Home / Pernikahan / Aku Bukan Pembantu Kalian / Mas Johan Terlalu Baik

Share

Mas Johan Terlalu Baik

Author: Anggrek Bulan
last update Last Updated: 2022-06-14 17:36:11

Sebelum baca klik berlangganan dulu ya

****** ******

Mas Johan Terlalu Baik Pada Mereka

"Rin, kok malah bengong sih kamu? Kamu nggak dengar dari tadi Bobby, Dewi dan Devi sudah kelaparan? Kayaknya kamu itu sengaja banget deh buat kami kayak gini!" Mbak Sarah lagi ke dapur, kali ini sambil menggendong si kecil Bobby.

"Sabar sedikit dong, Mbak. Mbak lihat kan dari tadi juga aku nggak diam saja, malah sehabis subuh aku sudah bangun, hanya demi bisa menyiapkan sarapan untuk kalian sebelum aku berangkat ke pasar," ucapku mencoba bersabar.

"Masak dari subuh hingga jam segini kok belum kelar juga. Memang lelet ya kamu itu!" ucapnya lagi.

"Mbak bisa nggak sih, sedikit saja menghargai semua usaha dan kebaikanku? Sebisa mungkin aku menuruti apa yang Mbak  Sarah dan keluarga minta selama ini, hanya karena aku menghargai Mbak Sarah sebagai saudara satu-satunya suamiku."

Untuk pertama kalinya sejak kedatangan Mbak Sarah dan keluarganya di sini, aku berucap dengan nada sedikit tinggi seperti saat ini. Karena rasa kesal di dalam hati ini sudah menumpuk, memberi banyak pengorbanan dan kebaikan namun tak pernah di hargai.

"Kamu sudah mulai berani ya ngomong dengan nada tinggi kayak gitu kepadaku? Ingat lo kalian itu memiliki hutang budi yang besar kepada kami. Jika dulu kami tak membiayai kuliah Johan, mungkin kalian masih hidup kere sampai sekarang!. Jadi manusia itu jangan seperti kacang yang lupa pada kulitnya dong! Kamu harus ngerti bagaimana caranya membalas budi!"

"Sampai kapan Mbak Sarah akan selalu mengungkit-ungkit hal itu? Bukankah sebenarnya itu memang sudah menjadi kewajiban saudara yang lebih tua untuk mengayomi adiknya, ketika orang tuanya telah meninggal dunia? Bukankah Mas Johan juga sering memberi kalian uang ketika gajian, dan masalah pembagian tanah warisan juga Mbak Sarah meminta bagian yang lebih banyak 'kan? Padahal seharusnya dalam agama kita, anak laki-laki itu mendapatkan bagian lebih banyak dari pada anak perempuan, ati setidaknya mendapat bagian yang rata. Tapi kami pun selama ini tak pernah mempermasalahkan hal itu, apa yang Mbak Sarah minta pun kami turuti. Apa masih kurang semua pengorbanan kami itu Mbak?"

"Kamu itu memang tidak tahu sopan santun ya! Johan itu memang benar-benar b***h, karena telah memilih wanita seperti kamu untuk du jadikan istri!"

Sungguh benar-benar emosi aku pagi ini, seharusnya sebagai tamu yang hanya menjadi benalu, dia itu tahu diri membantuku mengerjakan pekerjaan rumah, bukan malah menjadikanku pembantu, dan juga terus menghinaku seperti ini. Kalau alasanya capek karena mengurus bayi, bagaimana dengan aku? Meski belum memiliki anak aku juga bekerja.

Padahal sebelum mereka datang ke rumah kami, tak pernah aku masak di pagi hari. Karena Mas Johan pun tak biasa sarapan pagi, hanya segelas susu hangat dan roti selai sudah cukup buat kami. Dan biasanya saat sore ketika kami sama-sama pulang kerja, salah satu dari kami akan membeli makanan untuk makan malam. Atau kalau tidak, maka kami akan memasak bersama. Oh indahnya hidup tanpa mereka seperti dahulu.

Dulu ku kira mereka tak akan lama tinggal di rumahku, atau paling tidak  Mas Rusli akan kembali bangkit dan bekerja untuk memulai kehidupan baru. Namun nyatanya aku salah, semua kebaikanku dan Mas Johan di sini justru membuat mereka makin betah jadi benalu, dan sepertinya tak ingin pergi dari kenyamanan ini.

"Ada apa sih Dek, pagi-pagi gini sudah ramai di dapur? Malu 'kan di dengar tetangga." Mas Johan keluar dari kamar dan ikut nimbrung di dapur.

Belum sempat aku menjawab pertanyaan dari suamiku tadi, Mbak Sarah sudah berkata-kata duluan.

"Ajarin tuh Jo, istrimu sopan santun pada yang lebih tua! Penampilan saja alim tapi kelakuannya sudah kayak berandalan!" 

Astaghfirullah aladzim, Mbak Sarah sungguh tega berbicara seperti itu di hadapanku.

"Memangnya ada apa sih, Mbak?" ujar Mas Johan lembut seperti biasa, sambil mengambil Bobby dari gendongan Mbak Sarah.

"Rini itu, kebangetan banget Jo. Katanya sudah masak dari habis subuh kok sampai jam segini belum juga matang? Sepertinya dia itu sengaja agar kami kelaparan, sepertinya juga dia itu tak rela kami tinggal di sini Jo. Padahal dia sendiri juga tahu kalau anak-anak juga dari tadi sudah merengek kelaparan," bela Mbak Sarah.

"Bukan seperti itu, Mas. Memang belum matang, ini tinggal mendidihkan saja soto nya. Sedikit sabar kan bisa, toh tadi pagi anak-anak dan juga Mbak Sarah sudah menghabiskan segelas susu seperti biasanya," jawabku sambil mengaduk soto daging yang sebentar lagi akan segera mendidih ini.

"Mana kenyang kami hanya minum segelas susu saja, apalagi aku yang masih menyusui Bobby? Banyak sekali alasan mu itu Rin. Kalau nggak suka kami di sini bilang saja, kami bisa kok menyewa kontrakan yang lebih bagus dari pada di sini!" ujar Mbak Sarah lagi dengan sombongnya.

"Ya baguslah kalau begitu, silahkan Mbak Sarah pindah ke kontrakan dan pergi dari sini secepatnya!" Kubanting kain lap yang dari tadi kupegang, lalu berlalu menuju kamar.

"Tuh 'kan, apa kubilang. Dia itu kurang ajar, berani-berani nya mengusir aku dari sini Jo! udah yatim piatu, dekil, miskin tak punya sopan-santun lagi!" Teriakan keras Mbak Sarah itu sontak membuat Bobby menangis.

"Sudah-sudah Mbak, maafin  Rini ya. Mungkin dia lagi capek mangkanya sedikit emosi. Tuh masakannya sudah matang semua, sekarang Mbak Sarah dan anak-anak makan saja ya, aku akan ke kamar dulu menemani Rini." Sayup.ku dengar suara Mas Johan menenagkan kakak iparnya itu.

"Iya ajari istrimu itu agar mengerti arti balas budi!" omel Mbak Sarah lagi.

Memang Mas Johan selalu begitu, tak pernah membelaku, seakan aku memang yang selalu salah. Dia hanya akan selalu memintaku untuk bersabar menghadapi keluarga kakaknya itu.

Related chapters

  • Aku Bukan Pembantu Kalian   Dua Hari Lagi

    Dua Hari LagiMemang Mas Johan selalu begitu, tak pernah membelaku, seakan aku memang selalu yang salah. Dia hanya akan selalu memintaku bersabar menghadapi keluarga kakaknya itu."Dek, maafin Mbak Sarah ya. Dia seperti ini juga karena memang baru saja mengalami kebangkrutan, pasti dia sangat shock apalagi 'kan masih punya bayi Dek, takutnya kalau kita nggak mengalah dia malah mengalami Baby blues, kasihan Bobby juga 'kan?" Mas Johan ikut duduk di pinggir ranjang bersamaku, dan mengusap punggungku."Tapi ini sudah tujuh bulan lebih Mas, harusnya Mbak Sarah dan juga Mas Rusli sudah bisa mulai bangkit lagi Mas. Apalagi mereka kan mempunyai tiga orang anak, sampai kapan mereka akan begini terus? Dan sampai kapan mereka akan menjadi benalu di rumah kita seperti ini!?" kataku yang memang masih sedikit emosi."Sabar ya Dek, sebentar lagi pasti mereka akan kembali bangkit. Kita juga harus me dukung mereka agar segera memulai lembaran baru. Jangan terlalu merasa mereka menjadi beban di sini,

    Last Updated : 2022-06-14
  • Aku Bukan Pembantu Kalian   Tak Tahu Diri

    Sebelum baca klik berlangganan dulu ya****** ******Benar-Benar Tak Tahu Diri"Baiklah Mas, aku akan mencoba bersabar lagi untuk dua hari ke depan. Semoga kamu segera mendapat pekerjaan untuk Mas Rusli dan mereka pindah dari sini. Ini semua aku lakukan demi menghormatimu Mas. Namun jika dua hari berlalu dan semua tak berubah, maka jangan salahkan aku jika aku akan menggunakan caraku sendiri agar mereka tak betah berada di sini!""Terima kasih banyak Dek, kamu masih mau bersabar lagi, ternyata tak salah aku memilihmu menjadi istriku. Insyaallah dua hari lagi semua akan berbeda Dek. Sefkali lagi terima kasih ya Dek." Mas Johan kemudian mencium keningku dan memelukku.Meski pun aku sangat membenci kelakuan saudara iparku, namun aku tak ingin membuat rumah tanggaku dan Mas Johan berantakan. Aku harus tetap bisa menempatkan diriku, agar semua berjalan seimbang.Aku adalah Rini Juwita, saat ini aku masih berusia dua puluh tiga tahun. Aku sudah tiga tahun ini menikah dengan Mas Johan, lelak

    Last Updated : 2022-06-14
  • Aku Bukan Pembantu Kalian   Baru Pemanasan

    Sebelum baca klik berlangganan dulu ya****** ******Ini Baru Pemanasan SajaSetelah merapikan dapur, aku langsung bergegas membersihkan diri dan akan segera berangkat ke toko. Tak sampai setengah jam aku sudah siap."Eh Rin, kamu sudah mau berangkat kerja?" Mbak Sarah menghampiriku yang sedang memakai helm di teras."Iyaaaa...memangnya kenapa Mbak?" jawabku malas karena pasti akan minta sesuatu."Kamu ke tokonya naik angkutan saja ya. Motornya biar di pakai Mas Rusli hari ini." Dengan entengnya kakak iparku itu berkata."Nggak ah, males. Memangnya Mas Rusli itu mau kemana? Bukanya semua kebutuhan sudah di cukupi Mas Johan?""Mas Rusli pengen mancing, Rin. Kasihan sepertinya dia suntuk banget di rumah terus," jawabnya enteng."Mancing? Enak banget ya kerjaan Mas Rusli, di rumah tinggal makan dan tidur, perlu apa-apa tinggal minta suamiku. Giliran suntuk, pingin refresing, pingin mancing. Sudah gitu uang saku minta, sekarang mau pake motorku pula. Ogah banget deh. Suruh saja Mas Rusli

    Last Updated : 2022-06-14
  • Aku Bukan Pembantu Kalian   Salah Kok Dibela

    Sebelum baca klik berlangganan dulu ya****** ******Salah Kok DibelaTok tok tok"Dek, kamu sudah tidur toh?"Suara Mas Johan tersebut sontak membuat mataku terbuka, ku lirik jam di dinding masih menunjukkan pukul sepuluh malam. Ternyata tadi aku ketiduran habis shalat Isya. Sejak sore tadi aku memang tak keluar kamar sama sekali, kebetulan juga di kamarku ini ada kamar mandinya, jadi tak perlu repot-repot keluar kamar kalau hanya untuk mandi dan mengambil air wudhu."Sudah bangun kok, Mas, sebentar ya!" teriakku.Mas Johan memang selalu membawa kunci rumah, namun kalau kamar memang tadi dia kukunci selot dari dalam."Mau di buatin susu hangat atau kopi, Mas?""Susu hangat saja Dek. Eh ini aku tadi beli lima bungkus nasi goreng. Kita makan bareng yuk, buat Mbak Sarah dan keluarganya juga," ucap Mas Johan sambil mengangsurkan bungkusan plastik besar kepadaku."Oke, ku tunggu di dapur ya Mas, sekalian mau buatin susu hangat buat kamu."Hemmm ternyata suamiku meski pulang selarut ini ma

    Last Updated : 2022-06-14
  • Aku Bukan Pembantu Kalian   Nasi Goreng Dari Kulkas

    Nasi Goreng Dari Kulkas"Aww sakit!"Terdengar teriakan Mbak Sarah pagi ini, saat aku tengah menyapu di teras. Berarti kejutan pertamaku sudah sukses."Apaan sih Ma? Pagi-pagi udah teriak, ini si Desta jadi kebangun lho! Gangguin tidur papa saja sih!" ucap Mas Rusli kesal.Haduh jam tujuh kok katanya masih pagi sih? Dasar pemalas kerjaannya cuma makan dan tidur saja!"Kamu tuh Pa, bukannya nolongin malah marah-marah! Siapa sih yang naruh popok penuh ini di depan pintu? Kan aku jadi kepleset, sakit tau!!""Paling juga kamu sendiri, Ma. Udah ah nih si Desta aku mau tidur lagi!" ucap Mas Rusli.Mendengar ucapan pria benalu itu aku langsung masuk ke dalam."Mas Rusli ini sudah siang loh, masak mau tidur lagi? Nggak capek seharian tiduran mulu? Jangan tidur lagi dong, tuh dari tadi di cari Mas Johan, ada kerjaan katanya. Temui sekarang sana, keburu suamiku itu berangkat ke kantor!" Mataku kali ini membulat sempurna ke arahnya.Dan ternyata dia langsung menuruti permintaanku, walau dari ra

    Last Updated : 2022-06-23
  • Aku Bukan Pembantu Kalian   Anak dan Ibu Sama Saja

    Anak dan Ibu Sama SajaSore ini aku pulang sedikit telat, karena tanggal muda jadi banyak yang belanja sembako di tokoku. Sengaja aku mampir untuk membeli roti bakar, meski aku jahat, namun aku masih ingat makanan kesukaan keponakan kembarku itu. Apalagi hari ini, aku mendapatkan penghasilan yang cukup banyak, jadi tak ada salahnya 'kan kalau sedikit berbagi dengan orang-orang sekitar kita.Ku pesan dua buah roti bakar dengan isian coklat keju, nantinya satu untukku dan satu untuk keluarga Mbak Sarah. Tak lupa kubelikan dua minuman alpukat kocok kesukaan Dewi dan Devi. Juga buskuit dan susu bayi untuk Desta. Pasti mereka semua sangat senang melihatku pulang membawa makanan. Untuk Mas Rusli memang sengaja tak kubelikan apapun, karena aku masih sangat kesal dengan kelakuan mereka.Tepat saat adzan magrib berkumandang, aku sampai rumah, dan ternyata mobil suamiku sudah terparkir rapi di teras. Tebakanku tadi memang benar, ketika aku baru sampai di ruang tamu, kedua gadis kecil itu langsu

    Last Updated : 2022-06-23
  • Aku Bukan Pembantu Kalian   Aku Hamil

    Aku Hamil?Kumandang adzan subuh membangunkanku, segera kuambil wudhu dan menunaikan shalat subuh. Kali ini aku shalat sendiri, karena jujur hati ini masihlah kesal dengan Mas Johan.Maafkan aku ya Allah jika mungkin bersalah karena berkata tidak sopan kepada kakak ipar dan suamiku. Namun aku tahu Engkau maha tau, apa yang benar dan apa yang salah.Sebenarnya aku melakukan semua ini bukan hanya karena kesal dengan sifat mereka, tapi juga karena aku menyayangi mereka. Jika tetap kubiarkan mereka begini, bagaimana jika hingga nanti anak-anaknya juga memiliki sifat yang sama dengan mereka.Tok tok tokk"Dek, tolong bukain pintu. Aku mau shalat subuh nih." Suara panggilan dari Mas Johan membuatku sedikit kaget.Segera kubuka pintu itu, kemudian kucium punggung tangannya, hal yang biasa ku lakukan setelah kami melaksanakan shalat berjamaah."Loh Dek, jadi kamu sudah shalat duluan? Duh maaf banget ya aku agak kesiangan dikit ini, kamu sih nyuruh aku tidur di luar, jadinya semalam nggak bis

    Last Updated : 2022-06-23
  • Aku Bukan Pembantu Kalian   Pov Johan

    Pov Johan"Jo, semua yang ku miliki kini telah habis. Bolehkan kami sekeluarga menumpang sementara di rumahmu? Sampai Mas Rusli dapat kerjaan baru lagi. Paling juga nggak sampai tiga bulan kami sudah pergi dari san." Kata-kata itulah yang tujuh bulan lalu Mbak Sarah ucapkan kepadaku, saat Mas Rusli mengalami kebangkrutan dan harus kehilangan semua yang mereka miliki. Awalnya aku dan juga istriku amatlah senang mendengar hal itu, biar keadaan rumah juga sedikit ramaai, karena hingga tiga tahun pernikahan kita, Allah belum memberikan kepercayaan pada kami untuk memiliki momongan.Sejak pertama kali menapakkan kaki di rumahku, mereka sudah mulai berulah. Mbak Sarah tak mau sama sekali membantu Rini-istriku-melakukan pekerjaan rumah, kerjaaannya hanyalah bermalas-malasan saja bersama suaminya, Mas Rusli. Seharian bisa mereka habiskan hanya dengan bermain ponsel atau menonton tivi saja. Sedangkan kedua putri kembarnya yang kini berusia empat tahun itu selalu mengotori dan membuat berantak

    Last Updated : 2022-06-23

Latest chapter

  • Aku Bukan Pembantu Kalian   Sebuah Keputusan

    Part 57Semoga Tak Ada Masalah Lagi (Ending)"Aku akan melakukan apa yang kamu mau, jika memang itu bisa mengembalikan rumah tangga kita. Karena aku memang bersalah. Tetapi kamu harus tetap tahu jika hanya kamu wanita yang selalu ada dalam hatiku ini."Beberapa saat aku masih terdiam dengan ucapan dari Mas Johan itu. Rasa sakit hati itu nyatanya terus saja menggerogoti rasa ini."Oke. Sekarang pergilah Mas. Untuk saat ini aku masih ingin sendiri. Entah sampai kapan aku bisa kembali mempercayai kamu. Selama kita tak tinggal satu rumah lagi, aku mohon kamu sama Sekali tak menganggu hidupku dan jangan menunjukkan wajahmu di depanku lagi." Tetap itu yang memang aku inginkan dari tadi.Mas Johan nampak menarik nafas dalam-dalam saat ini, kemudian dia pun menjawab."Baiklah Dek, jika memang sudah menjadi keputusan kamu, maka aku akan menuruti semuanya. Aku Akan selalu mencintai kamu dan memperbaiki kesalahan. Berpisah sebentar aku tak mengapa, asal tak selamanya berpisah dengan kamu. Semoga

  • Aku Bukan Pembantu Kalian   Akhirnya

    Part 55Akhirnya "Biarlah, aku tak peduli lagi dengan Mila. Bagiku saat ini hanya kamu yang paling penting, tolong beri aku satu kesempatan lagi. Tolong Dek." Mas Johan terus saja merengek saat ini, kami berdua pun saat ini saling menangis.DORRRSuara tembakan itu sontak membuat kami berdua yang sedang bersitegang langsung terdiam."Bunyi tembakan dari mana itu Dek?" Mas Johan yang pertama kali langsung bereaksi."Sudah kubilang bukan jika saat ini polisi telah berada di rumah Mila. Berarti----"Bagai sebuah komando, kami berdua pun langsung beranjak dan pergi menuju ke rumah Mila. Mas Johan menggandeng tanganku saat ini, dan entah kenapa aku yang tadi sedang marah pun tak mengapa jika saat ini dipegang oleh suamiku itu.'Astaghfirullah aladzim! Semoga semua baik-baik saja!' gumamku terus sambil berdoa dalam hati.Siapa sih yang tidak langsung panik jika mendengar suara tembakan? Apa lagi aku tau jika disana ada Mbak Sarah, Desta, Dewi dan juga Desi. Pasti saat ini keponakanku itu j

  • Aku Bukan Pembantu Kalian   Pergilah Dariku

    Part 54Pergilah Dariku[Mas, jadi kamu masih tidur di rumah Mbak Sarah? Ketemuan yuk! Aku kok rasanya sudah nggak kuat lagi ingin bersatu dengan kamu. Selama ini kita hanya melakukan hal itu lewat video saja. Yakin deh jika secara langsung pasti akan lebih nikmat. Dijamin pasti kamu akan ketagihan deh. Karena aku akan melayani kamu lebih baik dari pada si Rini itu.][Mas, kamu kok nggak balas chat aku sih? Ngapain sih kamu itu masih terus mencoba setia pada Rini. Ayo lah Mas, kamu itu lebih pantas dengan aku dari pada Rini yang jelek itu!]Membaca pesan dari sahabatku pada suamiku itu sungguh membuat darahku mendidih. Coba saja posisikan diri kalian menjadi aku, apa yang akan kalian lakukan? Ya, aku pun begitu, saat ini rasanya saat ini juga aku ingin marah semarah-marahnya pada Mas Johan. Bahkan sekarang juga aku ingin menghajar Mila hingga wanita cantik itu menjadi tak berbentuk lagi. Saking marahnya aku. Karena dia telah menusuk dari belakang dan menghianati kepercayaanku.Tetapi

  • Aku Bukan Pembantu Kalian   Akan Segera Berakhir

    Part 53Akan Segera BerakhirSengaja aku memang tak mengatakan semua ini pada Mas Johan, karena aku sangat yakin jika dia tak akan pernah mempercayai hal ini. Begitupula dengan Mbak Sarah, dia pun menyarankan jika tak perlu mengatakan semua ini dulu pada Mas Johan."Lalu menurut kamu, langkah apa yang kini harus kita Ambil? Aku ingin Desta segera kembali ke pelukanku Sin. Aku takut kedua setan itu akan mencelakai dia!"Aku dan Mbak Sarah kini berada di dalam kamar dan kunci kami tutup dari dalam. Agar Mas Johan tak bisa mendengarkan apa yang sedang kami perbincangankan."Aku pun sebenarnya bingung Mbak, kalau kita langsung mendatangi rumah si Mila. Tetapi aku takut nanti malah mereka tahu dan membawa Desta pergi Mbak. Mereka itu sepertinya sudah sangat nekat sekali. Apa pun akan bisa mereka lakukan Mbak."Saat ini aku memang tak tahu apa yang harus dilakukan. Rasanya serba salah semuanya. Apa lagi saat ini hatiku pun terbagi antara keselamatan Desta dan kecurangan Mas Johan. "Begini

  • Aku Bukan Pembantu Kalian   Terlalu Jahat

    Part 52Terlalu Jahat"Kamu jahat Mas! Cepat kembalikan Desta! Jika sampai terjadi sesuatu pada dia, aku pastikan kamu akan kembali membusuk di penjara!"Mbak Sarah semakin meradang, sekarang semua sudah jelas. Yang sedang menelepon Mbak sarah saat ini adalah Mas Rusli, lelaki yang sama dengan yang semalam berbincang dan kurasa dia pula yang membuat tanda merah di leher Mila itu."Siapa?" Mas Johan dengan amat polosnya menanyakan hal itu pada Mbak Sarah dengan suara yang amat lirih.Beberapa saat Mbak Sarah menatap wajah adiknya itu. Tetapi kemudian dia kembali memalingkan muka tanpa memberi jawaban. Rasanya itu sebuah pertanyaan yang tak lagi perlu dijawab. Aku pun tak mau ambil pusing dan terus berusaha menajamkan telinga."Hahaha! Sarah-sarah kamu ini memang bodoh sekali! Baru tahu ya jika aku ini memang jahat? Hahaha! Jika kamu melaporkan aku ke polisi, maka aku tak akan segan-segan menyakiti Desta!" Mas Rusli kembali mengancam. Semakin yakin aku jika saat ini ternyata Mila itu

  • Aku Bukan Pembantu Kalian   Saling Berhubungan

    Part 51Saling Berhubungan"Yang sabar ya Mbak!" Satu hal lagi yang kurasa janggal pada Mila. Pada leher janda cantik itu ada dua tanda merah, yang tadi sore aku belum melihatnya. Bukankah dia sendirian tadi? Ah apa mungkin tanda itu buatan Mas Johan? Atau mungkin ---?"Mas Rusli itu jahat sekali Mil." Suara Mbak Sarah terdengar amat menyedihkan."Kamu yang sabar ya Mbak. Pasti Desta akan cepat ketemu." Mila masih juga terus berusaha menenangkan.Aku dan Mas Johan hanya diam melihat Mila masih berpelukan dengan Mbak Sarah. Sungguh aku sebenarnya seperti masih belum percaya jika semua ini terjadi. Seperti sebuah benang kusut yang terasa sulit sekali untuk di urai. Rumah Mbak Sarah pun mulai sepi, beberapa warga saja yang masih ada sedangkan yang lain sudah pulang."Mila itu sangat cantik dan sexy ya Mas. Semua mata lelaki pasti akan sangat senang saat melihat dia," ucapku lirih sambil menyenggol bahu Mas Johan, karena beberapa saat tadi kulihat suamiku itu terus saja mencuri pandang

  • Aku Bukan Pembantu Kalian   Kerisauan Hati

    Part 50Kerisauan HatiAku kembali sangat penasaran dengan si lelaki pemilik suara itu. Kenapa dia mengenal aku dan juga Mas Johan? Bukankah itu berarti lelaki itu bukan orang jauh? Atau bisa saja dia adalah orang dekat yang ada di sekitar kami? Dari pembicaraan itu, aku bisa menarik kesimpulan jika mungkin apa yang mereka obrolkan itu bisa saja berhubungan dengan aku dan keluargaku. Tetapi tentang apa kah itu? Hal ini malah membuat kepala ini menjadi makin pening. Apa lagi kurasa aku pernah mendengarkan suara lelaki itu sebelumnya."Hey, kamu kok malah bengong ngelihatin aku terus sih? Kenapa kangen ya? Hahaha dasar kamu itu memang kalau kangen nggak pernah tahu waktu. Sudah cepat sana matikan dulu telepon itu. Jangan cari masalah lebih baik kita menikmati indahnya hidup. Aku pun sudah sangat kangen sama kamu Mil.""Kamu tahu aja sih Mas, jika aku ini semua ingin sama kamu. Hehehe. Iya-iya aku matiin deh, pasti kamu cemburu kan sama si Johan? Hayo ngaku! Lagian Johan yang payah it

  • Aku Bukan Pembantu Kalian   Tak Menyangka

    Part 49Tak Menyangka"Mas Rusli tadi datang seperti pencuri, dan saat ini dia membawa pergi Desta, Rin! Dia menculik Desta!""Mas Rusli menculik Desta?" tanyaku dengan tak percaya."Iya Rin. Aku nggak ingin si Desta kenapa-kenapa. Hiks hiks hiks.""Astaghfirullah aladzim ....!"Mbak Sarah terdengar terus saja menangis, dan tentu saja saat ini aku pun menangis. Tak menyangka jika semua ini akan terjadi."Mbak Sarah yang sabar ya. Sekarang Mbak Sarah sedang berada dimana?" tanyaku setelah beberapa saat tadi kami saling terdiam dan hanya menangis saja."Aku masih berada di rumah, dan para tetangga pun tengah berada di sini. Polisi juga sedang meluncur kesini," jawab Mbak Sarah lirih."Oke kalau begitu aku kesana sekarang ya Mbak. Mbak sabar dulu ya."Aku pun langsung berdiri dan menyambar kerudung apa saja yang ada di lemari. Tak kusangka jika semua akan jadi seperti ini. Baru saja tadi kami membicarakan tentang Mas Rusli, nyatanya sekrang dia telah bertindak cepat."Rin, Johan kemana?

  • Aku Bukan Pembantu Kalian   Tak Terduga

    Part 48Tak Bisa Diduga"Mas apa kamu sudah dengar jika Mas Rusli telah keluar dari penjara?" tanyaku pada Mas Johan ketika kami berada di ranjang.Obrolan sebelum tidur seperti ini memang sering sekali kami lakukan, karena kadang hal ini bisa membuat kami sharing hal yang sepanjang hari belum usia. Tetapi seminggu terakhir ini, Mas Johan selalu tidur lebih dulu, atau bahkan dia menonton tivi di luar. Intinya kurasa suamiku itu akhir-akhir ini memang sedikit berbeda. "Ya. Aku sudah mendengarkan hal itu dari Mbak Sarah," ucapnya sambil fokus pada ponsel.Posisi Mas Johan agak miring sehingga aku tak bisa melihat apa saja yang dia lakukan saat ini dengan ponselnya itu."Lalu, menurut kamu siapa yang membebaskan dia dari tahanan Mas?" Aku masih terus bertanya meski dia sepertinya sedikit malas berbincang denganku malam ini."Ya aku nggak tahu Dek. Tetapi jika keluarganya aku rasa hal itu tak mungkin sekali. Memangnya kenapa? Kamu takut?" Mas Johan kini menoleh dan menatap wajahku."Jel

DMCA.com Protection Status