Share

Dibuat Panik

Author: Just Mommy
last update Last Updated: 2021-12-04 01:02:47

“Baik, Tuan,” jawab Panji, cepat.

Meski sempat terperanjat saat mendengar Tira memerintahnya untuk menggeledah seluruh rumah sakit, tetapi Panji tetap bergerak cepat.

Ia langsung menghubungi anak buahnya yang memang sudah berada di rumah sakit tersebut.

Sementara Panji sibuk menggeledah rumah sakit itu, Tira duduk santai di sofa lobby sambil menunggunya. Ia pun memikirkan segala kemungkinan yang bisa saja terjadi.

Di sebuah ruangan, Ayas masih was-was karena takut Tira bisa menemukannya.

“Mas, aku yakin dia tidak akan pergi begitu saja,” ucap Ayas.

“Kamu jangan khawatir! Pihak rumah sakit pasti melindungi kita,” ucap Yoga.

Sebenarnya, Yoga pun gelisah. Namun ia tidak ingin menunjukkan kegelisahannya di hadapan Ayas.

“Vi!” panggil Yoga setelah memandanginya beberapa saat.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Marso Press
awwe mah kitu meureun
goodnovel comment avatar
its me
Ayas gmn sih,,. Kl ga bisa menjalin hub sm laki² lain maupun Yoga, jangan terus bergantung sm Yoga dong Yas. Itu sm aja kasih harapan semu buat Yoga. Ini ada apa² selalu aja hub Yoga. Wl pun Yoga sendiri yg ngomong, tp kan dia memang pny maksud buat meluluhkan hatimu Yas.
goodnovel comment avatar
Leni Pribadi
Deg2an sampai tahan napas ya Yas...Ayo Yas jgn sembunyi lagi hadapi Tira dengan keberanian n tunjukkan kepada Tira bahwa dirimu bukan wanita yg lemah n bisa membesarkan Vano walaupun single parent
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • After That Night   Merasa Tidak Berguna

    Saat mendengar pekikan seseorang, pria itu pun langsung menoleh ke arah Yoga. Ternyata Yoga sengaja bersuara agar ia tidak jadi membuka selimut yang menutupi Ayas tersebut.“Bagaimana?” tanya anak buah Panji yang lain.“Kosong,” ucap pria itu. Ia batal membuka selimut tadi. Kemudian kembali menutup pintu lemarinya.Ia pun berjalan ke arah pintu ruangan tersebut. “Mohon maaf telah mengganggu waktunya,” ucap pria itu.Saat ia hendak melangkahkan kaki ke luar, tiba-tiba terdengar suara Vano.“Uhuk, uhuk!”Mereka yang sudah berada di ambang pintu itu langsung menoleh ke sumber suara.Yoga panik, ia pun langsung pura-pura batuk dengan saura yang dilebih-lebihkan.Melihat Yoga yang terbatuk, mereka percaya. Akhirnya para anak buah Panji pun meninggalkan ruangan itu.&nb

    Last Updated : 2021-12-05
  • After That Night   Ingin Pergi ke Mall

    Saat Tira hendak menekan tombol panggilan, gerakkan jarinya terhenti. “Aku masih memiliki waktu satu tahun. Mungkin terlalu dini jika minta bantuan mereka sekarang,” gumam Tira.Akhirnya ia mengurungkan niatnya. Tira tidak ingin nama baiknya tercoreng hanya karena seorang wanita. Sebab, jika ia meminta bantuan, sudah pasti mereka akan tahu kelemahannya.“Huuh! Aku yakin suatu saat kita pasti akan bisa bersama. Namun, mungkin aku hanya perlu bersabar sedikit lagi,” ucap Tira. Ia berusaha menyenangkan hatinya sendiri.***Hari belalu begitu cepat, kini sudah 6 bulan sejak kejadian di rumah sakit itu.“Apa semuanya sudah siap?” tanya Tira pada Panji. Saat ini mereka sedang berada di jalan menuju ke bandara.“Sudah, Tuan. Seluruh jadwal Tuan pun sudah siap selama Tuan berada di sana,” jawab Panji.Mereka hend

    Last Updated : 2021-12-05
  • After That Night   Bertemu Kembali

    Vano dan Tira langsung menoleh ke arah sumber suara. Hati Tira bergemuruh kala melihat sosok yang selama ini ia cari.Sementara itu, Ayas yang masih panik, terus berlari ke arah Vano dan langsung memeluknya.“Ya Tuhan … Sayang, mami kan sudah bilang jangan pergi ke mana-mana. Kenapa kamu pergi, hem? Mami sangat khawatir,” ucap Ayas sambil memeluk erat Vano.Ia memejamkan matanya demi mengatur debaran jantung yang hampir meledak itu.Ia tak sadar di hadapannya ada seorang pria yang matanya sudah berkaca-kaca. Hatinya bergemuruh. Rasanya Tira sangat ingin memeluk mereka. Namun, ia berusaha mengendalikan emosinya.“Apa kabar, Laras?” tanya Tira dengan lembut.Deg!Ayas masih ingat suara itu. Suara yang sangat ia takuti. Sebab, mendengar suara Tira membuatnya teringat akan malam menakutkan yang membuatnya trauma

    Last Updated : 2021-12-06
  • After That Night   Menyembunyikan Vano

    “Sayang, maafin mami, ya? Tapi ini demi keselamatan kita berdua. Kamu mau, kan?” tanya Ayas pada anaknya.Sebenarnya ia tidak tega melakukan hal itu pada Vano. Namun, Ayas tidak memiliki pilihan lain. Saat ini hanya itu yang paling aman untuk mereka.“Tapi nanti kalau aku gak bisa napas gimana, Mami?” tanya Vano dengan wajah memelas.“Mami gak akan tutup full resletingnya. Jadi nanti kamu masih bisa napas dan lihat cahaya. Mau ya, Sayang?” Ayas sedikit memohon.‘Ya Tuhan … maafkan aku. Aku tau ini gila. Tapi aku akan lebih gila jika sampai anakku ditangkap oleh mereka,’ batin Ayas.“Ya udah, deh. Aku mau,” jawab Vano. Ia pun tidak tega melihat maminya khawatir seperti itu.Mendengar anaknya rela melakukan apa yang ia minta, Ayas bukannya bahagia, ia justru terharu dengan pengorbanan anaknya it

    Last Updated : 2021-12-07
  • After That Night   Disemprot

    Bola mata Ayas hampir melompat. Jantungnya pun seolah berhenti berdetak saat Tira menyetopnya. Ia sangat khawatir ptia itu dapat mengenalinya atau mungkin melihat Alif yang ada di koper.‘Ya Tuhan, apa dia mengenali aku?’ batin Ayas. Ia tidak berani menoleh ke belakang. Namun Ayas pun tidak melanjutkan langkahnya.“Itu kopernya terbuka. Nanti barangnya jatuh,” ucap Tira. Ia bahkan tidak melangkah ke arah Ayas. Namun ia cukup memerhatikan Ayas karena bentuk tubuhnya tidak terlalu asing. Beruntung saat itu Ayas tidak membawa anak. Sehingga ia pikir dia orang yang berbeda.“O-oh iya, terima kasih,” jawab Ayas, gugup. Ia pun segera menutup celah koper tersebut, dan bergegas pergi meninggalkan mall itu.‘Maafin Mami ya, Vano,’ batin Ayas, sambil menarik resleting koper itu.Kali ini ia tidak mendorong koper tersebut. Sebab, Ayas khawtair

    Last Updated : 2021-12-08
  • After That Night   Pengertian

    Ayas sangat terkejut saat melihat kedatangan mamah Yoga yang tiba-tiba itu. Berbeda dengannya, Yoga terlihat lebih santai. Ia justru ingin memanfaatkan momen ini untuk mengenalkan Ayas dengan mamahnya.Sebab, selama ini Ayas tidak pernah mau jika diajak bertemu dengan mamahnya secara langsung.“Mah, kok mau datang ke sini gak bilang-bilang?” tanya Yoga. Ia pun berdiri dan bersalaman dengan mamahnya.“Kamu tuh yang susah banget dibuhubungin. Kenapa sih telepon mamah gak diangkat?” keluh mamah Yoga.Sejak tadi ia berusaha menghubungi Yoga. Namun tidak satu pun panggilannya dijawab oleh anaknya tersebut.“Oh, maaf. Aku lagi gak pegang ponsel, Mah,” jawab Yoga. Jika sedang bersama Ayas, Yoga memang jarang memegang ponsel. Tujuan utamanya hanya pada Ayas.Setelah itu mamah Yoga melirik ke arah Ayas yang sedang bingung hendak mel

    Last Updated : 2021-12-09
  • After That Night   Anak Aku

    Yoga langsung terlihat murung. Yang dikatakan oleh mamahnya memang benar, bahkan dirinya sudah mendekati Ayas sejak ia masih mengandung dan kini Vano sudah berusia 3 tahun.“Apa Mamah bisa bantu aku untuk meyakinkannya?” tanya Yoga. Ia terlihat seperti sudah sangat putus asa. Sehingga meminta bantuan mamahnya.Mamah Yoga tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Ya ampun … punya anak satu-satunya kok miris sekali, ya? Sudah cukup umur masih belum menikah, tapi gak bisa naklukin satu wanita yang dia suka,” cibir mamah Yoga.“Mah, bukan seperti itu … masalahnya ini wanitanya gak biasa, Mah. Dia lain dari yang lain. Makanya aku udah klik banget sama dia. Mamah bisa lihat sendiri bagaimana sikap dia, kan? Bahkan anaknya manggil aku dengan sebutan daddy aja dia larang,” keluh Yoga.Ia seperti anak kecil yang sedang mengadu pada mamahnya.

    Last Updated : 2021-12-10
  • After That Night   Cemburu pada Yoga

    Ayas dan Yoga yang sedang melihat dokumen pun menoleh ke arah sumber suara.Deg!Jantung Ayas hampir lepas saat melihat Tira berdiri di ambang pintu.Tira pun tidak kalah terkejut ketika melihat Ayas duduk di sana. Satu sisi ia sangat bahagia. Sebab, dirinya seolah selalu ditakdirkan untuk bertemu dengan Ayas.Namun, di sisi lain Tira tidak senang melihat Ayas begitu dekat dengan Yoga.Melihat kedatangan Tira, Yoga pun langsung berdiri. Tak lupa ia mengajak Ayas berdiri dan membantu Ayas menarik kursinya agar ia tidak kerepotan.Tira pun melirik sinis ke arah tangan Yoga. Ia tidak rela jika pria itu menyentuh Ayas sedikit pun.“Wah, selamat datang, Tuan Yudistira,” ucap Yoga sambil mengulurkan tangan, tanpa dosa.“Terima kasih,” jawab Tira sambil menjabat tangan Yoga. Meski begitu, matanya teta

    Last Updated : 2021-12-11

Latest chapter

  • After That Night   Keluarga Bahagia (Tamat)

    Saat ini Atas sedang di rumah dan ditemani oleh Gita.“Gimana ya, kok belum ada kabar?” gumam Ayas, khawatir.Ayas ingin menghubungi Tira tapi ia khawatir akan menggangu, sedangkan Tira sengaja tidak menghubungi Ayas karena ingin memberi dia kejutan.“Sabar, Yas. Mungkin mereka sedang dalam perjalanan pulang,” ucap Gita. Ia berusaha menenangkan Ayas.“Semoga aja bener begitu.”Ayas senang di saat seperti ini ada Gita yang menemani, awalnya Yoga juga ada di sana. Tapi ia harus pergi karena ada urusan lain.“Oh, iya. Kamu jadi nikah dengan Mas Yoga?” tanya Ayas, pada Gita. Ia berpikir lebih baik mengobrol dengan Gita daripada terus seperti tadi.“Katanya sih, jadi!” jawab Gita.Ayas mengerutkan kening, “Lho, kok gitu?” tanyanya.“Ya emang begitu, hehehe!” sahut Gita, cengengesan.Ayas berpikir Gita itu seperti tidak niat menikah dengan Yoga, “Kalau kamu gak suka mendingan gak usah, Git!” ucapnya.“Enak aja! Siapa bilang aku gak suka? Oops!” Gita kelepasan.Melihat respon Gita yang seper

  • After That Night   Ayo Kita Pulang

    Dengan raut wajahnya yang datar Tira menatap James dan Ady, “Kalian berdua memang sepertinya sudah bosan hidup,” ucap Tira.James dan Ady saling bertukar pandang, lalu mereka berdua tertawa.Hahaha!“Sepertinya kepala kamu habis terbentur benda keras, ya?” ledek Ady.“Atau mungkin orang yang sudah mau mati kelakuannya memang aneh?” timpal James.Hahaha!James dan Ady kembali menertawai Tira yang hanya diam dan tidak membalas.“Maaf ya, kalau kamu ingin menyalahkan seseorang. Salahkan Ayahmu dan orang ini,” ucap James.Ady hanya tertawa karena ia pikir itu memang benar, “Awalnya aku pikir Anda hanya bekerja untukku, tapi ternyata Anda juga bekerja untuk orang lain,” sahut Ady.“Tuan Ady, kita itu hidup harus bisa memanfaatkan semua kesempatan yang ada. Lagipula hal tersebut tidak melanggar kontrak kerja sama kita,” balas James.Awalnya saat Ady tahun kalau James juga bekerja untuk orang lain, ia sempat marah pada James dan menuding James memanfaatkan dirinya.Namun, setelah James memb

  • After That Night   Tim Penyelamat

    “Apa itu, Tuan James?” tanya Ady.James menyeringai, “Mereka sudah datang,” jawab James.“Hah? Mereka? Siapa?”“Tentu saja tamu yang kita undang, mereka datang sesuai dengan rencanaku,” ucap James. Ia merasa bangga karena Tira dan rombongannya telah terjebak.“Tapi Tuan, kalau mereka mati. Rasanya kurang puas,” balas Ady.“Aku yakin dia tidak akan mati semudah itu, tapi kalau memang dia mati. Mau bagaimana lagi, kan?” sahut James.Ady pun berpikir tidak masalah kalau memang Tira mati sebelum berhasil menemukan putranya, bagi Ady itu sudah cukup memuaskan karena telah memberikan Tira balasan yang setimpal.Sementara itu di mobil yang Tiran dan Daren tumpangi.“Suara ledakan apa itu?” tanya Tira.“Baru saja aku menerima laporan, kalau ternyata akses menuju ke tempat James berada sudah dipasangi jebakan. Anak buah James juga lumayan banyak,” sahut Daren.“Jadi, bagaimana caranya kita ke sana?” tanya Tira.Daren menyeringai, “Jangan khawatir, Tuan. Tentara dan Polisi berpihak pada kita, j

  • After That Night   Dentuman yang Merdu

    Setelah Tira mengantar Ayas pulang, ia langsung pergi menemui Daren di bandara, Daren bergegas menghubungi Tira saat ia menerima tugas.Tidak butuh waktu lama Tira telah sampai di bandara, mobil yang ia tumpangi berhenti di dekat sebuah pesawat jet pribadi.Seorang pria berpakaian serba hitam dengan sebuah kacamata hitam, berdiri di dekat tangga pesawat dan langsung membungkuk saat Tira berjalan ke arahnya.“Tuan, ayo kita selamatkan Putra Anda!” ucap pria itu, yang tidak lain adalah Daren.“Maaf sudah merepotkan, terima kasih karena kamu sudah mau datang dari jauh untuk membantu,” balas Tira.“Tuan dan Nyonya besar sudah sangat berjasa padaku, mana mungkin aku tidak mau membantu.”“Bagaimana dengan Ayah?” tanya Tira. Bagaimanapun juga Daren adalah kepala pengawal Ayahnya Tira.“Lebih baik kita bergegas, Tuan. Aku khawatir pada Putra Anda,” ucap Daren.Sudah lama tidak bertemu dengan Daren membuat Tira banyak mengajukan pertanyaan, akhirnya Tira dan Daren masuk ke dalam pesawat.Setel

  • After That Night   Pasukan Elite

    “Sayang, tunggu!” Sontak Tira langsung mengejar Ayas.Tap!Tira meraih tangan Ayas dan menariknya.“Kalau gak ada yang peduli, biar aku sendiri yang nolong Vano!” ucap Ayas, agak berteriak.Tira menghela napas kasar, “Kamu tenang dulu, sayang. Kita serahkan pada Mama, tapi aku juga gak bisa tinggal diam. Aku juga akan ikut mencari Vano,” ucap Tira.Saat itu Atas yang sedang kesal merasa bodoh, “Sebentar, tadi Papi bilang apa?” tanyanya.“Hem, yang mana?” Tira bertanya balik.“Yang tadi, yang Papi bilang serahkan pada Mama. Apa maksud Papi?”“Oh, itu. Jadi sebenarnya Mamah marah karena Vano hilang, dia bilang menjaga anak satu aja gak bisa,” jelas Tira.Ayas tercenung, “Hah? Mamah marah karena itu?” tanyanya.“Iya, jadi kamu cuman salah paham aja. Justru Mamah malah marah sama kita karena kita gak bisa jagain Vano dengan benar.”Mendengar penjelasan Tira, membuat Ayas merasa menjadi seorang Ibu yang buruk. Ia tidak menyangka kalau Ibu mertuanya justru sangat peduli.“Terus aku harus gi

  • After That Night   Seorang Diri

    “Tira, sini kamu!” panggil Sisca, dengan mata melotot.“Iya, Mah!” jawab Tira. Ia lalu menghampiri mamahnya.“Laras, kamu tunggu di sini!” ucap Sisca.“I-iya, Mah!” jawab Ayas, kikuk.Sementara Tira di ajak pergi oleh mamahnya, Ayas duduk di sofa seorang diri. Ia masih agak canggung dengan Ibu mertuanya itu, Ayas juga tidak tahu harus berbuat apa saat ini.Tira diajak oleh mamahnya ke sebuah ruangan, “Duduk!” ucap Sisca, dengan sikap yang dingin.“Iya, mah.” Tira pun duduk di sebuah sofa.Sudah lama Tira dan Mamahnya tidak bicara seserius ini, terakhir kali mereka berbicara serius adalah saat Tira memutuskan untuk menikahi Ayas.“Tira, kamu tau kenapa mamah memanggil kamu ke sini?” tanya Sisca, serius.Tira hanya menggeleng dan tidak menjawab.“Kamu ini sudah punya anak, seharusnya kamu tidak lagi mementingkan diri kamu sendiri!” ucap Sisca. Ia memarahi putranya itu.“Jadi mamah memang sudah tahu kalau—“ Belum selesai Tira berbicara, Sisca sudah tampak emosi.Brakk!“Tau kalau Vano di

  • After That Night   Dendam

    Di tempat Vano disandera yang merupakan tempat persembunyian James, seorang pria datang menemui James.“Sepertinya semua berjalan dengan lancar, Tuan James!” ucap pria itu.James tampak tersenyum tipis sambil duduk di sofa besar, “Silakan Tuan Ady, anggap saja rumah sendiri,” sahut James.Pria yang baru saja datang itu tidak lain adalah Ady, ia tampak sangat puas dengan kinerja James. “Profesional memang selalu bisa diandalkan,” puji Ady.“Anda terlalu memuji Tuan, aku hanya melaksanakan semuanya sesuai dengan rencana saja,” ucap James.Ady tampak tersenyum tipis, ia lalu menghampiri Vano yang saat ini sedang berada di sebuah kamar.Ceklek!Saat melihat ada orang yang datang dan membuka pintu kamar, Vano sempat berpikir kalau itu adalah Papi atau Maminya.Namun, orang yang muncul ternyata tidak seperti yang Vano harapkan.“Haloo, adik kecil,” sapa Ady, sambil te

  • After That Night   Berpamitan

    Tira kaget bukan main saat tiba-tiba saja Mamahnya menelepon, ia tidak menyangka kalau Mamahnya akan tahu dan akan memarahinya karena Vano hilang.“Mah—“ Belum selesai Tira berbicara, Mamah Tira terus memarahi Tira.“Kalau kamu gak bisa jagain Vano, harusnya kamu bilang! Jangan diem aja!” Mamah Tira terus saja mengomel, sampai-sampai Tira saja tidak diberi kesempatan untuk berbicara.“Sekarang juga, kamu datang ke sini! Biar semua mamah dan papah yang urus!” ucap Mamah Tira dengan sangat tegas.“Tapi, Mah—“ Belum selesai Tira berbicara, mamahnya sudah mengakhiri panggilan tersebut.Panggilan terputus.Ayas yang melihat Tira tampak kebingungan langsung menghampiri, “Pi, ada apa?” tanyanya.“Ini, Mi. Mamah aku marah-marah,” sahut Tira.Sontak Ayas pun tercekat, “Hah? Marah-marah? Emangnya kenapa?” tanya Ayas.&ldqu

  • After That Night   Hanya Berdiam Diri

    “Kamu yakin?” tanya Tira pada Panji.“Iya, Tuan. Saya sangat yakin, karena mereka benar-benar meninggalkan jejak mereka di CCTV yang ada di rumah. Seolah-olah mereka memang sengaja dan memang ingin menantang kita,” jawab Panji. Ia berani berkata seperti itu karena memang hal tersebut sangat tidak masuk akal.Dan satu-satunya kemungkinan yang terjadi mereka memang benar-benar sengaja, semua sudah dapat Panji tebak dengan baik.“Jadi siapa mereka?” tanya Tira. Ia sudah tidak sabar mengetahui siapa orang yang berani melakukan ini pada keluarganya.Akhirnya Panji pun memberi tahu siapa orang yang sudah membawa Vano pergi, ia adalah seorang pembunuh bayaran yang bernama James.“James?” tanya Tira.“Iya, Tuan. James S adalah seorang pembunuh bayaran, ia tidak segan membunuh targetnya dengan sadis. Dan itu semua tergantung dari permintaan kliennya,” ujar Panji.“Yang paling pe

DMCA.com Protection Status