“Ada apa, Denis?” tanya Salma penasaran.
“Iya, Denis. Ada apa? Kayaknya ada banyak mobil yang menuju ke sini. Apa mereka ...,” timpal Putri menggantungkan bicaranya dengan nada cemas. Dia mengira kalau itu adalah para anak buah keluarga Cruel.
“Ee, itu ....” Denis tidak tahu harus menjawab apa. Dia hanya bisa diam dan pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Identitasnya pasti akan terbongkar! Pasti!
Ahhh...
Di sisi lain, Blondie juga terkejut mendengar suara gendruman mobil itu. Apa mereka para anak buahnya? Tetapi, kenapa mereka bisa datang ke sini? Aku kan belum memanggil mereka!’ pikir Blondie keheranan.
Tepat saat Blondie hendak melihat ke arah jendela, tiba-tiba terdengar banyak suara langkah kaki dari luar kelas menuju ruangan mereka.
Sontak semuanya melihat ke arah pintu. Dan ...
Brak! Brak!
Detik berikutnya yang mereka sadari, terlihat dua orang pria tinggi besar memaka
Sepertinya, dia harus meminta penjelasan langsung dari Denis. Meskipun Salma sudah tidak peduli mau Denis kaya ataupun miskin, tetap saja Salma merasa aneh pada Denis. Tidak pernah terbayangkan kalau ternyata Denis benar Tuan muda Tayson dari keluarga Zero! Tidak heran saat pertamakali Denis datang ke kampus, dia diantar oleh seorang kakak cantik memakai mobil yang sangat mewah. Semuanya menjadi masuk akal sekarang! Kalau Denis memang tuan muda Tayson seperti yang dikatakan Putri, pantas saja Denis pergi kuliah ke universitas Yunzi ini di Bandung City. Rupanya keluarga Denis sebenarnya ada di sini! Tetapi, kenapa Denis menyembunyikan identitas aslinya? Memikirkan itu, Salma semakin kebingungan. Saat yang sama, rasa bersalah Salma kian membesar dalam hatinya. Dulu, dia memutuskan Denis hanya karena Denis miskin. Dia juga sudah menghina Denis. Salma semakin merasa malu dan sangat menyesal.
Sementara itu, Brian dan teman-teman Blondie mematung di tempat tidak tahu harus berkata apa. Mereka sama tidak menyangka kalau ternyata Denis adalah tuan Tayson—pemilik perusahaan Parahiangan Asri sekaligus tuan muda dari keluarga Zero—. Akan seperti apa nasib mereka di masa depan jika Denis membuat perhitungan pada mereka. Sial! Semua ini gara-gara Blondie!Seandainya mereka tidak menuruti perintah Blondie, mereka pasti tidak akan berada di posisi seperti ini.Brian, Scot, dan dua temannya bergegas menghampiri Denis dan ikut meminta maaf.“Maafkan kami, tuan Tayson! Kami sangat menyesal telah menghajarmu. Kami benar-benar tidak tahu siapa Anda sebenarnya, tuan,” kata mereka serempak seraya membungkuk hormat pada Denis.Melihatnya, Denis menjadi tidak tega kepada mereka. Sejak awal Denis memang tidak berniat untuk menghukum Brian dan teman-temannya.Barus
“Oh, ya! Beruntung semua orang di kampus sudah pulang, aku harap kalian semua bisa merahasiakan tentang identitasku,” kata Denis menegaskan.Denis baru ingat kalau jam kuliah sudah selesai dari tadi, dan semua orang di kampus sudah pada bubar. Itu artinya, identitasnya belum terbongkar sepenuhnya. Ahhh! Syukurlah! Denis merasa lega.“Tuan Tayson tenang saja. Kami akan merahasiakannya.”“Iya, tuan! Anda tidak perlu khawatir. Kami janji akan merahasiakannya kepada siapapun.” Putri dan Brian menjawab bersemangat. Sementara Scot dan temannya yang lain mengangguk setuju.Mereka bahagia bisa dekat dengan orang paling terpandang di Bandung City.“Baiklah. Terimakasih.” Denis tersenyum, senang mendengar jawaban mereka.Denis kemudian berjalan ke arah pintu sambil memasukan tangan ke saku celana. Dia sama sekali ti
Tangis Salma tidak bisa tertahankan. Wajahnya berubah pucat.Salma menangis sesenggukan.Denis merasakan hatinya semakin pilu dan terharu. Rasa kesal dan kesedihan berkecamuk dalam benaknya. Dengan berat hati, Denis mendorong Salma menjauh lalu beralih pada Drake.“Drake, ayo berangkat!”“B-Baik, tuan.” Drake tergagap.“Tidak, Denis! Jangan pergi!” Tidak diduga Salma kembali menghampiri Denis lalu mencengkeram bajunya dengan keras. “Tolong bilang dulu kalau kamu masih mencintaiku, Denis! Aku benar-benar mencintaimu! Aku ... Aku ...”“Lepaskan aku, Salma!“Nggak! Aku gak akan melepaskanmu sampai kamu bilang masih cinta padaku!” Salma menarik-narik baju Denis.Denis mengernyit. Dia tidak menyangka kalau Salma akan sampai begini. Denis jadi tidak tega jika
Sambil menyetir, anak buahnya lalu menjelaskan panjang lebar pada Denis.Dari cerita anak buahnya, sepuluh tahun yang lalu, SpringField dulunya adalah kota yang sangat ramai dan makmur. Sebelum Bandung City, kota ini lah yang lebih dulu terkenal karena banyaknya pedagang-pedagang lokal yang menjual barang-barang mewah dari berbagai negara. Banyak pembeli dari negara asing yang sengaja ke sini hanya untuk membeli barang langka dan mahal. Dari situlah awal mula munculnya keluarga-keluarga kaya di Bandung City.Sebagian besar dari mereka dulunya adalah para pedagang yang menjual barang-barang mewah dan mahal ke orang asing dengan harga yang sangat tinggi, sehingga akhirnya mereka mendapat kekayaan dari hasil penjualannya. Semakin lama kota ini semakin maju dan semakin terkenal ke beberapa negara lain.Sampai pada suatu saat, tanpa diketahui oleh pemerintah dan penduduk, datang sebuah organisasi asing dari negara lain yang berniat mengambil alih kota SpringField dan
Di luar, Denis turun dari mobilnya dan berjalan menuju toko, anak buahnya mengikuti dari belakang.Pintu toko itu terbuat dari kaca. Saat Denis hendak membukanya, pintu itu tiba-tiba terbuka sendiri. Ternyata Kim yang membukanya dari dalam.“Selamat datang, Tuan Tayson!” sambut Kim dengan ramah seraya membungkuk hormat pada Denis.“Apa Anda baik-baik saja, tuan? Tadi aku mendengar ada seseorang yang akan menyerang Anda dari balik telepon. Untuk itu saya menyuruh Drake dan beberapa pengawal lain untuk menyelamatkan Anda. Apa semua sudah selesai?” tanya Kim dengan nada cemas.Denis mengangguk sambil tersenyum. “Ya, Kim! Terimakasih banyak! Drake dan yang lain sekarang sedang mengurus mereka.”“Ahhh, syukurlah tuan. Aku tadi sangat khawatir!” Kim menghela napas lega.“Hehe! Aku tidak apa-apa Kim. Selain itu, apa benar ini toko paman Jake?”“Benar, tuan. Ini tokonya! Tuan J
“Tidak, paman. Pemerintah tidak mau semua penduduk di negara ini menjadi panik dan gempar jika mereka tahu soal penyerangan ini. Masalahnya, jika semua orang di negara ini tahu, dikhawatirkan organisasi YungZo akan langsung menyerang saat itu juga! Dari yang berhasil aku pahami, sepertinya organisasi YungZo mengirim mata-mata ke negara ini! Mungkin karena itulah pemerintah ingin kita mengurusnya secara diam-diam.” Mendengar penjelasan dari Denis, Jake menunduk paham. Beberapa saat kemudian, Jake kembali bertanya, “Terus, jika organisasi YungZo benar-benar menyerang, bagaimana kamu akan mengatasinya, Denis? Dari yang aku tahu, bukankah di Western Cily ada keluarga nenekmu?” Denis menundukan kepala bingung. Sorot matanya menunjukan kekesalan. “Iya! Di sana memang ada keluarga nenekku. Saat ini aku belum tahu rencana apa yang akan kulakukan nanti. Aku benar-benar tidak terima jika organisasi Yun
Denis tertidur pulas.Keesokan harinya, dia bangun pukul tujuh pagi dan menyadari kalau teman seasramanya sudah pada tiada. Mungkin William dan teman asramanya sengaja tidak membangunkan Denis karena tahu dia sedang kecapean.Denis kemudian bergegas bangkit dari tempat tidur lalu buru-buru mandi dan berganti pakaian. Tidak lupa, dia juga membawa baju ganti karena sepulang kuliah nanti dia akan langsung pergi ke SpringField untuk kembali berlatih.Saat sedang memilih-milih baju dalam lemari, Denis tidak sengaja menjatuhkan sesuatu dalam saku jaket sweater warna hitam yang waktu itu dia beli ketika di desa. Itu kartu black-gold pemberian kakaknya!Denis baru ingat lagi dengan kartu itu. Di dalamnya masih terdapat banyak uang setidaknya dua ratus lima puluh ribu dollar! Dia akan menggunakan uang itu untuk membeli senjata nanti.Denispun akhirnya membawa kartu black-gold tersebut sek
“Luka sayatan di punggung Tuan Tayson sangat dalam sehingga menembus tulangnya. Dia sudah terlalu banyak mengeluarkan darah.”“Masa kritisnya sudah lewat, tapi kita tidak bisa menjamin beliau akan siuman,” ucap Dokter Herlin lemas.Mendengar itu, seketika Kim terperangah merasakan nafasnya sedikit sesak.“A-Apa ...!”Tidak bisa menjamin Tuan Tayson akan siuman! Maksudnya?Kim membelalak tak percaya mendengar pertanyaan dokter Herlin. Badannya membeku hingga beberapa detik.“Dok, A-Anda serius? Separah itukah kondisi Tuan Tayson?”“Maafkan saya, Tuan.” Dokter Herlin merasa tidak enak. Dia hanya menundukkan kepala, lemas.Kim menghembuskan nafas berat, tidak tahu apa yang harus dikatakan.‘T-Tuan Tayson!!! Anda ... Anda kenapa bisa sampai seperti ini!’ Kim bergumam sedih.Dari kejauhan, Kayla dan Drake masih memperhatikan mereka dengan wajah serius.Beberapa menit kemudian Kim kembali dengan wajah pucat, menundukkan kepala lemas lalu terduduk di kursi samping Tuan Jake.Drake dan yang l
Putri yang juga terkejut, dia berteriak lalu ngambil jaket Salma dan lari mengejar. Teman asramanya saling pandang, kemudian ikut menyusul. Di luar, Salma lari di samping Cindy, tidak mengatakan sepatah katapun. “Salma, ini jaket!” Putri berteriak dari belakang. Salma tidak menjawab. Ia sama sekali tidak peduli dengan pakaian yang dia pakai, yang Salma pikirkan saat ini hanyalah Denis! “Di luar dingin Salma, kamu bisa sakit,” ujar Putri cemas, mengikuti Salma hendak memakaikan jaket. Namun Salma menolak. Melihat ekspresinya Putri mengerti kalau Salma pasti sangat mengkhawatirkan Denis. Dia beralih kepada Cindy dan berkata, “Cindy, Lydia, kalian serius Denis masuk rumah sakit?” “Ya, aku serius! Semua orang sudah mengetahuinya. Sekarang Denis dirawat di rumah sakit Hopskin Hospital.” Cindy menjawab tegas. “Apa yang terjadi?” “Denis diserang saat berkunjung ke Springfield. Menurut pengakuan seorang pengawal keluarga Zero di sosial media, dia bilang saat mereka menjemput Denis ke
Aiden menunduk berpikir sejenak. “Hm, iya, kemarin aku bicara dengan Denis, dia bilang dia punya urusan di kota itu. Aku tidak tahu apa yang dia lakukan di sana, tiba-tiba kami mendapat kabar kalau Denis terluka. Aku penasaran siapa yang berani melukai Denis.””Katanya Denis terluka parah, apa benar begitu?” tanya Tasya gelisah.“Ya, kalau pengawal itu bilang Denis kritis, kondisinya pasti sangat parah. Aku harap tidak terjadi sesuatu hal yang serius kepadanya. Semoga aja dia baik-baik saja,” jawab Aiden lemas.Taysa tentu semakin risau mendengarnya. Semua orang yang ada di sana pada cemas berharap Tuan Tayson baik-baik saja.********[Universitas Yunzi]Pukul 22:30Dari asrama putri, Salma dan teman-teman seasramanya lagi asik mengobrol pada belum tidur. Putri duduk di samping kiri Salma, sementara yang lain duduk posisi melingkar saling berhadap-hadapan.“Eh, ngomong-ngomong, apa kalian tahu Tuan Kim?” ujar Vanie tiba-tiba.“Tuan Kim?”“Tuan Kim pemilik perusahaan Safety Mountain En
Kim beserta seluruh bodyguad keluarga tiba di rumah sakit Hopskin Hospital.Sebuah rumah sakit besar dan juga megah. Rumah sakit kelas elit yang hanya diperuntukan untuk pejabat pemerintah dan keluarga-keluarga kaya saja. Lokasinya tidak terlalu jauh dari Kawasan Parahiangan Asri.Denis langsung dibawa masuk oleh beberapa petugas medis dan tiga dokter tadi. Kim tentu saja ikut masuk ke dalam.Dari halaman depan, Drake memberi intruksi kepada seratus lima puluh bodyguard yang lagi berbaris rapi di hadapannya.“Seperti yang kalian lihat, Tuan Tayson mengalami kecelakaan saat sedang berkunjung ke kota Springfield. Saat ini kita belum tahu kondisinya bagaimana.”“Kita harus memperketat keamanan rumah sakit ini. Jangan biarkan orang lain masuk ke ruangan tempat Tuan Tayson dirawat. Siapapun itu, kecuali ada izin dari saya dan Tuan Kim.”“Sebagian, jaga Tuan Tayson dari ruangannya. Sebagian lagi jaga pintu masuk utama rumah sakit. Sisanya berjaga di halaman depan dan pastikan jangan ada war
Di salah satu helikopter hitam berlambangkan tulisan ‘K-ZERO’ warna putih di pintunya, Kim duduk di kursi kiri samping pilot, memakai headphone.“Bertahanlah Tuan Tayson, kami akan segera tiba.”Kim sangat gelisah. Ia terus melihat-lihat ke bawah dengan raut muka cemas, berharap Denis baik-baik saja.“Kita sudah tiba di perbatasan kota Springfield, Tuan,” kata si pilot.“Baiklah, langsung ke lokasi yang dikirim Drake,” jawab Kim singkat, ketika kemudian radio komunikasi mengeluarkan suara.[“Kode : 110, 110 : Arah jam 12, terlihat satu mobil di atas jembatan dikelilingi oleh sekelompok orang bersenjata.”][“Saya ulangi, arah jam 12 di atas jembatan, terlihat ada satu mobil dikelilingi oleh sekelompok orang bersenjata. Kami menunggu intruksi. Ganti,”] kata seseorang dari helikopter depan.Mendengarnya, sontak Kim mengambil teropong kecil lalu melihat ke arah yang dituju.Memang benar, di atas jembatan di bawahnya terlihat ada banyak sekali mobil Jeep dan kelompok orang bersenjata sedan
Drake tentu ikut menengok ke belakang. Sementara Jake melihatnya dari kaca spion.“Apa mereka mau ngejar kita sampai Bandung City? Yang benar saja!” gerutu Drake.Jake dengan cepat menginjak full pedal gas. Mereka melaju di kecepatan 90 km/jam. Jake memukul setir mobil mengernyitkan wajah.“Ah, brengsek! Mobil ini sudah cukup tua. Hanya segini kecepatan fullnya! Drake, apa kau sudah memberitahu Tuan Kim?”“Sudah, saat ini mereka pasti sedang menuju ke sini.”“Baguslah! Kita harus bertahan selama mungkin menunggu kedatangan mereka.”“Mereka semakin dekat Tuan Jake!” teriak Blondie makin panik, masih melihat ke belakang. Benar-benar kebingungan karena dia tahu kalau sudah berhadapan dengan organisasi misterius, mereka pasti akan mati!“Drake! Di bawah kursimu ada senjata. Tembak mereka! Kita harus mengulur waktu!” perintah Jake.Dengan sigap Drake berdiri membuka jok mobil. Ternyata benar di bawah joknya ada beberapa senjata. Drake mengambil satu senjata laras panjang kemudian mengeluar
“Sudah, lebih baik kalian segera pergi dari sini dan selamatkan nyawa Denis. Kondisinya saat ini sedang kritis. Selain itu, organisasi ini sudah mengerahkan banyak orang untuk mengejar kalian. Kalian harus cepat-cepat keluar dari kota ini!” potong kakek tua itu dengan nada santai.Jake lalu terdiam, melihat kembali tubuh Denis yang sudah berlumuran darah dan luka di punggungnya benar-benar fatal. Tuan ini benar, mereka harus segara keluar dari kota Springfield dan membawa Denis ke Bandung City. Denis harus segera dilarikan ke rumah sakit! Jika tidak, dia akan mati karena kehabisan darah!‘Sialan! Deniissss, Denisss. Makanya dari awal aku ragu mengizinkanmu masuk ke sini. Sudah dibilang organisasi ini sangat kejam. Kau tetap saja bersikeras ingin masuk.’ Jake menggerutu dalam hati, menyesal telah mengizinkan Denis masuk ke pasar gelap.“Baiklah! Bocah Blondie, ayo angkat dia,” ujar Jake kepada Blondie lalu keduanya membopong tubuh Denis dan dimasukkan ke dalam mobil. Tak lupa Blondie m
“Hah!? Hilang?”Sontak semua mengangkat alis.“Bagaimana bisa?” tanya Gibs heran. Nik dan para anak buah lain hanya diam saling tatap-tatapan.“B-Barusan ... ada orang tak dikenal entah dari mana datangnya. Orang itu menyerang kita lalu membawa kabur mayat bocah itu, Tuan,” ujar pria tersebut memasang wajah panik.Gibs mengerutkan dahi.Orang tak dikenal?“Siapa ... apa kau lihat wajahnya?”“T-Tidak, Tuan. Hanya saja, orang itu memakai tudung dan juga sangat kuat. Tuan Kurt saja sampai kewalahan menghadapinya. Itu sebabnya saya ke sini memberitahu Anda,” jelas pria itu.‘Hah, sangat kuat? Siapa dia?’ batin Gibs bertanya-tanya.“Tunggu apa lagi? Kerahkan semua anggota dan cari orang itu! Mereka pasti belum keluar dari sini. Cepat!” perintah Gibs kemudian dengan tegas.“B-Baik, Senior!”“Baik, Tuan!”Beberapa anak buahnya mengangguk lalu sebagian ada yang masuk ke lorong, ada juga yang keluar ruangan berniat memberitahu anak buah lain. Nik sendiri masuk lagi ke lorong itu ingin melihat
Detik itu juga Kurt berlari kencang ke arah Denis dengan tubuh yang diselimuti cahaya asap. Kurt mengepalkan tinju keras berniat menghabisi bocah ini sekali serangan.Denis sedikit merinding. Sialan! Ia mundur satu langkah mengarahkan tongkat besinya ke arah Kurt. Dengan cepat Denis membanting-banting tongkatnya.Tak disangka, Kurt dapat menghindari serangan Denis dengan mudah. Ia mengelak kesana-kemari tak ada satupun serangan yang bisa mengenainya. Hal itu membuat Denis terkejut! Apa-apaan orang ini? Kenapa aku tidak bisa mengenainya!?Set ... Wush. Wush.“Haha. Ada apa bocah? Kau tidak bisa mengenaiku?” Sambil mengelak, Kurt tersenyum tips mengejek Denis.“Hiyaaah!”“Haaaah.”Denis semakin kesal.Saat itu pula Denis mempercepat ayunan tongkatnya ke tubuh Kurt. Namun tetap saja, serangan yang dia lancarkan benar-benar sia-sia dan hanya memukul angin. Pria ini terlihat seolah-olah sedang menari mempermaikan Denis.‘Hh, bocah ini tidak ada apa-apanya buatku,’ batin Kurt. Semakin lama