Beranda / Romansa / Aku Bukan Perempuan Mainanmu / Sahabat keterlaluan dan memuakkan!

Share

Sahabat keterlaluan dan memuakkan!

Penulis: Juniarth
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-18 16:33:47

"Kalau gue jadi Kian sih mending Sasha gue putusin. Fokus sama kerjaan aja. Karena kerjaan Kian tuh berprospek bagus banget buat masa depan. Dan biasanya, perempuan bisanya cuma jadi penghalang."

Seketika hatiku mencelos mendengar ucapannya. Bahkan matanya dengan tegas menyorot wajahku. Apa maksudnya dia bicara begitu jelas gamblang tanpa tedeng aling-aling dihadapan kami? Terutama aku.

Perempuan mana yang tidak tertohok dengan ucapan orang lain mengenai hubungin asmaranya? Ingin sekali aku bertanya apakah dia mengenalku? Atau memiliki masalah denganku?

"Wih Krisna! Kalau ngomong nggak ada remnya." Sela temannya yang lain.

"Emang gitu kan? Emang lo semua kenyang makan cinta? Nggak kan?"

"Ya kan itu Kian bukan lo Kris. Suka-suka Kian lah dia mau jalan sama siapa." Temannya yang lain membelaku.

Sedang Kian malah terlihat santai sambil meneguk minumannya. Dia tidak terlihat terusik sama sekali. Yang benar saja?!

Apa dia senang aku dipermalukan seperti ini? Keterlaluan!

"Itu kan pendapa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Juniarth
besok up lagi kak
goodnovel comment avatar
Juniarth
besok up lagi ya kak
goodnovel comment avatar
Juniarth
iya kasihan sasha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Let's check in Sha

    "Kian, kenapa kita ke dalam pantry?" Aku menatap matanya yang menyiratkan makna lain. Ada yang berbeda ketika aku baru menyadari jika deru nafasnya berhembus lebih cepat. "Kian kita ---" Lalu dengan sekali gerakan, Kian mencium bibirku puas dan aku membiarkannya. Tanganku malah meremas kemeja batiknya yang makin menambah kegilaannya. Oh God! Paralio-ku sangat nakal sekali. Fantasi bercintanya sangat liar, berbanding terbalik dengan kewibawaannya saat berjalan tegap di kantor. 'Jadi ini maksudnya? Main celingukan dan sembunyi-sembunyi?' Batinku bertanya. Sadar dengan rasa lipstickku, Kian menghentikan ciuman kami lalu beralih ke leherku dengan tubuh saling menempel. Dadanya bergerak naik turun sarat akan gairah. Dan keras keperkasaannya makin memperkuat dugaanku. "Awh... Kian! Jangan di cupang." Tanganku bergerak menjauhkan wajahnya tapi dia segera mengunci kedua tanganku di balik tubuhku dengan satu tangan kanannya. "Lo nikmati aja Sha." Kian gila?! Menyuruhku menikmati cum

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-19
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Seperti pe**cur pribadimu

    Aku tersentak ketika Kian bertanya apakah aku memiliki lelaki lain. "Kamu bicara apa sih Kian?" Kian menjauhkan tubuhku darinya. "Kenapa lo nolak make love sama gue? Jelas-jelas gue cowok lo. Kan itu artinya lo punya cowok lain." Aku menggeleng. "Nggak kok. Kata siapa?" Kian menghela nafas lalu berdiri. Menghidupkan shower sejenak mengguyur seluruh tubuhnya lalu melilitkan handuk di pinggangnya. "Kian?" Kian tidak peduli dengan panggilanku lalu keluar kamar mandi. Dengan cepat aku pun ikut mengguyur tubuh di bawah shower lalu memakai bathrobe. Mengabaikan rambutku yang masih setengah basah, aku berjalan cepat menghampiri Kian yang tengah menghisap sebatang nikotin di balkon kamar. Sejujurnya, aku tidak suka melihat Kian merokok. Dengan sikap yakin aku melangkah mendekatinya lalu meraih rokoknya. Tapi sayang, Kian menepis tanganku lebih dulu. "Kian, kamu salah paham." Kian menghembuskan asap rokoknya perlahan. Aku tahu jika Kian merokok itu artinya dia sedang kesal. "O

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-20
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Aku memilih 'SELESAI'

    Memakai kembali gaun yang semalam menjadi penutup tubuhku kala menghadiri resepsi. Memoles wajah dengan sedikit make up lalu menghela nafas lelah. Penampilanku dari pantulan cermin terlihat tidak membahagiakan sama sekali. Lalu pandanganku beralih ke lima lembar seratus ribuan yang Kian tinggalkan di bawah ponselku. Pun, tidak ada pesan darinya sama sekali. Toh aku juga tidak berniat menghubunginya kembali. "Sudah selesai." Aku menengadahkan kepala untuk menghalau air mata yang hampir tumpah kembali. Dengan langkah pasti, aku keluar hotel lalu mengangsurkan lima ratus ribu itu pada seorang OB perempuan yang tengah membersihkan kaca lobby. Dia berterima kasih dengan penuh ketulusan sembari mendoakanku agar dekat dengan jodoh dan lancar rizkinya. "Tolong doakan saya selalu kuat menghadapi segala permasalahan ya bu." Itu pesanku padanya lalu berjalan menuju taksi yang sudah menungguku. Di dalam taksi, air mataku kembali luruh karena begitu terluka dengan perbuatan Kian yang se

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-21
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Akibat tidak percaya ucapan Amelia

    Kian mengusap wajahnya berkali-kali dan menghela nafas."Sorry Sha. Gue emosi. Maksudnya, gue selama ini udah berusaha hubungin lo tapi nihil. Lo menghindar terus. Gue capek Sha! Belum lagi kerjaan di kantor dan bisnis gue. Gue bisa gila ditekan sana sini. Ditambah lo juga ikut-ikutan nekan gue."Aku menoleh dengan ekspresi tidak terima. "Aku nggak nekan kamu kok. Aku cuma berusaha bikin diriku bahagia. Tapi kalau kamu mikir aku nekan kamu, sorry kamu salah besar Kian.""Maksud lo?"Aku menahan air mata yang hampir luruh. "Kalau kamu laki-laki pengertian, harusnya kamu sadar diri Kian. Setelah kamu puas bercinta denganku di hotel, kamu pergi ninggalin aku begitu aja. Kamu pikir aku pelacur?!"Kian terdiam dengan raut melunak. Sedang mataku sudah berkaca-kaca tidak tahan dengan perdebatan ini."Kamu nggak bisa jawab kan?!"Aku tertawa sumbang lalu menyeka air mata. Konyol sekali rasanya!"Aku pikir pria dewasa lebih pengertian tapi penilaianku salah. Kamu lebih parah dari anak SMA yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Rasanya sungguh teramat sakit

    "Maaf Sha. Rado sakit." Mataku mulai menitikkan air mata. Mengapa harus Rado kembali yang mengambil perhatian Kian dariku. Memangnya apa yang membuat Rado begitu menginginkan perhatian penuh Kian? "Seandainya aku dan Rado sama-sama sakit, siapa yang akan kamu pilih Kian?" Keheningan sesaat itu membuatku yakin jika hubunganku dengan Kian harus disudahi. Aku bersumpah akan mengikuti saran Amelia untuk meninggalkan Kian. Ini janjiku! "Sha, lo kenapa begini? Rado itu adik gue. Dia lagi sakit. Gue kakaknya masak ninggalin dia di rumah sakit sementara kita berdua have fun?!" Suara Kian terdengar lebih emosional. "Aku cuma nanya Kian. Kenapa kamu jadi bentak aku?" Kian menghela nafas. "Sha please jangan bikin runyam. Lo harusnya bisa ngerti keadaan gue. Mana bisa gue jalan-jalan sama lo tapi adik gue sakit?" Ouw shit!!! Dia memikirkan dirinya sendiri dan melupakan bahwa aku, kekasihnya, juga seorang manusia yang dianugerahi hati oleh Tuhan. "Aku juga sakit Kian! Aku sakit! Walau bu

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-23
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Dua sahabat terbaikku

    "Al, apa gue kelihatan nggak layak dicintai?" Ucapku dengan tatapan menerawang. "Layak sekali. Andai lo tahu." Nada suaranya serius, inilah yang kubutuhkan, bukan Alfonso yang cengengesan. Karena sejauh ini, usahaku mengejar Kian tidaklah singkat. Jatuh bangun dengan beragam masalah telah kulalui. Bukan tanpa ujung, tapi bukankah ujian hidup itu tidak bisa selesai dalam satu waktu? Melainkan Tuhan ingin melihat sejauh mana aku bisa mengatasinya. Aku tersenyum miris. "Tapi gue bego Al." "Sha." Alfonso memegang pundakku. "Lo berhak bahagia. Cinta nggak harus melulu tentang dia. Kalau dia nggak bisa ngerti dan ada buat lo, itu artinya lo harus mundur." "How do you know?" Aku menatapnya. "Your eyes tell me everything." "He left me Al. Again." Lalu aku menangis menumpahkan segala kekesalan di hati. "Saat gue udah berharap banyak ke dia, dia memperlakukan gue seakan gue nggak layak buat dihargai." Alfonso meraih tubuhku lalu didekap penuh kehangatan. "It's okay, it's okay." Lalu

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-25
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Adakah cinta selain diriku?

    "Tapi apa Mel?" "Tapi lo janji harus tegar. Gue nggak mau cerita kalau lo jadinya melow." "Gue janji." "Gue lihat Kian di rumah sakit waktu gue lagi nemenin temen kos yang lagi opname." Tempat kerja Amelia berada di kota kelahiran Kian. Aku hampir melupakan fakta itu. "Gue kira dia njenguk siapa, lalu gue iseng cari tahu, ternyata itu adiknya." "Namanya siapa?" Tanyaku memastikan. "Calarado Zimario Mahardika." Aku melebarkan mata tidak percaya ketika Amelia mengucapkan nama lengkap itu, seolah aku dilempar pada kejadian beberapa waktu lalu saat menemukan kuitansi atas nama itu. Tidak salah lagi!! 'Apakah Rado mengalami gangguan jiwa sampai harus berobat pada psikiater?' "Kenapa Drey?" "Lalu, apa lagi yang lo tahu Mel? Dia sakit apa kata dokter?" "Cuma tipes doang." Itu artinya Kian tidak berbohong jika Rado opname saat kami hendak ke pantai. Jadi itu sungguhan. "Tipes ya?" Amelia mengangguk. "Dan satu lagi, gue lihat Kian. Dia duduk sama cewek di depan kamar rawat in

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-26
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Doa terburukku untuknya!

    "Kebanyakan walau tidak semua. Kenangan pahit di masa lalu sedikit banyak akan membawa dampak untuk masa depan. Apa lagi kehadiran mantan istri yang kembali mengusik." "Ayah, aku... mencintai... seorang duda." Ayah terkejut dengan pengakuanku. "Siapa dia nak? Kenapa kamu bisa mencintainya?" Aku menggeleng. "Aku nggak tahu kenapa bisa begitu mencintainya ayah. Tapi yang pasti, aku lelah menjalani hubungan ini." "Drey, dalam hubungan itu perlu komunikasi dua belah pihak. Kalau kalian ada masalah itu dibicarakan bukan saling menyalahkan. Lalu duda itu, bercerai atau bagaimana?" Aku menatap ayah gelisah. "Cerai yah." Ayah menatapku terkejut lalu menggeleng. "Lupakan dia Drey. Jangan mencintainya nak. Lihat ayahmu ini." Aku hanya bisa menunduk. "Drey, kamu anak perawan, kamu pantas dapat perjaka. Apa lagi kamu anak kebanggaan mama dan ayah. Kami sebagai orang tua ingin yang terbaik buat kamu nak." Andai ayah tahu kalau aku tidak bisa melepaskan Kian begitu saja karena kesucianku

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-27

Bab terbaru

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Terlanjur mencintai kakak ipar

    POV RADO Tak terasa, sudah tiga bulan lamanya, Mbak Sasha tinggal di rumah ini bersama aku dan Mama. Berkat kegigihan dan terapi yang setiap hari dilakukan bersama tenaga medis yang selalu datang ke rumah, akhirnya Mbak Sasha bisa berjalan dengan lancar. Selama tiga bulan itu juga, ketika Mas Kian tidak memiliki waktu pulang ke rumah karena dituntut pekerjaan yang padat, akulah yang menggantikan perannya sebagai ayah untuk Shakira dan .... suami untuk Mbak Sasha. Mau bagaimana lagi, Mama sudah berusia lima puluh tahun lebih, wajar jika tidak bisa ikut membantu Mbak Sasha begadang bila Shakira rewel. Entah karena demam setelah imunisasi, tidak mau tidur malam, mengganti popok, dan lain sebagainya. Aku tidak keberatan karena dengan begitu akhirnya Mbak Sasha bisa lebih dekat denganku. Bukankah jika aku menemani Mbak Sasha, itu artinya aku bisa satu kamar dengannya? Bahkan dia mulai bergantung padaku jika membutuhkan sedikit banyak hal. Aku tidak keberatan jika dia repotkan karena m

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Bahagia setelah pernikahan

    POV PARALIOKetika Sasha mengucap kata cintanya padaku setelah pertikaian dan perpisahan kami selama ini, betapa bahagianya aku. Hatiku seperti disiram air surga. Hanya sekedar kata cinta dan pelukan tulus darinya saja, aku begitu bahagia. Ya, hanya untuk sekedar kembali mendapatkan ketulusan cinta Sasha, banyak yang harus kuperjuangkan dan kukorbankan. "Aku mencintaimu, Mas."Aku mengurai pelukan kami lalu menangkup wajahnya yang menggemaskan. Maklum, usia Sasha terpaut sebelas tahun denganku. Betapa beruntungnya aku memiliki istri daun muda seperti dirinya. Mau menerima duda sepertiku dengan segenap cinta tulusnya. Dan kali ini aku tidak akan melepaskannya lagi.Aku menarik pelan wajahnya lalu kusatukan kening kami berdua. Saat hatinya dipenuhi oleh cinta untukku, aku tidak akan melepaskan kesempatan ini untuk makin merayunya. "Jangan ragu sama cintaku, Sha. Kali ini aku sungguh-sungguh.""Sebenarnya, aku kadang masih ragu sama kamu, Mas. Tapi, aku sadar kalau perasaanku ke kamu

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Cinta di hati keduanya

    POV RADO Satu botol berisi obat penenang yang kusimpan baik-baik akhirnya kukeluarkan setelah beberapa minggu ini kutinggalkan. Aku tidak kuat menahan ledakan di dalam dada akibat melihat Mas Kian yang mulai bersikap sangat manis pada Mbak Sasha. Aku tidak terima!!!Aku segera mengeluarkan satu pil itu dari wadah lalu menelannya dengan sisa air yang ada di tas sekolah. Setelah tertelan dengan benar, aku terduduk di tepi ranjang dengan menundukkan wajah. Tidak lama berselang seulas senyum disertai kekehan pelan keluar dari bibirku. Ini artinya reaksi obat telah bekerja dengan baik menenangkan syarafku akibat ledakan emosi yang tidak bisa kukendalikan. "Mas Kian sialan! Ngapain dia sok manis ke Mbak Sasha. Kemarin bilang nggak mau ujung-ujungnya doyan!" "Kenapa harus kamu sih, Mas? Kenapa harus kamu yang ketemu Mbak Sasha? Kenapa bukan aku?!" "Tapi nggak masalah, aku bakal cari cara buat deketin Mbak Sasha. Waktuku sama dia lebih banyak ketimbang sama kamu. Lihat aja nanti, Mas!"

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Aku, kau, dan suamimu

    POV RADO "Apa maksudmu tanya kayak gitu, Do? Memangnya siapa yang benar-benar suka sama aku?" Tanya Mbak Sasha yang masih setia duduk di kursi rodanya. Aku mengambil kursi lalu memposisikan di dekat kursi roda Mbak Sasha. Lalu duduk di sebelahnya dengan tatapan begitu lekat lengkap dengan seragam sekolah putih abu-abu yang sudah kukenakan di pagi hari ini. "Seseorang, mungkin." Kepala Mbak Sasha menggeleng. "Nggak ada, Do. Kamu ini bercanda aja sukanya." "Dari pada Mbak Sasha nggak bahagia sama Mas Kian." "Sebelum Masmu nikahin aku, statusku ini cuma perempuan hamil tanpa suami. Bayangin, betapa jeleknya aku di mata orang. Lalu seseorang dari masa laluku nawarin pernikahan karena anaknya butuh kasih sayang seorang ibu dan anakku butuh sosok ayah. Intinya kami saling melengkapi tapi nggak ada rasa cinta." "Kalau kamu sekarang tanya kenapa aku kayak nggak bahagia sama Masmu, gimana aku bisa bahagia kalau dia adalah orang bikin aku nggak bisa percaya sama apa itu cinta dan kesetia

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Nekat melakukan pendekatan

    POV RADO Masih menggenggam tangan Mbak Sasha dengan tidak tahu malunya sembari menatap wajahnya yang masih setengah lesu itu, aku kembali berucap. "Ya karena aku sayang sama kamu, Mbak." "Sayang?" Beonya dengan nada tidak mengerti. "Sayang yang gimana maksud kamu Rado? Aku nggak ngerti." "Kamu berubah baik, berubah hangat, dan ... membingungkan." Wajar jika Mbak Sasha bingung menghadapi perubahan sikapku yang terlalu mendadak ini. Sedang perasaanku sendiri juga berubah begitu cepat setelah berulang kali aku menciumnya tanpa tahu siapapun. "Sayang ... sebagai ..." "Rado, maaf." Mbak Sasha kemudian menarik tangannya dari genggamanku. "Kita ini ipar dan nggak seharusnya kamu pegang tanganku kayak gini." Imbuhnya. Binar cinta dimataku untuk Mbak Sasha meredup karena ucapannya kemudian kepalaku tertunduk lesu karena seperti menelanjangi diriku sendiri dihadapan Mbak Sasha. Aku melupakan pelajaran mengendalikan diri dan emosi yang biasa dokter Rafael ajarkan padaku. Bahwa ledak

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Pulangnya si cinta pertama

    POV RADO Sejak Mbak Sasha dinyatakan sadar dari tidur panjangnya, aku dan segenap penghuni rumah sangat berbahagia. Akhirnya, penantian dan doa yang terus kami panjatkan membuahkan hasil. Apalagi jika itu bukan karena bayi mungil yang belum memiliki nama ini sangat membutuhkan Mbak Sasha. Mas Kian melarang kami memberi dia nama karena itu akan menjadi hak Mbak Sasha sepenuhnya. Apapun itu aku tidak masalah asal Mbak Sasha siuman dan bisa segera pulang. "Mama mau ke rumah sakit sekarang?" Ini sudah dua hari sejak Mbak Sasha siuman, dan kemarin Mas Kian sudah kembali ke kota untuk bekerja. "Iya, besan mau pulang ganti baju. Giliran Mama yang jaga sekarang." "Titip salam buat Mbak Sasha ya, Ma." "Iya, Rado ganteng. Kamu sanggup kan sama si mungil di rumah?" "Sanggup, kan ada pengasuhnya juga." "Ya udah, Mama berangkat dulu. Taksinya udah nungguin." Tanpa Mama, Mas Kian, bahkan orang tua Mbak Sasha sekalipun, mereka tidak tahu jika aku sudah berulang kali mencium bibir Mbak Sa

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Cemburu cium pipi, boleh?

    POV PARALIO Apakah Sasha bahagia karena aku menikahinya? Senyum saja tidak. Kedua matanya hanya menatap jemari yang terpasang cincin pernikahan yang kusematkan. Pantaskah aku berpikiran bahwa Sasha tidak bahagia dengan pernikahan kami? Padahal aku sangat bahagia memiliki dia yang sudah lama memendam cintanya untukku. Bahkan saat aku berulanag kali menyakitinya entah sengaja atau tidak sengaja sekalipun, Sasha masih menyimpan aku di ruang hatinya. Kini, ketika aku merasakan hatinya telah mati untukku, aku merasa.... menyesal. Hari ini, ketika Sasha sudah dinyatakan stabil kesehatannya, dokter memutuskan memindahkan ia kembali ke kamar rawat inap agar aku bisa menjaganya. Kini, setelah kami sudah tiba di kamarnya, Sasha akhirnya membuka suara. "Dimana anakku, Kian?" Tanyanya dengan suara lirih dan serak. Aku yang sedang membetulkan selimutnya, kemudian beralih menatap kedua bola mata indahnya yang sayu. "Dia di rumah, sama Rado, Mama, dan Mamamu. Tapi aku ada videonya. Mau

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Ketika matanya terbuka

    POV PARALIOSudah dua minggu, istriku dirawat di rumah sakit dengan kondisi yang sama. Tidak ada perubahan sama sekali dan itu membuatku hampir putus asa. Sebenarnya ada apa dengan Sasha?Mengapa setelah melahirkan, kondisi kesehatannya memburuk seperti ini?Tidak hanya aku dan orang rumah yang sedih melihat keadaan Sasha yang tak kunjung membaik. Tapi, bayi kami pun ikut terdampak. Kata Mama, bayiku sering menangis dan malam harinya rewel hingga pengasuhnya lelah. Karena itu pula, kinerjaku memburuk. Aku bahkan tidak bisa fokus pada pekerjaan saat rapat dengan customer besar yang memintaku secara langsung untuk mengerjakan bestek pesanannya. Melihat perubahanku yang tidak baik, entah angin dari mana Pak Affar dengan baik hatinya menawariku satu solusi demi kesembuhan Sasha. Kami pergi ke salah satu panti asuhan anak yatim piatu lalu mengajak mereka berdoa bersama demi kesembuhan Sasha dan menyantuni mereka dengan beragam kebutuhan yang diperlukan. Dan setelah acara itu, hubunganku

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   First kiss

    POV RADO Apa aku harus mencium kakak iparku sendiri? Padahal aku tidak pernah berciuman dengan siapapun sebelumnya. Memiliki kekasih saja tidak. Memang, siapa yang sudi mencintai pemuda yang memiliki gangguan mental sepertiku?Begitulah pemikiranku ketika melihat Mbak Sasha yang masih setia terlelap dalam tidurnya di rumah sakit ini. Mataku masih setia menatap wajahnya yang setengah pucat dengan selang makan yang dimasukkan melalui sudut mulutnya. Sedih, kasihan, dan terbayang-bayang dengan bayinya yang berada di rumah tanpa belaian dari Mbak Sasha sebagai ibunya. Tatapanku berpindah ke tangannya yang kugenggam dengan erat karena suhu tubuh Mbak Sasha yang lebih rendah dari tubuh manusia normal. "Mbak, bangun. Bayimu nungguin kamu. Semua yang ada di rumah nunggu kamu sehat lagi. Jangan tidur terus.""Aku tahu kalau kamu kayak gini itu juga ada andil salahku, Mbak. Tapi aku janji bakal berubah. Aku bakal tebus kesalahanku. Aku bakal sayangi kamu sama bayimu, Mbak. Aku janji. Tapi

DMCA.com Protection Status