Share

Ada Penjilat

Author: Ri III
last update Last Updated: 2024-12-16 22:14:18
Mobil mewah milik Nathan tiba di kantor, jika biasanya ia akan turun ketika pintu mobil dibuka, sekarang ia keluar sendiri. Nathan berdiri sebentar merapikan jas, sebelum akhirnya berjalan ke arah samping kemudi.

Tangannya membuka pintu mobil. Kaki jenjang mulus milik Monica muncul lebih dulu, rambut panjang yang diatur sedemikian rupa sangat cocok dengan wajahnya, kacamata hitam menutupi mata cantik Monica, riasan glamor tak membuat cantiknya luntur, wajahnya bersinar dan berjalan dengan anggun di sisi Nathan.

Layaknya pasangan yang menikah karena cinta, Monica berjalan sembari menggamit lengan Nathan mesra.

"Siapa dia?"

"Ibu Arini? Hah? Benarkah?"

"Ya Tuhan cantik sekali!"

Bisik-bisik itu terdengar jelas, tapi mereka memilih tak acuh, bahkan sapaan terus bersahutan, tapi tak satu pun dari mereka yang membalas sapaan tersebut.

Beberapa karyawan terlihat heran, ia tak seperti yang diceritakan Yuan. Menurut Yuan, Arini pemalu sampai tak ingin menunjukkan dirinya pada med
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Terbongkar

    "Maksud, Bu Arini?"Monica menyapu sekeliling. Kemudian tersenyum tipis."Lupakan. Oh iya, sudah cukup berkelilingnya."Zon mendesah kecewa, ia gagal menikmati momen indah bersama Monica, tak tahu saja wanita itu sudah merencanakan sesuatu. Monica kembali ke ruangan Nathan, dan meraih ponselnya."Sudah dapat buktinya?" Lirikan tajam Monica arahkan pada Nathan."Jangan memecah fokusku! Urus perusahaanmu saja dulu."Nathan mencibir dan lanjut menyibukkan diri. Tak lama telepon kantor berbunyi, ada pengantar paket atas nama Nathan. Pria itu menoleh ke arah Monica, yang kini mengangguk pelan. Setelah itu, pintu ruangannya di ketuk, paket tanpa informasi barang itu diantar masuk.Monica mengambilnya, dan membuka dengan senang."Aku harap kau tak menciptakan keributan di sini," tegur Nathan."Diam!"Monica kembali sibuk dengan paketnya, ia kemudian mengeluarkan sebotol parfum tanpa merk, kemudian mengantonginya."Apa itu?""Nanti kau akan tahu. Oh iya, perintahkan Zon ke gudang lantai palin

    Last Updated : 2024-12-16
  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Asisten Pribadi

    BRAK!!!Nathan melempar kertas ke atas meja, duduk bersandar sambil melipat kakinya angkuh, ia menatap jengah ke arah Zon yang seolah kebingungan."Apa ini, Pak?""Surat pemecatan. Kau dipecat secara tidak terhormat! Bahkan pesangon untuk semua jerih payahmu hangus."Netra Zon terbelalak kaget. Ia baru saja keluar dari gudang dengan kepala linglung tapi sudah diberi kejutan tak terduga. Tadi yang ia ingat adalah, dirinya tengah menggagahi Monica, tapi mendadak kesadarannya hilang, ia tak ingat kejadian setelahnya."Apa saya membuat kesalahan, Pak? Sementara selama ini saya mengabdi penuh untuk bapak dan perusahaan ini," ucapnya memberi pembelaan. Nathan tersenyum sinis, dan Monica berpura-pura tuli di kursi sudut ruangan sana. Ia asik dengan benda pipih di tangan, sedikit pun tak memandang Zon, seolah tak pernah terjadi apa pun pada mereka. Jika mengingat benda tumpul yang sempat menyentuh bibir bawahnya, Monica bergidik dan langsung merasa jijik, beruntung tak jadi masuk dan menga

    Last Updated : 2024-12-17
  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Luka Hati Yuan

    "Hei, dari tadi kau terus melamun sambil tersenyum. Ada apa?"Yuan dengan dress selutut juga pita rambut di atas kepala tersenyum malu, wajahnya memerah. Ia menyembunyikan sesuatu sembari menatap sungai kecil di hadapannya. Kakinya berselonjor, memamerkan sepatu putih yang khas dengan kulitnya yang bersih.Dari semua orang yang berada di desa Bunga, ia adalah satu-satunya yang terlahir dari keluarga berada, sawah dan ladang hampir semua milik keluarganya, tapi beruntung untuk memilih teman, orang tua Yuan tak pernah mengatur dan mengekang terlalu jauh.Yuan, dari namanya saja sudah banyak yang tahu ia memiliki keturunan campuran cina, dari nenek moyangnya. Yang memiliki harta kekayaan lebih banyak dari warga asli pribumi. "Ah kamu ngga asik. Sekarang main rahasia-rahasia ya sama aku," seloroh Arumi mengambil tempat di sisi Yuan. Arumi gadis desa yang terkenal dengan kecantikan aslinya, juga tutur kata lembut, periang, dan lentera di keluarga kecilnya. Ia selalu bisa membuat siapa pu

    Last Updated : 2024-12-17
  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Diar Sudah Mati

    "Hem, sebaiknya kita mengobrol di dalam."Yuan setuju dan tak keberatan masuk, pintu tetap dibiarkan terbuka. Sebenarnya sedari tadi ia terus menyisir sekeliling mencari keberadaan salah satu putri Budi.Pasti anak itu sudah dewasa, tapi di mana dia sekarang? Yuan tersenyum tipis ketika Budi menyuguhkan segelas air putih, ia ternyata masih ingat jika Yuan tak terlalu menyukai minuman manis."Kau masih terlihat cantik, Yuan.""Aku sudah menua. Memiliki tiga anak yang sudah dewasa pastinya sangat tidak mungkin jika aku masih terlihat muda dan cantik," ujar Yuan panjang lebar.Suasana mendadak canggung, semua larut dalam masa lalu. Dulu dia menolak Yuan yang sempurna demi Arumi. Kecantikan Arumi dan sikap cerianya membius Budi, membuatnya menutup mata dari Yuan si cantik dari keluarga kaya, yang juga memiliki hati yang baik.Tapi saat dia menikah, sikap Yuan menjadi jahat. Jika mengingat itu, membuat Budi merasa bersalah pada Yuan."Bagaimana kabar putriku?""Maaf, Budi. Dia bukan lagi p

    Last Updated : 2024-12-17
  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Kekasih Gelap

    Monica terlihat fokus membaca contoh laporan yang dibuat Nathan, suaminya begitu telaten mengajari karena ingin memanfaatkan waktu saat tak ada kesibukan."Perhatikan laporan yang ingin kau tulis, sumbernya, dan juga cara penulisannya. Dalam membuat laporan juga dibutuhkan reset nyata, bukan karangan semata!"Monica mengangguk antusias. Takdir baik berpihak padanya. Dari pelacur menjadi asisten di perusahaan besar tanpa mengenyam pendidikan. Tanpa ijazah, tanpa pengalaman kerja, yang dibutuhkan hanya nekat dan tidak tahu diri. Eh.Baru saja Nathan ingin menjelaskan lebih lanjut, ponselnya berdering. Nama secret tertera di layar, membuat Monica sedikit bisa melihat dengan sudut matanya yang lincah. Rupanya Nathan bukan pria setia, mengapa ada nomor dengan nama seperti itu?Nathan berusaha abai, tapi telepon itu terasa mengganggu, membuat Monica mau tak mau angkat suara. Ia muak mendengar suara ponsel yang berulang, membuat kepalanya pening."Angkat! Siapa tahu penting," tutur Monica.

    Last Updated : 2024-12-18
  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Kebohongan Maira

    William mendorong Maira hingga tersungkur jatuh, mengabaikan tangisan wanita itu yang sedari tadi memohon maaf pada William sepanjang koridor rumah sakit. William menatap penuh luka, tak habis pikir dengan kebohongan besar yang Maira ciptakan selama bertahun-tahun. Maira menangis dan meraih kedua kaki suaminya, respons pria itu hanya diam membisu, membuang pandang ke arah lain. Awalnya ia mengira jika benar surat pemeriksaan yang ia dapat adalah salah, tapi setelah mengecek ulang hari ini bersama Maira, ia malah dibuat semakin kecewa. "Mengapa kau membohongiku?" tanya William miris. "Maafkan aku, William. Aku janji akan kembali melakukan tugasku sebagai istrimu. Kita memulai lembaran baru, dan aku akan bersedia mengandung anakmu." William menepis dan tak acuh, kekecewaannya sudah mencapai batas, rasanya sangat sulit di percaya, ia merasa benar-benar dikhianati. Mustahil ada wanita yang tak melakukan hubungan badan selama bertahun-tahun, itu artinya selama ini istrinya masih melak

    Last Updated : 2024-12-19
  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Viral Lagi

    "Nyonya baik-baik saja. Kondisinya semakin stabil, tapi entah apa yang membuat perkembangannya melambat sampai membuatnya belum sadarkan diri, Tuan."Dokter itu mendekati Nathan setelah melakukan pemeriksaan pada Arini. Wanita itu khawatir kebohongannya akan tercium karena dokter sialan ini. Nathan menatap Arini yang masih memejamkan mata."Tangan dan kakinya juga sudah menghangat, sirkulasi darah lancar, kornea matanya juga sudah sehat. Harusnya nyonya sudah sadar.""Lalu, kenapa sampai sekarang dia belum sadar sama sekali? Responnya hari ini hanya kejang-kejang secara mendadak, sebelumnya dia hanya diam."Dokter itu juga bingung."Mungkin kita perlu menunggu beberapa Minggu bahkan bulan agar benar-benar pulih. Saya juga tidak sepenuhnya benar, bisa saja nyonya juga sedang berusaha untuk siuman. Perkembangannya semakin baik juga karena semangat yang timbul di dalam diri, perbanyak doa dan mintalah mukjizat Tuhan untuk kesembuhan nyonya.""Terima kasih, Dok."Setelah berbincang singka

    Last Updated : 2024-12-19
  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Marah atau Cemburu

    "Kau senang karena diperebutkan, hah?!" Monica melipat kedua tangan di dada, emosinya tak stabil dengan wajah marah yang terlihat jelas. Beruntung tadi ada yang berani memisahkan dan menarik Maira, sementara Nathan juga buru-buru memeluk dan menggendong Monica kembali ke ruangan. Rapat juga langsung dibatalkan begitu saja, Nathan tak ingin kliennya merasa terganggu, lagi pula ia tak terlalu merasa ini penting, menenangkan Monica jauh lebih penting saat ini. Ia duduk tanpa kata di hadapan istrinya. Sudah siap menerima umpatan bahkan tamparan yang akan dilayangkan istri sah, biasanya juga seperti itu 'kan? "Sudah berapa lama kalian menjalin hubungan menjijikkan ini?" "Monica, sudahlah! Tak perlu membahas ini. Lagi pula kita hanya istri di atas kertas 'kan?" Ucapan Nathan membuat Monica berang. "Monica memang hanya istri di atas kertas, tapi jika kau memang mencintai Arini, harusnya kau berpikir seribu kali sebelum berzina di sini." Monica menatap tajam ke arah Nathan,

    Last Updated : 2024-12-20

Latest chapter

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Akhir Segalanya

    "Di mana Adam?" William baru saja masuk rumah, padahal ia sudah sengaja pulang saat malam semakin larut, tapi ternyata Arini belum juga tertidur. Matanya sembao seperti baru habis menangis. "Dia pasti sibuk dengan urusannya, Sayang." William mencoba berkelit seperti tak tahu apa pun. "Katakan di mana Adam! Apa dia masih berani menunjukkan muka setelah apa yang ia lakukan?" William terdiam. Ia yakin cepat atau lambat kabar ini akan tersebar. Arini terduduk di sofa dengan tatapan kosong. Ibu mana yang tak sakit hati ketika tahu, bahwa putranya melakukan kejahatan. "Aku sudah membesarkan pembunuh," lirihnya sedih. Air mata yang sejak tadi kering perlahan turun dan membasahi pipi. "Monica begitu menjaga dan melindungi aku dari bahaya, tapi aku malah melahirkan pembunuh untuk mencelakai putranya. Ibu macam apa aku ini?" William mendekat dan mendekap Arini penuh sayang. "Padahal sebentar lagi Allea akan menikah, tapi ketika mendengar kabar Adam menjadi pembunuh yang hampir membuat

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Di asing kan

    William yang saat itu berada di laboratorium, mengecek sidik jari yang mereka temukan, tidak menyangka jika ternyata sidik jari itu milik Adam. Akhirnya tanpa membuang waktu, ia segera menghubungi Nathan dan Edgard, menceritakan semuanya tanpa mengabari Arini, istrinya pasti akan sangat khawatir dan ia tentu saja tak ingin hal itu terjadi. "Ayah kecewa padamu," lirih William yang seperti kehilangan semangatnya. Adam menatap William yang menunjukkan raut kecewanya yang jelas. "Ayah dan Ibu tak pernah mengajarimu menjadi pemberontak dan pembunuh, kau ditempatkan di posisi paling aman karena ibumu sangat menyayangimu. Sejak kecil, kau dan Allea adalah hidupnya." "Ayah, aku melakukan ini karena iri pada Edward, mengapa ia bisa dipilih menjadi orang paling berpengaruh sementara aku tidak?" William membuang napas berat. "Itu hak kakekmu, dia yang pebih tahu siapa yang paling kuat dan tangguh, tapi bukan berarti dirimu tidak mampu. Aku, ayahmu pernah mengajukan dirimu sebagai cucu pal

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Iri Dengki

    "Apa maksud semua ini, hah? Jujur, paman pasti kecewa ketika tahu siapa dalang di balik semua ini." Pria yang ternyata adalah Adam itu tertawa jahat, ia bersusah payah berdiri, menatap Edward yang sepertinya syok, tapi Adam tak peduli. Ia jujur sangat membenci Edward. "Bibi dan paman adalah orang baik, mereka tak pernah gagal dalam mendidik dirimu. Kenapa harus berjalan menjadi musuh? Jika kau memang tertarik dengan dunia misi, harusnya mengajukan diri menjadi satu kelompok yang utuh, bukan malah menjadi musuh. Aku tak ingin ada pertumpahan darah di keluarga kita, Adam." "Diam kau munafik! Apa kau tak sadar jika semua ini bermula dari dirimu?" Edward semakin kebingungan, ia heran mengapa bisa Adam berpikir seperti itu, padahal selama ini hubungan mereka baik-baik saja. Adam si sibuk kerja menjadi arsitek muda, sampai jarang memiliki waktu bersama keluarganya. Tiba-tiba jadi seperti ini. "Kau yang berhasil menjadi pusat perhatian, keamananmu sangat dijaga, bahkan ayahku sangat meli

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Siapa Max?

    "Sial! Edward sok pintar itu selalu bisa menemukan celah. Tidak! Dia pikir akan mudah menangkapku?" Pria dengan topeng perak itu duduk di kursi, sebuah ruangan temaram dengan banyak layar monitor di sekitar menjadi tempat paling nyaman, tempat di mana tak satu pun orang yang berhasil mendeteksi keberadaannya. Tapi telepon milik salah satu anak buahnya tidak sengaja menunjukkan poisis terakhirnya saat ini. Pria yang dikenal sebagai Max itu sudah mempersiapkan ini sejak awal, ia memiliki banyak tempat pelarian, dan ia yakin sepintar apa pun Edward, tidak akan bisa menemukan dirinya dengan mudah. Pundi-pundi rupiah dan emas batangan menumpuk di mana-mana, hampir semua titik menjadi tempat persembunyian uang hasil penjualan organ manusia, dan itu ia lakukan dengan rapi sekali. Sayangnya beberapa kacungnya ceroboh, hingga mampu terendus oleh hidung tajam Edward. "Aku memang memiliki banyak kesempatan untuk membunuhmu, tapi aku tidak melakukan itu sekarang." Kedua tangannya mengepal k

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Otak Sesungguhnya

    "Ngga bisa dibiarkan! Ali just my mine, not her. Argh, shit!" Bianca sibuk memaki. Napasnya sesak, sedari dulu ia memang menginginkan Ali, melakukan seribu satu cara untuk mendekatkan diri dengan Aliando, tapi nyatanya sejak masuk di bangku kuliah, Allea dengan lancang masuk ke hati Ali, gadis sialan itu bahkan mencuri perhatian orang tua Ali, jalannya begitu mulus, sekali pun ia menghasut agar Allea dibenci, tapi dokter cantik itu seperti tak memiliki celah untuk membuktikan keburukan Allea. Bianca pulang dengan rasa kesal, di kamar ia meminum banyak pil dengan asal, atanya berkunang-kunang, bayangan masa kecil dengan puing-puing kenangan bersama Ali berputar di benaknya. Mata hingga pipinya basah. Ia memang bisa mendapatkan segalanya. Harta, kecantikan, perhatian kedua orang tuanya, tapi ia ditakdirkan memiliki penyakit kronis yang membuatnya harus bergantung sepenuhnya pada obat-obatan, bahkan menjadikan Ali semangatnya untuk sembuh. Selama ini berusaha kuat dan sehat, karena

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Inikah Cinta

    "Konsep pernikahannya bagus, ya." Allea dan dokter muda bernama Aliando duduk di sebuah meja yang tak jauh dari tempat Evelyn dan Leo berada, mereka juga melihat langsung keributan yang baru saja tercipta, tapi tak satu pun dari keluarga Evelyn yang turun tangan untuk mengatasinya, mereka memilih berpura-pura buta dan tuli. Lagi pula ini acara sakral Edgard, jika mereka ikut turun tangan membela Evelyn, masalah akan semakin panjang, toh semua masalah sudah selesai dengan cepat karena Evelyn memang bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. "Iya, bagus. Jadi, kapan kau siap menikah? Aku akan siapkan konsep pernikahan yang lebih meriah dari ini," balas Ali semringah. Allea membatu sesaat, kemudian menatap ke arah pelaminan lagi, di mana sepasang raja dan ratu sehari itu berada. Ia memang sudah dilamar, cincin terpasang sempurna, tapi untuk menentukan kapan hari pernikahannya sendiri pun ia tak tahu. Allea menyimpan masalahnya sendiri. Padahal ia terlahir dari keluarga cemara, tak ada

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Cemburunya Evelyn

    Semua persiapan pernikahan sudah siap, sesuai dengan pilihan Tasya, bahkan rumah impian Tasya juga sudah ditentukan. Akhirnya hari yang ditunggu Edgard pun datang, ia sudah rapi dengan pakaian formalnya, menunggu dengan gagah, meski sejatinya ia tampak gelisah, sejak melamar Tasya, ia tak melihat bahkan berbicara dengan Edward. Pria itu sedang sibuk dengan misi berbahaya tanpa melibatkan dirinya. Mungkin Edward memang kuat, karena ia adalah orang yang ditunjuk langsung oleh Sean, hanya saja sekuat apa pun Edward, ia tetap was-was dan memiliki firasat bahwa Edward dalam bahaya, mungkin karena mereka adalah kembar, jadi bisa merasakan kesakitan satu sama lain meski dari jarak jauh sekali pun. "Ayo, Tuan!" Sopir pribadi membuka pintu mobil. Tapi kaki Edgard rasanya berat, ia kembali menghubungi Edward meski nihil. Lokasi kejadiannya pun ada di sebuah pulau, bagaimana bisa William dan Edward berjuang sendirian mencari dalang dari sindikat perdagangan manusia tersebut. "Sepuluh meni

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Menemukan Cinta

    "Jadi, kamu ngerasa jadi Mommy itu melelahkan?"Evelyn mengangguk mantap."Ok, Mommy bahas satu persatu. Jadi ibu itu menyenangkan, bisa mengurus rumah, anak, suami, itu hal yang menyenangkan. Daddy juga ngga pernah maksa Mommy buat ngerjain semuanya, lihat kan Daddy sesekali bantuin. Pernah juga bahkan sering Daddy nyuruh Mommy nyari ART, biar mommy cuman fokus ngurus Daddy sama kalian, tapi Mommy ngga mau. Intinya menikah dan menjadi istri itu menyenangkan. Dulu, Mommy juga ngga bisa apa-apa, yang pintar masak itu Tante Arini, tapi lambat Laun Mommy belajar tapi Daddy ngga pernah maksa."Evelyn masih terdiam menyimak."Intinya yang paling penting adalah, menikahlah dengan lelaki yang tepat, agar rumah tangga tidak menjadi beban untukmu. Dan menurut Mommy Leo baik, Leo pilihan yang tepat, dia juga anak tunggal, dia sayang banget sama kamu. Waktu kamu masih bayi aja, dia pernah nyium pipi kamu, terus ngomong nanti mau kalau udah gede mau jadi suami kamu.""Hah? Masa gitu sih, Mom?""I

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Beban Setelah Menikah

    "Ya Tuhan, Tasya mengirim pesan ini?"Edgard hampir saja terjungkal dari kasur, geraknya terlalu over sampai ia tak sadar diri sudah bergerak seabsurd ini. Edgard memang sengaja pulang lebih awal dan mampir di rumah Edward, saat Tasya pulang. Ia menunggu Edward dengan tidak sabaran. Ada banyak hal yang ingin ia ceritakan tentunya, dan meminta pendapat bagaimana dengan keputusan besar yang akan ia ambil, apa sudah benar. Kamar Edward menjadi markas ternyaman. Ia membaca pesan berulang kali dan tersenyum senang. Akhirnya kembali membuka file gambar yang hanya berisi foto Tasya. Gadis yang memikat hatinya sejak lama.Suara gemuruh mobil berhenti di depan rumah membuatnya semakin bersemangat, itu Edward, kakaknya yang kehilangan jodoh entah ke mana.Ia sedikit terkejut melihat mobil Edgard terparkir di sana. Akhirnya, pria itu masuk ke kamar, dan sedikit terkejut melihat adik kembarnya tersenyum sendiri sembari menatap kaca."Heh, apa yang terjadi denganmu?"Edgard tak menjawab dan lang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status