Share

12. NAFKAH DARI ARFAAZ

Pertahanan Pak Asmat sedikit mulai goyah dengan apa yang disampaikan Herman barusan. Ia pun tida habis fikir, mengapa ia sebegitu mudahnya mempercayai lelaki yang juga sempat membuat putrinya hancur tersebut. Namun siapa kiranya ayah yang akan baik-baik saja jika mendengar sang menantu telah menduakan putri yang dijaga serta dikasihinya sedari kecil tersebut. Juga tak terbayang bagaimana hancurnya perasaan Arindi waktu itu. Meskipun itu belum tentu menjadi kebenaranya.

"Pak tenanglah Pak," ujar Herman menenangkan Pak Asmat.

Pak Asmat tampak sempoyonyan sembari memegangi dadanya. Sang istri juga tampak berlarian dari dalam menemui suaminya yang terlihat lemas. Namun Herman telah berhasil mendudukan Pak Asmat di kursi terlebih dahulu.

"Ayah, kenapa?" tanya Bu Asih panik.

Herman tidak berani menjawab. Pun tidak berani untuk berucap kalimat yang sama.

Nafas Pak Asmat tampak naik turun. Ia seperti kesusahan untuk mengatur nafas.

"Ayah, kita ke Rumah Sakit sekarang ya," pinta Bu Asih
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
belum pernah dibelikan kalung emas? katanya si suami konglomerat tapi kikir dan pelit bin medit
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status