Share

Bab 43 Potret Keluarga

Suasana puncak di pagi hari, sangat berbeda sekali dengan dengan suasana kota jakarta yang padat dan hiruk pikuk, di sekitaran villa kabut masih menghiasi pemandangan pagi yang cerah, burung-burung bernyanyi dan bertengger di pohon-pohon tinggi.

Mata seorang bayi mulai terbuka perlahan, ia masih berbaring di baby box portabel yang bisa dibawa kemana saja, bola matanya yang bulat bewarna coklat, melihat langit-langit kamar villa yang tinggi.

"Hue...hue." Satria mulai merengek mencari keberadaan mamanya.

"OEEEEKKK!! OOEEKKK!!" Satria menangis kencang.

"Astaga cucuku." seru Yanti, gerak cepat menghampiri cucunya.

Segera Yanti menggendong sang cucu keluar dari kamar, dan menuju dapur. Ia tahu cucunya pasti lapar ingin menyusu.

Satria terus saja menangis dalam gendongan neneknya, suaranya berdendang di seluruh villa.

"Cup...cup....cup, sabar ya nak, susunya lagi dibuat dulu." Yanti terus mencoba menenangkan sang cucu, sembari menuangkan sedikit air panas ke botol susu.

Cekrek.

Tiba-tiba Di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status