Beranda / CEO / Ahli Waris / Mengeluarkan Bukti

Share

Mengeluarkan Bukti

Penulis: Esi Apresia
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-23 20:41:57

Aku bersiap dengan Cinta untuk segera menuju kediaman Bapak yang megah dengan semua ukiran khas Jawa. Kami sedikit resah. Wajah Cinta juga terlihat jika dia juga sangat gelisah. Namun, aku berusaha untuk menenangkannya.

“Sudah, kita akan baik-baik saja,” kataku mengecupnya dengan mesra. Kedua matanya memejam menikmati sentuhan lembutku. Kami sejenak menikmati moment mesra sebelum bertempur dengan kedua wanita yang memusuhiku. Satunya gara aku tolak. Satunya lagi gara aku pisahkan dengan pacarnya. Semoga ini segera berhasil dan rencanaku berjalan dengan lancar.

“Agus, kita akan berhati-hati dalam melakukan rencana. Apakah Rahman dan kedua bule itu bisa melakukannya dengan baik. Mereka selalu saja gagal paham dengan apapun. Kau tahu sendiri, kan,” kata Cinta yang semakin membuatku resah. Benar katanya. Aku kok malah jadi mikir …

“Wes kita berdoa saja sepanjang perjalanan, dan teguh kalau pikiran kita positif, rencana ini akan b

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ahli Waris   Ups! Gawat!

    Rahman segera menyalakan lap top yang dia bawa dan menghadirkan video bagaimana Surti bersama Minah melakukan kebohongan. Semua mata siap menancap pada sosok Rahman yang segera menekan tombol enter. Aku berharap semua bisa mempercayai video ini.Surti dengan Minah melotot melihat apa yang tidak mereka sangka. Paman sudah megepalkan kedua tangannya. Aku mendekati Ibu kemudian mengarahkan pandanganku kepada Paman yang pastinya sebentar lagi meluapkan rasa kesalnya. Surti sudah membuat keluarga malu. Perbuatan memalukan ini sudah menyakiti Paman. Apalagi Surti anak pertama yang diandalkan.Kedua orang tua Minah merasakan hal yang sama. Mereka mengurut dahi yang pastinya sangat pening. Aku harus melakukan sesuatu agar mereka tidak memarahi anak kesayangan yang sangat membuat hati mereka tentunya hancur. Ibu semakin kudekati. Telinganya kubisikkan sesuatu.“Ibu, redakan masalah ini. Bagaimanapun juga, kesalahan harus dimaafkan,” bisikku membuat Ibu mengan

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-24
  • Ahli Waris   Akhirnya Melakukan

    Aku dan Ben selamat dari sebuah mobil yang mendadak akan melintas. Sorotan lampu mobil yang sangat terang, semula menyerang pandanganku dan Ben, kecuali Zam. Pengemudinya menghentikan mesin mendadak hingga mesinnya berbunyi sangat kencang memekakkan telinga. “Cuiittt!” Suaranya sangat keras. Langkahku mendadak berhenti dan Ben memelukku saat dia mengeremnya.“Agus!”“Buk!”“Duh lepaskan! Kok malah meluk aku. Dasar bule!” protesku dan Ben tidak segera melakukannya. Dia masih memejam sambil bergumam, “Im die. Aku mati. Oh my God. Forgive me. Maafkan atas semua kesalahanku,” katanya yang sama sekali tidak aku mengerti.“Woi, jangan mainan di jalan raya! Kurang ajar!” teriak pengemudi yang sangat marah. Dia memegang jantungnya yang pastinya juga berdetak kencang.“Maaf, Pak!” jawabku dan melambai ke arah mobilnya yang kembali melesat walaupun dia mengarahkan bugeman den

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-24
  • Ahli Waris   Akhirnya Lega

    Aku sudah hampir memuncak. Dan hentakan ini semakin membuatku melayang. Keringatku mulai bercucuran karena rasa nikmat yang sudah lama aku dan belalai ini aku rasakan. Hentakan itu semakin kuat. Cinta mengeluarkan rintihannya. “Ah, ah, Agus!” Suaranya yang mendesah membuatku serasa semakin menikmatinya. Hingga akhirnya lahar itu sudah memuncak. Sedikit … sedikit … lagi … Yeah aku mau ….“Oekk, oekk, oekk!”Suara tangisan bayi pecah terdengar. Mereka menangis sangat kencang.“Agus, jangan! Huaaa!” Belalai ini menjerit saat Cinta sontak …“Buk!”Cinta mendorongku hingga aku melepasnya, dan mengguling ke samping. Dia berlari menuruni ranjang dalam keadaan polos. Tangannya menggendong Adinanta yang kami panggil Nanta. Aku masih merentangkan tubuhku. Belalai ini menangis dengan kencang, bahkan lebih kencang dari si kembar. “Huaaaa!” Mereka sangat kasihan. &ldq

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-24
  • Ahli Waris   Mengambil Kembali

    Tidak aku percaya apa yang dikatakan Rahman melalui ponselnya. Aku semakin pening mendengarnya. Cinta mendekati dan menarik lenganku. Dia menatapku sambil mengernyit.“Agus, kenapa?” tanyanya penasaran sambil mengoyak tubuhku. “Iya, Samsul mau bunuh diri gara ditolak Minah. Lalu, orang tua mereka meminta kembali keempat kambing yang sudah mereka berikan. Kita tidak memiliki kambing buat aqiqah kembar!”“Kurang ajar! Sudah dikasih, sekarang diambil. Mau timbilan?” Cinta menatap tajam. Aku akan menyelesaikan masalah ini dan mengambil kambing itu. Jika tidak ada, ya pakai kambing seadanya. Seperti kehidupan. Jangan pernah memaksakan sesuatu. Jika ada ya syukur, jika tidak, ya, tidak perlu dipaksaka, ada. Nanti kehidupan kita malah bertambah susah.“Cinta, akan aku selesaikan masalah ini. Kamu jangan kawatir, ya!”“Tapi, Agus! Aku juga mau ikut! Aku mau anakku juga memperoleh semuanya yang terbaik. Mereka

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-24
  • Ahli Waris   Ada Ibu, gawat!

    Ini tidak bisa aku biarkan. Istriku dan semua sahabatnya, membuat mereka, Ibu Menor dan Laki Gendut serta Samsul menangis, lalu membiarkan Cinta membawa kambing itu begitu saja? Kenapa mereka bisa melakukan itu? Pertanyaan yang masih belum aku temukan jawabannya.“Man, apa kita sebaiknya turun dan mengatakannya?” tanyaku masih memandang serius mereka. Sementara Rahman masih diam melongo.“Gus, tidak aku percaya kita dikalahkan para wanita, ya,” kata Rahman menggeleng.“Wes, kita sebaiknya turun saja. Bagaimana kalau ada apa-apa dengan mereka,” kataku resah.“Mereka tidak ada apa-apa dan aman, Gus. Justru yang ada apa-apa itu kita nantinya. Aku takut ama mereka, Gus. Tapi … bener juga kamu, Gus. Kita akan turun dan menanyakannya saja.”Kami segera membuka pintu mobil dan keluar. Aku bersama Rahman melangkah cepat menemui mereka. Cinta melotot melihatku. Tapi, dia sepertinya sangat santai dan mer

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-25
  • Ahli Waris   Ancaman

    Aku semakin melotot. Ibu menunduk dan berusaha mengamati mobil kami yang masih bergoyang. Dia menekuk lututnya, mencondongkan wajahnya, semakin menunduk. Itulah gerakan ibuku yang membuatku resah. Kalau kelihatan bagaimana ini?“Cinta, Ibu datang dan mereka mengamati kita.”“Bi-ar saja. Ah … kacanya kan tidak terlihat dari luar,” jawabnya masih menggerakkan miliknya., memutar, menghentakkan lagi. Semakin membuatku tidak karuan. Lagipula aku sudah akan keluar. Lenih baik aku menuntaskannya. Kedua mataku tetap terfokus di kaca spion. Hingga aku terperanjat saat …“De-de-mit!” teriak Ibuku kemudian segera menuju ke dalam.***Ibu Agus masuk ke dalam rumah. Dia berlari mencari Bibi yang sedang berada di kamar. Ibunya masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat barusan. Dalam pikiranntya, ada hantu dedemit yang memang namanya sangat popular. Yaitu sama aja dengan Mbak Kuntilanak!“Hihihi &

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-25
  • Ahli Waris   Aqiqah

    Ini tidak akan kau biarkan. Marah, emosi, tegang, inilah yang aku rasakan. Ini tidak boleh terjadi. Besuk adalah acara aqiqah anak kami. Dan itu harus terlaksana dengan baik.“Bu, aku akan menemui Surti, dan mencegah semua keluarga Zam agar tidak mengganggu kami saat acara aqiqah si kembar. Ini harus dicegah. Kita tidak ada hubungannya dengan hubungan Zam dan Surti. Walaupun, Paman adalah adik, Bapak.”“Iya, Ibu harap kamu akan melakukannya. Tapi kamu harus berhati-hati, ya!” Aku menganggukkan kepala. Ibu berdiri, dan menepuk pundakku. “Ibu akan segera pulang menenangkan pikiran bapakmu. Dia akhir-akhir ini darah tingginya kumat karena banyak sekali masalah yang menimpamu. Mulai dari kehamilan ahli waris, Minah, Surti, penculikan, sekarang ada lagi. Ibu saja pening sekali. Wes, Ibu pergi dulu. Kabari Ibu jika masalah ini sudah selesai.”Ibu segera pergi kemudian berlalu bersama sopir dan beberapa pengawal. Aku kembali duduk. C

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-25
  • Ahli Waris   Mencari Bersama

    Zam berdiri dengan menggunakan beskap lalu lehernya berhiaskan kalung melati. Kedua orang tuanya yang memiliki tinggi hanya sebatas di bawah pundaknya, memakai baju khas Afrika. Aku kagum juga mereka menggunakan perpaduan pakaian adat kedua Negara dengan sangat indah. Menandakan perdamaian. Surti kebingungan begitu juga dengan semua tamu undangan.“Surti, aku mau menikahimu! Kita akan menikah sekarang juga,” kata Zam dengan suara baritonya. Paman menepuk jidatnya. Dia berjalan dan mendekati orang tuan Zam. Paman mengulurkan tangannya. Orang tua Zam membalasnya. Mereka berpelukan membuat semua orang bertepuk tangan. Hatiku sangat lega melihatnya. Akhirnya mereka rukun juga.“Kalau menikah, kita bicarakan dengan baik saat di rumah. Sekarang, lebih baik masuk dan menikmati acara yang ada. Walaupun makanan sudah ludes, bisa menikmati kue dan minuman segar yang ada.”Paman mengajak semua keluarga Zam dan pengawalnya masuk ke dalam acara. Aku d

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-25

Bab terbaru

  • Ahli Waris   KEBAHAGIAAN AHLI WARIS

    Aku terkejut mendengar perkataan Cinta. Bagaimana bisa aku tanpa sadar melepaskan Nanta, dan sekarang dia tidak berada di pangkuanku. Wah ini benar-benar gawat! “Agus! Kamu, kan, dari tadi sudah memangku Nanta. Kenapa sekarang tidak ada dipangkuanmu? Kemana anak itu?” tanya Cinta semakin membuatku panik. “Cinta! Laga juga tidak ada dipangkuan kamu!” Cinta mengangkat kedua tangannya, juga merasa panik melihatku. “Hah, apa?” Kami berdua tidak sadar jika si kembar menghilang begitu saja. Padahal perasaanku tadi, aku sudah memangkunya dengan sangat baik. Ibu berlari menuju panggung dan menemui kami. “Agus di mana si kembar? Bukannya tadi kalian memangkunya?” ucap Ibu dengan panik. Ibu Cinta menyusul kami dengan wajah panik menuju ke atas panggung. “Kalian ini bagaimana, toh! Menjaga si kembar saja kok tidak bisa. Ini acara yang sangat penting. Lihat itu, semua keluarga sudah sangat kebingungan mengamati kalian.” “Ta

  • Ahli Waris   Pengangkatan Ahli Waris

    Aku tidak percaya melihat Sesepuh datang ke rumah sakit. Mereka dengan sangat serius, berjalan mendekati kami. Hatiku bergetar. Bapak masih diam saja mengamati mereka. Semoga saja mereka tidak melakukan hal yang memancing keributan di rumah sakit ini. Jika itu terjadi, maka aku akan mengalami masalah yang sangat rumit. Mereka semakin mendekat, tubuhku semakin tegang.“Sesepuh, selamat datang,” ucap Bapak memberikan salam.“Sesepuh, salam dari saya,” balasku dengan tersenyum.Mereka menganggukkan kepala dan mengarahkan tangan menuju kursi penunggu yang jauh dari kamar Cinta.“Kita akan berbicara di sana agar tidak membuat keributan di kamar istri Agus,” katanya semakin membuatku lemas. Aku sangat berharap mereka tidak benar-benar membuat keributan.Kami duduk bersebelahan, masih dengan saling memandang tegang. Jantungku berdetak kencang. Aku semakin resah. Baru saja aku mengalami kebahagiaan yang sangat-sangat tid

  • Ahli Waris   Tersadar

    Aku semakin menyorotkan pandangan ke arah dokter yang mengatakan dengan serius sambil mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi. Bahkan semua orang juga melotot ke arahnya.“Jadi istri kamu itu ...”“Dokter apa? Kenapa, Dok! Dari tadi jadi, jadi, jadi. Gimana sih ini, Dok Aku ini sudah stress dan putus asa menghadapi keadaan istri aku. Dokter ini malah tidak segera mengatakan bagaimana kondisinya,” protesku yang membuat dokter itu menepuk jidatnya.“Bagaimana bisa aku mengatakan kalau kalian semua melotot ke arahku seperti itu. Rasanya serem sekali,” gumamnya sembari melepaskan kaca matanya.“Wis. Ibu, Rahman, dan semuanya. Sudah! Jangan melihat dokter seperti itu. Nanti malah tidak konsentrasi. Sekarang katakan dokter! Aku itu membutuhkan kabar baik yang bisa membuatku agar lebih bersemangat.”“Baiklah aku akan mengatakan kalau istrimu itu ternyata hamil!”“Apa, hamil?”

  • Ahli Waris   Hasil Dokter

    Cinta, sekarang apa yang harus aku lakukan ... Kamu masih tertidur dan tidak terbangun lagi. Aku piye, Cinta?Aku perlahan berjalan masuk ke ruangan Cinta. Dia sangat lemas terbaring di atas ranjang dengan menggunakan bantuan oksigen untuk bernapas. Apalagi mesin mendeteksi jantung itu berbunyi sangat menyeramkan. Aku tidak kuasa melihatnya. Apakah aku harus menghubungi semua keluarga dan mengatakan ini? Pasti mereka akan menyalahkan aku dengan semua kejadian ini. Tidak masalah jika memang itu yang akan mereka katakan. Memang benar jika aku ini adalah suami yang tidak becus menjaga istri hingga sampai membuatnya seperti ini.“Agus!”“Rahman?”“Astaga, Agus! Kenapa Cinta sampai begini?”“Rahman, kamu kok bisa tahu jika Cinta mengalami kecelakaan seperti ini?”“Kamu tidak memberitahukan semua keluarga, Gus?” tanya Rahman menatapku dengan serius.“Aku memang sengaja melaku

  • Ahli Waris   Cinta, kenapa?

    Cinta tersungkur ke depan, dan dia terjebur!“Cinta!”Aku berlari kencang. Jalanan tidak terlihat, apalagi gelap sperti ini. Sungai dengan arus deras. Itu yang lihat. Cinta! Bagaimana dengan dia?“Cinta!”“Pak, ada apa?” tanya seorang warga mengejutkanku. “Pak, istriku tersungkur dan jatuh di sungai. Bagaimana ini, Pak,” jawabku dengan panik. Aku tanpa berpikir lagi, membuka semua baju dan menjeburkan diri ke sungai. “Byur!”“Pak, hati-hati, arus deras!” teriak warga itu yang sedikit samar aku dengar karena masih menyelam mencari Cinta.“Cinta, kamu di mana?” Aku mengamati semua arah, kemudian menyelam lagi. Dia tidak ada. Aku sangat panik. Cinta … kenapa kau teledor seperti ini? Jangan pernah melakukan hal bodoh jika mengalami semua masalah. Jika seperti ini, bagaimana nantinya dengan anak-anak.“Cinta!” teriakku sekali lagi masih b

  • Ahli Waris   Kemarahan Cinta

    Cinta masih menangis berada di pinggir jalan. Dia menolehkan pandangannya ke kanan, lalu ke kiri, sepertinya akan menyebrang. Sebuah truk melintas dengan sorotan lampu yang sangat menyilaukan. Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Spontan Aku berlari sangat kencang mendekati Cinta dan, “Cinta awas!” Untung saja aku bisa menarik tubuhnya lalu mendekapnya. Dia menangis tersedu-sedu di dalam pelukanku.“Cinta kamu jangan seperti ini! Kalau terjadi apa-apa sama kamu, lalu kembar dan aku bagaimana? Aku sangat tahu kamu memikirkan masalah ini. Aku pun, juga seperti itu. Jadi kamu sebaiknya menenangkan diri, jangan berbuat macam-macam.”“Aku tidak suka dengan cara mereka, suamiku. Aku hanya ingin menjalani kehidupan biasa saja. Semua harta dan kedudukan yang kita miliki tidak seindah yang mereka bayangkan.”Tanpa berbicara lagi, aku menggendongnya, lalu membawa Cinta untuk menghindar dari jalanan.“Mbak cint

  • Ahli Waris   Perdebatan Sengit

    Kami semua melotot melihat kembar ternyata …“Kenapa mereka sama-sama memegang buku tulis?” Ini sama sekali tidak kami sangka. Ternyata mereka memegangnya dalam waktu bersamaan. Hanya perbedaannya, mereka memegang dengan posisi yang berbeda. Nanta sangat serius, sementara Laga dengan sangat santai.“Agus. Ternyata si kembar sama-sama memegang buku tulis. Waktu yang mereka lakukan juga sama persis. Apakah semua anak kembar seperti itu?” Kata Cinta menatapku dengan resah. Sementara aku menatap Sesepuh dan Bapak yang sepertinya saling berdebat. Lebih baik aku mendekati mereka. Bagaimanapun juga si kembar adalah anakku. Bapak kandungnya yang harus menentukan masa depan mereka itu bagaimana.“Cinta, aku mau mendekati Bapak untuk membicarakan masalah ahli waris. Ini tidak boleh berlarut-larut. Masalah ini harus segera diselesaikan. Jika memang kembar melakukan sesuatu selalu bersama-sama, mungkin ini takdir mereka juga untuk dijadi

  • Ahli Waris   Tedak Sinten

    Minah menarik Rahman, mencium bibirnya seperti itu. Semua mata melotot melihatnya. Kami semua terkekeh melihat Rahman tidak bisa berciuman dengan baik, malah Minah yang sangat liar melakukannya. Rahman berdiri tegak kayak patung. Hahaha, aku semakin pengin ketawa. Sementara semua orang terus menganga melihat pertunjukan itu.“Rahman, come on! Carilah kamar kalian!” Ben melakukan protes, namun saat akan mencium Mira malah mendapatkan tamparan. “Plak!”“Mira, aku hanya mau sedikit saja menikmati bibirmu semerah bunga mawar,” rayunya membuat Mira menggeleng cepat. Sementara Leo hanya tersenyum malu di depan Intan.Syukurlah semua masalah berakhir, dan aku bisa pulang dengan kebahagiaan.**Kami sudah sampai di rumah orang tua Cinta. Mereka sangat bahagia mendengar tawa kembar, apalagi kami yang sudah rukun.“Kamu memang hebat, Agus. Bisa membawa kembar dalam waktu singkat. Bapak sudah menghubungi Pak Po

  • Ahli Waris   Mulai Reda

    Leo menghentikan mobilnya dengan mendadak. Kami semua di dalam mobil melotot tajam. melihat keempat wanita dengan sangat-sangat keren berdiri sambil menghadang kami. Tapi keempat wanita itu sangat tidak asing.“Minah?” Rahman berteriak di sebelahku, membuat aku terperanjat.“Cinta, Mira, Intan?” ucapku juga yang sangat keras membuat Leo dengan Ben menepuk jidatnya. Pengawal dan lelaki itu berlari hingga akhirnya sudah berada di sebelah mobil kami.“Kenapa semua wanita itu tiba-tiba menghalangi kita, hingga kita tidak bisa melarikan diri!” protes Leo yang sangat kesal.“Iyo, Agus! Kita ini sedikit lagi loh, bisa lolos dari lelaki yang tidak jelas itu. Namun kenapa berhenti, dan sekarang mereka menangkap kita kembali.” Rahman lemas menyandarkan punggung ke belakang.“Aku sendiri tidak tahu, Man. Ternyata para wanita ini sudah merencanakan sesuatu untuk ikut menolong kita. Namun tidak tepat waktuny

DMCA.com Protection Status