Aruna yang telah sarapan pagi di kamarnya tidak ikut sarapan bersama keluarga Lukman. Dan kali pertama sejak pernikahan mereka yang hampir menginjak 4 tahun, Aruna baru kali ini tidak ikut sarapan pagi bersama.Melihat jam di dinding kamarnya telah menunjukkan pukul setengah delapan, Aruna pun keluar kamarnya dan berjalan menuju ruang makan yang bangkunya telah terisi penuh dari keluarga Dinatri dan keluarga Lukman.Latifah yang melihat Aruna hanya mendengus dan berucap pada putranya, “Lukman! Kasih kursi di meja makan ini udah penuh! Kasih tau tuh! Makan di ruang lain aja!” “Runa..., kamu duduk disini,” ucap Lukman berdiri dari tempat duduknya.“Nggak usah Bang, aku mau pamitan kerja,” ujar Aruna dingin.“Baguslah kalau nggak mau sarapan di rumah,” sindir Latifah melirik ke arah Aruna yang telah berdandan rapi.“Permisi Maa, Paa.., Runa mau ke kantor dulu,” ujarnya tanpa ekspresi.Tak ada sahutan dari Latifah, hanya Syamsudin saja yang menjawab menantunya, “Hati-hati di jalan
“Hallo, customer service dengan Runa, ada yang bisa dibantu?” tanya Aruna kala jam menunjukkan pukul dua belas siang kurang lima belas menit.“Siang ... Runa jam berapa kamu makan siang,” tanya seorang pria diujung telepon.“Siapa nih? Kenapa emangnya?” tanya Aruna mengernyitkan dahinya untuk mengingat suara berat yang menghubunginya.Dalam hatinya pun bergumam, ‘Sepertinya bukan suara bang Lukman deh...’“Loh! Kok kamu lupa janjimu?” tanyanya lagi lelaki diujung telepon tersebut.“Janji ... janji apa ya? Emang ini siapa? Jangan bikin orang bingung dong!” ujar Aruna melirik ke arah Sari.“Siapa Runa?” tanya Sati yang akan bersiap untuk makan siang.“Kagak tau nih, gue aja bingung,” ucap Aruna.“Runa, tadi pagi katanya kamu siap ngajak saya makan siang selama 1 bulan...”Deg!“Eh ... Pak Rudi. Maaf Pak, belom terlalu inget suaranya. Iya Pak, jadi ... Tapi, emang Bapak mau kalau saya ajak makan di warung belakang kantor?” tanya Aruna agak ragu.“Yang namanya di traktir ya mau
Satu bulan kemudian, Aruna yang awalnya sangat sakit hati atas pernikahan Lukman, akhirnya bisa meredam rasa stress yang dirasakan olehnya, semenjak ia dan Rudi sering makan siang bersama, dimana hal itu terjadi oleh hal yang tak disengaja diantara mereka. Di setiap hari Sabtu, saat Aruna menginap di rumah Darmawan, Aruna selalu mengajak Arimbi untuk pergi bersama Rudi dan putrinya yang masih berusia 3 tahun. Itu telah terjadi selama 2 kali sejak satu bulan keakraban mereka. Hingga rasa kehilangan atas sosok Lukman pun, berangsur-angsur tak dirasanya. Karena, hampir tiap malam, mereka selalu berkirim pesan. Membahas masalah kerjaan dan lain-lainnya. Namun, sejauhnya hubungan mereka masih sebatas pertemanan. Sampai akhirnya setelah satu bulan berlalu, Darmawan sebagai orang tua merasakan hal yang janggal, mengingat Lukman sudah tidak pernah le rumahnya. Dan saat Aruna menginap di rumah itu, tidak sekali pun, Lukman mengantar Aruna. Maka, saat di minggu kelima Aruna berada di rumah D
Tiga bulan kemudian, kehidupan Aruna yang dimadu pun membuat hubungan antara Aruna dan Latifah sang mertua kian menjauh, begitu juga dengan hubungannya dengan Lukman. Komunikasi diantara mereka jarang terjadi di karena kan, hampir setiap hari Aruna pulang larut malam.Tak pernah sekali pun, Aruna pernah ikut dalam acara makan malam bersama keluarga Lukman yang biasa dilakukan pada saat Lukman belum mendua. Bahkan, untuk sarapan pun, tidak pernah dilakukan sama sekali oleh Aruna. Ia lebih memilih sarapan di kantor bersama teman-temannya. Untuk setiap hari Jumat, Aruna selalu pulang ke rumahnya dan akan kembali ke rumah Lukman pada hari minggu malam.Seperti pada hari ini, disaat Aruna ada kegiatan di kantor dalam acara ulang tahun Bank yang diselenggarakan di sebuah Ball Room Hotel, membuat Aruna pulang ke rumah Lukman lewat dari pukul 10 malam. Malam itu bertepatan saat Latifah dan Dinatri sedang menonton sinetron di televisi.“Malam sekali kau pulang, Runa!” tegur Latifah yang tel
Lukman yang malam itu merasa sangat frustrasi atas persoalan yang menumpuk pada rumah tangganya, menjalankan mobil yang dikendarai ke arah tol cikampek, hingga tanpa terasa mobil yang dikendarainya melewati tol cikampek menuju arah ke luar kota. Saat disadarinya ia telah jauh mengendarai mobilnya, Lukman pun menepi pada Rest Area saat jam telah menunjukkan pukul dua pagi. Ia pun beristirahat diantara rasa kantuk yang menyergapnya. Kemudian, ia beristirahat di mobil, sebelum melanjutkan perjalanannya.“Gila, aku akan kemana sekarang? Lelah sekali..., sepertinya aku akan istirahat dulu,” ujar Lukman pada dirinya sendiri.Lelaki yang tampak kacau pada wajahnya itu, beristirahat dengan hanya minum air kemasan mineral yang ada di dalam mobil tersebut.Lima jam kemudian, seseorang mengetuk jendela kaca mobil Lukman, hingga lelaki plontos itu pun terbangun dari tidurnya.Tok ... Tok ... Tok ...Lukman membuka jendela mobilnya sembari mengucek-ngucek dan memicingkan matanya yang terken
Arimbi yang merasa bersalah telah memasukkan lelaki dalam kamar kosnya pun, memberikan servis pada ular piton Lukman. Wanita cantik dan bahenol itu, membuat Lukman yang tengah pening menikmati sengatan bibir Arimbi pada bagian ular piton miliknya, hingga mengerang nikmat.“Ouwh! Argh... Argh.... terus Arim..., nikmat sekali,” pinta Lukman yang telah menggoyangkan pinggulnya saat rudalnya masuk dan keluar dari mulut Arimbi.Sampai akhirnya, Arimbi yang telah merasakan kekakuan pada mulutnya mencabut ular piton milik Lukman, dan berjalan ke sisi tempat tidurnya serta merebahkan diri sembari mengocok bagian kacang merahnya.“Abang..., Arim kangen. Sini Bang masukin...,” pinta Arimbi dengan terus meliuk-liukkan tubuhnya dan beberapa kali mengangkat bokongnya.Melihat pemandangan liar dari Arimbi, membuat Lukman pun, tersenyum lebar dan menelan saliva serta terlihat jakunnya naik turun.Dengan memegang ular pitonnya, Lukman pun memasukkan miliknya ke dalam liang Arimbi yang telah becek. Hi
Sementara itu, Aruna yang mendengar Latifah menghubungi anaknya yang tak pulang semalam, hanya bisa menguping pembicaraan yang terjadi di antara ibu dan anak. Hari ini, sengaja Aruna tidak masuk kantor karena, sebelumnya ia telah mendaftarkan diri untuk membuat paspor dan ia mendapat jadwal untuk melakukan wawancara di kantor imigrasi.“Maa, saya keluar dulu,” ucap Aruna saat telah keluar kamarnya.Latifah yang mulai belajar untuk melunak pada Aruna pun menjawab, “Ya.”Latifah yang tahu kalau Aruna tidak ke kantor sama sekali tidak bertanya pada wanita cantik itu. Bahkan kepergiannya keluar rumah saat siang ini pun tak ditanyanya. Hingga Aruna pun bergumam dalam hatinya, ‘Ehm, memang susah kalau orang udah nggak punya rasa suka sama diri kita. Ya, seperti ini..., Cuek.’Aruna pun keluar menggunakan taxi untuk ke kantor Imigrasi. Sesampai di kantor imigrasi tanpa diduga ia bertemu dengan Rudi, kepala operasional yang duduk pada ruang tunggu.Aruna yang sejak Rudi menyatakan rasa sukany
Hubungan Rudi dan Aruna yang berawal di Apartemen akhirnya menjadi hubungan terlarang di antara mereka. Hubungan terlarang mereka pun telah berjalan selama 6 bulan. Bahkan, Aruna yang semakin menjauh dari Lukman kian berani menerima panggilan telepon dari Rudi saat ia berada di kamarnya.Seperti hari ini, saat Aruna pulang kantor, wanita cantik itu langsung menuju kamarnya dan tidak pernah keluar lagi. Hal itu telah berlangsung hampir 5 bulan lamanya sejak ia menjalin hubungan terlarang dengan Rudi.Lukman yang ingin berbicara tentang hubungan mereka, masuk ke dalam kamar Aruna kala wanita cantik itu tengah membersihkan dirinya. Dan ketika Lukman duduk disisi tempat tidur menunggu Aruna, terdengar pesan masuk dari ponsel istrinya yang digeletakkan di atas tempat tidur. Pesan masuk yang bisa dilihat lewat notifikasi itu pun dibaca oleh Lukman pada bagian atasnya saja. Karena pada saat akan dibuka, ponsel Aruna ternyata terkunci. Hanya dapat dibuka oleh sidik jarinya.[Pesan masuk Bos