Share

Kemarahan Yang Tersulut

Penulis: R. Sheehan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ditengah pedih pipi serta sakit di kening, Shena menyeret tubuhnya dan bersandar. Meski situasi jadi lebih buruk, ia tetap mempertahankan tekad serta raut tak kenal takutnya pada Joan. Sayangnya, sebelum dia dapat membalas ucapan pria itu, perutnya tiba-tiba sakit dan pandangannya langsung menggelap.

Dia hanya ingat dengan wajah pria yang hampir melecehkannya itu nampak kaget. Beruntungnya, Laura yang telah lebih dulu diberitahu, datang menghampiri Shena dan menemukan kejadian itu tepat waktu.

Mahendra terus mengulang adegan itu lagi dan lagi, di mana tangan Joan melayang untuk menampar wajah Shena. Mereka tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang keduanya bicarakan dan sedang ributkan, untuk itu dia bisa bertanya langsung pada Shena.

"Pergi, susul ketuamu dan minta dia agar cepat mengumpulkan apa yang aku minta."

Pria muda itu tidak bertanya lebih lanjut, mungkin paham bahwa mereka berdua butuh waktu bersama. Dilihat dari tindak tanduk sang presdir yang meminta mereka untuk menye
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Akibat Satu Malam dengan Tuan Muda   Memata-Matai

    Keduanya tiba di apartemen tanpa mampir dulu ke mana pun. Bibi rumah tangga telah menunggu kedatangan kedua majikannya dan selesai menyiapkan makanan."Dia belum makan dan katanya perutnya sedang tidak nyaman. Bisa tolong urus dia selagi aku pergi ke kantor?" Bibi itu mengangguk, "Anda tenang saja Tuan Muda, serahkan Nona Shena pada saya. Saya akan memastikan dia memakan semua makanannya hari ini."Pria itu lantas mengecek jam di pergelangan tangannya, "Aku harus kembali ke kantor. Kalau kau membutuhkan sesuatu atau ada yang terjadi selama aku pergi, segera hubungi aku, Bi. Aku usahakan akan pulang waktu hari ini." ujarnya lagi seraya melihat pada Shena."Makan dulu lalu pergi ke kamar beristirahat. Kalau kau menginginkan sesuatu minta saja pada Bibi." "Kau akan kembali ke kantor?" tanya Shena yang diangguki oleh Mahendra."Aku masih punya pekerjaan yang harus ditangani. Aku usahakan pulang cepat malam ini. Kau tak perlu menungguku. Aku pergi." pamitnya pada dua orang wanita itu lal

  • Akibat Satu Malam dengan Tuan Muda   Tawaran Kencan yang Gila

    "Ha...." Tawa sarkas terdengar dipaksakan oleh Rafael. "Aku sungguh tidak tahu, Rafael." Laura terpekur, bingung juga mau menjelaskan bagaimana bila kenyataannya dia memang tidak tahu. "Memang benar kalau tadi Presdir datang menemui Shena di klinik, hanya sebatas itu yang kutahu. Mengenai hubungan mereka yang sebenarnya, aku sama sekali tidak diberitahu oleh Shena.""Kau teman dekatnya, bagaimana mungkin tidak tahu yang dilakukan oleh sahabatmu?""Menjadi sahabat bukan berarti aku harus tahu segala-galanya perihal kehidupan pribadi Shena!" seru Laura ikutan emosi. Dia sudah berusaha bersabar menghadapi segala pertanyaan menindas dari Rafael, tapi kesabarannya pun ada batasnya juga. Apa pria ini berpikir, dia tidak berani membantah omongannya? Sebagai pelampiasan dari frustasinya, Rafael menjambak rambutnya sendiri kuat-kuat. Perasaan cemburu setelah mengetahui Shena dekat dengan pria lain membuat dia tak dapat menerima. "Aku--aku minta maaf. Aku sedang kalut tadi, tidak bermaksud

  • Akibat Satu Malam dengan Tuan Muda   Kunjungan Ke Rumah Sakit

    Pagi harinya, Mahendra bangun di jam seperti biasanya. Ia selesai mengganti piyama dengan setelan kerja. Ekspresi tak sabar tergambar jelas ingin segera bertemu dengan Shena.Setelah semalaman dia dibuat tak bisa tidur akibat perkataan Shena, ia terus bertanya-tanya akan keseriusan di balik kata-katanya.Tanpa Mahendra tahu bahwa Shena telah pergi dari apartemennya. Ketika Bibi bertemu dengan sang tuan muda, ia menyapa dengan ramah."Selamat pagi, Tuan Muda. Anda bangun seperti biasanya.""Ya, selamat pagi." jawabnya seraya duduk di kursi makan. Pandangannya kemudian melirik ke kiri dan ke kanan, mencari keberadaan Shena yang seharusnya sudah turun dari kamar.Menyadari tatapan sang tuan muda, bibi itu lantas memberitahu, "Nona Shena sudah pergi, beberapa menit yang lalu. Beliau mengatakan pada saya sudah meminta izin pada Anda, apakah tidak?"Mahendra membeku, tidak menyangka kalau dia kecolongan dan Shena telah lebih dulu pergi. Pupus sudah harapannya untuk kembali bertanya dengan be

  • Akibat Satu Malam dengan Tuan Muda   Perhatian Mahendra

    "Apakah ini tempatnya?"Mahendra mengamati gedung karaoke di hadapannya. Dari luar saja dia bisa mendengar suara musik yang diputar dari dalam.Menurut informan yang dipekerjakan Hedi, Joan Xander setiap malam di beberapa hari akan datang ke tempat itu apabila pria itu memiliki pertemuan dengan teman-temannya.Tadi Sore, Hedi memberitahukan apa saja kebiasaan yang Joan lakukan, tempat mana yang pria itu datangi dan kapan pria itu pulang ke rumahnya. Seluruh gerak-gerik Joan terpantau ketat oleh orang suruhan Hedi dan dia puas dengan hasil kerja asisten pribadinya tersebut."Benar ini tempatnya, Presdir."Ia pun keluar dari dalam mobil, berjalan masuk diiringi oleh dua bodyguard dan Hedi yang bertugas sebagai pemandu mereka. Hedi telah lebih dulu mendaftarkan diri menjadi anggota VIP dari karaoke yang terkenal di kalangan elit tersebut. Menggunakan kartu keanggotaan, mereka dapat dengan mudah masuk ke dalamnya dan pergi ke lantai atas di mana ruangan itu diperuntukkan bagi kaum-kaum bo

  • Akibat Satu Malam dengan Tuan Muda   Pembalasan Mahendra

    Di sebuah gudang kosong. Terdapat beberapa orang mengenakan pakaian serba hitam sedang berjaga-jaga. Mereka seperti sedang menunggu kedatangan seseorang. Setelah satu orang melihat kawanan mereka telah tiba, ia pun memberitahu salah satu temannya. "Buka pintunya.""Selagi kita menunggu bos datang, kita harus pastikan tempat ini aman." tempat yang lain mengingatkan. Diantara pria berbadan kekar dan nampak garang itu, ada satu orang dimana tangannya terikat dan mulutnya disumpal serta matanya tertutup kain. Rombongan itu berjalan menuju ke gedung kosong tersebut. "Emh! Emh!"Joan bergerak brutal, berusaha melepaskan diri dari cekalan di kiri dan kanannya oleh orang asing. Dikarenakan kedua matanya tertutup kain, dia tidak bisa melihat apa pun. Ia dapat merasakan sebuah pistol ditodongkan ke arah punggungnya demi mengancamnya untuk terus berjalan dan diam."Cepat jalan!" sentak pria kasar itu lagi hampir membuatnya terjatuh.Sekumpulan pria itu membawa Joan ke sebuah gudang yang tak

  • Akibat Satu Malam dengan Tuan Muda   Kedatangan Edwin

    Setelah kejadian Joan di culik, lalu ditemukan di sebuah gang oleh seseorang, keluarga Xander diliputi suasana buruk nan mencekam. Tiga hari telah berlalu sejak kejadian naas menimpa pria slengean itu. Pasalnya, seluruh keluarga masih belum mengetahui siapa kiranya orang nekat yang berani memukuli putra bungsu keluarga termahsyur layaknya keluarga Xander. Ketika ditanya, Joan pun tak bisa menjawab. Terlebih ketika kakak laki-lakinya membombardir dia dengan pertanyaan serupa. Jacob duduk di sofa itu lama. Masih mengamati wajah sang adik lekat, berharap dapat menemukan jawaban yang beberapa hari belakangan menghantui. Tapi nihil, Joan tidak membuka mulut walau segala pertanyaan telah terlontar. "Coba ingat betul-betul, siapa saja musuhmu. Dengan sikap bandit macam kau ini, masa sudah lupa mengenali siapa musuh sendiri?" katanya lagi dengan tampang kesal. Kesabaran nampaknya telah habis dimakan waktu karena lamanya di suruh menunggu. Joan menggertakkan giginya akibat jengkel. Sudah b

  • Akibat Satu Malam dengan Tuan Muda   Kecemasan Mahendra

    "Kak, kau aneh sekali," cicit Edwin dengan muka cemberut, "Sudah dari kemarin-kemarinnya kau berubah. Seperti orang yang beda. Aku yakin ini bukan hanya sekedar perasaanku saja."Shena nampak panik, sekaligus memaki dalam hati karena refleksnya tadi, "Tidak ada yang aneh, Edwin. Hanya perasaanmu saja. Kakak kan sudah bilang kalau sedang tidak enak badan, takutnya menulari dirimu." Bersamaan dengan atmosfer di sekitar keduanya yang berubah, Maria datang membawa camilan serta minuman. "Ada apa dengan kalian?" tanyanya bingung, "kenapa malah diam-diaman?"Edwin yang memang orangnya blak-blakan langsung melontarkan pertanyaan, "Maria, apa selama kakakku tinggal bersamamu dia tidak menunjukkan gelagat aneh?""Aneh bagaimana?" Maria mendudukkan dirinya di tengah-tengah kakak beradik itu. "Aku tidak yakin pasti, tapi rasa-rasanya kak Shena seperti sedang menyembunyikan sesuatu dariku, dari kami.""Kau pasti salah sangka." Tanggapan Maria sama persis dengan yang dikatakan Shena, tapi tetap

  • Akibat Satu Malam dengan Tuan Muda   Berita Kencan

    Setelah resign dari pekerjaannya, Shena disibukkan dengan aktivitas barunya menjadi seorang freelancer seperti yang dia inginkan. Ia baru saja selesai dengan pekerjaannya saat rasa lapar menghampiri. Kehamilannya telah menginjak 20 Minggu dan dalam masa itu ia sering merasa lapar dan juga mengantuk. Selama hamil, jadwal tidurnya jadi berantakan. Untuk alasan itu, dia menunda menandatangani kontrak menjadi editor dengan perusahaan penerbitan dan lebih memilih pekerjaan ringan yang tak mengharuskan dia dikejar-kejar deadline. Shena turun dari kamar, pergi ke dapur. "Bibi masak apa?"Ketika Shena tiba di dapur, ia melihat sang bibi nampak sibuk buat kue. "Saya mau buat cookies buat cemilan, Nyonya Shena. Nyonya mau rasa apa selain cokelat?" Mendengar kata cookies, Shena nampak senang. Ia berjalan mendekat, melihat proses bibi itu membuat cookies kesukaannya selama dia tinggal di apartemen Mahendra. Rasanya sungguh enak sekali. "Rasa matcha atau pisang kalau bibi bisa membuatnya." ka

Bab terbaru

  • Akibat Satu Malam dengan Tuan Muda   Extra Bab - Honeymoon

    Mahendra menepati janjinya pada Shena. Ia membawa sang istri pergi ke banyak tempat yang memungkinkan wanita itu cukup bersenang-senang. Mereka bersepeda, berjalan-jalan memanjakan mata dengan pemandangan di sekitar yang nampak menakjubkan. Mereka juga melakukan tamasya di setiap kota-kota yang mereka jelajahi. Semua tempat mereka kunjungi. Basel, Bern, Lucerne, Jenewa dan terakhir adalah Zurich. Pada akhirnya, sebelum kota dataran rendah menjadi sibuk karena awal musim dingin, kedua pasangan itu pergi ke pegunungan di mana resort ski telah di buka. Saat mereka mencoba kereta gantung, Shena mendapat kejutan dari Mahendra berupa di daftarkannya sang istri ke salah satu Universitas swasta yang ada di Jakarta. Karena tak sanggup berpisah jauh, Mahendra memutuskan membuat Shena melanjutkan pendidikannya di kota Jakarta saja. "Aku sudah menyelesaikan pendaftarannya untukmu. Langkah selanjutnya yang harus kau persiapkan adalah mengikuti setiap tes bagi mahasiswa baru." Mahendra yang mene

  • Akibat Satu Malam dengan Tuan Muda   Extra Bab - Honeymoon

    Shena menahan erangannya, berusaha mengalihkan perhatiannya pada apa pun yang dapat membawanya ke kesadaran semula. Namun sulit. Mahendra terlalu terampil menciumnya. "Tunggu, tunggu...." Shena menyela dengan suara serak. Digelengkannya kepalanya ke kiri dan kanan untuk menjauhkan lehernya dari kecupan bibir pria itu yang terasa dingin dan panas."Hum?" Respons pria itu masih sama, acuh tak acuh seolah melihat Shena agak kesusahan merupakan pemandangan nikmat buatnya."Aku perlu makan, Ya Tuhan, Sial! Aku lapar sekali!" Shena berseru keras, hampir jatuh lemas sebab beban berat di belakangnya. Kata-kata tak singkron pun di ucapkannya tanpa sadar. "Kau bisa melanjutkan makan, dan aku juga begitu." kekeh pria itu terdengar menyebalkan."Tapi ...."Keluhan Shena teredam ciuman menuntut lainnya di mulutnya yang terasa kebas. Padahal baru tadi malam mereka berhubungan intim, tapi pria ini seperti sedang kerasukan iblis cabul karena terlalu bersemangat di pagi hari. Walau dia juga menikma

  • Akibat Satu Malam dengan Tuan Muda   Suami Istri Bersenang-senang

    "Aku lapar.""Kau lapar?" Mendengar sang istri berkata lapar, lenyap sudah kekesalannya. Ia menatap ke sisi meja yang ada di depan tempat tidur, di mana hidangan untuk makan malam mereka masih ada di sana, belum terjamah dan pasti sudah dingin pula."Kalau begitu aku panaskan dulu makanannya." ucap Mahendra seraya mengangkat Shena yang berbaring di atas tubuhnya.Shena menggelengkan kepalanya pelan, "Tidak perlu di panaskan, kita bisa langsung makan saja." tolaknya lalu bangun dan duduk.Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling, mencari kardigannya untuk menutupi ketelanjangannya di balik selimut. Mahendra berdiri duluan, berjalan menuju ke pinggir jendela di mana mereka memulai dan membungkuk untuk mengambil kardigan merah. "Kardigannya sobek, tidak bisa kau pakai." ujarnya dengan seringai seraya menunjukkan kain compan-camping itu ke arah Shena."Aku sudah ingatkan kau agar jangan merobeknya, tapi kau tidak mendengarkan." balas Shena cemberut.Sebagai gantinya, Mahendra mengambil

  • Akibat Satu Malam dengan Tuan Muda   Kejutan Untuk Suami

    "Hati-hati jalannya. Angkat kakimu seperti sebagaimana kau menaiki tangga di rumah." kata Shena di samping telinga sang suami."Masih jauh?" tanya Mahendra penasaran sekaligus lelah. "Sabar. Sebentar lagi kita sampai." jawab Shena sambil menggandeng lengan sang suami menaiki tangga satu persatu.Berjalan sambil ditutup matanya itu benar-benar tak enak sama sekali. Apalagi tadi, dia sudah tersandung kaki meja dan hampir jatuh terjungkang ke depan. Untung Shena langsung menariknya atau kalau tidak, sudah memar wajahnya dikarenakan terantuk lantai.Semuanya bermula dari setengah jam yang lalu. Di mana setelah mereka selesai menghabiskan waktu dengan menonton film, Shena tiba-tiba mengajaknya keluar.Awalnya dia tidak curiga sedikitpun akan permintaan mendadak sang istri, tapi setelah di pertengahan jalan Shena meminta agar kedua matanya di tutup dengan kain segala, ia mulai menaruh curiga bahwa sang istri pasti sudah merencanakan sesuatu untuknya. Dan tampaknya, dia tahu kejutan apa itu

  • Akibat Satu Malam dengan Tuan Muda   Pemotretan Keluarga

    Askara melakukan sesi foto bersama dengan ayah dan ibunya untuk yang pertama kali. Sesi pemotretannya dilakukan di salah satu kamar tamu yang jarang digunakan, meski begitu tetap terawat dengan baik oleh para pembantu di rumah.Tanpa Shena tahu bahwasanya sekarang, sang suami telah berencana membangun rumah impian mereka yang diperkirakan akan rampung dalam satu tahun mendatang. Rumah mewah yang memiliki tiga lantai itu akan diberikan Mahendra pada sang istri tercinta. "Tidak masalah, Kek. Aku juga maunya memberikan hadiah untuk istriku." Sebelum sesi pemotretan dilakukan, pada pagi hari nan cerah pukul sepuluh, kakek dan bibinya berada di rumah. Tidak kemana-mana, karena hari itu juga hari libur. Selagi menunggu Shena selesai di dandani oleh MUA yang dibawa Angga, Mahendra diseret Rossa untuk membicarakan masalah pembangunan rumah baru itu."Lalu nanti bagaimana dengan rumah yang kakekmu berikan padamu?" tanya Rossa dengan kedua mata melotot. Tampak sekali kalau dia gemas dan mar

  • Akibat Satu Malam dengan Tuan Muda   Sukses Memberikan Hadiah

    "I-ini apa artinya?" Shena bertanya bingung. Bolak balik Shena melihat pada Mahendra yang duduk di sampingnya, lalu beralih pada surat-surat kepemilikan restoran dan tanah itu yang mengatasnamakan dirinya. "Sejak kapan?" Pikir Shena. "Sejak kapan Mahendra mempersiapkan kejutan ini? Membeli restoran yang sangat ingin dia kunjungi?" "Bukankah ini terlalu berlebihan?" tanya Shena dengan tatapan bingungnya. Mahendra menautkan alisnya, "Berlebihan?"Wanita itu mengangguk, "Kau tak perlu membelikan aku ini. Aku-- aku hanya ingin melihat glass house itu saja karena kulihat di foto waktu itu bagus sekali tempatnya. Aesthetic. Dan kau---""Kau tidak mau?" "Ya?""Menerima hadiah dariku. Kau keberatan karena aku membelikanmu restoran ini?""Sejujurnya iya. Aku pikir tak usah ... Mahendra, tunggu. Kau mau ke mana?" Shena tersentak kaget melihat prianya beranjak bangun dari duduknya. Dilihat dari sisi wajah Mahendra yang mana rahangnya mengetat, ia langsung sadar telah melakukan kesalahan.

  • Akibat Satu Malam dengan Tuan Muda   Rencana Memberikan Hadiah

    Shena dan Mahendra tiba di restoran tak lama kemudian. Mahendra lebih dulu memarkirkan mobilnya, lalu keluar, menggandeng tangan Shena masuk ke dalam. "Ini tempat yang mau kau kunjungi?" tanya pria itu saat mereka berjalan menuju ke konter, menemui seorang pelayan wanita yang tampaknya seorang karyawan di sana. Shena melihat ke sekeliling, bertanya-tanya di mana tempat yang dia lihat di video itu. "Aku juga tidak yakin, karena ini adalah pertama kalinya bagiku.""Coba sini tunjukkan fotonya. Mungkin kita bisa bertanya pada wanita itu untuk mencari tahu." kata Mahendra sembari meminta ponsel sang istri. Dengan patuh, Shena menyerahkan ponsel miliknya pada sang suami. "Permisi."Wanita yang kelihatan kepala tiga itu berbalik, melihat pada dua orang pelanggan yang baru datang dan menyambutnya dengan senyuman. "Ya, ada yang bisa saya bantu, Tuan?""Saya ingin bertanya, apakah tempat yang di foto adalah benar tempatnya di sini?" Mahendra lalu menyerahkan ponsel Shena untuk dilihat oleh

  • Akibat Satu Malam dengan Tuan Muda   Saling Menggoda

    Ruangan itu gelap dan hening. Langkah kaki secara perlahan berjalan menginjak lantai, pelan sekali sebab takut keberadaannya dapat mengganggu si penghuni kamar. Setelah tiba di kamar tidur besar yang ada di tengah ruangan, Mahendra menaruh tas kecilnya yang berisikan ponsel dan dompet ke atas meja. Lalu, ia pun berjalan menuju sisi tempat tidur di mana sebuah gundukan yang tertutup selimut terlihat oleh matanya. Di tengah jalan, kakinya tersandung sesuatu. Mahendra memicingkan mata, menatap lekat pada benda itu. Ia membungkukkan pinggang, sedang tangannya meraih benda itu. Sebab gelap, dia tidak tahu benda apa yang diinjaknya, namun setelah dia mengambil benda itu, dia jadi tertegun. Ia pun menaruh benda yang tak lain adalah BH ke sandaran sofa dekat ranjang. Waktu telah menunjukkan pukul tiga pagi dan ruangan kamar itu sangat dingin akibat pendingin ruangan yang menyala. Mahendra mencari-cari remote kontrol AC. Setelah ketemu, dia menyetel kembali suhu supaya tidak terlalu dingin.

  • Akibat Satu Malam dengan Tuan Muda   Gagal Memberi Kejutan

    Malam itu, setelah Mahendra selesai dengan urusannya, dia memutuskan langsung kembali ke penginapan. Tak disangka, ternyata Angga yang dikiranya akan tinggal lama bersama Jessica, malah dilihatnya sedang menonton film."Kenapa kau ada di sini?" tanyanya langsung dengan ekspresi heran. "Kalau tidak di sini, memang harus di mana?" kata Angga sembari sedikit memiringkan kepalanya biar bisa melihat Mahendra. Mahendra yang awalnya berdiri tak jauh dari tempat Angga sedang menonton film, pun berjalan menghampiri temannya tersebut. Ia duduk di sebelah Angga, sepasang netranya cukup lekat memandangi teman akrabnya itu yang kini tengah asyik menatap televisi. Seolah, memang sengaja mengabaikan keberadaannya. "Aku sudah membantumu agar bisa bertemu dengan Jessica, meninggalkan kalian berdua pula di sana, serta memerintahkan anak buahku agar sungguh-sungguh menjaga lingkungan sekitar restoran dari para pengganggu. Harapanku, supaya kalian berdua punya banyak waktu bersama. Tapi ternyata, yan

DMCA.com Protection Status