Vionna menatap layar laptopnya dengan mata lelah. Keheningan ruangan kerjanya hanya terganggu oleh suara ketikan keyboard yang lembut. Pikirannya melayang jauh, merenung tentang hidupnya yang berubah setelah kembali dari Italia.Hari-hari terasa monoton. David, yang kini kembali menjadi David, CEO sebuah perusahaan sukses, sibuk dengan pekerjaannya. Jennie, yang kini duduk di bangku SMA, juga terlibat dalam kegiatannya sendiri.Vionna merenung tentang kehidupan yang dulu penuh warna di Italia, saat mereka bersembunyi di balik nama palsu. Saat-saat bahagia, meskipun singkat, menjadi kenangan indah yang kontras dengan kehidupan sekarang.Suasana hening terasa seperti memahkotai kekosongan yang menyelinap ke dalam hatinya. Vionna mencoba memfokuskan diri pada pekerjaannya sebagai penulis, tetapi cerita-cerita yang tercipta kini tidak lagi sehidup dan semeriah kisah fiksi yang dia ciptakan di masa lalu.Di tengah keheningan, ponsel Vionna berdering, memecah kesunyian. Saat dia melihat laya
Angin musim semi berhembus lembut di luar jendela rumah Vionna. Rumah ini, yang sebelumnya dipenuhi tawa dan kebahagiaan keluarga, sekarang menjadi saksi bisu dari sebuah krisis yang merajalela.Vionna duduk di ruang tamu yang sunyi, matanya menatap ke kejauhan. Rasa penasaran dan keraguannya semakin mendalam. Masa lalunya yang dulu penuh dengan kebahagiaan, tertutup oleh bayang-bayang keraguan dan pengkhianatan. Dia memegang telepon genggam suaminya, David, yang terletak di meja kopi. Telepon itu telah menjadi penyebab ketegangan dalam beberapa minggu terakhir.Rasa curiga Vionna tumbuh ketika ia mulai mencurigai perilaku David yang semakin berubah. Dia sering pergi selama berjam-jam tanpa penjelasan yang masuk akal dan berbicara dengan nada rahasia saat menerima panggilan telepon. Puncaknya adalah ketika Vionna tanpa sengaja menemukan pesan teks yang mencurigakan di telepon David. Pesan itu mengungkapkan hubungan yang lebih dalam dengan teman dekat Vionna, Putri.Hatinya berde
Setelah melepaskan semua emosinya, Vionna merasa seolah beban yang lama ia bawa akhirnya terangkat. Melihat keluarga kecilnya bermain bersama di taman bermain setelah ledakan emosi itu membuatnya merasa bahagia. Jennie adalah sumber cahaya dalam hidupnya, dan dia tahu bahwa dia akan melakukan segalanya untuk melindungi dan merawat putrinya.Namun, meskipun Vionna tampak bahagia di depan putrinya dan David, dia tahu bahwa ada rasa sakit yang mendalam yang masih menyertainya. David, suaminya yang telah berselingkuh, adalah sosok yang tidak dapat dia hilangkan dari hidupnya. Dia merasa menyesal karena pernikahan mereka, tetapi dia juga tahu bahwa mengingat masa lalu tidak akan mengubah apa pun.Untuk menghindari rasa sakit yang semakin mendalam, Vionna memutuskan untuk menjalani impian lamanya menjadi seorang penulis. Dia telah menyimpan berbagai ide dan cerita di dalam dirinya selama bertahun-tahun, dan sekarang dia ingin mewujudkannya. Menulis adalah cara untuk mengalihkan perasa
Dengan tekad yang kuat, Vionna mulai menulis novel pertamanya. Setiap hari, ia menyisihkan waktu untuk duduk di mejanya, membiarkan kata-kata mengalir dari pikirannya ke layar komputernya. Novel pertamanya adalah refleksi dari pengalaman hidupnya. Dia menggunakan kepiawaian penulisannya untuk mengungkapkan perasaan, konflik, dan perjuangan yang dialaminya, meskipun dalam bingkai fiksi. Proses menulis bukanlah tanpa rintangan. Terkadang, Vionna mengalami penurunan semangat dan rasa ragu, namun dia tetap terus maju. Dia belajar dari setiap tantangan yang muncul di sepanjang perjalanan menulisnya.Dalam pencarian visi dan suara uniknya sebagai seorang penulis, Vionna mulai menemukan ritme dan gaya penulisan yang membuatnya semakin termotivasi. Novelnya menjadi semakin hidup dengan setiap kata yang dituangkan ke dalamnya.Melalui proses penulisan novel, Vionna menemukan bahwa mengejar impiannya membawa kepuasan yang tak tergantikan. Meskipun masih ada perasaan sakit dan kompleksita
Diruang tulis vionna....Pemandangan interior ruang tulis Vionna. Ruangan itu tenang, cahaya lembut yang masuk dari jendela memberikan suasana yang nyaman. Vionna duduk dengan tegang di depan layar komputernya, matanya terpaku pada inbox email yang terbuka. Dia terlihat gelisah, jari-jarinya mengetuk-ngetuk meja secara tak sadar, mengecek layar komputernya dengan harap-harap cemas. Setiap kali tidak ada notifikasi baru, ekspresi kecewa tergambar di wajahnya.Vionna: (berbisik dalam kegelisahan) Tolong, berikan kabar baik, respon apa pun. Ini menegangkan.Vionna menarik nafas panjang, menutup matanya sejenak, mencoba untuk menenangkan dirinya sebelum melanjutkan mengetik. Dia memulai menulis kembali, tangannya terus bergerak di keyboard, tetapi matanya terus bergerak ke layar seolah menantikan pesan baru.Vionna: (berbisik dalam hati) Aku tahu ini proses yang panjang, tapi rasanya tak tertahankan. Apa kabar, apakah mereka menyukainya?Montase menunjukkan Vionna dalam rutinitas seh
Vionna dan David semakin merasakan ketidakhangatan dalam komunikasi mereka, baik di media sosial maupun di dunia nyata. Walaupun mereka hidup di lingkungan yang sama, tapi hubungan mereka seperti semakin jauh dan dingin.Pada awalnya, mereka masih terhubung lewat media sosial, berbagi sesekali tentang kegiatan sehari-hari atau hal-hal yang mungkin menarik. Namun, setiap kali mereka mencoba berbicara secara langsung, keheningan dan ketidaknyamanan terjadi.Di dunia nyata, setiap interaksi mereka dipenuhi dengan keheningan yang membebani. Obrolan yang kosong, terasa kaku, dan canggung. Mereka merasa semakin terasing satu sama lain.Ketidaknyamanan itu terasa bahkan ketika Vionna dan David bersama Jennie. Kedua orang tua ini berusaha menciptakan suasana hangat, tetapi ketegangan di antara mereka terasa begitu kuat sehingga bahkan Jennie bisa merasakannya.Setiap kali mereka mencoba untuk berbicara tentang hubungan mereka, keheningan yang tegang menghantui percakapan mereka. Dalam si
Di suatu senja yang tenang, keluarga David berkumpul di ruang makan untuk makan malam. Vionna sibuk mempersiapkan hidangan yang lezat sementara David membantu Jennie menata meja makan.Aroma daging panggang yang gurih dan sayuran segar yang baru matang pun mulai menyelimuti seluruh rumah. Sebagai semangat tambahan, lampu-lampu remang-remang memancarkan cahaya yang hangat, menciptakan suasana yang nyaman.Jennie dengan antusias menceritakan kisahnya di sekolah kepada kedua orangtuanya, sambil menunjukkan lukisannya yang baru selesai. Vionna dan David dengan senang hati mendengarkan cerita-cerita kecil Jennie sambil tertawa dan memberikan pujian atas karyanya.Saat makan malam dimulai, suasananya penuh kebahagiaan. Mereka saling berbagi cerita, tertawa, dan menikmati hidangan dengan penuh selera. Ketika waktu berlalu, mereka menikmati momen kebersamaan yang sederhana namun sangat berarti.Saat makan malam selesai, Vionna dan David membersihkan meja, sementara Jennie pergi ke kamar
Di pagi yang cerah, keluarga kecil itu bersiap-siap untuk liburan menyenangkan. Mereka berkumpul di ruang keluarga, membahas rencana dan membawa koper serta barang-barang penting.Vionna: "Ayo, kita akan memiliki waktu yang luar biasa bersama. Ini akan menjadi liburan yang menyenangkan."David: "Benar, ini kesempatan untuk bersama-sama tanpa gangguan."Jennie, dengan senyum cerahnya, meraih koper kecilnya: "Saya sudah siap, Mama dan Papa!"Mereka berangkat menuju destinasi liburan mereka yang indah. Perjalanan penuh tawa, canda, dan momen kebersamaan membuat hubungan di antara mereka semakin erat.Namun, ketika malam tiba, Vionna merasa ada sesuatu yang mengganggu ketenangan hatinya. Di sudut ruangan hotel, dia duduk sendirian, mencermati jendela yang memperlihatkan pemandangan malam yang cantik.Vionna: "Ada sesuatu yang membuatku merasa cemas, David. Bisakah kita bicara?"David: "Tentu, sayang. Ada apa?"Vionna mengungkapkan kekhawatirannya tentang hubungan mereka dan bagaimana pe
Vionna menatap layar laptopnya dengan mata lelah. Keheningan ruangan kerjanya hanya terganggu oleh suara ketikan keyboard yang lembut. Pikirannya melayang jauh, merenung tentang hidupnya yang berubah setelah kembali dari Italia.Hari-hari terasa monoton. David, yang kini kembali menjadi David, CEO sebuah perusahaan sukses, sibuk dengan pekerjaannya. Jennie, yang kini duduk di bangku SMA, juga terlibat dalam kegiatannya sendiri.Vionna merenung tentang kehidupan yang dulu penuh warna di Italia, saat mereka bersembunyi di balik nama palsu. Saat-saat bahagia, meskipun singkat, menjadi kenangan indah yang kontras dengan kehidupan sekarang.Suasana hening terasa seperti memahkotai kekosongan yang menyelinap ke dalam hatinya. Vionna mencoba memfokuskan diri pada pekerjaannya sebagai penulis, tetapi cerita-cerita yang tercipta kini tidak lagi sehidup dan semeriah kisah fiksi yang dia ciptakan di masa lalu.Di tengah keheningan, ponsel Vionna berdering, memecah kesunyian. Saat dia melihat laya
Setelah kembali ke kota asal, Vionna merasa gairah kembali dalam mengejar passion-nya sebagai penulis. Dia mulai menerbitkan karya-karyanya yang luar biasa dan mendapatkan apresiasi dari pembaca setianya. Setiap kata yang ia tulis seperti menyiratkan kisah hidupnya yang penuh warna.Tanpa memikirkan apa yang terjadi di masa lalu vionna berharap cerita hidupnya berjalan sesuai dengan apa yang dia mau.Sementara itu, David memutuskan untuk membuka kembali bisnis keluarga yang sempat ditinggalkan. Dengan semangat baru dan pengalaman yang kaya, Giovani & Co. menjadi perusahaan yang sukses dan dikenal di berbagai penjuru.Jennie, yang semakin dewasa, mengejar bakat seninya. Ia menghadiri sekolah seni bergengsi dan mendapatkan penghargaan atas lukisan-lukisannya yang indah. Kecemerlangannya di dunia seni menjadi kebanggaan bagi keluarga.Namun, di balik kebahagiaan itu, masih ada bekas luka masa lalu yang perlu diatasi. Vionna mulai membuka diri kepada David tentang perasaannya. Keduanya me
Suatu pagi yang cerah, Vionna duduk sendirian di meja makan. David tampak sibuk dengan panggilan bisnis yang mendesak. Jennie, yang kini sudah remaja, keluar rumah dengan wajah serius, menyembunyikan sesuatu di balik senyum palsunya.Vionna: (berbisik pada dirinya sendiri) Apa yang terjadi pada kita?Vionna merasa kehampaan merayap di hatinya. Hubungan dengan David menjadi rutin dan dingin, tak seperti masa lalu. Jennie juga semakin menjauh, menyimpan rahasia yang tak ingin dibagikan.Malam harinya, Vionna ditemukan sendirian di ruang kerjanya, memandangi layar laptop tanpa inspirasi. Ia mencoba menulis, tetapi kata-kata tidak lagi mengalir begitu saja. Masa lalu yang indah terasa semakin jauh, seperti bayang-bayang yang merayap dalam kegelapan.Keesokan paginya, David kembali terburu-buru pergi. Jennie menyampaikan bahwa dia akan menghabiskan waktu bersama teman-temannya, meninggalkan Vionna sendirian di rumah yang kian hampa.Vionna berjalan-jalan di taman belakang, mencoba menemuka
Setelah berbagai perjalanan emosional dan transformasi pribadi, Vionna, David, dan Jennie memutuskan untuk kembali ke kota asal mereka. Keputusan ini diambil setelah mereka berhasil menyelesaikan masalah dan menemukan keseimbangan baru dalam kehidupan mereka.Kembali ke kota asal memberikan mereka kesempatan untuk memulai kembali dan membangun kembali akar-akar yang pernah terputus. Mereka memilih untuk tinggal di rumah yang pernah menjadi saksi berbagai peristiwa dalam perjalanan hidup mereka.setelah melewati waktu yang panjang dalam perjalanan pulang mereka, sampailah mereka di rumah mereka di kota asal mereka.Ketika mereka memasuki rumah itu, aroma kenangan datang menghampiri. Ruangan itu terisi dengan riuh rendah tawa dan suka cita.Meskipun masa lalu mereka penuh dengan tantangan, rumah itu seakan-akan menyambut mereka dengan tangan terbuka, memberikan kesempatan baru untuk membangun kenangan yang lebih baik.Vionna kembali menyalakan kembali hasrat menulisnya dan memulai pr
Suatu hari, di antara dinding-dinding rumah baru mereka yang membawa beban rahasia, terdengar suara musik yang lembut dari ruang tamu. Vionna, yang sekarang lebih dikenal sebagai Angela, duduk di kursi sofa dengan senyuman tipis di wajahnya. Di hadapannya, lembaran kertas kosong dan pena tergeletak, menunggu sentuhan kreatifnya.Vionna memulai menulis kembali, mencurahkan perasaannya ke dalam kata-kata. Setiap gugup dan kebingungan, setiap kehampaan dan kekecewaan, semua tersaji dalam alur ceritanya. Itu bukan hanya sekadar kisah fiksi itu adalah bentuk terapi, jalan keluar bagi Vionna untuk melepaskan beban perasaannya.David, yang kini berganti nama menjadi Vincenzo, memutuskan untuk mencoba mendekati Vionna. Meski terbatas oleh tekanan dari dunia mafioso, keinginannya untuk menyatukan kembali keluarga tidak pernah pudar. Di malam yang hening, ia duduk di samping Vionna dengan mata penuh penyesalan.David: (dengan nada lembut) Angela, bisakah kita bicara?Vionna, tanpa menatapny
Di pagi yang cerah, keluarga kecil itu bersiap-siap untuk liburan menyenangkan. Mereka berkumpul di ruang keluarga, membahas rencana dan membawa koper serta barang-barang penting.Vionna: "Ayo, kita akan memiliki waktu yang luar biasa bersama. Ini akan menjadi liburan yang menyenangkan."David: "Benar, ini kesempatan untuk bersama-sama tanpa gangguan."Jennie, dengan senyum cerahnya, meraih koper kecilnya: "Saya sudah siap, Mama dan Papa!"Mereka berangkat menuju destinasi liburan mereka yang indah. Perjalanan penuh tawa, canda, dan momen kebersamaan membuat hubungan di antara mereka semakin erat.Namun, ketika malam tiba, Vionna merasa ada sesuatu yang mengganggu ketenangan hatinya. Di sudut ruangan hotel, dia duduk sendirian, mencermati jendela yang memperlihatkan pemandangan malam yang cantik.Vionna: "Ada sesuatu yang membuatku merasa cemas, David. Bisakah kita bicara?"David: "Tentu, sayang. Ada apa?"Vionna mengungkapkan kekhawatirannya tentang hubungan mereka dan bagaimana pe
Di suatu senja yang tenang, keluarga David berkumpul di ruang makan untuk makan malam. Vionna sibuk mempersiapkan hidangan yang lezat sementara David membantu Jennie menata meja makan.Aroma daging panggang yang gurih dan sayuran segar yang baru matang pun mulai menyelimuti seluruh rumah. Sebagai semangat tambahan, lampu-lampu remang-remang memancarkan cahaya yang hangat, menciptakan suasana yang nyaman.Jennie dengan antusias menceritakan kisahnya di sekolah kepada kedua orangtuanya, sambil menunjukkan lukisannya yang baru selesai. Vionna dan David dengan senang hati mendengarkan cerita-cerita kecil Jennie sambil tertawa dan memberikan pujian atas karyanya.Saat makan malam dimulai, suasananya penuh kebahagiaan. Mereka saling berbagi cerita, tertawa, dan menikmati hidangan dengan penuh selera. Ketika waktu berlalu, mereka menikmati momen kebersamaan yang sederhana namun sangat berarti.Saat makan malam selesai, Vionna dan David membersihkan meja, sementara Jennie pergi ke kamar
Vionna dan David semakin merasakan ketidakhangatan dalam komunikasi mereka, baik di media sosial maupun di dunia nyata. Walaupun mereka hidup di lingkungan yang sama, tapi hubungan mereka seperti semakin jauh dan dingin.Pada awalnya, mereka masih terhubung lewat media sosial, berbagi sesekali tentang kegiatan sehari-hari atau hal-hal yang mungkin menarik. Namun, setiap kali mereka mencoba berbicara secara langsung, keheningan dan ketidaknyamanan terjadi.Di dunia nyata, setiap interaksi mereka dipenuhi dengan keheningan yang membebani. Obrolan yang kosong, terasa kaku, dan canggung. Mereka merasa semakin terasing satu sama lain.Ketidaknyamanan itu terasa bahkan ketika Vionna dan David bersama Jennie. Kedua orang tua ini berusaha menciptakan suasana hangat, tetapi ketegangan di antara mereka terasa begitu kuat sehingga bahkan Jennie bisa merasakannya.Setiap kali mereka mencoba untuk berbicara tentang hubungan mereka, keheningan yang tegang menghantui percakapan mereka. Dalam si
Diruang tulis vionna....Pemandangan interior ruang tulis Vionna. Ruangan itu tenang, cahaya lembut yang masuk dari jendela memberikan suasana yang nyaman. Vionna duduk dengan tegang di depan layar komputernya, matanya terpaku pada inbox email yang terbuka. Dia terlihat gelisah, jari-jarinya mengetuk-ngetuk meja secara tak sadar, mengecek layar komputernya dengan harap-harap cemas. Setiap kali tidak ada notifikasi baru, ekspresi kecewa tergambar di wajahnya.Vionna: (berbisik dalam kegelisahan) Tolong, berikan kabar baik, respon apa pun. Ini menegangkan.Vionna menarik nafas panjang, menutup matanya sejenak, mencoba untuk menenangkan dirinya sebelum melanjutkan mengetik. Dia memulai menulis kembali, tangannya terus bergerak di keyboard, tetapi matanya terus bergerak ke layar seolah menantikan pesan baru.Vionna: (berbisik dalam hati) Aku tahu ini proses yang panjang, tapi rasanya tak tertahankan. Apa kabar, apakah mereka menyukainya?Montase menunjukkan Vionna dalam rutinitas seh