Beranda / Pernikahan / Air Mata dan Doa Seorang istri / BAB 24 : Dinodai pria jebakan teman.

Share

BAB 24 : Dinodai pria jebakan teman.

Penulis: Dahliardi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-30 06:14:28

Suasana penampungan yang berada di tengah kota metropolitan memudahkan akses tele komunikasi dan transportasi dari dan menuju lokasi penampungan Tenaga Kerja Wanita, tempat Diana di karantina selama beberapa bulan lamanya.

                Diana termasuk salah satu peserta pelatihan praktik kerja yang mudah menangkap dan memahami instruksi yang diberikan oleh trainer dengan cepat. Kecerdasan yang dimiliki oleh Diana mungkin berada di atas rata-rata kemampuan banyak wanita lainnya, sehingga dia termasuk salah seorang peserta terbaik yang menjad primadona disana.

                Kecakapan dan kegesitan Diana dalam menjalankan instruksi dari pelatih menyebabkannya mendapat  persaingan dari teman se karantinanya yang merasa cemburu dengan kelebihan yang dimiliki Diana dalam menangkap setiap perintah yang diberikan dalam p

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Air Mata dan Doa Seorang istri   BAB 25 : Kabur dari penyekapan.

    Diana menangis histeris diujung ranjang, dia meratapi dirinya yang telah dinodai oleh seorang pria yang tak dikenalnya. Pria biadab dengan kasar merenggut mahkota berharga miliknya begitu saja tanpa dihalal terlebih dahulu, satu kesalahan terbesar telah menodai kehidupannya yaitu dosa zina. Tapi dirinya dalam keadaan tidak berdaya, bukan dilakukan atas dasar suka sama suka melainkan dilakukan dalam keterpaksaan atau pemerkosaan lebih tepatnya. “Sudah, janganlah kamu menyesalinya. Toh, kamu juga bukan lagi seorang perawan!” ucap pria tadi menyindir kesedihan Diana yang masih terus menangisi keadaan dirinya. “Bapak bisa berkata seperti itu. Dasar bejat! Tidak punya perasaan sedikitpun

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-01
  • Air Mata dan Doa Seorang istri   BAB 26 : Kembali lagi ke penampungan TKW

    Diana sudah mandi, sarapan dan membantu Mbah Paniyem membersihkan rumahnya saat seorang pemuda terhuyung berjalan memasuki rumah hingga menyenggol benda-benda yang berada di dekat kakinya. Dari mulut tercium aroma sendawa minuman yang mengandung alkohol. “Tono!” teriak ibunya memaki ketika tak sengaja kakinya menumpahkan ember yang berisi air untuk mengepel lantai rumah.“Ini anak kerjanya cuma mabuk saja!” Seorang pria muda dengan tubuh atletis memasuki rumah dalam keadaan teller sehabis menenggak minuman keras, seperti bir atau lainnya. Pria muda yang dipanggil Tono oleh Mbah Paniyem ini masih berumur sekitar dua puluh lima tahun dengan tubuh kekar dan berotot serta bertato naga di lengan kirinya. Sepertinya pria ini menyandang masalah social yang memerlukan pertolo

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-03
  • Air Mata dan Doa Seorang istri   BAB 27 : Pria jahat itu mengunjungi penampunganku

    Suasana pagi yang cerah, cahaya mentari tampak garang menyinari alam semesta. Panasnya mulai terasa mengenai kulit wajah yang terkena pancaran cahayanya. Terlihat keramaian mulai tampak di lokasi penampungannya Diana. Hiruk pikuk serta riuh rendah suara para penghuninya membuat kesibukan masing-masing. “Hai, Diana. Apa kabar?” tanya Mbak Minayah menemuinya di aula menebar senyum seakan tak terjadi apa-apa diantara mereka. “Baik, Mbak!” jawab Diana tenang membalas senyum Mbak Minayah. “Ceritain ya bagaimana cara kamu bisa keluar penyekapan?” kata Mbak MInayah menyeledik. 

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-04
  • Air Mata dan Doa Seorang istri   BAB 28 : Pertemuan dengan Mbak Minayah

    Sore harinya, terlihat Mbak MInayah menemui Diana di kamarnya. Sepertinya ada hal penting yang ingin disampaikannya sehingga harus bertemu langsung tanpa diketahui oleh orang lain. “Ada apa, Mbak?” ucap Diana menanyai Mbak MInayah ada keperluan apa dirinya sengaja bertamu ke kamarnya. “Boleh, Mbak masuk?” tanyanya memohon. “Boleh!” jawab Diana mempersilahkan mbak minayah masuk. “Tutup pintunya, Diana!” pintanya agar Diana menutup pintunya. Diana masih ter

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-05
  • Air Mata dan Doa Seorang istri   BAB 29 : Kunjungan Tetua adat ke rumah Orang tua Diana

    Tinggalkan Diana dengan kisahnya yang sedang menunggu masa keberangkatan ke luar negeri. Kini saatnya kita menengok ke kampung halaman di mana orang tua dan anaknya, Maya ditinggalkan. Sejak kepergian Diana meninggalkan kampung halamannya, tetua adat bermusyawarah kembali karena banyaknya permintaan masyarakat adat untuk memberikan sangsi yang sama kepada kedua orang tua Diana yaitu diusir dari kampungnya. Pengusiran keluarganya agar memberikan efek jera bagi kaum adat yang lainnya sehingga tidak berani melanggar hukum adat dan ke depannya tidak akan ada lagi warga yang berani menentang hukum adat karena takut kehilangan harta benda dan diusir dari ke luar kampung. Dengan demikian akan memudahkan tetua adat dalam memimpin kaumnya agar kembali rukun dan damai, menuruti semua titah hokum adat yang berlaku sekalipun menurut pandangan sebagian warga sudah tidak relevan dengan kemajuan zaman

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06
  • Air Mata dan Doa Seorang istri   BAB 30 : Rencana jahat kaum batin muda

    Tiga hari kemudian, sekelompok kaum batin muda berkumpul di suatu tempat yang biasa mereka berkumpul membahas belum berhasilnya tetua kampung mengusir keluarga Pak Wardi dari kampung adat mereka. Mereka menganggap tetua kampung gagal dalam menjalankan misi yang mereka sampaikan sehingga mereka sepakat untuk melaksanakan eksekusi sendiri kaum batin muda tanpa meminta izin atau ikut campur kaum tetua adat lagi yang dianggap lamban dalam menyikapi suatu masalah. “Kita kaum batin muda harus bertindak sendiri, sepertinya tetua adat gagal membujuk keluarga Pak Wardi untuk meninggalkan kampung adat kita,” ucap sekretaris batin muda memulai orasinya di hadapan teman-teman anggota perkumpulan batin muda di kampungnya. “Iya, sepertinya kaum tua terlalu lemah dan mudah kasihan

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-07
  • Air Mata dan Doa Seorang istri   BAB 31 : Maut di Kampung Adat

    Bu Wati tak lagi mau mendengarkan nasehat siapa saja yang berusaha membujuknya agar segera pergi meninggalkan kampung adat sebelum kaum batin muda membuat keonaran di rumahnya nanti malam. Wanita keturunan pendekar itu telah mengasah pedang pusaka yang dimilikinya dan menyarungkan kembali setelah diberinya perahan jeruk nipis, sebagai pertanda pedang itu siapa mencari darah segar. “Paaghan, ingat ngah Maya dan kakakan, suami serta cucumu,” tangis Bik Ros menasehati keputusan Bu Wati akan duel menghadapi Rojali ketua kaum batin muda nanti malam. “Kepalangan harga diriku sudah diinjak-injak lebih baik aku mati berkalang tanah!” kata Bu Wati membulatkan tekadnya telah siap masih hidup atau mati nanti dalam duelnya mempertahankan gengsi dan harga diri.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-08
  • Air Mata dan Doa Seorang istri   Bab 32 : Bersembunyi di hutan kawasan

    Pak Wardi dan istrinya berjalan terus melewati lebat pohon karet, kebun kopi atau kebun sawit milik warga, tanpa kenal lelah. Mereka harus bisa mencapai pematang di luar kampung adat bagaimanapun caranya agar aman dari kejaran penduduk kampung adat. Dua lereng perbukitan pematang panjang harus mereka daki dan turuni demi mencapai kabupaten tetangga, terutama areal hutan kawasan register. Kaki yang letih dan terluka tak mereka hiraukan sampai rasa sakit mendera seluruh kakinya barulah mereka berhenti mengaso sebentar untuk melepas penat sambil berjaga-jaga kalau ada orang yang mencurigai. Rasa haus dan lapar menyebabkan perjalanan mereka agak terhambat apalagi melewati padang rumput pakis berduri yang lebat sangat sukar dilewati, dan tajamnya sisi mata batang pakis membuat luka di beberapa bagian kaki mereka.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10

Bab terbaru

  • Air Mata dan Doa Seorang istri   Orang Kaya Baru

    Dua tahun kemudian! Hujan badai tengah melanda negeri padang pasir ini, suasana rumah begitu senyap karena ditinggal oleh tuan rumahnya menunaikan ibadah haji. Hanya dirinya dan Tuan Muda yang tinggal, sebenarnya Nyonya Aminah hendak mengajak Diana juga menunaikan ibadahhaji mumpung sedang berada di kota suci ini, sayangnya dia merasa belum tepat waktunya untuk menghadap ke baitul maqdis karena disadarinya bahwa dia sedang terbalut oleh dosa. Bukankah jika ingin menunaikan ibadah haji sebaiknya diri dalam keadaan suci sedangkan dia dalam keadaan sebagai pendosa yang selama ini dilakukannya. Dia tidak mau mengotori tempat suci itu dengan segala dosa yang telah diperbuatnya selama menjadi pembantu di rumah majikannya. Kalau ingin, siapa sih yang tidak ingin da

  • Air Mata dan Doa Seorang istri   Diana tidak berkirim uang

    Untuk membuktikan kebenaran cerita Bu Jumin tentang kelakuan Bik Ros dan keluarganya, Diana sengaja menunda pengiriman uang ke rekening Risa untuk mengetahui reaksi yang akan diberikan oleh Bik Ros jika dia terlambat mengirimkan uang. Diana membiarkan saja tanggal muda berlalu di bulan ini dengan harapan akan mendapatkan pesan dari Bik Ros atau Risa mengapa dia belum berkirim uang ke kampung. Sudah hampir tanggal tujuh di awal bulan, Diana belum juga berkirim uang kepada Bik Ros dan anehnya dia belum juga mendapat pertanyaan dari kampung tentang belum dikirimnya uang ke rekening miliknya Risa. Sebenarnya di kampung, Risa sudah sangat gelisah sekali sebab di rekeningnya tidak ada saldo lagi, terakhir saldonya dia belikan sebuah HP Vivo terbaru yang lumayan ke

  • Air Mata dan Doa Seorang istri   Pengaduan Bu jumin

    Diana mendapat pesan baru dari nomor yang tidak dikenalnya, itu yang membuatnya agak enggan cepat-cepat membawa pesan tersebut. Dibiarkannya dulu pesan itu mengendap di layar monitor ponsel sampai selesai pekerjaannya hari ini, barulah dia membukanya sebab rasa penasaran aka nisi pesan dan siapa pengirim pesan tersebut. Dalam hati Diana bertanya-tanya, siapakah lagi orang yang tahu nomornya kecuali Bik Ros dan keluarganya serta beberapa orang TKW yang bekerja di kota ini, yang diizinkan oleh majikannya untuk menyimpan HP di kamarnya. Kebanyak Tenaga Kerja Wanita dikota ini tidak dibolehkan menyimpan HP sebab ditakutkan melakukan suatu hal yang akan merugikan majikan, alasan itulah yang membuat banyaklah majikan di kota ini tidak mengizinkan para pembantunya memegang HP.

  • Air Mata dan Doa Seorang istri   The New Rising Star

    Keberhasilan Risa membeli motor baru, menjadikan dirinya mendapat julukan baru dari teman-teman sekelasnya yaitu the new rising star girl. Risa sangat senang dijuluki oleh rekan-rekan sekelas sebagai gadis bintang baru di sekolahnya, suatu julukan yang membuat gadis manapun menerimanya akan sangat senang. Entah criteria apa yang menobatkannya sebagai rising star di sekolahnya yang setiap tahun rutin diadakan oleh OSIS sekolah ini. “Selamat, ya Ris! Dapat juluk baru nih, gadis bintang baru di sekolah!” ucap Aisyah dan teman-teman sekelasnya memberikan ucapan selaman kepadanya. “Makasih!” sahut Risa senang, kawan-kawannya mengapresiasi julukan yang sangat ingin dida

  • Air Mata dan Doa Seorang istri   Motor baru Risa

    Tak terasa hari bergenti hari, siang dan malam berputar sesuai sumbunya, demikian teratur. Itulah hukum jagat raya, berputar pada sumbunya, sehingga ada siang dan malam yang membuat kita bisa merasakan gelap dan terang. Gelap di malam hari kala waktu untuk istirahat total dari seluruh kegiatan sedangkan di siang hari saat terang, waktunya kita beraktifitas mencari nafkah dan kehidupan di muka bumi ini. Kesabaran Risa menunggu pergantian perputaran hari membawanya pada sebuah kebahagiaan sebab ditanggal muda yang sudah dijanjikan, Diana mentransfer uang sebanyak yang diperlukannya untuk membeli motor baru. Amboi, senangnya perasaan Risa ketika mengetahui di dalam rekeningnya sudah masuk uang dua belas juta rupiah.&nbs

  • Air Mata dan Doa Seorang istri   Risa dan perasaannya

    Saat senggang, Diana mencoba memikirkan kembali permintaan Risa yang ingin membeli sepda motor dengan meminjam uang darinya. Dalam hati Diana berpikir keras, uang yang dipinjam oleh Risa takkan mungkin dikembalikan oleh Bibiknya sebab dia tahu persis penghasilan sang Paman. Paman hanya seorang penderes karet yang penghasilan setiap minggunya cukup untuk untuk membeli beras dan lauk pauk serta sedikit lebihnya jatah uang jajan dan bensin untuk Risa sekolah. Kok, aku pusing sendiri memikirkan Bibik, biarlah kuanggap dia meminjam uang tersebut dan aku tak akan menagihnya! Diana bergumam dalam hatinya berusaha menyelami keadaan ekonomi Bibiknya saat ini. Menimbang keadaan perekonomian sang Bibik membuat hatinya tambah cemas saja membayangkan kehidupan anaknya ji

  • Air Mata dan Doa Seorang istri   Risa minta dibelikan motor baru

    Beberapa hari terakhir ini Risa menjadi bahan omongan teman-temannya di sekolah, semua karena motor butut miliknya. Roda dua miliknya dinilai sudah model lama yang ketinggalan jaman, dibandingkan dengan motor keren dan kece milik teman-temannya. Terkadang Risa merasa malu karena sering diejek oleh teman-temannya perihal motor butut yang masih dipakainya sampai sekarang. Beberapa kali Risa menyampaikan kepada orang tuanya bahwa dia ingin dibelikan motor baru yang tidak ketinggalan jaman modelnya sehingga tidak diejek lagi oleh teman-teman se kelasnya. Sayangnya permintaannya selalu ditolak oleh Bik Ros dan suaminya sebab keuangan mereka tidak cukup untuk menukar motor butut dengan yang baru sebab harga motor sekarang mahal. Risa tak kehilangan akal, berkat id

  • Air Mata dan Doa Seorang istri   Gunjingan Tetangga

    Kehadiran sebuah lemari pendingin dua pintu yang dibeli oleh Bik Ros di Toko Amta mendapatkan gunjingan dari tetangga mereka begitu kulkas tersebut tiba di rumahnya. Banyak yang bertanya dari mana Bik Ros dan keluarganya bisa mendapatkan uang untuk membeli kulkas tersebut, bukankah beban hidup mereka saat ini sedang terpuruk karena ketambahan beban membeli susunya Maya setiap minggu hasil dari menjual deresan karet di kebun milik mereka. Tetangga berusaha menyelidik asal muasal uang yang mereka dapatkan untuk membeli barang tersebut, banyak yang menebak jika Bik Ros mendapatkan kiriman uang dari kerabat atau jangan-jangan dari Pak Wardi dan istri atau Diana yang sekarang menjadi TKW di luar negeri. Tapi yang paling memungkin mengirim uang dalam keadaan seperti ini menurut warga hanya Diana, karena dia bekerja di luar negeri yang g

  • Air Mata dan Doa Seorang istri   Bik Ros membeli kulkas

    Melihat wajah istri yang berseri senang memunculkan petanyaan tersendiri bagi suami Bik Ros, apakah gerangan yang membuat istrinya teramat gembira, selama ini jarang sekali baginya dapat melihat senyum manis sang istri. Beban yang besar dipikulnya sejak kepergian Diana dan orang tuanya membawa perubahan sifat pada diri Bik Ros, yang dulu periang menjadii pendiam dan sensitive. “Aduh, gembiranya istriku!” goda suaminya mendekati istrinya yang tersenyum-senyum sendiri kegirangan entah apa sebabnya. “Iya, Pa. Mama sedang senang!” timbalnya kepada sang suami. “Lagi ketiban duren jatuh masak, apa?” tanya sang suami menyelidik.&nb

DMCA.com Protection Status