Share

Bab 27. Rahim Diangkat

Saat aku hendak menjawabnya, pintu ruangan Cindi terbuka. Seorang dokter muda datang mengunjungi Cindi. Dokter laki-laki itu bernama Zaki.

"Selamat siang! Ibu Cindi sudah siuman? Apa ada keluhan?" tanya Dokter Zaki pada Cindi.

"Baik, Dok. Hanya dibagian perut saja kadang masih terasa nyeri," jawab Cindi.

"Wajar itu, Bu. Tapi itu tidak apa-apa. Nanti seiring berjalannya waktu, lukanya akan sembuh. Kalau begitu, saya periksa dulu, ya!" ucap Dokter Zaki.

Dokter Zaki kemudian mengeluarkan stetoskop dan mulai memeriksa Cindi secara detail. Dan setelah memeriksa, Dokter Zaki mengulas senyum ke arahku dan juga Cindi.

"Alhamdulillah kondisi Ibu Cindi semakin membaik. Inshaa Allah jika besok kondisinya masih sama, Ibu Cindi sudah bisa pulang," jelas Dokter Zaki pada kami. Aku dan Cindi sama-sama mengangguk.

"Kalau tidak ada yang ditanyakan, saya permisi untuk memeriksa pasien yang lain lagi. Mari!" Dokter Zaki pun pergi dari ruangan Cindi.

Ketika Dokter Zaki sudah tidak terlihat, Cindi menata
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status