"Tidak ada siapapun di sini Al. Ayo kita berenang!""Eh apa?"Setelah mengajak istrinya, Arthur berdiri membuat Alila yang baru saja dilepas tali bathrobe-nya mendongak menatap pada Arthur namun saat itu juga dia memalingkan wajahnya yang memerah."Kau membuang handukmu sembarangan saja. Kau tidak takut ada yang melihat tubuhmu yang polosan, kah?""Hah? Hanya kau yang melihatnya. Kenapa aku harus takut? Kau sudah melihat semua bagian tubuhku. Ayo cepat kita berenang!"Arthur lebih dulu melemparkan handuknya dan dia yang polosan menuju ke arah bibir pantai. Jelas membuat Alila menggigit bibirnya.. Tapi sesuatu yang dilihatnya memang membuat tubuh Alila jadi memanas.Sssh, bagian belakangnya itu. Wow. Tegak dan berisi, padat, sintal, sepertinya kalau dipegang sangat menggemaskan, aku mau meremasnya.Cuma ketika dia melihat bagian di bawah pinggang Arthur saat pria itu berjalan menuju air memang membuat dirinya kebakaran sendiri.Tubuh Arthur memang proporsional. Jika dia melepaskan semu
"Arthur?"Akhirnya setelah berdiam diri beberapa saat Alila memberanikan diri memanggil nama pria itu yang masih membiarkan tubuh mereka terbuka di bibir pantai. terpaan air laut masih sering bolak-balik menutupi tubuh mereka."Hm?" Arthur merespon."Sampai kapan kita mau di sini?" tanya Alila yang tentu saja terdengar di telinga Arthur meski dia bicara lirih.Makin lama bersandar di tubuh pria itu dan mendengarkan detak jantungnya semakin membuat hati Alila tak menentu.Ada rasa dalam dirinya yang mulai rileks saat berada dalam dekapan Arthur. Tapi hatinya merasa sakit karena yakin sekali suatu saat nanti dirinya akan dibuang oleh Arthur. Bagaimana kalau itu terjadi?"Selamanya,"Kata-kata yang membuat Alila tak menyangka kalau akan dijawab seperti itu. Dia pun memberanikan diri mendongak menatap suaminya."Al, katakan kenapa kau mencintaiku?""Aku juga tidak punya alasannya. Aku hanya mencintaimu tanpa syarat."Lagi-lagi sebuah jawaban yang membuat Arthur mencubit hidung Alila."Kau
"Sssh, kau memaksaku menjawabnya Lil Fox?"Tapi bukan menjawab pertanyaan Alila, Arthur malah mengecup bibir Alila dan bertanya begitu setelah tadi dia melumat bibir wanita itu sampai rasanya bibir Alila agak bengkak."Ssssh."Alila tentu saja ingin jawaban.Cuma sayang tangan pria itu sudah bergerak menyentuh bagian pucuk gunungnya saat dia menyabuni Alila setelah puas menyiksa bibir Alila. Jelas saja wanita yang dari tadi menahan tubuhnya yang sudah merinding tak kuat dan sudah meringis.Ada desahan pelan yang terurai dari bibir Alila. Sebuah keadaan yang membuat Arthur senang karena dia juga sulit untuk menjawab pertanyaan Alila."Mau lagi?"
Sehari sebelumnya ..."Nona Caca Anda sudah bangun? Silakan diminum dulu air putihnya."Seorang suster menghampiri Caca yang baru membuka matanya dan masih sedikit linglung."Aku ada di mana?"Caca belum bisa berpikir jernih tentang keberadaannya. Dia masih agak takut-takut dan terpaksa sang suster yang sudah terbiasa dengannya beberapa hari ini selalu bangun dengan kondisi tak mengingat apapun mencoba mengingatkan kondisi Caca dan kejadian yang menimpanya."Jadi Arthur menolongku?"Ada semu merah di wajah Caca ketika mendengar penjelasan dari sang suster dan dia juga sudah meminum air putih yang tadi diberikan oleh suster tersebut"Ya tuan Walsh sangat mengkhawatirkan kondisi Anda dan dia meminta kami untuk menjaga Anda."Ada rasa bahagia lagi di dalam hati Caca mendengar penjelasan sang suster.Merasa dikhawatirkan ini sesuatu yang positif untuk dirinya dan membuat mood booster bagi tubuhnya."Boleh aku bertemu dengan Arthur, ehm maksudku Arthur Walsh.""Beliau sedang keluar ada beb
"KAU TAHU APA ALASANNYA DIA MELAKUKAN INI DI SEKOLAH ANAKKU?"Sehari sebelumnya Reza sangat marah sekali saat mendapatkan informasi dari orang kepercayaannya dan juga sahabatnya, David.Matanya memicing kesal. Dia melemparkan berkas yang baru saja diberikan David tentang kejadian di sekolah."Dan berani beraninya dia mengganti nama anakku?"Ini pula yang membuat Reza kesal.Alila Clarke, berubah menjadi Alila Walsh. Phak sekolah melakukan sesuai yang diinginkan oleh Arthur.Ras
"Za, mungkin nggak sih kalau dia sudah mulai mencintai putrimu?"Senyum Reza terlihat seperti senyuman iblis yang menyindir ketika disuruh sujud pada Adam."Mencintai putriku tapi menaruh wanita lain di dalam kamarnya? Do you think i am blind?"Reza tidak mau menurut. Dia meminta David tetap mengurus apa yang ingin dilakukan olehnya"Tapi kadang orang itu tidak bisa ditebak.""Aku tahu tapi kau tetap tidak boleh melakukan kekerasan pada Caca. Ini akan membuat dirinya malah akan semakin menyiksa putrimu. Kita hanya fokus menyelamatkan Alila tanpa mengganggu hubungan antara Arthur dengan Rich."Reza sebenarnya malas meladeni David dan semua aturan yang dibuat oleh David."Aku melakukan ini demi kebaikanmu Reza. Dia itu sahabatnya Rich. Mereka sudah banyak membicarakan masalah bisnis bersama. Jika kau membuat hubungannya dengan Rich berantakan maka ini akan berpengaruh dengan bisnis putramu. Tidak ada yang lebih buruk daripada sahabat yang menjadi musuh."Bener lagi yang dibilang oleh Da
"Menyingkir!""Eh, kalian mau apa?"Perawat sebetulnya ingin menyuruh beberapa bodyguard itu untuk menyingkir tapi sayangnya mereka tidak cukup kuat untuk menghalangi orang-orang itu mendekat pada Caca yang saat ini tampak ketakutan"Lepaskan aku!"Tapi meski Caca meminta seperti itu tetap saja dia tidak mungkin dilepaskan! Salah satu bodyguard sudah membekap mulutnya dan membuat dirinya tak sadarkan diri"Kita tidak akan kemana-mana David! Aku ingin kau mensetting apartemen ini sekarang! "
"Sssh, cuma membangunkannya saja. Memang dia pikir dia sedang apa di sini sampai enak-enakan tidur?""Tidur? Reza, dia pingsan. Dia ketakutan padamu sampai pingsan. Dan kau tidak lihat tadi hidungnya berdarah?"David benar-benar pusing sekali dengan sikap Reza ini. Tapi Reza kalau sudah marah memang sulit."Berikan airnya padaku!""Reza.""Haaaaah."Yang disiramkan Reza adalah air dingin sehingga wanita yang terlihat pucat karena memang kondisinya tidak terlalu baik itu langsung bangun karena kaget dan dia menggigil.Terpaan AC cukup dingin di dalam ruangan apartemen Arthur.Pakaian yang digunakan Caca bukan pakaian tebal seperti sweater. Dia hanya memakai pakaian sederhana yang terbuat dari bahan kaos."Hmmmm."Dan tentu saja para suster itu histeris. Karena mereka yang tahu bagaimana kondisi Caca dan saat ini mereka khawatir sekali."Di mana aku? Kalian--""Kau ingin berpura-pura tidak mengingat apapun sekarang?"Caca memang tidak mengingat apapun. Dia menggelengkan kepalanya pelan