Share

31. Mencari Perhatian

Penulis: Adinasya Mahila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-25 10:23:29

Sevia melihat Arin dan Rara memandangnya aneh, lalu keduanya tertawa merendahkan Sevia.

“Kamu? Jangan bohong. Kami tidak percaya. Itu pasti hanya akal-akalanmu saja, ‘kan?” Arin mengibaskan tangan, meremehkan Sevia. “Sudahlah, intinya kesepakatan kita selesai di sini.”

Arin dan Rara berdiri dari duduknya. Sebelum meninggalkan Sevia, Arin menunjuk Sevia dan berkata dengan pongah. “Ingat, jangan pernah hubungi kami lagi.”

Lalu meninggalkan Sevia yang menyimpan perasaan marah di dadanya.

Sevia juga masih tidak percaya kalau Risha sudah mati, terlalu mudah jika wanita itu sudah mati saat ini.

“Apa coba aku pastikan secara langsung ke Mas Adhitama?”

Dia lantas mengambil ponsel dan menelepon Adhitama, tetapi pria itu tak menjawab panggilannya meski sudah beberapa kali terdengar nada sambung.

Sevia akhirnya menghubungi Andre dengan mengirim pesan untuk menanyakan keberadaan Adhitama.

“Kenapa dia juga tidak balas pesanku?”

Sevia sebal mengetahui Andre mengabaikan pesannya.

Di saat yang sama,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Ayu Anita
pelakor kau sepia murahan
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
apa Risha dan sevia sebenarnya itu masih saudara
goodnovel comment avatar
Yessy Susanti
pdhl kn dlu yg nlongin lu it Risha Tam BKN s Sevia kupret it.. Sevia lu bnr² nyri ksmptan mlu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   32. Tidak Percaya

    Namun, orang yang membuntuti Adhitama tak mengikuti lagi setelah melihat Adhitama menurunkan Sevia. Bahkan ia pergi lebih dulu sebelum Adhitama pergi.Adhitama mengemudikan mobilnya pulang ke rumah. Ia ingin istirahat dan mencoba memikirkan semua masalah ini dengan kepala dingin. Akan tetapi, saat sampai di rumah, Adhitama malah melihat mobil kakeknya terparkir di halaman. “Untuk apa Kakek ada di sini?” Adhitama cukup terkejut.Adhitama memarkirkan mobil persis di samping mobil Kakek Roi, lalu segera masuk untuk menemui sang Kakek.Adhitama baru menginjakkan kaki di teras hendak masuk rumah saat melihat pelayan rumahnya lari tergopoh menghampiri. “Tuan, itu … Kakek Anda ada di sini,” ucap salah satu pelayan rumahnya. “Aku tahu,” balas Adhitama dingin sambil berlalu meninggalkan pelayan rumahnya. Adhitama menuju ke tempat Kakek Roi berada. Dia mendekat hendak menyapa, tetapi sebuah tamparan lebih dulu mendarat di pipi sebelum Adhitama bahkan sempat membuka mulutnya. Kakek Roi ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   33. Datang Tiba-tiba

    Hari itu, setelah Risha menenangkan diri setelah ditenangkan Haris, Risha mendapati bercak darah di pakaian dalamnya saat baru masuk kamar mandi. Tubuhnya bergetar terkejut dan juga ketakutan. Risha berteriak memangil pembantu rumah Haris untuk menemaninya. Risha tidak mampu menahan tangisannya.“Ada apa, Non?” tanya pembantu yang panik saat masuk kamar mandi dan melihat Risha menangis.Risha memperlihatkan bercak di pakaian dalamnya, tentu saja hal itu membuat pembantu Haris terkejut.Pembantu lalu pergi mencari Haris dan menyampaikan apa yang terjadi.“Itu, Tuan. Non Risha ngeluarin darah,” kata pembantu dengan ekspresi wajah panik.“Apa?” Haris sangat terkejut.Haris pergi ke kamar Risha. Dia lalu buru-buru menggendong Risha keluar dari kamar menuju mobil. Haris segera membawa Risha ke rumah sakit agar segera mendapat penanganan.Di rumah sakit. Dokter langsung melakukan USG untuk melihat kondisi janin Risha. Risha sudah menangis sambil merintih menahan sakit di perutnya karena me

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   34. Ungkapan Rasa

    Beberapa menit lalu.Haris menemui Adhitama di ruang tamu setelah ia memastikan Risha masuk kamarnya.Meski sudah dipersilakan duduk oleh pembantu, tapi ternyata Adhitama masih berdiri. “Di mana Risha?” Adhitama langsung bertanya tanpa basa-basi saat melihat Haris datang. “Bukankah sudah jelas yang aku katakan? Kenapa kamu masih saja bertanya?” Haris merasa geram, Adhitama memang suka seenaknya sendiri. “Aku mau melihat kamar Risha yang ada di rumah ini. Aku mau mencari petunjuk di sana karena aku yakin kalau istriku belum mati!” kata Adhitama.Haris tersenyum mencibir mendengar kalimat Adhitama.‘Apa dia bilang tadi? Istri?’ “Sudah dua tahun Risha tidak datang ke sini, jadi apa yang mau kamu lihat? Petunjuk apa? Kenapa kamu menyangkal kenyataan kalau Risha sudah tidak ada? Sekarang kamu menyesal? Atau hanya ingin memastikan kebenaran agar bisa menikahi wanita itu dengan mudah tanpa ada halangan nantinya?!” Haris bicara secara bertubi sambil menatap tak senang ke Adhitama. Adhit

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   35. Ini Akhir Atau Awal?

    Malam itu, Adhitama tidak bisa tidur dengan nyenyak, dan itu membuatnya terbangun pagi-pagi sekali. Setelah membersihkan diri, Adhitama menatap kasurnya. Biasanya di sana ada kemeja yang sudah disiapkan Risha, namun hari ini kasur itu kosong. Adhitama tidak sadar di bawah matanya berair. Pria itu mulai berpakaian dan pergi ke ruang makan untuk sarapan. Saat sedang sarapan, salah satu pelayan rumah Adhitama terlihat menampilkan wajah sedih. Pelayan rumah itu mendekat, lalu dengan perlahan bicara. “Maaf sebelumnya, Tuan. Maaf kalau saya lancang menanyakan hal ini, tapi apa benar kalau Nyonya sudah meninggal?” Adhitama diam mendengar pertanyaan salah satu pelayan rumahnya. Dia hanya menatap hingga membuat pelayan rumah itu langsung menundukkan kepala. “Maaf, Tuan.” “Risha masih hidup. Selama aku belum melihat makamnya, maka bagiku Risha masih hidup,” balas Adhitama dingin. Adhitama berdiri setelah mengatakan itu. Dia meninggalkan meja makan dengan wajah menggelap. Namun, baru sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   36. Ulang Tahun

    Adhitama masih duduk di ruang kerjanya meski hari sudah malam. Beberapa kali Adhitama berusaha mempelajari sistem marketing produk ‘My Lily’. Dia masih terus membaca secara teliti hingga tiba-tiba gerakan tangannya terhenti. Di bawah temaram lampu ruang kerja, tiba-tiba saja Adhitama mengingat Risha. Dia menghela napas kasar lalu menyandarkan punggung ke kursi. Ini sudah empat tahun berlalu, tapi Adhitama masih tidak bisa melupakan Risha. Bahkan dia masih tak percaya jika Risha pergi begitu saja dari hidupnya untuk selamanya. Selama empat tahun ini, Adhitama juga selalu datang ke makam Risha sambil membawakan bunga. Adhitama menghela napas lelah setelah mengingat Risha, lalu kembali fokus bekerja karena ancaman Kakek Roi akan jadi kenyataan jika dia tidak bisa membuktikan bisa mengelola perusahaan dengan baik. Awalnya Kakek Roi tidak setuju jika Sevia yang menjadi model untuk produk skincare Mahesa Group, tetapi Adhitama meminta kesempatan untuk menjadikan Sevia model, se

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-30
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   37. Gadis Kecil

    Sementara itu esok paginya di area kedatangan domestik sebuah bandara, terlihat gadis kecil sedang duduk di kursi tunggu sambil mengayunkan kedua kaki bergantian ke depan dan belakang.Pandangan matanya tertuju ke pintu kedatangan yang beberapa menit lalu bundanya tunjuk.Gadis sudah duduk lama menunggu, sampai bibirnya cemberut, lalu menoleh ke bundanya yang berada tak jauh darinya berdiri memunggungi sambil menerima telepon.“Kenapa lama sekali?” Gadis kecil itu menggerutu lalu kembali mengerucutkan bibir.Hingga tak lama kemudian matanya tertuju ke satu arah, senyumnya mengembang lalu dia melompat dari kursi.“Paman Haris!” Gadis kecil itu berteriak memanggil sambil melambaikan tangan ke arah pria yang baru saja keluar dari pintu kedatangan.Haris melambai lalu tatapannya tertuju ke bunda gadis kecil yang saat ini berlari ke arahnya itu.Risha menoleh mendengar gadis kecil tadi berteriak memanggil nama Haris. Dia lalu mematikan ponsel, menoleh bangku dan ternyata gadis kecil itu s

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   38. Kenangan Kejadian Lalu

    Saat malam hari, Risha berada di kamar Lily untuk menemani anak itu sambil membacakan buku cerita. Risha sudah biasa melakukannya setiap malam sampai Lily tidur.Risha masih membaca buku cerita kesukaan Lily, hingga akhirnya putri kecilnya itu tidur dengan pulas. Risha turun dari ranjang, lalu menyelimuti kaki Lily dan tak lupa mencium kening Lily dengan penuh kasih sayang.Saat baru saja menyelimuti Lily, ponsel Risha berdering, dia buru-buru menjauh agar bunyinya tak sampai mengganggu Lily. Ternyata anak buah Risha menghubungi untuk memberitahukan sebuah kabar baik.'Bu, para pembeli sangat antusias memborong produk kita karena ingin melihat Bu Risha menampakkan diri di live. Sepertinya mereka sangat penasaran, sampai-sampai rela memborong agar Bu Risha mau menunjukkan wajah.'Risha malah terkejut mendengar ucapan anak buahnya itu. Dia agak takut karena sebenarnya tak berniat melakukannya, dia hanya iseng memberi syarat yang baginya tak mungkin bisa tercapai, tapi siapa sangka jika

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   39. Simpanan Pejabat

    Siang itu Adhitama berada di ruang kerjanya. Diam-diam tanpa sepengetahuan staff atau direksi lain, dia meminta Andre untuk menayangkan video live My Lily saat menjual produk. “Cara penjualannya sangat bagus untuk menarik customer. Kita seharusnya mengadaptasi cara seperti ini untuk menjual produk Mahesa,” ucap Andre saat melihat live itu. “Dalam satu hari, berapa jam mereka melakukan live?” tanya Adhitama masih sambil mengamati. “Dua puluh empat jam,” jawab Andre. Adhitama sangat terkejut mendengar jawaban Andre, dia menoleh dengan tatapan heran. “Apa mereka sudah gila? Apa ada orang yang mau membeli di jam satu malam?” Adhitama benar-benar tak habis pikir ada orang yang berjualan sampai 24 jam. Andre tidak menjawab, mencoba berpikir beberapa saat sebelum akhirnya Adhitama mengingat sesuatu dan berkata padanya. “Tunggu! Bagaimana bisa aku lupa soal ini? Aku pernah membaca sebuah jurnal kalau kebanyakan orang bersikap impulsive di malam hari," kata Adhitama. "Jadi ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01

Bab terbaru

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Happy Family : END

    Risha dan Adhitama berjalan beriringan masuk ke sekolah Lily pagi itu. Mereka terlihat beberapa kali berhenti untuk berbicara dengan orangtua teman Lily yang juga datang ke sekolah.Hari itu acara kelulusan murid digelar, Risha sudah tidak sabar melihat bagaimana penampilan putri kecilnya di atas pentas.Risha duduk sambil harap-harap cemas menunggu acara dimulai.“Dia tidak akan membuat kesalahan ‘kan?” tanya Risha sambil meremas tangan. Padahal Lily yang akan tampil, tapi dia yang grogi.Adhitama yang melihat Risha beberapa kali menggigit bibir bawah hanya tersenyum, dia meraih tangan sang istri yang ada di atas paha lalu menggenggamnya erat.“Dingin sekali, kenapa kamu yang gugup begini?” tanya Adhitama.“Aku hanya khawatir. Lihat saja banyak orang begini, bagaimana kalau dia takut hingga membuat kesalahan. Dia pasti sedih dan bisa kehilangan rasa percaya diri, ini penampilan pertamanya di depan banyak orang,” jawab Risha.“Kamu harus yakin ke Lily, dia pasti bisa. Calon penerus Ma

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 11 : Menikah?

    Sore itu, Andre duduk di meja kerjanya sambil menatap layar laptop. Pekerjaan hari itu hampir selesai, tetapi ada satu hal lagi yang harus dia urus sebelum meminta izin pulang ke Adhitama.Andre melihat jam di tangannya, sudah hampir pukul lima sore. Andre menarik napas dalam-dalam sebelum berdiri dan melangkah ke ruangan Adhitama.“Pak, apa saya bisa bicara sebentar?” kata Andre, mencoba terdengar tenang meskipun ada sedikit kegugupan di suaranya.Adhitama yang masih berkutat dengan layar laptop menjawab, “Tentu. Ada apa?”“Saya mau minta izin, Pak. Lusa rencananya saya ingin mengambil cuti untuk jalan-jalan sebentar. Sudah lama saya tidak liburan."Adhitama sedikit terkejut mendengar permintaan Andre. Dia menghentikan pekerjaannya sejenak lalu memandang sekretarisnya itu. “Jalan-jalan? Ke mana? Memang kamu sudah punya pacar?” goda Adhitama.Andre tertawa kecil mendengar pertanyaan sang atasan. Pemuda itu sedikit berkilah dengan menjawab, “Memang pergi jalan-jalan harus bersama pacar

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 10 : Pulang Bersama

    Seminggu kemudian Alma dan Haris mengadakan syukuran atas kelahiran anak mereka.Syukuran di rumah mereka berjalan meriah. Tamu-tamu yang datang silih berganti, membawa suasana hangat penuh canda tawa.Alma, yang baru saja melahirkan putra pertamanya, tampak bahagia menyambut satu per satu tamu yang hadir.Andre melangkah masuk dengan senyum kecil di wajah. Berbaur dengan tamu-tamu lain yang sebagian besar dia kenal. Namun, saat melihat sosok gadis yang tengah mengobrol di sudut lain ruangan, Andre segera berjalan mendekatinya. Ia sudan lama tak bertemu dengan Mahira, tapi dia sebenarnya sudah menduga pasti akan bertemu dengan Mahira di rumah Alma."Andre! Lama nggak ketemu. Apa kabar?" tanya Mahira sambil tersenyum lebar.Andre mengangguk kecil. "Baik. Kamu gimana?""Aku? Baik juga. Ngomong-ngomong, kabar mamamu gimana? Sehat kan?""Sehat kok," jawab Andre.Mereka terlihat canggung, Mahira bahkan ingin menjauh tapi entah kenapa ada perasaan yang membuatnya ingin terus mengobrol denga

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 9 : Satu Malam Indah

    Risha baru saja keluar dari kamar Lily malam itu. Dia berjalan pelan sambil memandang pintu ruang kerja Adhitama. Risha ragu mungkinkah Adhitama masih berada di sana atau sudah kembali ke kamar mereka. Risha mengedikkan bahu, memilih mempercepat langkah menuju kamar tidur. Baru saja menutup pintu, Adhitama membuat Risha terkejut karena sudah berada di dalam. “Astaga Mas Tama!” pekik Risha setelah sebelumnya berjengket karena kaget. “Kamu itu kenapa?” Adhitama terkekeh kecil lalu menekuk tangan di depan dada. “Aku pikir Mas masih di ruang kerja,” balas Risha sambil naik ke atas ranjang lalu duduk di samping Adhitama. “Apa ada masalah lagi di Mahesa?” tanyanya penuh perhatian. “Tidak ada, hanya mengecek dan memastikan sesuatu.” Adhitama membalas sambil melingkarkan tangan melewati punggung Risha, memberi isyarat kalau dia ingin memeluk istrinya itu. “Bagaimana Pembangunan kantor dan pabrik barumu? Bukankah seharusnya bulan depan pabrik sudah bisa mulai beroperasi?” tanya Adhitama

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 8 : Kode Ke Suami

    “Sudah sayang, kamu sudah cantik!”Ucapan Adhitama membuat Risha menoleh dan tersenyum. Adhitama berjalan mendekat pada Risha yang masih mematut diri di depan cermin, memeluk pinggang lalu mencium pundak istrinya itu.“Lily sudah siap?” tanya Risha sambil memandang Adhitama dari pantulan kaca di hadapannya.“Sudah, dia senang sekali mendengar kita mau mengajaknya pergi belanja,” balas Adhitama. “Ternyata semua wanita sama, suka sekali dengan hal berbau materi,” imbuhnya.Risha tertawa lebar, dia memutar tubuh lalu memandang Adhitama yang semakin hari semakin terlihat menawan di matanya.“Jadi selama ini Mas Tama pikir aku ini matre? Begitu?” goda Risha.“Hm .. bagaimana aku menjawab? Yang pasti aku bahagia bisa memberimu segalanya.” Adhitama meraih pinggang Risha. Menarik tubuh wanita itu hingga menempel padanya.“Aku hanya butuh Mas cintai dan jadikan satu-satunya wanita di dalam hidup Mas Tama,” ujar Risha. Senyum tipis dan tatapan matanya yang penuh cinta melenakan Adhitama hingga

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Pantas Bahagia

    Andre sedang duduk di meja kerjanya, memeriksa laporan yang harus diserahkan ke Adhitama saat atasannya itu baru saja datang.Andre langsung berdiri dan menyapa dengan sopan. “Selamat pagi, Pak.”"Pagi, ikut ke ruanganku, ada yang mau aku bicarakan," ucap Adhitama seraya melangkah masuk.Andre mengangguk, dia berdiri dari kursinya kemudian menyusul Adhitama. Meskipun terdengar serius, tapi raut Adhitama tidak tampak mengintimidasi."Aku mendengar dari pengacara kalau masalah dengan ayahmu itu belum ada titik temu, bagaimana perkembangannya?” tanya Adhitama.Andre menarik napas dalam sebelum menjawab. “Sebenarnya semalam saya bertemu dengannya, yang bisa saya baca dia mulai terlihat khawatir. Mungkin karena saya bilang bekerja di Mahesa dan memiliki dukungan penuh dari perusahaan.”Adhitama tersenyum tipis. “Baguslah kalau begitu. Orang seperti Papamu itu biasanya hanya menggertak. Kalau ada yang kamu butuhkan, jangan ragu untuk bicara, aku pasti akan membantu,” ucapnya.“Terima kasih,

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Tidak Akan Menang

    Di tengah hujan gerimis yang mengguyur kota, Mahira duduk di kursi penumpang mobil Andre sambil membuka jendela, membiarkan angin segar bercampur bau aspal basah masuk ke dalam mobil.Di tengah perjalanan menuju kos, tiba-tiba Mahira berkata, “Apa bisa berhenti sebentar di minimarket depan? Aku mau beli beberapa makanan buat stok di kos.”Andre mengangguk tanpa banyak bicara, lalu memutar setir ke arah minimarket yang Mahira maksud. Mobil itu melambat dan berhenti di depan minimarket yang terlihat ramai. Mahira keluar lebih dulu, lalu menoleh ke Andre yang masih duduk di kursi kemudi.“Yuk, ikut," ajaknya. Andre sebenarnya malas keluar mobil, tapi entah kenapa dia mengiyakan saja ajakan Mahira."Kamu kalau mau beli sesuatu boleh. Aku traktir, kamu pilih apa aja yang kamu mau.” Senyum Mahira mengembang. Pikirnya, Andre sudah banyak membantu jadi tidak ada salahnya mengeluarkan beberapa puluh ribu untuk membelikan pemuda itu sesuatu.Andre menghela napas sambil menggeleng. "Nggak usah.

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Bisakah Perasaan Berubah?

    Mahira duduk di ruang kecil kantor My Lily, matanya terus melirik jam dinding. Risha belum juga datang, dan dia sudah tidak sabar untuk meminta izin pada ibunda Lily itu.Meski terdengar keterlaluan, tapi Mahira berniat mengajukan diri agar diizinkan melakukan live penjualan sepanjang hari.Mahira masih menunggu dengan cemas, hingga Risha muncul dengan senyum maanis.“Pagi,” sapa Risha ke semua stafnya. Wanita itu berjalan ke ruang kerjanya dan disusul oleh Mahira.“Bu Risha, permisi. Apa saya boleh bicara?”Ucapan Mahira membuat Risha menghentikan langkah lalu menoleh.“Bicara apa?” tanya Risha dengan kening berkerut halus.“Begini Bu Risha. Saya mau meminta izin, boleh tidak hari ini saya mengambil alih live dari pagi sampai petang? Maksimal delapan jam.”Risha mengangkat alis, kaget dengan permintaan itu. “Kenapa tiba-tiba kamu ingin live selama itu?”Mahira menarik napas panjang, matanya sedikit berkaca-kaca. “Saya butuh uang, Bu. Papa saya … papa saya ditangkap polisi.”Risha ter

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Fakir Miskin

    Lain di mulut lain di hati. Meski terlihat tak peduli, nyatanya Andre tidak benar-benar bisa mengabaikan Mahira. Malam itu, meskipun memaksakan diri untuk tidur, pikiran Andre tetap berkelana, memikirkan Mahira dan apa yang mungkin sedang terjadi.Pagi harinya, Andre bangun dengan perasaan yang masih sama. Namun, dia tetap berusaha untuk tidak memperlihatkan perasaannya kepada siapapun, termasuk ibunya.Andre bangkit dari tempat tidur dengan mata berat. Ponselnya tergeletak di meja dengan layar hitam tanpa notifikasi baru. Dia memegangnya lagi, ragu sejenak sebelum mengetik pesan lain untuk Mahira.[Kalau kamu butuh bantuan, bilang aja.]Setelah mengirim pesan itu, Andre termenung, berharap balasannya kali ini datang.Namun, keheningan tetap mengisi ruang kamarnya. Andre mendesah berat, merasa bersalah tapi masih enggan mengakui."Apa aku harus ke sana langsung?" gumamnya. Pikiran tentang Mahira di kos seorang diri terus menghantui Andre.***Matahari baru saja muncul, memancarkan sin

DMCA.com Protection Status