa didapatkannya kembali. Rasa cinta yang besar untuk Anjas mampu membuat Rudi sadar akan hubungan mereka yang tidak lagi bersama. "Jadi kamu sempat bertemu dengan Mbak Syifa?" tanya Seruni dengan penasaran. "Iya. Dan saat melihat Syifa menggenggam tangan Anjas aku baru sadar jika hatinya sudah bukan untukku lagi," jawab Rudi yang terlihat kecewa. "Lalu apa kamu kecewa?" tanya Seruni penasaran. "Tidak, karena aku sekarang sudah memiliki istri yang begitu sangat menyayangi dan mencintaiku dengan tulus," jawab Rudi yang langsung memeluk Seruni dengan erat. Rudi yang sejak pertama menikah belum menyentuh Seruni sama sekali kini mulai memberanikan diri untuk menyentuhnya. Kecupan hangat diberikan Rudi kepada kening dan bibir mungil Seruni. Perlahan Rudi mulai membuka satu persatu kancing baju yang dikenakan sang istri. Siang ini menjad

  • Aku Istri Rahasia Suamiku   Bab 70

    Perlahan Seruni membuka kotak kecil yang baru saja diberikan Polisi tersebut. Terlihat satu set perhiasan mewah dengan beberapa belian menempel pada setiap perhiasan itu. Tangan Seruni mendadak gemetar saat melihat perhiasan mahal itu. "Perhiasan. Apa jangan-jangan ini perhiasan yang akan diberikan Mas Rudi kepada Syifa?" batin Seruni sambil terus mengamati perhiasan itu. “Kotak itu kami temukan di bawah kursi saat melakukan pengecekan pada mobil korban, dan ini kami juga menemukan surat yang tergeletak di samping kotak itu.” Polisi tersebut memberikan secarik kertas kepada Seruni. Sambil membaca surat tersebut. “Ya Allah selama ini aku sudah salah kepada Mas Rudi.” Seruni yang selama ini menganggap Rudi hanya menjadikannya sebagai pelarian kini terlihat menangis. Sebuah surat sebagai perantara untuk Rudi meminta maaf kepada Seruni telah membuatnya merasa bersalah. Cukup lama Seruni membaca surat itu, kini dengan berlinang air mata Seruni masuk ke ruangan Rudi. “Maafkan aku, Mas

  • Aku Istri Rahasia Suamiku   Bab 69

    Disaat Andre dan Seruni mencemaskan keadaan Rudi yang hampir sama hari tidak ada kabar. Sementara itu di tempat terpisah Syifa dan Anjas sedang menyambut kelahiran anak perempuan mereka. Seorang anak perempuan bermata biru dengan rambut ikal dan berkulit putih itu mereka beri nama Rania. "Masya Allah, cantik sekali putri kalian. Iya 'kan, Pak?" ucap Sari kepada sang suami. "Benar, Bu. Anak ini benar-benar cantik mirip sekali dengan Ayah dan ibunya," Ruli yang terlihat bahagia. “Tidak boleh! Rania tidak boleh mirip Ayah dan Mama, Rania itu mirip aku karena aku adalah kakaknya,” protes Akbar sambil memegang tangan mungil sang adik. ucapan Akbar seketika membuat semua orang yang ada di rumah itu tertawa. Anjas yang tidak ingin membedakan kasih sayang kepada kedua anaknya langsung menggendong Akbar. Dengan lembut dan penuh kasih sayang Anjas mencium kedua pipi Akbar secara bergantian. “Aku benar 'kan Ayah? Bukankah aku juga tampan, persis seperti Ayah," ucap Akbar sambil melihat wa

  • Aku Istri Rahasia Suamiku   Bab 68

    Disaat Ningrum bahagia dengan kepergian Seruni dari rumahnya. Disaat yang bersamaan Rudi yang tidak ingin kehilangan wanita sebaik Seruni langsung mengemudikan mobilnya ke arah panti asuhan. Seruni yang melihat kedatangan mobil sang suami langsung masuk ke dalam kamarnya. "Assalamualaikum,” sapa Rudi yang sudah berdiri di depan pintu. "Waalaikumsalam," jawab Dini sambil berdiri dari tempat duduknya. Rudi yang baru saja tiba langsung berjalan masuk dan mencium tangan pemilik panti asuhan. Dini yang telah mengetahui permasalahan antara Rudi dan Seruni langsung memintanya untuk duduk. Dengan lembut dan ramah Dini langsung meminta Rudi untuk menceritakan permasalahannya dengan Seruni. "Ini semua memang salah saya, Bu. Saya adalah suami yang gagal bagi Seruni." "Bukan begitu, Nak Rudi. Coba sekarang jelaskan sebenarnya bagaimana perasaanmu kepada Syifa, karena bagaimanapun juga Seruni itu adalah putri saya jadi sebagai orang tua tentunya tidak akan bisa terima jika anaknya disakit

  • Aku Istri Rahasia Suamiku   Bab 67

    Terdapat gambar Syifa dan Rudi pada bingkai foto tersebut. Rudi yang saat ini telah menjadi suami Seruni ternyata masih memiliki perasaan kepada mantan istrinya. Cukup lama Seruni mengamati bingkai foto itu hingga tanpa terasa air mata mulai menetes ke pipinya. "Ternyata selama ini Mas Rudi masih mencintai mantan istrinya, lalu untuk apa dia menikahi ku?" batin Seruni sambil terus menatap foto tersebut. Keesokan harinya Rudi yang baru saja terbangun langsung segera masuk ke kamarnya bersama Seruni. Semua itu dia lakukan agar tidak menimbulkan kecurigaan di keluarganya. Rudi yang baru saja masuk terkejut saat melihat Seruni duduk di tempat tidur sambil menangis. Sambil duduk di samping Seruni. "Kamu kenapa? Apa ada yang menyakitimu." "Apa benar kamu masih mencintai Syifa?" tanya Seruni sambil menoleh ke arah Rudi. "Apa maksudmu? Ini pasti karena Mama telah bicara yang tidak-tidak kepadamu, aku akan menemui Mama sekarang." Rudi segera berdiri dari tempat duduknya. Sambil memeg

  • Aku Istri Rahasia Suamiku   Bab 66

    Ningrum yang tidak ingin Seruni menjadi menantunya langsung mengejar Rudi. Sambil berjalan Ningrum terus mencoba untuk meyakinkan sang putra agar merubah rencananya untuk menikahi perawat sang adik. Namun, usaha yang dilakukan Ningrum ternyata hanya sia-sia. Keesokan harinya Ningrum yang masih tidak terima dengan rencana pernikahan Rudi kembali membujuk sang putra saat makan bersama. Andre yang saat itu sedang menikmati sarapannya terlihat terkejut saat mendengar ucapan sang istri. Sambil mengusap mulutnya. "Rudi akan menikah dengan Seruni." "Iya, putra kesayangan mu ini akan menikahi gadis yatim piatu yang miskin itu. Entah apa bagusnya gadis itu sampai dia mau menikah dengan Seruni," ucap Ningrum sambil melirik ke arah Rudi yang masih menikmati makanannya. "Papa setuju, memang kapan kalian akan menikah? Biar nanti Papa siapkan pesta yang meriah," jawab Andre hingga membuat Ningrum membelalakkan matanya dengan lebar. "Papa! Kok Papa justru menyetujui pernikahan mereka," teria

  • Aku Istri Rahasia Suamiku   Bab 65

    Hari ini Anjas sengaja tidak berangkat ke toko kue. Untuk menebus kesalahannya dia bermaksud untuk mengajak Syifa dan Akbar untuk berlibur ke sebuah pantai. Setelah mempersiapkan segala keperluan yang akan dibawa, Anjas mengajak Syifa dan Akbar untuk menikmati sarapan yang sudah disiapkan ibu mertuanya. Setelah menikmati sarapan yang telah disediakan dan memasukkan keperluannya ke dalam mobil. Anjas dan keluarga kecilnya langsung bersiap masuk ke dalam mobil. Namun, belum juga dia masuk kedalam mobil tiba-tiba sebuah mobil masuk ke halaman rumahnya. "Rudi!" ucap Anjas saat melihat Rudi turun dari mobilnya. "Lebih baik kita temui dia dulu," perinta Anjas sambil melepas sabuk pengamannya. "Ta-tapi, Mas.""Sudah tidak apa-apa, Akbar kita temui Papa sebentar ya," ucap Anjas sambil menoleh ke arah Akbar yang ada di kursi belakang. Ada rasa ragu dalam hati Syifa untuk turun menemui Rudi. Kejadian beberapa waktu lalu telah meninggalkan trauma dalam hatinya. Namun, demi menghindari kecem

  • Aku Istri Rahasia Suamiku   Bab 64

    Di saat Rudi sedang berusaha mencari cara untuk mengajak Seruni pergi. Di saat yang bersamaan rumah tangga Syifa dan Anjas justru sedang di uji. Sifat Anjas yang pencemburu membuat Syifa merasa tidak nyaman."Mau kemana kamu?" Tanya Anjas saat melihat Syifa sudah rapi dengan hiasan make up di wajahnya."Aku akan ke sekolah Akbar, Ibu bilang hari ini ada acara pembagian rapor," jawab Syifa sambil mengambil tas yang ada di tempat duduknya."Kamu yakin akan ke sekolah Akbar? Atau kamu sengaja membohongiku agar bisa bertemu dengan mantan suami mu," jawab Anjas dengan tatapan marah."Apa maksudmu? Aku benar-benar ke sekolah Akbar, lagipula aku pergi bersama Ibu. Jadi tidak mungkin aku bertemu dengan Rudi." Syifa mencoba untuk bersabar dengan sikap Anjas."Baik kalau begitu biar aku yang mengantarmu, lagipula sudah lama juga aku tidak ke sekolah Akbar. Aku yakin kali ini dia akan mendapat juara kelas lagi," ucap Anjas sambil mengganti kaosnya dengan kemeja."Kamu apa-apaan sih, Mas? Aku tid

DMCA.com Protection Status