Ibu Violetta mendekati suaminya dengan wajah penuh siksaan. Ia mencoba memancing hati kecil suaminya itu.
"Suamiku, lakukan sesuatu!" kata Ibu Violetta pada suaminya. "Lihatlah yang dilakukan Lucas pada putri kita. Dia sudah berani menyakiti pewaris keluarga kita. Kali ini aku tidak akan memaafkannya lagi, kita sudah cukup sabar selama ini pada keluarga Abraham itu. Tapi lihat yang mereka lakukan pada keluarga kita?!" kata Ibu Violetta tersulut kemarahan namun Ayah Violetta hanya diam saja tanpa menimpali sepatah katapun yang istrinya keluarkan untuk keluarga Lucas."Suamiku!!" teriak Ibu Violetta lagi. Kini Ayah Violetta mulai memandang Violetta dengan tatapan iba."Kau lihat itu?!" Ibu Violetta mengacungkan jari menunjuk pada Violetta yang masih tersedu-sedu dalam duka sandiwaranya."Lakukan sesuatu. Kenapa kau diam saja?!" tukas Ibu Violetta pada suaminya dan kali ini Ibu Violetta terlihat kesal atas sikap suaminya yang tak merespon kesedihan putri sulung mereka.Ayah Violetta beranjak dari kebungkamannya, mendekati Violetta yang begitu memprihatinkan. Hari yang seharusnya menjadi hari bahagianya karena usianya yang sudah bertambah malah berakhir dengan kesedihan yang penuh duka."Apa yang harus Ayah lakukan, hem?!" tanya Ayah Violetta lembut sambil mengusap airmata putri kebanggaannya itu."Kau masih bertanya? Panggil Lucas kemari dan minta padanya untuk jangan semena-mena lagi pada putri kita!" sela Ibu Violetta menggebu-gebu.Ayah Violetta menarik nafas panjang, ia menatap istrinya lekat. Lalu kemudian berdiri mendekatinya."Lakukanlah!" kata Ayah Violetta. "Jika kau sudah menemukan caranya, lalu untuk apalagi kau bertanya padaku?!" tukas Ayah Violetta tajam.Ibu Violetta terdiam menyadari kemarahan Ayah Violetta."Pernikahan ini dari awal sudah salah. Dari awal aku sudah mengatakan berulang kali dan meminta Violetta untuk memikirkannya lagi. Tapi kau dan Violetta tak ada yang mendengarkan aku. Dan sekarang ketika Vio terluka, kau ingin menyalahkan semuanya pada Lucas? Apa ini masuk akal, Chloe?!"Ayah Violetta tidak bisa menyembunyikan lagi rasa kesalnya pada istri dan anak sulungnya, terlebih ketika ia sebagai seorang ayah tak bisa membela putrinya yang terluka. Hal itu menyakiti harga dirinya, namun ia pun tak ingin egois karena semua terjadi atas keingjna yang Violetta sendiri."Lucas pun korban di sini!" ujar Ayah Violetta. "Dia korban atas keegoisan keluarganya yang rela mengorbankan kebahagiaan putra tunggal mereka demi status derajat dan nama mereka!" tambah Ayah Violetta."Dari awal Lucas dengan lugas mengatakan kalau dia tidak mencintai Violetta, dia tak ingin menikah tanpa cinta namun karena Violetta dan Ayah Lucas yang bersekongkol mendesak Lucas, akhirnya pernikahan ini terjadi dan membuat Vio maupun Lucas terluka didalamnya. Ini yang kalian mau, bukan? Maka nikmati saja pilihan kalian!" tegas Ayah Violetta murka.Viona mendekati ayahnya, menenangkan ayahnya agar tidak terlalu hanyut dalam permasalahan rumah tangga kakaknya itu."Ayah, tenangkan dirimu. Tekanan darahmu bisa naik jika Ayah terus marah-marah seperti ini!" ujar Viona mengingatkan dan membawa ayahnya duduk di sebuah kursi.Ibu Violetta hanya diam, tak berani bicara sepatah katapun karena sudah melihat kemarahan suaminya. Namun Violetta yang tak mendapatkan apa yang ia inginkan segera berdiri dan menatap ayahnya kesal."Jadi Ayah tidak akan membantuku?!" tanya Violetta memastikan.Ayah Violetta mengusap wajahnya kasar, merasa bingung dengan sikap keras kepala putri sulungnya yang tak mengerti akan apa yang baru saja ia sampaikan."Kau mau apa, hah?" tanya Ayah Violetta tajam."Lakukan sesuatu, Ayah. Apapun itu, buat Lucas tunduk padaku dan tidak mencampakkan aku seperti ini!" keluh Violetta.Viona yang mendengar hal itu tak bisa lagi menahan dirinya untuk tetap diam. Ia sendiri yang mendengarnya bahkan malu kepada ayahnya, lalu Violetta dengan mudah mengatakan semua itu dihadapan ayah mereka."Apa Kakak tidak ada harga diri? Bagaimana bisa Kakak mengatakan hal seperti itu pada Ayah, hah?!" tukas Viona tajam."Diam kau!" sentak Violetta. "Ini bukan urusanmu, sebaiknya kau diam saja!"Viona menggelengkan kepalanya tak percaya akan sikap Kakaknya yang sudah dibutakan oleh cintanya pada Lucas."Vio, dengarkan Ayah!" Ayah Violetta menarik tangan Violetta untuk duduk disisinya. Bicara dengan nada lembut agar Violetta mengerti dan bisa paham akan situasi rumit yang ia buat sendiri."Laki-laki itu tidak mudah ditundukkan. Laki-laki itu memiliki rasa ego yang lebih tinggi dibandingkan wanita, kami kaum pria sangat menjaga harga dirinya bahkan itu di mata istrinya sekalipun. Hanya satu hal yang membuat kami luluh dan mau melakukan apapun demi seorang wanita, yaitu cinta!" kata Ayah Violetta."Karena Laki-laki yang sudah jatuh cinta, tidak akan membiarkan cintanya pergi begitu saja, seorang laki-laki yang telah jatuh cinta pada seorang wanita rela mengorbankan nyawanya demi wanita yang ia cintai karena itu adalah harga dirinya. Dan Lucas tak memiliki itu untuk dirimu!" ungkap Ayah Violetta.Violetta menelan salivanya kasar, merasakan sesuatu yang ngilu menusuk dasar hatinya ketika ayahnya mengatakan Lucas tidak mencintainya. Walaupun ia sudah mengetahuinya, namun itu terasa menyakitkan ketika yang mengatakannya adalah pria yang paling ia percayai."Daripada kau memikirkan cara bagaimana agar Lucas tunduk padamu, lebih baik kau rubahi sifat kekanak-kanakanmu ini!"Violetta menatap ayahnya lekat. Untuk pertama kalinya ia mendengar ayahnya mengatakan hal yang begitu gamblang yang jelas menyakiti hatinya."Kau sudah menikah, kau seorang istri. Apapun yang terjadi pada rumah tanggamu kau harus menyelesaikannya sendiri. Masalah seperti ini bukan masalah besar, Lucas hanya meninggalkan acara ulang tahunmu tanpa pesan, bukan meninggalkanmu selamanya. Jika kau terus mengadukan setiap masalahmu pada ayah dan ibu maka kau tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalahmu sendiri. Sudah cukup selama ini Ayah menjadi benteng pertahanan untuk menyelesaikan semua masalah yang kau buat. Sekarang tidak lagi karena kau sudah ada seorang suami. Ayah tidak ingin terlalu memanjakanmu hingga menjerumuskanmu ke jurang yang semakin dalam. Jadi, selesaikan masalahmu dan Lucas berdua. Tapi Ayah akan mengatakan satu hal padamu," ujar Ayah Violetta yang sengaja menahan kalimatnya sambil memastikan raut wajah kesal Sang anak."Semakin kau ingin mengekang Lucas, maka semakin cepat dia ingin pergi darimu. Kau membuatnya sesak hingga akhirnya dia mencari tempat lain yang bisa menyegarkannya. Jika kau tidak mau hal itu terjadi, maka rubahi sikapmu ini. Berhenti berkumpul dengan teman-teman tak jelasmu itu dan mulailah bersikap sebagai seorang istri. Jika kau melakukan apa yang Ayah katakan ini maka Ayah yakin Lucas perlahan akan menerimamu!" jelas Ayah Violetta.Ayah Violetta berdiri, meninggalkan istri dan kedua putrinya itu. Melihat ayahnya yang berlalu, Viona pun turut serta meninggalkan ruang keluarganya. Kini tersisa Violetta dan ibunya, keduanya saling memandang dan tak lama Ibu Violetta menarik Violetta ke dalam pelukannya.Seorang wanita cantik tidak henti-hentinya menatap pada seorang pria yang tengah berdiri bersama wanita wanita cantik lainnya. Sepasang mata itu memerah, tangannya mengepal kuat hingga buku-bukunya menjadi putih. Nafasnya pun seperti terhenti barang sejenak ketika mengetahui tangan pria itu memegang lembut wanita disampingnya. Tak hanya itu, senyum mengembang di wajah pria itu membuat Sang Wanita kian murka. Dia adalah Celine Albert, seorang model papan atas yang banyak dikagumi para pria. Dan pria yang dipandanginya sedari tadi adalah Lucas Abraham, seorang pengusaha permata yang cukup terkenal di Rusia. "Celine, ada apa?" tanya seorang wanita pada Celine. Celine tersentak, ia mencoba untuk menguasai dirinya yang tengah larut dengan perasaannya. Ia beringsut, mencoba mengalihkan pandangannya ke arah lain. Namun pada saat bersamaan, matanya beradu dengan mata Lucas. Dan seketika itu wajah Lucas menegang. "Vlo, sepertinya aku tidak enak badan. Aku akan segera pulang, tolong sampaik
Celine memasuki penthouse-nya. Ia mengamati sekelilingnya yang terasa begitu gelap dimatanya. Tiba di sofa ketegaran yang sedari tadi ia pertahankan, rapuh seketika. Celine terduduk lemas di atas sofa empuk miliknya itu. Menyadari kenyataan bahwa selama ini ia adalah kekasih gelap suami orang begitu membuatnya terpukul. Perasaan bersalah, kecewa, marah dan kesal membaur jadi satu dalam dirinya. Pembelaan diri yang ia ajukan pun seketika di tolak oleh nuraninya. "ARRGHHHHH!!" Celine membuang semua barang yang ada didekatnya, menarik taplak meja, mendorong keras meja serta sofa hanya untuk melampiaskan semua perasaan yang ia rasakan saat ini. "LUCAS BAJINGAN!!" teriak Celine begitu keras. Celine beringsut jatuh, duduk di dasar lantai dengan air mata yang berlinang. Jika saja ia berakhir dengan dikhianati, itu tidak akan sesakit ini. Namun menyadari dirinya yang dibohongi Lucas bertahun-tahun membuat dirinya marah. Lama waktu berlalu, Celine tak kunjung beralih posisi. Ia duduk den
Lucas akhirnya menyetujui pernikahan tersebut dengan catatan pernikahan itu tidak dilangsungkan dengan mewah. Hanya keluarga inti dan kerabat saja yang tahu juga beberapa kolega yang bisa menunjang keberlangsungan perusahaan keluarga Lucas. Tak di sangka syarat yang diajukan Lucas diterima Violetta karena sebenarnya Violetta sudah lama menyukai Lucas. Ia ingin memiliki Lucas namun Lucas tidak memberikan respon yang diharapkan. Hingga akhirnya Violetta tahu jika perusahaan keluarga Lucas terancam bangkrut. Violetta yang menjadi pewaris kekayaan keluarganya menjadikan hal tersebut sebagai kesempatan untuk memiliki Lucas. Gayung pun bersambut, keluarga Lucas menerima Violetta ketika Violetta mengatakan ingin menunjang seluruh dana yang diperlukan perusahaan keluarga Lucas hingga berdiri lagi seperti sebelumnya namun dengan Lucas menjadi suaminya. Pernikahan itu terjadi, tanpa senyum tanpa raut wajah bahagia dari Lucas. Namun bagi Violetta itu tidak masalah, baginya perasaan Lucas tida
Lucas kembali ke rumahnya dengan langkah gontai. Ia sudah disambut tatapan tajam Violetta ketika masuk ke dalam kamarnya. Belum sempat Lucas bicara, Violetta langsung melemparkan bantal kearahnya. "Apa kau tidak punya akal, hah? Bagaimana bisa kau meninggalkan aku di pesta ulang tahunku? Apa kau tahu banyak tamu yang menanyakan keberadaanmu!" teriak Violetta pada Lucas. Lucas hanya menghela nafas kasarnya. Ia yang sudah tidak berdaya dengan keputusan Celine kini harus dihadapkan dengan kemarahan Violetta. "Aku ada urusan penting, Vio. Aku tak sempat memberitahumu, maaf!" ujar Lucas dengan wajah melasnya. Violetta yang terlanjur kecewa dengan sikap Lucas, tidak bisa menerima alasan yang diberikan Lucas padanya. Violetta pun kembali meneriaki Lucas dan kali ini lebih keras dari sebelumnya. "Bukankah sudah aku katakan padamu, batalkan semua urusanmu. Ini hari ulang tahunku, seharusnya kau berada disampingku dan menemani aku melewatinya, kau malah pergi untuk urusanmu yang tidak jela
Ibu Violetta mendekati suaminya dengan wajah penuh siksaan. Ia mencoba memancing hati kecil suaminya itu. "Suamiku, lakukan sesuatu!" kata Ibu Violetta pada suaminya. "Lihatlah yang dilakukan Lucas pada putri kita. Dia sudah berani menyakiti pewaris keluarga kita. Kali ini aku tidak akan memaafkannya lagi, kita sudah cukup sabar selama ini pada keluarga Abraham itu. Tapi lihat yang mereka lakukan pada keluarga kita?!" kata Ibu Violetta tersulut kemarahan namun Ayah Violetta hanya diam saja tanpa menimpali sepatah katapun yang istrinya keluarkan untuk keluarga Lucas. "Suamiku!!" teriak Ibu Violetta lagi. Kini Ayah Violetta mulai memandang Violetta dengan tatapan iba. "Kau lihat itu?!" Ibu Violetta mengacungkan jari menunjuk pada Violetta yang masih tersedu-sedu dalam duka sandiwaranya. "Lakukan sesuatu. Kenapa kau diam saja?!" tukas Ibu Violetta pada suaminya dan kali ini Ibu Violetta terlihat kesal atas sikap suaminya yang tak merespon kesedihan putri sulung mereka. Ayah Violetta
Lucas kembali ke rumahnya dengan langkah gontai. Ia sudah disambut tatapan tajam Violetta ketika masuk ke dalam kamarnya. Belum sempat Lucas bicara, Violetta langsung melemparkan bantal kearahnya. "Apa kau tidak punya akal, hah? Bagaimana bisa kau meninggalkan aku di pesta ulang tahunku? Apa kau tahu banyak tamu yang menanyakan keberadaanmu!" teriak Violetta pada Lucas. Lucas hanya menghela nafas kasarnya. Ia yang sudah tidak berdaya dengan keputusan Celine kini harus dihadapkan dengan kemarahan Violetta. "Aku ada urusan penting, Vio. Aku tak sempat memberitahumu, maaf!" ujar Lucas dengan wajah melasnya. Violetta yang terlanjur kecewa dengan sikap Lucas, tidak bisa menerima alasan yang diberikan Lucas padanya. Violetta pun kembali meneriaki Lucas dan kali ini lebih keras dari sebelumnya. "Bukankah sudah aku katakan padamu, batalkan semua urusanmu. Ini hari ulang tahunku, seharusnya kau berada disampingku dan menemani aku melewatinya, kau malah pergi untuk urusanmu yang tidak jela
Lucas akhirnya menyetujui pernikahan tersebut dengan catatan pernikahan itu tidak dilangsungkan dengan mewah. Hanya keluarga inti dan kerabat saja yang tahu juga beberapa kolega yang bisa menunjang keberlangsungan perusahaan keluarga Lucas. Tak di sangka syarat yang diajukan Lucas diterima Violetta karena sebenarnya Violetta sudah lama menyukai Lucas. Ia ingin memiliki Lucas namun Lucas tidak memberikan respon yang diharapkan. Hingga akhirnya Violetta tahu jika perusahaan keluarga Lucas terancam bangkrut. Violetta yang menjadi pewaris kekayaan keluarganya menjadikan hal tersebut sebagai kesempatan untuk memiliki Lucas. Gayung pun bersambut, keluarga Lucas menerima Violetta ketika Violetta mengatakan ingin menunjang seluruh dana yang diperlukan perusahaan keluarga Lucas hingga berdiri lagi seperti sebelumnya namun dengan Lucas menjadi suaminya. Pernikahan itu terjadi, tanpa senyum tanpa raut wajah bahagia dari Lucas. Namun bagi Violetta itu tidak masalah, baginya perasaan Lucas tida
Celine memasuki penthouse-nya. Ia mengamati sekelilingnya yang terasa begitu gelap dimatanya. Tiba di sofa ketegaran yang sedari tadi ia pertahankan, rapuh seketika. Celine terduduk lemas di atas sofa empuk miliknya itu. Menyadari kenyataan bahwa selama ini ia adalah kekasih gelap suami orang begitu membuatnya terpukul. Perasaan bersalah, kecewa, marah dan kesal membaur jadi satu dalam dirinya. Pembelaan diri yang ia ajukan pun seketika di tolak oleh nuraninya. "ARRGHHHHH!!" Celine membuang semua barang yang ada didekatnya, menarik taplak meja, mendorong keras meja serta sofa hanya untuk melampiaskan semua perasaan yang ia rasakan saat ini. "LUCAS BAJINGAN!!" teriak Celine begitu keras. Celine beringsut jatuh, duduk di dasar lantai dengan air mata yang berlinang. Jika saja ia berakhir dengan dikhianati, itu tidak akan sesakit ini. Namun menyadari dirinya yang dibohongi Lucas bertahun-tahun membuat dirinya marah. Lama waktu berlalu, Celine tak kunjung beralih posisi. Ia duduk den
Seorang wanita cantik tidak henti-hentinya menatap pada seorang pria yang tengah berdiri bersama wanita wanita cantik lainnya. Sepasang mata itu memerah, tangannya mengepal kuat hingga buku-bukunya menjadi putih. Nafasnya pun seperti terhenti barang sejenak ketika mengetahui tangan pria itu memegang lembut wanita disampingnya. Tak hanya itu, senyum mengembang di wajah pria itu membuat Sang Wanita kian murka. Dia adalah Celine Albert, seorang model papan atas yang banyak dikagumi para pria. Dan pria yang dipandanginya sedari tadi adalah Lucas Abraham, seorang pengusaha permata yang cukup terkenal di Rusia. "Celine, ada apa?" tanya seorang wanita pada Celine. Celine tersentak, ia mencoba untuk menguasai dirinya yang tengah larut dengan perasaannya. Ia beringsut, mencoba mengalihkan pandangannya ke arah lain. Namun pada saat bersamaan, matanya beradu dengan mata Lucas. Dan seketika itu wajah Lucas menegang. "Vlo, sepertinya aku tidak enak badan. Aku akan segera pulang, tolong sampaik