Seorang wanita cantik tidak henti-hentinya menatap pada seorang pria yang tengah berdiri bersama wanita wanita cantik lainnya. Sepasang mata itu memerah, tangannya mengepal kuat hingga buku-bukunya menjadi putih. Nafasnya pun seperti terhenti barang sejenak ketika mengetahui tangan pria itu memegang lembut wanita disampingnya. Tak hanya itu, senyum mengembang di wajah pria itu membuat Sang Wanita kian murka.
Dia adalah Celine Albert, seorang model papan atas yang banyak dikagumi para pria. Dan pria yang dipandanginya sedari tadi adalah Lucas Abraham, seorang pengusaha permata yang cukup terkenal di Rusia."Celine, ada apa?" tanya seorang wanita pada Celine.Celine tersentak, ia mencoba untuk menguasai dirinya yang tengah larut dengan perasaannya. Ia beringsut, mencoba mengalihkan pandangannya ke arah lain. Namun pada saat bersamaan, matanya beradu dengan mata Lucas. Dan seketika itu wajah Lucas menegang."Vlo, sepertinya aku tidak enak badan. Aku akan segera pulang, tolong sampaikan permintaan maafku pada Kakakmu karena tidak bisa menikmati pestanya hingga akhir!" ujar Celine berdusta."Kau baik-baik saja, Celi?" tanya Vlora memastikan. "Tunggu sebentar, biar aku yang mengantarmu pulang!" kata Vlora menawarkan diri.Celine segera menahan Vlora yang hendak beranjak mengantarnya pulang. "Tidak usah, Vlo. Ada supir yang akan mengantarku. Kau di sini saja, kakakmu pasti menginginkan kau ada di sini dibandingkan diriku!" ungkap Celine."Baiklah, aku akan mengantarmu hingga ke lobi. Ayo!" tukas Vlora.Celine dan Vlora beranjak dari tempat duduk mereka, bergegas untuk keluar dari ruangan pesta ulang tahun kakak tertua Vlora. Namun ketika mereka hendak keluar, Vlora melihat kakak iparnya yang sedang menatap ke arah mereka."Celine, sapa terlebih dahulu kakakku. Dia sudah melihatmu, tidak enak rasanya jika kau berlalu tanpa pamit pada mereka!" ujar Vlora menyarankan."Hah?!" Celine kembali tersentak untuk kedua kalinya ketika jari tangan Vlora menunjuk pada pria yang sudah membuat suasana hatinya tak karuan itu. Belum sempat Celine bereaksi, Vlora sudah menariknya mendekat pada pria yang tak lain adalah Lucas tersebut."Kakak ...," Vlora menyentuh Kakak perempuannya yang sedang berdiri dan berbincang dengan teman-temannya. Sementara Celine, mengusap lembut tengkuk lehernya yang terasa mulai berat.Kakak Vlora berbalik, tersenyum pada Vlora. "Ada apa, Vlo?!" tanyanya.Vlora tersenyum sambil menarik Celine mendekati kakak perempuannya itu."Ini temanku yang aku ceritakan itu, tapi dia harus segera pulang karena tidak enak badan!" ujar Vlora menjelaskan.Wanita yang tadi bergandeng tangan begitu mesra dengan Lucas tersenyum ke arah Celine seraya mengulurkan tangannya. Celine membalasnya canggung dan menjabat tangan wanita itu sedikit gemetar, sementara dahinya mulai dipenuhi dengan keringat dingin."Violetta!" kata wanita itu memperkenalkan diri."C-celine!" balas Celine gagap."Vlora banyak bercerita tentang dirimu pada kami. Ternyata benar kata Vlora, kau sangat cantik!" ujar Violetta beramah-tamah pada Celine.Celine semakin canggung melihat Violetta yang sangat ramah padanya. Namun mata Celine mulai melirik pada tindakan yang Violetta lakukan pada Lucas."Kenalkan, ini suamiku, Lucas!" kata Violetta kemudian.Celine menelan salivanya susah payah. Ia ingin membalas dengan mengulurkan tangannya, namun ternyata itu tidak mudah untuk ia lakukan ketika ia mengetahui bahwa Lucas yang menjadi kekasihnya ternyata suami dari saudara temannya sendiri."H-halo, saya Lucas!" ujar Lucas mengenalkan diri bak orang asing yang tidak mengenal Celine sebelumnya.Ingin rasanya Celine memaki Lucas atau melayangkan tamparan keras kepada Lucas, namun sisa kesadaran masih menahan dirinya untuk melakukan hal yang bisa saja menjatuhkan harga dirinya itu. Dengan gamang, Celine mengulurkan tangan menjabat Lucas."Celine!" tarikan nafas panjang mengiringi pengenalan dirinya. Andai dirinya tidak memiliki kesadaran, tangan itu mungkin sudah beralih ke bagian tubuh Lucas yang lainnya."Benar kataku, bukan!" tiba-tiba Vlora menyela sambil memegang lengan Celine. "Nama dan bentuk tubuh kakak iparku sama dengan gambaran kekasihmu yang kau ceritakan beberapa waktu lalu!" bisik Vlora pada Celine.Celine menarik tipis sudut bibirnya, "Bagaimana bisa berbeda jika mereka adalah orang yang sama!" batin Celine menahan getir."Maaf, saya harus kembali. Saya benar-benar menyesal karena tidak bisa menikmati acara ini hingga akhir. Lain waktu saya akan menyelesaikan undangan anda hingga akhir!" kata Celine mengakhiri pertemuannya dengan sepasang suami istri tersebut."Tidak apa-apa, dan jangan formal begitu. Aku kakaknya Vlora, kau bisa memanggilku sama seperti Vlora memanggilku. Dan terima kasih karena sudah bersedia hadir di pesta ulang tahunku, saat aku dan suamiku merayakan hari jadi kami, kau harus datang dengan kekasihmu, oke!" Violetta tersenyum lebar seolah mereka sudah saling mengenal begitu lama. Namun tidak bagi Celine, undangan Violetta sama seperti belati yang menusuk tepat di inti hatinya. Saat itu juga kaki Celine gemetar hingga nyaris membuatnya terjatuh. Vlora yang melihat hal tersebut segera menahan tubuh Celine agar tidak ambruk seketika."Cel, sepertinya kau benar-benar tidak enak badan. Ayo, aku antar kau ke lobi!" kata Vlora pada Celine.Celine mengangguk pelan sambil terus menguasai dirinya yang begitu bodoh dihadapan Lucas."Kak, aku akan mengantar Celine ke lobi, setelah itu aku akan kembali!" kata Vlora berpamitan pada Violetta.Violetta mengangguk pelan sambil mengusap keringat yang membasahi dahi Lucas, sementara Lucas hanya diam saja dan tak bisa berbuat apa-apa.Sesampainya di lobi, supir pribadi Celine sudah menunggu. Vlora segera membantu Celine masuk di mobil dan memastikan keadaan Celine untuk terakhir kalinya."Celine, kau yakin tidak ingin tinggal. Jika kau merasa tidak kuat, lebih baik menginap di hotel ini saja!" saran Vlora.Celine menggeleng keras, semakin lama berada di sini semakin membuat Celine tidak kuat. Menjauh adalah cara terbaik untuk menguasai hati dan pikirannya saat ini."Tidak, Vlo. Aku akan kembali ke penthouse saja. Di sana lebih tenang, aku yakin akan baik-baik saja di sana!" tukas Celine."Baiklah kalau itu memang keputusanmu. Jika ada apa-apa segera hubungi aku. Ingat, kau sendiri di sini. Kau kemari atas undanganku, jika sesuatu terjadi padamu maka aku akan sangat menyesal!" ungkap Vlora.Celine mengangguk pelan sambil menutup pintu mobil perlahan. Meninggalkan Vlora dengan wajah cemasnya.Di perjalanan, Celine mengingat kembali apa yang ia lihat di pesta itu. Bagaimana Lucas dan Violetta yang begitu mesra layaknya pasangan suami istri pada umumnya. Mengingat hal itu membuat Celine mengepalkan tangannya kuat."Bagaimana bisa selama ini aku tidak mengetahui siapa Lucas sebenernya. Bertahun-tahun aku menjalani hubungan dengannya namun aku tidak tahu bahwa dia adalah suami seseorang. Betapa bodohnya aku selama ini!"Celine mengutuk dirinya sendiri yang sudah diperdaya oleh Lucas selama ini. Dua tahun ia menjalin hubungan dengan Lucas tanpa ada kecurigaan sedikit pun, bahkan mereka merencanakan pernikahan di akhir tahun namun malam ini ia di tampar oleh kenyataan yang sangat menyakitkan. Kekasihnya adalah suami orang!Celine memasuki penthouse-nya. Ia mengamati sekelilingnya yang terasa begitu gelap dimatanya. Tiba di sofa ketegaran yang sedari tadi ia pertahankan, rapuh seketika. Celine terduduk lemas di atas sofa empuk miliknya itu. Menyadari kenyataan bahwa selama ini ia adalah kekasih gelap suami orang begitu membuatnya terpukul. Perasaan bersalah, kecewa, marah dan kesal membaur jadi satu dalam dirinya. Pembelaan diri yang ia ajukan pun seketika di tolak oleh nuraninya. "ARRGHHHHH!!" Celine membuang semua barang yang ada didekatnya, menarik taplak meja, mendorong keras meja serta sofa hanya untuk melampiaskan semua perasaan yang ia rasakan saat ini. "LUCAS BAJINGAN!!" teriak Celine begitu keras. Celine beringsut jatuh, duduk di dasar lantai dengan air mata yang berlinang. Jika saja ia berakhir dengan dikhianati, itu tidak akan sesakit ini. Namun menyadari dirinya yang dibohongi Lucas bertahun-tahun membuat dirinya marah. Lama waktu berlalu, Celine tak kunjung beralih posisi. Ia duduk den
Lucas akhirnya menyetujui pernikahan tersebut dengan catatan pernikahan itu tidak dilangsungkan dengan mewah. Hanya keluarga inti dan kerabat saja yang tahu juga beberapa kolega yang bisa menunjang keberlangsungan perusahaan keluarga Lucas. Tak di sangka syarat yang diajukan Lucas diterima Violetta karena sebenarnya Violetta sudah lama menyukai Lucas. Ia ingin memiliki Lucas namun Lucas tidak memberikan respon yang diharapkan. Hingga akhirnya Violetta tahu jika perusahaan keluarga Lucas terancam bangkrut. Violetta yang menjadi pewaris kekayaan keluarganya menjadikan hal tersebut sebagai kesempatan untuk memiliki Lucas. Gayung pun bersambut, keluarga Lucas menerima Violetta ketika Violetta mengatakan ingin menunjang seluruh dana yang diperlukan perusahaan keluarga Lucas hingga berdiri lagi seperti sebelumnya namun dengan Lucas menjadi suaminya. Pernikahan itu terjadi, tanpa senyum tanpa raut wajah bahagia dari Lucas. Namun bagi Violetta itu tidak masalah, baginya perasaan Lucas tida
Lucas kembali ke rumahnya dengan langkah gontai. Ia sudah disambut tatapan tajam Violetta ketika masuk ke dalam kamarnya. Belum sempat Lucas bicara, Violetta langsung melemparkan bantal kearahnya. "Apa kau tidak punya akal, hah? Bagaimana bisa kau meninggalkan aku di pesta ulang tahunku? Apa kau tahu banyak tamu yang menanyakan keberadaanmu!" teriak Violetta pada Lucas. Lucas hanya menghela nafas kasarnya. Ia yang sudah tidak berdaya dengan keputusan Celine kini harus dihadapkan dengan kemarahan Violetta. "Aku ada urusan penting, Vio. Aku tak sempat memberitahumu, maaf!" ujar Lucas dengan wajah melasnya. Violetta yang terlanjur kecewa dengan sikap Lucas, tidak bisa menerima alasan yang diberikan Lucas padanya. Violetta pun kembali meneriaki Lucas dan kali ini lebih keras dari sebelumnya. "Bukankah sudah aku katakan padamu, batalkan semua urusanmu. Ini hari ulang tahunku, seharusnya kau berada disampingku dan menemani aku melewatinya, kau malah pergi untuk urusanmu yang tidak jela
Ibu Violetta mendekati suaminya dengan wajah penuh siksaan. Ia mencoba memancing hati kecil suaminya itu. "Suamiku, lakukan sesuatu!" kata Ibu Violetta pada suaminya. "Lihatlah yang dilakukan Lucas pada putri kita. Dia sudah berani menyakiti pewaris keluarga kita. Kali ini aku tidak akan memaafkannya lagi, kita sudah cukup sabar selama ini pada keluarga Abraham itu. Tapi lihat yang mereka lakukan pada keluarga kita?!" kata Ibu Violetta tersulut kemarahan namun Ayah Violetta hanya diam saja tanpa menimpali sepatah katapun yang istrinya keluarkan untuk keluarga Lucas. "Suamiku!!" teriak Ibu Violetta lagi. Kini Ayah Violetta mulai memandang Violetta dengan tatapan iba. "Kau lihat itu?!" Ibu Violetta mengacungkan jari menunjuk pada Violetta yang masih tersedu-sedu dalam duka sandiwaranya. "Lakukan sesuatu. Kenapa kau diam saja?!" tukas Ibu Violetta pada suaminya dan kali ini Ibu Violetta terlihat kesal atas sikap suaminya yang tak merespon kesedihan putri sulung mereka. Ayah Violetta
Ibu Violetta mendekati suaminya dengan wajah penuh siksaan. Ia mencoba memancing hati kecil suaminya itu. "Suamiku, lakukan sesuatu!" kata Ibu Violetta pada suaminya. "Lihatlah yang dilakukan Lucas pada putri kita. Dia sudah berani menyakiti pewaris keluarga kita. Kali ini aku tidak akan memaafkannya lagi, kita sudah cukup sabar selama ini pada keluarga Abraham itu. Tapi lihat yang mereka lakukan pada keluarga kita?!" kata Ibu Violetta tersulut kemarahan namun Ayah Violetta hanya diam saja tanpa menimpali sepatah katapun yang istrinya keluarkan untuk keluarga Lucas. "Suamiku!!" teriak Ibu Violetta lagi. Kini Ayah Violetta mulai memandang Violetta dengan tatapan iba. "Kau lihat itu?!" Ibu Violetta mengacungkan jari menunjuk pada Violetta yang masih tersedu-sedu dalam duka sandiwaranya. "Lakukan sesuatu. Kenapa kau diam saja?!" tukas Ibu Violetta pada suaminya dan kali ini Ibu Violetta terlihat kesal atas sikap suaminya yang tak merespon kesedihan putri sulung mereka. Ayah Violetta
Lucas kembali ke rumahnya dengan langkah gontai. Ia sudah disambut tatapan tajam Violetta ketika masuk ke dalam kamarnya. Belum sempat Lucas bicara, Violetta langsung melemparkan bantal kearahnya. "Apa kau tidak punya akal, hah? Bagaimana bisa kau meninggalkan aku di pesta ulang tahunku? Apa kau tahu banyak tamu yang menanyakan keberadaanmu!" teriak Violetta pada Lucas. Lucas hanya menghela nafas kasarnya. Ia yang sudah tidak berdaya dengan keputusan Celine kini harus dihadapkan dengan kemarahan Violetta. "Aku ada urusan penting, Vio. Aku tak sempat memberitahumu, maaf!" ujar Lucas dengan wajah melasnya. Violetta yang terlanjur kecewa dengan sikap Lucas, tidak bisa menerima alasan yang diberikan Lucas padanya. Violetta pun kembali meneriaki Lucas dan kali ini lebih keras dari sebelumnya. "Bukankah sudah aku katakan padamu, batalkan semua urusanmu. Ini hari ulang tahunku, seharusnya kau berada disampingku dan menemani aku melewatinya, kau malah pergi untuk urusanmu yang tidak jela
Lucas akhirnya menyetujui pernikahan tersebut dengan catatan pernikahan itu tidak dilangsungkan dengan mewah. Hanya keluarga inti dan kerabat saja yang tahu juga beberapa kolega yang bisa menunjang keberlangsungan perusahaan keluarga Lucas. Tak di sangka syarat yang diajukan Lucas diterima Violetta karena sebenarnya Violetta sudah lama menyukai Lucas. Ia ingin memiliki Lucas namun Lucas tidak memberikan respon yang diharapkan. Hingga akhirnya Violetta tahu jika perusahaan keluarga Lucas terancam bangkrut. Violetta yang menjadi pewaris kekayaan keluarganya menjadikan hal tersebut sebagai kesempatan untuk memiliki Lucas. Gayung pun bersambut, keluarga Lucas menerima Violetta ketika Violetta mengatakan ingin menunjang seluruh dana yang diperlukan perusahaan keluarga Lucas hingga berdiri lagi seperti sebelumnya namun dengan Lucas menjadi suaminya. Pernikahan itu terjadi, tanpa senyum tanpa raut wajah bahagia dari Lucas. Namun bagi Violetta itu tidak masalah, baginya perasaan Lucas tida
Celine memasuki penthouse-nya. Ia mengamati sekelilingnya yang terasa begitu gelap dimatanya. Tiba di sofa ketegaran yang sedari tadi ia pertahankan, rapuh seketika. Celine terduduk lemas di atas sofa empuk miliknya itu. Menyadari kenyataan bahwa selama ini ia adalah kekasih gelap suami orang begitu membuatnya terpukul. Perasaan bersalah, kecewa, marah dan kesal membaur jadi satu dalam dirinya. Pembelaan diri yang ia ajukan pun seketika di tolak oleh nuraninya. "ARRGHHHHH!!" Celine membuang semua barang yang ada didekatnya, menarik taplak meja, mendorong keras meja serta sofa hanya untuk melampiaskan semua perasaan yang ia rasakan saat ini. "LUCAS BAJINGAN!!" teriak Celine begitu keras. Celine beringsut jatuh, duduk di dasar lantai dengan air mata yang berlinang. Jika saja ia berakhir dengan dikhianati, itu tidak akan sesakit ini. Namun menyadari dirinya yang dibohongi Lucas bertahun-tahun membuat dirinya marah. Lama waktu berlalu, Celine tak kunjung beralih posisi. Ia duduk den
Seorang wanita cantik tidak henti-hentinya menatap pada seorang pria yang tengah berdiri bersama wanita wanita cantik lainnya. Sepasang mata itu memerah, tangannya mengepal kuat hingga buku-bukunya menjadi putih. Nafasnya pun seperti terhenti barang sejenak ketika mengetahui tangan pria itu memegang lembut wanita disampingnya. Tak hanya itu, senyum mengembang di wajah pria itu membuat Sang Wanita kian murka. Dia adalah Celine Albert, seorang model papan atas yang banyak dikagumi para pria. Dan pria yang dipandanginya sedari tadi adalah Lucas Abraham, seorang pengusaha permata yang cukup terkenal di Rusia. "Celine, ada apa?" tanya seorang wanita pada Celine. Celine tersentak, ia mencoba untuk menguasai dirinya yang tengah larut dengan perasaannya. Ia beringsut, mencoba mengalihkan pandangannya ke arah lain. Namun pada saat bersamaan, matanya beradu dengan mata Lucas. Dan seketika itu wajah Lucas menegang. "Vlo, sepertinya aku tidak enak badan. Aku akan segera pulang, tolong sampaik