Share

BAB 4 : Menjablai!

Author: Dahliardi
last update Last Updated: 2021-09-07 09:31:06

                Predikat janda yang disandangnya oleh Diana, membuat orangtuanya tidak nyaman dan merasa was-was, sebab begitu banyak janda yang dilabrak oleh ibu-ibu yang merasa suaminya digoda olehnya. Padahal jika ingin jujur lebih banyak pria hidung belang beristri yang suka menggoda janda, baik untuk dijadikan istri siri atau hanya pemuas saja.

            Image buruk yang melekat pada diri seorang janda,membuat Diana merasa tidak nyaman dengan posisinya sebagai janda muda nan cantik dan aduhai. Banyak pasang mata lelaki hidung belang yang sudah beristri atau belum menggodanya hampir setiap hari, ada saja ulah mereka ketika ingin menmuinya yang disebut mereka sebagai janda kembang.

            Banyaknya kumbang yang menghampiri dirinya, membuat Diana gerah dan tidak aman. Apalagi tingkahnya yang mulai nakal dengan tak segan menerima ajakan lelaki untuk pergi bersenang-senang atau sekedar pelesiran ke tempat wisata menenangkan diri dan menyejukkan pemandangan mata.

            “Diana, Ibu lihat setiap hari kamu sekarang pergi dengan lelaki,” ujar Ibunya saat mereka sedang duduk santai di teras rumahnya di suatu petang.

            “Memang salah kalau Diana sering pergi, Bu?” tanyanya kepada Ibunya meminta penjelasan.

            “Salah sih tidak. Cuma lihat lelakinya, kalau dia sudah punya istri mbok jangan lah,” nasehat ibunya melarang pergi dengan lelaki yang telah beristri.

            “Diana tidak meminta mereka pergi bersama,Bu. Mereka saja yang menawari jalan-jalan, ya Diana terima daripada pusing tidak ada kerjaan,” curhat Diana kepada ibunya bahwa dia butuh refreshing untuk menghilangkan kepusingan dirinya setelah bercerai muda dari Herman.

            “Ibu minta kamu tetap menjaga diri dan perasaan, jangan sampai ibu dilabrak istri orang yang mengajak kamu jalan-jalan,” kata Ibunya menasehati Diana agar menjaga diri dan perasaan jangan sampai orang merasa tersinggung.

            “Kalau aku tahu mereka sudah beristri langsung kutolak, Bu.” Kata Diana kepada ibunya bahwa dia menolak pria beristri yang ingin mengajaknya jalan-jalan.

            “Ibu hanya mengingatkanmu agar keluarga kita tidak menjadi bahan cibiran orang sekampung,” kata Ibunya ketakutan dengan buah bibir orang yang tidak suka dengan kelakuan anaknya.

            Semua nasehat Ibunya, entah didengar atau tidak oleh Diana. Jika tidak mengikuti ajakan jalan-jalan, ajakan membuat acara makan bersama, karaokean bersama atau sebangsanya yang jelas senang-senang dan makan-makan Diana akan selalu hadir diajak oleh teman gadisnya yang suka disuruh oleh lelaki untuk mengajak mengikuti acara tersebut termasuk acara muda-mudi.

            Diana tak kikuk, dengan status janda yang disandangnya. DIa masih dengan cueknya mengikuti acara-acara yang diadakan bila mengajak dirinya. Hanya saja orangtuanya secara diam-diam mengawasinya dengan ketat melalui mata seorang lelaki kepercayaan Ibunya untuk menguntit setiap acara dan kegiatan yang dilakukan oleh Diana bersama temannya baik lelaki atau perempuan.

            “Bagaimana Danang, Ayukmu tidak berbuat macam-macam?” tanya ibunya kepada orang kepercayaan yang sering memata-matai kegiatan Diana yang tanpa disadarinya.

            “Aman, Bik. Ayuk masih dalam kondisi sadar dan tidak berbuat macam-macam!” terangnya kepada Ibunya Diana yang setiap anaknya pergi selalu memintanya menjadi  informan yang mengawasi gerak gerik Diana dan temannya.

            “Syukurlah. Pantau terus, Ayukmu. Kalau dia mau macam-macam laporkan!” tegas Ibunya Diana kepada Danang.

            Pernah suatu ketika Danang melihat Diana sedang bersama seorang lelaki yang mabuk dan hendak berlaku asusila, dengan sigap dia memberitahu orang lain sehingga urunglah niatnya. Setahu Danang Ayuknya masih sangat membatasi diri dalam pergaulan walaupun dia sering pergi dengan lelaki yang suka mengajaknya.

            “Ibu tidak tahan dengan prilaku kamu yang sering pergi tak karuan,” ucap Ibunya memarahi Diana ketika dia baru pulang dari refreshing ke salah satu tempat wisata Air Terjun yang banyak terdapat di daerahnya.

            Daerah wisata yang terkenal di daerah Kabupaten tempat Diana tinggal memang menyuguhkan pemandangan nan elok air terjun dari ketinggian tertentu yang jatuh mengembun deras ke bawah, dimana lokasi jatuhnya air tersebut menjadi tempat mandi bagi pengunjung yang berani. Beberapa objek wisata tersebut sudah dikelola dengan baik oleh Kelompok Sadar Wisata masing-masing Kampung bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dalam memajukan objek wisata air terjun tersebut yang dalam bahasa daerahnya sering disebut Curup.

            Disamping itu bisa juga untuk adu nyali rafting dengan rakit bamboo untuk tiga atau empat orang sekaligus, atau boleh juga merasakan sensasi batang pisang yang dinaiki, bisa juga menggunakan ban dalam mobil yang disewakan khusus. Derasnya air yang mengalir dengan bebatuan  hitam keras siap meremukkan atau memarkan tulang bagian tubuh yang terhempas ke bebatuan.

            Diana sering diajak main ke curup, tapi dia tidak mau jika diajak susur sungai apalagi kalau hanya berdua saja. Bukan dia tidak berani dengan derasnya air yang mengalir dan bebatuannya, tetapi lebih kepada norma etika yang tidak pantas saja. Teman lelaki suka mencuri kesempatan dengan leluasa memegang bagian tubuh teman perempuannya dengan alasan melindunginya. Bagi lelaki yang nakal menggunakan kesempatan tersebut dengan baik untuk melancarkan aksi bejatnya dengan memegang,merengkuh bahkan meremas barang yang bukan haknya.

            “Kenapa sih kamu nggak suka sekali aku ajak rafting kan obat penghilang stress?” tanya Aksan, lelaki yang bersusah payah mengajaknya untuk menyusuri sungai dengan rakit bambu.

            “Aku takut jatuh,” tolak Diana memberikan alasan yang masuk akal.

            “Kan ada abang yang jagain,” katanya menyakinkan.

            “Takut sama abangnya sekalian jatuh malah celaka dua belas,” candanya nakal.

            “Abang pasang badan untuk Adik. Biarlah abang yang jatuh asalkan adik tidak jatuh,” ucapnya genit menggoda Diana.

            “Nggaklah Bang! Kalau abang mau, rafting sendiri aja atau ajak teman yang lain.” saran Diana kepada Bang Aksan tetap menolak dengan halus, beranjak pergi menjauhi pria yang dipanggul Abang tadi.

            Dalam pandangan mata batinnya, terukur sudah kalau Abang Aksan mempunyai niat yang kurang baik mengajaknya menyusuri sungai berdua. Dia tak mau lagi terulang peristiwa beberapa saat yang lalau ketika mereka ramai melakukan rafting, itukan karena mengikuti chalange  berhadiah dari kawannya. Terpaksalah dia memberanikan dirinya, dengan pengalaman yang miris, ya karena takut terpaksa memasrahkan diri untuk berada dalam pelukan lelaki yang berpura melindunginya agar tetap berada diatas rakit.

            Sejak saat itulah , dia merasa kapok untuk rafting lagi, walaupun diimingi dengan hadiah uang sekalipun. Cukuplah pengalaman pertama dan terakhir saja yang membekas di hatinya, saat mendapat perlakuan asusila. Jikapun ingin sekali arum jeram, dia memilih teman sesama cewek yang tidak akan mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk berbuat asusila.

             

                BERSAMBUNG BAB 5

Related chapters

  • Air Mata dan Doa Seorang istri   BAB 5 : Honor di Kecamatan.

    Sepulang dari perjalanan refreshing ke Curup, Diana berpapasan dengan Pak Wongso di rute jalan yang dilewati menuju rumahnya. Pak Wongso membunyikan klaksonnya begitu berpapasan dengan Aksan yang memboncengnya, dibalas klakson juga oleh Aksan sebagai penghormatan sesame pengguna jalan. Begitu tiba di rumah, Diana bertanya dalam hatinya, jangan-jangan Pak Wongso tadi habis bertamu ke rumahnya. “Ibu, tadi di jalan tanjakan tebing kuburan aku ketemu Pak Wongso,” ucap Diana ketika bertemu Ibunya di teras rumahnya ingin tahu, “Ya, tadi dia dari sini, mengobrol dengan Ibu tentang Kau!” kata Ibunya memberitahu dirinya jika Pak Wongso habis bertamu ke rumahnya dan menanyakan perihal dirinya.&nb

    Last Updated : 2021-09-08
  • Air Mata dan Doa Seorang istri   BAB 6 : FITNAH KEJAM

    Hari baru yang penuh makna dengan berpakaian seragam khas honorer, Diana tampak keren dan sangat cantik terlihat. Tak pernah dibayangkannya jika dia memulai hari-harinya ke depan sebagai staf honorer di salah satu kecamatan baru di kabupaten tempat tinggalnya. Kecamatan baru yang memang membutuhkan banyak tenaga untuk melayani kepentingan masyarakat yang memerlukannya. “Selamat pagi, saudara-saudari sekalian. Alhamdulilah kita panjatkan puji dan syukur atas nikmat dan rahmat sehat jasmani dan rohani sehingga kita semua masih dapat melaksanakan pelayanan kepada amsyarakat dengan baik. Untuk itu marilah kita memberikan pelayanan yang ramah, cepat dan rapih serta tertib sehingga masyarakat senang dan sesuai dengan standard operasi prosedur yang ditentukan oleh pemerintah. Mari bersama kita wujudkan SOP pelayanan public yang baik menuju good government,” kata Pak Camat dalam sambutan apel pagi. &nbs

    Last Updated : 2021-09-09
  • Air Mata dan Doa Seorang istri   BAB 7 : Prahara di kantor kecamatan

    Pak Camat keluar dari ruangan sementara istri Pak Sekcam masih terlihat sangat marah kepada suaminya, dengan gemetar bibirnya menahan emosi yang meluap sampai ke ubun-ubun kepala. Bujuk rayu Pak Sekcam dalam melunakkan hati istrinya yang sedang full emosi tak mempan, malah suaminya dibentaknya dengan suara yang keras,”Ini kehendak Papa!” ujarnya sambil menghujam belati kecil yang terselip di dalam tas membeset kulit tangan yang mulus. Seketika darah keluar dari jari tangan Bu Sekcam yang tanpa disadari telah melukai dirinya sendiri dengan menorehkan belati kecil yang selalu dibawa kemana-mana untuk memperingatkan Pak sekcam agar tidak main-main dengan perempuan di belakangnya. “Mama, ini sudah gila!” bentak Pak Sekcam mengambil belati kecil dan melemparkannya ke lantai, sambil menotok jalan darah yan

    Last Updated : 2021-09-10
  • Air Mata dan Doa Seorang istri   BAB 8 : Tipu daya muslihat Kirana

    Kirana semakin marah, benci dan tidak suka dengan Diana yang sudah dipercaya oleh atasan untuk mengerjakan tugas-tugas yang seharusnya mereka kerjakan. Sekarang malah mereka yang dikucilkan oleh teman-teman sehingga mereka dijauhi dan tidak dipercaya lagi mengerjakan job pelayanan administrasi kependudukan.Mereka juga sering ditinggalkan menunggu kantor jika ada acara kunjungan kegiatan di kampung tertentu. Biasanya mereka yang dulu menjadi ujung tombak protokolernya acara yang akan dilangsungkan tetapi sekarang malah Diana yang diserahi menggantikan tugas Kirana. Otomatis dia hanya datang ke kantor hanya untuk mengabsen, duduk santai sambil mengobrol saja, setelah itu makan siang lalu pulang jika jam kerja sudah berakhir.“Semenjak Diana bekerja, kita tidak pernah lagi diberi tugas protokoler,” ucap KIrana kepada temannya gusar.“Ya, kita sekarang jadi kayak pengangguran. Datang hanya untuk absen, ngobrol,makan siang lalu pulang,&

    Last Updated : 2021-09-11
  • Air Mata dan Doa Seorang istri   BAB 9 : Rujuk

    Hampir dua minggu lamanya Diana menganggur, untuk mengurangi rasa bosannya berada di rumah terus. Dia ikut ibunya ke sawah atau ke kebun, walaupun hanya sebagai teman saja bagi ibunya. Setidaknya keikutsertaan anaknya ke kebun menjadi tukang masak dan pembuat kopi atau teh ketika istirahat dari kerja, lumayan menghemat kerjaan karena begitu waktu istirahat tinggal menyeruput kopi dan kue buatan anak gadisnya. Dari jauh, Diana terpaku pandangannya saat melihat sosok lelaki yang sangat dia kenal sedang menghalau gerombolan burung yang hendak hinggap dan mematuk padi yang mulai menguning. Lelaki yang begitu dekat dihatinya beberapa waktu yang lalu, lelaki yang menemani hidupnya sebelum pisah ranjang. Masih terselip rasa sayang yang begitu dalam kepada sosok tersebut, hanya karena ibunya yang tidak bersahabat saja menjadi batu sandungan bagi keharmonisan rumah tangga yang dibangun dahulu.

    Last Updated : 2021-09-12
  • Air Mata dan Doa Seorang istri   BAB 10 : Indahnya kebersamaan di sawah!

    Bu Eneng tidak mempedulikan lagi apa yang ingin dilakukan oleh menantunya. Jika suasana hatinya sedang tidak baik, sesekali masih terlihat gaya lamanya yang suka menyinggung perasaan Diana baik dengan perkataan atau tingkah laku yang sinis, tidak diobral seperti dulu yang setiap saat selalu memarahinya. Semua yang dilakukan oleh Bu Eneng semata agar Herman tidak meninggalkannya seorang diri, dia tak ingin kehilangan anaknya setelah suaminya meninggalkannya sejak Herman masih remaja. Betapa sulitnya move on ketika kehilangan, oleh sebab itu dia tak ingin kehilangan untuk kedua kalinya. Biarlah dia saja yang meninggalkan anaknya menghadap Ilahi jika ajal telah menjemput daripada Herman yang meninggalkannya menyewa rumah lain. Diana juga lebih berhati-hati lagi menghadapi gelagat mertuanya, jika dilihatnya sang mertua dalam suas

    Last Updated : 2021-09-13
  • Air Mata dan Doa Seorang istri   BAB 11 : Kedatangan wanita penggoda

    Baru saja Diana menikmati indahnya kebahagiaan menjalani bahtera pernikahan, tiba-tiba hadirlah seorang perempuan lain yang menumpang di rumahnya. Wanita geulis berdarah Sunda, yang berambut ikal berwajah tirus dengan face wajah yang manis. Bertingkah sedikit genit dan nakal, paling suka menggoda Herman dengan kerlngan mata yang manja.Bu Eneng sangat senang dengan kehadiran Dita, apalagi wanita yang masih kerabat ibunya Herman ini memiliki perasaan tersendiri kepada Herman. Ibunya Herman sangat mendukung keinginan Dita agar dapat merebutnya dari Diana untuk dijadikan suaminya. Dita minta dukungan dari Bu Eneng untuk melunakkan hati Herman agar mau menerimanya sebagai istri dan mencampakkan Diana.“Ibu harus membuat rencana yang jitu untuk memisahkan mereka,” kata Dita membujuk Bu Eneng untuk menyusun siasat memisahkan Herman dan Diana.“Iya, tapi kamu juga harus mencari ide juga, jangan Ibu saya yang kamu suruh mencari jalan memutuskan h

    Last Updated : 2021-09-14
  • Air Mata dan Doa Seorang istri   BAB 12 : Percikan Asmara Terlarang

    Dita semakin sering mencuri waktu mendekati Herman di sela-sela waktu yang ada, apalagi secara diam-diam ibu mertuanya mendukung rencana Dita bermain api asmara terlarang. “Ibu harus mendukung aku, pokoknya,” kata Dita kepada Bu Eneng meminta dukungan dengan penuh semangat. “Ibu mendukungmu dari belakang, bahaya kalau ketahuan Herman,” ucap Bu Eneng “Iya, Bu. Jangan sampai ketahuan. Ibu mesti bermain cantik,” ucap Dita menekankan agar Bu Eneng berhati-hati dalam menjalankan siasat mereka. “Sip,” kata Bu Eneng menimbali. Dita begitu bersemangat untuk memisahkan Diana dari H

    Last Updated : 2021-09-15

Latest chapter

  • Air Mata dan Doa Seorang istri   Orang Kaya Baru

    Dua tahun kemudian! Hujan badai tengah melanda negeri padang pasir ini, suasana rumah begitu senyap karena ditinggal oleh tuan rumahnya menunaikan ibadah haji. Hanya dirinya dan Tuan Muda yang tinggal, sebenarnya Nyonya Aminah hendak mengajak Diana juga menunaikan ibadahhaji mumpung sedang berada di kota suci ini, sayangnya dia merasa belum tepat waktunya untuk menghadap ke baitul maqdis karena disadarinya bahwa dia sedang terbalut oleh dosa. Bukankah jika ingin menunaikan ibadah haji sebaiknya diri dalam keadaan suci sedangkan dia dalam keadaan sebagai pendosa yang selama ini dilakukannya. Dia tidak mau mengotori tempat suci itu dengan segala dosa yang telah diperbuatnya selama menjadi pembantu di rumah majikannya. Kalau ingin, siapa sih yang tidak ingin da

  • Air Mata dan Doa Seorang istri   Diana tidak berkirim uang

    Untuk membuktikan kebenaran cerita Bu Jumin tentang kelakuan Bik Ros dan keluarganya, Diana sengaja menunda pengiriman uang ke rekening Risa untuk mengetahui reaksi yang akan diberikan oleh Bik Ros jika dia terlambat mengirimkan uang. Diana membiarkan saja tanggal muda berlalu di bulan ini dengan harapan akan mendapatkan pesan dari Bik Ros atau Risa mengapa dia belum berkirim uang ke kampung. Sudah hampir tanggal tujuh di awal bulan, Diana belum juga berkirim uang kepada Bik Ros dan anehnya dia belum juga mendapat pertanyaan dari kampung tentang belum dikirimnya uang ke rekening miliknya Risa. Sebenarnya di kampung, Risa sudah sangat gelisah sekali sebab di rekeningnya tidak ada saldo lagi, terakhir saldonya dia belikan sebuah HP Vivo terbaru yang lumayan ke

  • Air Mata dan Doa Seorang istri   Pengaduan Bu jumin

    Diana mendapat pesan baru dari nomor yang tidak dikenalnya, itu yang membuatnya agak enggan cepat-cepat membawa pesan tersebut. Dibiarkannya dulu pesan itu mengendap di layar monitor ponsel sampai selesai pekerjaannya hari ini, barulah dia membukanya sebab rasa penasaran aka nisi pesan dan siapa pengirim pesan tersebut. Dalam hati Diana bertanya-tanya, siapakah lagi orang yang tahu nomornya kecuali Bik Ros dan keluarganya serta beberapa orang TKW yang bekerja di kota ini, yang diizinkan oleh majikannya untuk menyimpan HP di kamarnya. Kebanyak Tenaga Kerja Wanita dikota ini tidak dibolehkan menyimpan HP sebab ditakutkan melakukan suatu hal yang akan merugikan majikan, alasan itulah yang membuat banyaklah majikan di kota ini tidak mengizinkan para pembantunya memegang HP.

  • Air Mata dan Doa Seorang istri   The New Rising Star

    Keberhasilan Risa membeli motor baru, menjadikan dirinya mendapat julukan baru dari teman-teman sekelasnya yaitu the new rising star girl. Risa sangat senang dijuluki oleh rekan-rekan sekelas sebagai gadis bintang baru di sekolahnya, suatu julukan yang membuat gadis manapun menerimanya akan sangat senang. Entah criteria apa yang menobatkannya sebagai rising star di sekolahnya yang setiap tahun rutin diadakan oleh OSIS sekolah ini. “Selamat, ya Ris! Dapat juluk baru nih, gadis bintang baru di sekolah!” ucap Aisyah dan teman-teman sekelasnya memberikan ucapan selaman kepadanya. “Makasih!” sahut Risa senang, kawan-kawannya mengapresiasi julukan yang sangat ingin dida

  • Air Mata dan Doa Seorang istri   Motor baru Risa

    Tak terasa hari bergenti hari, siang dan malam berputar sesuai sumbunya, demikian teratur. Itulah hukum jagat raya, berputar pada sumbunya, sehingga ada siang dan malam yang membuat kita bisa merasakan gelap dan terang. Gelap di malam hari kala waktu untuk istirahat total dari seluruh kegiatan sedangkan di siang hari saat terang, waktunya kita beraktifitas mencari nafkah dan kehidupan di muka bumi ini. Kesabaran Risa menunggu pergantian perputaran hari membawanya pada sebuah kebahagiaan sebab ditanggal muda yang sudah dijanjikan, Diana mentransfer uang sebanyak yang diperlukannya untuk membeli motor baru. Amboi, senangnya perasaan Risa ketika mengetahui di dalam rekeningnya sudah masuk uang dua belas juta rupiah.&nbs

  • Air Mata dan Doa Seorang istri   Risa dan perasaannya

    Saat senggang, Diana mencoba memikirkan kembali permintaan Risa yang ingin membeli sepda motor dengan meminjam uang darinya. Dalam hati Diana berpikir keras, uang yang dipinjam oleh Risa takkan mungkin dikembalikan oleh Bibiknya sebab dia tahu persis penghasilan sang Paman. Paman hanya seorang penderes karet yang penghasilan setiap minggunya cukup untuk untuk membeli beras dan lauk pauk serta sedikit lebihnya jatah uang jajan dan bensin untuk Risa sekolah. Kok, aku pusing sendiri memikirkan Bibik, biarlah kuanggap dia meminjam uang tersebut dan aku tak akan menagihnya! Diana bergumam dalam hatinya berusaha menyelami keadaan ekonomi Bibiknya saat ini. Menimbang keadaan perekonomian sang Bibik membuat hatinya tambah cemas saja membayangkan kehidupan anaknya ji

  • Air Mata dan Doa Seorang istri   Risa minta dibelikan motor baru

    Beberapa hari terakhir ini Risa menjadi bahan omongan teman-temannya di sekolah, semua karena motor butut miliknya. Roda dua miliknya dinilai sudah model lama yang ketinggalan jaman, dibandingkan dengan motor keren dan kece milik teman-temannya. Terkadang Risa merasa malu karena sering diejek oleh teman-temannya perihal motor butut yang masih dipakainya sampai sekarang. Beberapa kali Risa menyampaikan kepada orang tuanya bahwa dia ingin dibelikan motor baru yang tidak ketinggalan jaman modelnya sehingga tidak diejek lagi oleh teman-teman se kelasnya. Sayangnya permintaannya selalu ditolak oleh Bik Ros dan suaminya sebab keuangan mereka tidak cukup untuk menukar motor butut dengan yang baru sebab harga motor sekarang mahal. Risa tak kehilangan akal, berkat id

  • Air Mata dan Doa Seorang istri   Gunjingan Tetangga

    Kehadiran sebuah lemari pendingin dua pintu yang dibeli oleh Bik Ros di Toko Amta mendapatkan gunjingan dari tetangga mereka begitu kulkas tersebut tiba di rumahnya. Banyak yang bertanya dari mana Bik Ros dan keluarganya bisa mendapatkan uang untuk membeli kulkas tersebut, bukankah beban hidup mereka saat ini sedang terpuruk karena ketambahan beban membeli susunya Maya setiap minggu hasil dari menjual deresan karet di kebun milik mereka. Tetangga berusaha menyelidik asal muasal uang yang mereka dapatkan untuk membeli barang tersebut, banyak yang menebak jika Bik Ros mendapatkan kiriman uang dari kerabat atau jangan-jangan dari Pak Wardi dan istri atau Diana yang sekarang menjadi TKW di luar negeri. Tapi yang paling memungkin mengirim uang dalam keadaan seperti ini menurut warga hanya Diana, karena dia bekerja di luar negeri yang g

  • Air Mata dan Doa Seorang istri   Bik Ros membeli kulkas

    Melihat wajah istri yang berseri senang memunculkan petanyaan tersendiri bagi suami Bik Ros, apakah gerangan yang membuat istrinya teramat gembira, selama ini jarang sekali baginya dapat melihat senyum manis sang istri. Beban yang besar dipikulnya sejak kepergian Diana dan orang tuanya membawa perubahan sifat pada diri Bik Ros, yang dulu periang menjadii pendiam dan sensitive. “Aduh, gembiranya istriku!” goda suaminya mendekati istrinya yang tersenyum-senyum sendiri kegirangan entah apa sebabnya. “Iya, Pa. Mama sedang senang!” timbalnya kepada sang suami. “Lagi ketiban duren jatuh masak, apa?” tanya sang suami menyelidik.&nb

DMCA.com Protection Status