Share

Anak Aku

Penulis: Just Mommy
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-10 07:36:28

Yoga langsung terlihat murung. Yang dikatakan oleh mamahnya memang benar, bahkan dirinya sudah mendekati Ayas sejak ia masih mengandung dan kini Vano sudah berusia 3 tahun.

“Apa Mamah bisa bantu aku untuk meyakinkannya?” tanya Yoga. Ia terlihat seperti sudah sangat putus asa. Sehingga meminta bantuan mamahnya.

Mamah Yoga tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Ya ampun … punya anak satu-satunya kok miris sekali, ya? Sudah cukup umur masih belum menikah, tapi gak bisa naklukin satu wanita yang dia suka,” cibir mamah Yoga.

“Mah, bukan seperti itu … masalahnya ini wanitanya gak biasa, Mah. Dia lain dari yang lain. Makanya aku udah klik banget sama dia. Mamah bisa lihat sendiri bagaimana sikap dia, kan? Bahkan anaknya manggil aku dengan sebutan daddy aja dia larang,” keluh Yoga.

Ia seperti anak kecil yang sedang mengadu pada mamahnya.

 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Leni Pribadi
Klien yang datang jangan2 Tira dan Panji sehingga satu lagi Tira tau bahwa Ayas kerja di kantornya Yoga
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • After That Night   Cemburu pada Yoga

    Ayas dan Yoga yang sedang melihat dokumen pun menoleh ke arah sumber suara.Deg!Jantung Ayas hampir lepas saat melihat Tira berdiri di ambang pintu.Tira pun tidak kalah terkejut ketika melihat Ayas duduk di sana. Satu sisi ia sangat bahagia. Sebab, dirinya seolah selalu ditakdirkan untuk bertemu dengan Ayas.Namun, di sisi lain Tira tidak senang melihat Ayas begitu dekat dengan Yoga.Melihat kedatangan Tira, Yoga pun langsung berdiri. Tak lupa ia mengajak Ayas berdiri dan membantu Ayas menarik kursinya agar ia tidak kerepotan.Tira pun melirik sinis ke arah tangan Yoga. Ia tidak rela jika pria itu menyentuh Ayas sedikit pun.“Wah, selamat datang, Tuan Yudistira,” ucap Yoga sambil mengulurkan tangan, tanpa dosa.“Terima kasih,” jawab Tira sambil menjabat tangan Yoga. Meski begitu, matanya teta

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-11
  • After That Night   Keberadaan Vano

    Yoga terkesiap saat Ayas mengatakan bahwa Tira adalah ayah kandung Vano. “Kamu serius?” tanyanya, lemas.Ia seolah menjebloskan Ayas ke lubang yang cukup dalam. Hingga wanita itu harus berhubungan dengan pria yang selama ini telah membuatnya trauma.Ayas mengangguk. “Iya, Mas. Makannya tadi aku gak konsen waktu presentasi. Jujur aja aku khawatir, gugup dan semua rasa bercampur jadi satu,” jelas Ayas sambil menatap kosong ke sembarang arah.“Ya Tuhan, Vi. Kamu kenapa gak bilang dari awal, sih? Kalau aku tau Tuan Tira adalah pria berengsek itu, mana mungkin aku menjerumuskan kamu seperti ini?” keluh Yoga.Ia sangat gemas karena Ayas tidak pernah mau memberi tahu siapa nama ayah Vano.“Maaf, Mas. Aku hanya khawatir akan keselamatan kamu. Aku pun gak nyangka kalau dia akan sampai di kota ini,” lirih Ayas.“Vi,

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-12
  • After That Night   Perdebatan Alot

    Ayas berusaha melepaskan genggaman tangan Tira. Namun tenaganya kalah kuat. Sebab, Tira menautkan jemari mereka. Sehingga tanpa perlu mengeluarkan tenaga yang cukup besar pun genggaman itu tidak mudah terlepas. Tira membawa Ayas ke sebuah ruangan yang biasa ia gunakan sebagai ruang kerja. “Mana anakku?” tanya Ayas saat mereka sudah berada di ruangan itu. Tira bahkan mengunci pintunya agar Ayas tidak dapat kabur. “Duduk dulu, jangan langsung marah begitu,” ucap Tira, santai. Kemudian ia duduk di sofa sambil mengambil sebuah remote. “Apa kamu sengaja ingin mempermainkan aku?” tanya Ayas. Ia sudah tidak menghormati Tira lagi. Sehingga Ayas enggan memanggilnya dengan sebutan Tuan. “Apa aku tidak salah dengar? Bukankah selama ini kamu yang mempermainkan aku?” tanya balik Tira. Memang selama ini dirinyalah yang merasa dipermainkan oleh Ayas. &nb

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-13
  • After That Night   Mengusai Hati

    “TIRA!” bentak Ayas.Tira ternganga mendengar Ayas berani menyebut namanya secara langsung. Namun ia justru senang akan hal itu.“Apa? Coba diulang!” tanya Tira sambil menunduk ke arah Ayas. Ia mengurungkan niatnya. Sebenarnya tadi ia hanya ingin bercanda.Ayas menggelengkan kepala. Ia sadar bahwa barusan dirinya kelepasan karena terlalu terkejut.“Aku gak akan marah. Justru aku senang jika kamu memanggil namaku secara langsung. Mulai sekarang, aku mau kamu manggil namaku, ya?” pinta Tira. Kemudian ia mengusap kepala Ayas.Ayas mengerutkan keningnya. Ia heran mengapa Tira tidak marah padanya.‘Ni orang aneh banget, sih?’ batin Ayas.Tira berjalan memungut kaos yang tadi sempat iya lempar. Kemudian menggunakannya. Sebab ia tidak nyaman jika terus bertelanjang dada.Setela

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-14
  • After That Night   Yoga Kecewa

    “Tentu. Memangnya kamu pikir aku kurang kerjaan sampai mengedit foto Vano?” Tira balik bertanya.‘Ya ampun, mirip sekali,’ batin Ayas. Ia mengakui kemiripan mereka.Sebenaranya apa yang Ayas ucapkan pada Tira hanya untuk mengetest seberapa yakin pria itu bahwa Vano adalah anaknya. Padahal hal itu tidak perlu ditanyakan lagi. Jangankan dengan Tira kecil, sekarang saja mereka masih terlihat mirip.“Aku harap kamu tidak mencari alasan untuk memisahkanku dengan Vano. Satu lagi, tolong jangan pernah melarikan diri dari aku. Aku sudah bersumpah tidak akan menyakiti kalian lagi. Semoga kamu mengerti bagaimana perasaanku,” pinta Tira.Ayas mengembalikan kembali ponsel Tira pada pemiliknya. Kemudian ia beranjak.“Kamu mau ke mana?” tanya Tira saat melihat Ayas berdiri.“Mau ajak Vano pulang,” sahut Ayas. Ia m

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-15
  • After That Night   Kecewa

    Ayas pun langsung terbelalak. Ia tahu betul Tira sengaja melakukan hal itu agar Yoga mendengar ucapannya.“Itu suara siapa, Vi?” tanya Yoga.Belum sempat Ayas menjawab, Yoga sudah mendengar suara Vano. “Mau dong, Pi. Aku mau jajan yang banyak. Boleh gak, Papi?” tanya Vano pada papinya.Hati Yoga bagai diiris. Ia tidak menyangka ternyata Ayas telah membohonginya. Ia merasa jadi pria yang sangat bodoh.“Oh, harusnya kamu bilang kalau meman sudah ada yang jemput, Vi. Jadi aku gak kayak orang bodoh maksa kamu begini. Ya udah, have fun, ya!” ucap Yoga. Kemudian ia memutuskan sambungan teleponnya.Yoga sangat kecewa pada Ayas. Ia yang selama ini selalu melindunginya karena Ayas terlihat begitu takut pada Tira. Namun ternyata kini Ayas rela berbohong hanya demi bertemu dengan Tira.Ditambah lagi obrolan Tira dan Vano tadi cukup ak

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-16
  • After That Night   Berdamai dengan Masa Lalu

    “Maaf,Mas.Aku takut kamu marah kalau aku ngomong yang sebenarnya,”kilah Ayas.Yoga menelan saliva.Ia tak menyangka,ternyata tuduhannyabenar.Yoga pun semakin kecewa dibuatnya.“Kenapa aku harus marah?Lebih baik kamu jujur daripada bohong seperti itu,” jawab Yoga.Ia tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya.“Iya,aku minta maaf,” lirih Ayas. Ia bingung hendak mengatakan apa lagi.“Kenapa kamu tiba-tiba berubah pikiran?Bukankah selama ini kamu itumenghindarinya?Bahkan kemarin pun kamu dikejar-kejar oleh anakbuahnya,” tanya Yoga.Ia tidak habis pikir mengapa Ayas bisa berubah pikiran secara drastis. Padahal selama ini ia seolah takut pada Tira.“Karenaternyata dia baik,Mas.Tidak seperti yang aku pikirkan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-17
  • After That Night   Terpaksa Berbohong

    ‘Hah? Ngapain dia ke sini?’ batin Ayas. Ia tidak nyaman jika Tira dan Yoga berhadapan. Terlebih saat ini Yoga sudah mengetahui semuanya. Pasti suasananya akan canggung.“Surprize,” ucap Vano dengan gembira sambil memeluk maminya.Ayas pun tersenyum kikuk. Ia memang sangat terkejut karena ulah anaknya itu.“Vano kok ke sini?” tanya Ayas.“Aku kan mau makan siang bareng Mami. Emang gak boleh?” sahut Vano, manja.“Bukan begitu, Sayang. Mami kan lagi kerja. Nanti kan kita bisa makan siang di rumah. Lagian Vano harusnya istirahat,” nasihat Ayas.“Oh, jadi Mami gak suka aku datang ke sini? Gitu?” tuduh Vano.“Enggak, bukan begitu. Ya udah kalau kamu mau makan. Sini duduk di sebelah mami!” ajak Ayas.“Oke,” sahut Vano sambil terse

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-18

Bab terbaru

  • After That Night   Keluarga Bahagia (Tamat)

    Saat ini Atas sedang di rumah dan ditemani oleh Gita.“Gimana ya, kok belum ada kabar?” gumam Ayas, khawatir.Ayas ingin menghubungi Tira tapi ia khawatir akan menggangu, sedangkan Tira sengaja tidak menghubungi Ayas karena ingin memberi dia kejutan.“Sabar, Yas. Mungkin mereka sedang dalam perjalanan pulang,” ucap Gita. Ia berusaha menenangkan Ayas.“Semoga aja bener begitu.”Ayas senang di saat seperti ini ada Gita yang menemani, awalnya Yoga juga ada di sana. Tapi ia harus pergi karena ada urusan lain.“Oh, iya. Kamu jadi nikah dengan Mas Yoga?” tanya Ayas, pada Gita. Ia berpikir lebih baik mengobrol dengan Gita daripada terus seperti tadi.“Katanya sih, jadi!” jawab Gita.Ayas mengerutkan kening, “Lho, kok gitu?” tanyanya.“Ya emang begitu, hehehe!” sahut Gita, cengengesan.Ayas berpikir Gita itu seperti tidak niat menikah dengan Yoga, “Kalau kamu gak suka mendingan gak usah, Git!” ucapnya.“Enak aja! Siapa bilang aku gak suka? Oops!” Gita kelepasan.Melihat respon Gita yang seper

  • After That Night   Ayo Kita Pulang

    Dengan raut wajahnya yang datar Tira menatap James dan Ady, “Kalian berdua memang sepertinya sudah bosan hidup,” ucap Tira.James dan Ady saling bertukar pandang, lalu mereka berdua tertawa.Hahaha!“Sepertinya kepala kamu habis terbentur benda keras, ya?” ledek Ady.“Atau mungkin orang yang sudah mau mati kelakuannya memang aneh?” timpal James.Hahaha!James dan Ady kembali menertawai Tira yang hanya diam dan tidak membalas.“Maaf ya, kalau kamu ingin menyalahkan seseorang. Salahkan Ayahmu dan orang ini,” ucap James.Ady hanya tertawa karena ia pikir itu memang benar, “Awalnya aku pikir Anda hanya bekerja untukku, tapi ternyata Anda juga bekerja untuk orang lain,” sahut Ady.“Tuan Ady, kita itu hidup harus bisa memanfaatkan semua kesempatan yang ada. Lagipula hal tersebut tidak melanggar kontrak kerja sama kita,” balas James.Awalnya saat Ady tahun kalau James juga bekerja untuk orang lain, ia sempat marah pada James dan menuding James memanfaatkan dirinya.Namun, setelah James memb

  • After That Night   Tim Penyelamat

    “Apa itu, Tuan James?” tanya Ady.James menyeringai, “Mereka sudah datang,” jawab James.“Hah? Mereka? Siapa?”“Tentu saja tamu yang kita undang, mereka datang sesuai dengan rencanaku,” ucap James. Ia merasa bangga karena Tira dan rombongannya telah terjebak.“Tapi Tuan, kalau mereka mati. Rasanya kurang puas,” balas Ady.“Aku yakin dia tidak akan mati semudah itu, tapi kalau memang dia mati. Mau bagaimana lagi, kan?” sahut James.Ady pun berpikir tidak masalah kalau memang Tira mati sebelum berhasil menemukan putranya, bagi Ady itu sudah cukup memuaskan karena telah memberikan Tira balasan yang setimpal.Sementara itu di mobil yang Tiran dan Daren tumpangi.“Suara ledakan apa itu?” tanya Tira.“Baru saja aku menerima laporan, kalau ternyata akses menuju ke tempat James berada sudah dipasangi jebakan. Anak buah James juga lumayan banyak,” sahut Daren.“Jadi, bagaimana caranya kita ke sana?” tanya Tira.Daren menyeringai, “Jangan khawatir, Tuan. Tentara dan Polisi berpihak pada kita, j

  • After That Night   Dentuman yang Merdu

    Setelah Tira mengantar Ayas pulang, ia langsung pergi menemui Daren di bandara, Daren bergegas menghubungi Tira saat ia menerima tugas.Tidak butuh waktu lama Tira telah sampai di bandara, mobil yang ia tumpangi berhenti di dekat sebuah pesawat jet pribadi.Seorang pria berpakaian serba hitam dengan sebuah kacamata hitam, berdiri di dekat tangga pesawat dan langsung membungkuk saat Tira berjalan ke arahnya.“Tuan, ayo kita selamatkan Putra Anda!” ucap pria itu, yang tidak lain adalah Daren.“Maaf sudah merepotkan, terima kasih karena kamu sudah mau datang dari jauh untuk membantu,” balas Tira.“Tuan dan Nyonya besar sudah sangat berjasa padaku, mana mungkin aku tidak mau membantu.”“Bagaimana dengan Ayah?” tanya Tira. Bagaimanapun juga Daren adalah kepala pengawal Ayahnya Tira.“Lebih baik kita bergegas, Tuan. Aku khawatir pada Putra Anda,” ucap Daren.Sudah lama tidak bertemu dengan Daren membuat Tira banyak mengajukan pertanyaan, akhirnya Tira dan Daren masuk ke dalam pesawat.Setel

  • After That Night   Pasukan Elite

    “Sayang, tunggu!” Sontak Tira langsung mengejar Ayas.Tap!Tira meraih tangan Ayas dan menariknya.“Kalau gak ada yang peduli, biar aku sendiri yang nolong Vano!” ucap Ayas, agak berteriak.Tira menghela napas kasar, “Kamu tenang dulu, sayang. Kita serahkan pada Mama, tapi aku juga gak bisa tinggal diam. Aku juga akan ikut mencari Vano,” ucap Tira.Saat itu Atas yang sedang kesal merasa bodoh, “Sebentar, tadi Papi bilang apa?” tanyanya.“Hem, yang mana?” Tira bertanya balik.“Yang tadi, yang Papi bilang serahkan pada Mama. Apa maksud Papi?”“Oh, itu. Jadi sebenarnya Mamah marah karena Vano hilang, dia bilang menjaga anak satu aja gak bisa,” jelas Tira.Ayas tercenung, “Hah? Mamah marah karena itu?” tanyanya.“Iya, jadi kamu cuman salah paham aja. Justru Mamah malah marah sama kita karena kita gak bisa jagain Vano dengan benar.”Mendengar penjelasan Tira, membuat Ayas merasa menjadi seorang Ibu yang buruk. Ia tidak menyangka kalau Ibu mertuanya justru sangat peduli.“Terus aku harus gi

  • After That Night   Seorang Diri

    “Tira, sini kamu!” panggil Sisca, dengan mata melotot.“Iya, Mah!” jawab Tira. Ia lalu menghampiri mamahnya.“Laras, kamu tunggu di sini!” ucap Sisca.“I-iya, Mah!” jawab Ayas, kikuk.Sementara Tira di ajak pergi oleh mamahnya, Ayas duduk di sofa seorang diri. Ia masih agak canggung dengan Ibu mertuanya itu, Ayas juga tidak tahu harus berbuat apa saat ini.Tira diajak oleh mamahnya ke sebuah ruangan, “Duduk!” ucap Sisca, dengan sikap yang dingin.“Iya, mah.” Tira pun duduk di sebuah sofa.Sudah lama Tira dan Mamahnya tidak bicara seserius ini, terakhir kali mereka berbicara serius adalah saat Tira memutuskan untuk menikahi Ayas.“Tira, kamu tau kenapa mamah memanggil kamu ke sini?” tanya Sisca, serius.Tira hanya menggeleng dan tidak menjawab.“Kamu ini sudah punya anak, seharusnya kamu tidak lagi mementingkan diri kamu sendiri!” ucap Sisca. Ia memarahi putranya itu.“Jadi mamah memang sudah tahu kalau—“ Belum selesai Tira berbicara, Sisca sudah tampak emosi.Brakk!“Tau kalau Vano di

  • After That Night   Dendam

    Di tempat Vano disandera yang merupakan tempat persembunyian James, seorang pria datang menemui James.“Sepertinya semua berjalan dengan lancar, Tuan James!” ucap pria itu.James tampak tersenyum tipis sambil duduk di sofa besar, “Silakan Tuan Ady, anggap saja rumah sendiri,” sahut James.Pria yang baru saja datang itu tidak lain adalah Ady, ia tampak sangat puas dengan kinerja James. “Profesional memang selalu bisa diandalkan,” puji Ady.“Anda terlalu memuji Tuan, aku hanya melaksanakan semuanya sesuai dengan rencana saja,” ucap James.Ady tampak tersenyum tipis, ia lalu menghampiri Vano yang saat ini sedang berada di sebuah kamar.Ceklek!Saat melihat ada orang yang datang dan membuka pintu kamar, Vano sempat berpikir kalau itu adalah Papi atau Maminya.Namun, orang yang muncul ternyata tidak seperti yang Vano harapkan.“Haloo, adik kecil,” sapa Ady, sambil te

  • After That Night   Berpamitan

    Tira kaget bukan main saat tiba-tiba saja Mamahnya menelepon, ia tidak menyangka kalau Mamahnya akan tahu dan akan memarahinya karena Vano hilang.“Mah—“ Belum selesai Tira berbicara, Mamah Tira terus memarahi Tira.“Kalau kamu gak bisa jagain Vano, harusnya kamu bilang! Jangan diem aja!” Mamah Tira terus saja mengomel, sampai-sampai Tira saja tidak diberi kesempatan untuk berbicara.“Sekarang juga, kamu datang ke sini! Biar semua mamah dan papah yang urus!” ucap Mamah Tira dengan sangat tegas.“Tapi, Mah—“ Belum selesai Tira berbicara, mamahnya sudah mengakhiri panggilan tersebut.Panggilan terputus.Ayas yang melihat Tira tampak kebingungan langsung menghampiri, “Pi, ada apa?” tanyanya.“Ini, Mi. Mamah aku marah-marah,” sahut Tira.Sontak Ayas pun tercekat, “Hah? Marah-marah? Emangnya kenapa?” tanya Ayas.&ldqu

  • After That Night   Hanya Berdiam Diri

    “Kamu yakin?” tanya Tira pada Panji.“Iya, Tuan. Saya sangat yakin, karena mereka benar-benar meninggalkan jejak mereka di CCTV yang ada di rumah. Seolah-olah mereka memang sengaja dan memang ingin menantang kita,” jawab Panji. Ia berani berkata seperti itu karena memang hal tersebut sangat tidak masuk akal.Dan satu-satunya kemungkinan yang terjadi mereka memang benar-benar sengaja, semua sudah dapat Panji tebak dengan baik.“Jadi siapa mereka?” tanya Tira. Ia sudah tidak sabar mengetahui siapa orang yang berani melakukan ini pada keluarganya.Akhirnya Panji pun memberi tahu siapa orang yang sudah membawa Vano pergi, ia adalah seorang pembunuh bayaran yang bernama James.“James?” tanya Tira.“Iya, Tuan. James S adalah seorang pembunuh bayaran, ia tidak segan membunuh targetnya dengan sadis. Dan itu semua tergantung dari permintaan kliennya,” ujar Panji.“Yang paling pe

DMCA.com Protection Status