"Maaf, Nyonya Rania.""Kalian tidak perlu minta maaf!"Rania memang tidak membutuhkan itu."Tolong jawab saja pertanyaanku. Berapa lama sudah aku tidur di sini? Ehm, maksudku berapa lama aku tak sadarkan diri dan dibius?"Rania lebih ingin tahu jawaban pertanyaannya itu.Seingat Rania dari saat dia sadar sampai sekarang sudah dua minggu berlalu. Dan dia sudah haid lagi.Padahal sebelum acara pertunangannya dengan Amar, Rania baru saja selesai haid. Bukankah kalau dia sekarang s
"Lepaskaaaaaan!"Rania memekik, dia memberontak."Nyonya, kami mohon, jangan begini karena Anda sendiri yang akan tersiksa.""Aku tidak butuh saran dari kalian! Lepaskan tanganku!"Rania tidak kooperatif dan dia ingin membebaskan dirinya makanya terus menggeliat."Nyonya, tolonglah, Anda berdarah lagi!""Lepaskan aku!"Rania tak bisa dirayu dan dia memberontak lebih berani lagi daripada tadi."Ikat dia!"Sampai ada suara pintu terbuka dan seseorang langsung memerintahkan begitu."Reza. Kenapa kau tega sekali padaku? Apa salahku padamu? Dari dulu kau yang banyak berbuat salah padaku, bukan aku yang harus dihukum begini!"Rania tak menyangka kalau orang yang ingin ditemuinya akhirnya datang.Kemarin-kemarin dia memang masih takut dan masih mencoba bersabar dengan Reza. Tapi saat ini tidak lagi. Kalau Rania tidak bicara maka dia akan terus tertindas.Karena itulah dia menentang."Kau takut tidak bisa menganiayaku lagikah makanya kau tetap memaksa mereka untuk menginfusku?" sindir Rania l
"Tidur Sweet J! Jangan hanya memperhatikan wajahku!"Sial sih! Kau bodoh Rania, lihat, dia masih ingat kebiasaanmu!Sayangnya memang Reza tidak memberikan ketenangan pada Rania dan sudah menyindir saat Rania sedang menikmati pahatan wajah seseorang yang selalu membuatnya kesal tapi memang Reza ditakdirkan memiliki fisik yang sangat sempurna dan menarik. Apalagi wajahnya, tak ada celah untuk mencari di mana kekurangannya."Reza, kau masih bangun kan? Tak maukah kau menjawab pertanyaanku?"Tapi memang Reza hanya mengucapkan kalimat tadi saja dan tak ada niat untuk meladeni pertanyaan lainnya.
"Marsha!"Air mata Rania juga meleleh sama seperti Marsha yang terlihat ketakutan dan berteriak.Bahkan sampai melempar bonekanya mendengar suara pecahan gelas di sampingnya."Tembakan itu meleset, disengaja."Tapi ada suara yang terdengar dingin di telinga Rania dan seakan suara itu tidak terpengaruh dengan ketakutan Marsha yang dilihat Rania."Tapi masih ada peluru di sana dan apa kau ingin dia ke sasaran yang sebenarnya?""Kau tega melakukan itu pada putrimu?" Rania meradang
"Sudah puas kau?""Sayangnya aku melakukan ini bukan untuk kepuasan."Rania tak tahu harus berkomentar apa tapi satu tangannya meremas sprei sangat kencang sekali.Ingin rasanya dia mencakar orang di hadapannya tapi tangannya terikat jadi bisa apa dia?"Apa alasanmu ingin sekali menghamiliku, Za? Kau bisa meminta anak pada istrimu. Kenapa harus aku? Apa dosaku sampai kau memperlakukanku seperti ini? Enam belas hari sudah. Maumu apa?"Rania tak tahan. Sudah dua minggu lebih berlalu, Reza selalu datang ke kamarnya untuk melakukan hajatnya. Tapi memang tidak p
"Kenapa tegang begitu Za? Kan aku enggak nyodorin bom sih."Rania juga tidak tahu apa yang membuat dirinya seberani ini pada orang di hadapannya."Ah, aku lupa. Dari dulu kau tidak suka kalau makan dari alat makan orang lain dan dari piring orang lain karena menurutmu itu tidak sehat dan sama saja seperti berbagi penyakit, kan?" sindir Rania lagi."Tapi sayangnya kalau kau tidak mau makan ini maka aku pun tak harus memenuhi janjiku padamu untuk tetap waras dan menghindari stres selama aku mengandung janinmu ini."Dan aku tidak menyangka kalau dia akan memakan ini setelah dia dengar apa yang kukatakan. Jadi
"Mama, ayo cepetan!""Iya Marsha sebentar saja."Rania sudah gemas dan dia tidak bisa menunggu lagi buat yang satu ini."Bisa kau jelaskan padaku?"Menjawab iya atau tidak saja itu pasti tidak sulit bukan? Tidak akan memakan waktu berjam-jam.“Ayo, kita lihat apa yang sudah kamu buat untuk surprise-nya.”Pandai dia lagi-lagi mengalihkannya pada Marsha. Eh tapi apa yang dia janjikan pada putriku? Kenapa dia menyuruh Marsha untuk minta a
"Kau tahu apa yang harus kau lakukan dengan project di Selatan Hongkong. Itu cocok untuk menggoyahkan keputusannya.""Baik Tuan Clarke, saya akan melakukan sesuai yang Anda perintahkan."Sesaat mendengar percakapan itu Rania memang belum mengatakan apapun dan tubuhnya membeku seakan-akan gamang perasaannya.Apakah dirinya salah mendengar?"Reza--""Ini untukmu. Tadi pagi kau makan sudah terlalu banyak kalori dan siang ini light seperti ini lebih bagus. Habiskan sekarang."