Hari yang dinantikan telah tiba, Arkhana dan keluarga kecilnya kini sampai di Indonesia. Ivander beserta kedua orang tuanya telah menunggu di bandara untuk menyambut kedatangan Arkhana. Mereka sengaja tidak membawa Kiara, karena kondisi Kiara sedang hamil besar dan tidak memungkinkan untuknya berada di sana. "Arkhana, di sini, " panggil Ivander yang tengah bersama kedua orangtuanya. Arkhana menoleh ke arah sumber suara. "Waw, si tengil. Lama ga ketemu kamu, apa kabarmu. bang?" sapa Arkhana pada saudaranya. Setelah saling menyapa, mereka saling berpelukan satu sama lain."Halo kakak ipar? apa kau tidak ingin menyapaku dan keponakanmu?" sangking bahagianya bertemu setelah lima tahun berpisah, mereka sampai melupakan kalau di sana masih ada dua orang yang harus mereka sapa. Siapa lagi kalau bukan Anastasya dan putranya Daffa."Oh maafkan aku Ana, karena terlalu merindukan bocah tengil ini, aku sampai melupakanmu. Bagaimana mungkin adik iparku yang cantik ini?" goda Ivander pada Ana yan
"Sejak kapan kau menikah? Kenapa tidak memberitahuku?" tanya Arkhana pada Ivander, saat ini mereka sedang duduk di gazebo sambil menikmati keindahan sore hari. "Sudah hampir satu tahun," jawab Ivander sambil memberikan makan ikan yang terdapat di kolam ikan. "Waw, ini benar-benar kejutan. Aku tidak pernah membayangkan kau akan menikah. Seingatku kau tidak pernah menjalin hubungan serius pada wanita manapun. Apa yang membuatmu mau menikahinya?" Arkhana begitu antusias menyelidiki kakaknya. "Kiara sangat berbeda. Aku menyukainya sejak pandangan pertama, dan kau tahu pertemuanku dengannya bermula dari pertengkaran," kenang Ivander kala pertama kali ia bertemu Kiara. "Oh ya? sepertinya kisah cinta kalian menarik juga," Arkhana semakin antusias untuk mendengar kelanjutan kisah Ivander dan Kiara. Selanjutnya Ivander menceritakan tentang pertemuannya dengan Kiara, yang diawali dari pertengkaran kecil karena Kiara mengotori mobilnya dan Ivander dengan sengaja menjebak Kiara, lalu memintan
Usai pembicaraannya dengan Ivander, Arkhana merasa terpanggil untuk membantu sang kakak. Tepat pagi hari, Ivander telah bersiap untuk berangkat ke kantor. Namun, Kiara mendadak merasakan sakit diperutnya. "Mas, perut sakit banget kayaknya udah waktunya aku lahiran," ucap Kiara pada suaminya. "Apa? kamu mau lahiran?" Ivander begitu kaget mendengar ucapan sang istri tapi ia merasa sangat bahagia karena sebentar lagi akan ada tamu kecil dirumahnya nanti. "Sebaiknya Abang antarkan saja kak Nadia ke rumah sakit. Mengenai perusahaanmu, serahkan padaku. Nanti aku akan mengurus semuanya," ucap Arkhana pada sang kakak. Merasa terdesak karena Kiara merasakan sakit yang teramat sangat diperutnya, akhirnya Ivander memilih untuk membawa Kiara ke rumah sakit. Sementara itu, Arkhana langsung menggantikan Ivander untuk ke perusahaan. Arkhana sengaja datang ke kantor Ivander untuk menggantikan sang kakak. Arkhana berniat untuk memberikan bantuan pada Ivander. Arkhana tahu persis watak kakaknya
Ditengah-tengah kecemasan Ivander, tiba-tiba Arkhana beserta seluruh keluarga menghampiri Ivander."Bagaimana dengan keadaan Kiara?" tanya Amora yang begitu mengkhawatirkan menantunya."Kiara sedang di ruang persalinan. Sepertinya bayinya akan segera lahir," jelas Ivander pada sang ibu."Momy sudah ga sabar untuk menimang cucu Momy," ujar Amora merasa begitu bahagia membayangkan kelahiran cucunya."Sabar mom, setelah ini kita akan mendapatkan kabar dari dokter," bujuk Arkhana pada sang ibu. Antonio tersenyum sambil merangkul sang istri.Tidak berapa lama kemudian, dokter keluar dari ruang persalinan."Dokter, bagaimana keadaan istri saya?" Ivander langsung menemui dokter dengan wajah penuh harap."Selamat pak Ivander, istri anda telah berhasil melahirkan dengan selamat. Anak anda perempuan," jelas dokter itu padanya."Wah, cucu kita perempuan dad," ucap Amora penuh kebahagiaan. Kedua pasangan paruh baya itu berpelukan penuh kebahagiaan. Berita kelahiran cucunya membuat kedua orang itu
Gery telah sampai di ruangan Daniel, ia mengetuk pintu ruangan itu. Daniel yang yang tadinya sedang menatap foto kenangan sewaktu kuliah, menoleh ke arah Gery. "Pak Gery, ada apa anda di sini?" tanya Daniel yang merasa sedikit terperanjat atas kedatangan Gery. tidak biasanya lelaki itu datang menemuinya, selama ini yang selalu berurusan dengannya hanyalah Ivander tapi kenapa tiba-tiba Gery yang datang menemuinya? "Maaf jika kedatangan saya sedikit mengejutkan anda. Saya di sini sebagai perwakilan dari Rivandra Coorp, ingin memutuskan kerja sama perusahaan kita," tegas Gery pada Daniel. Sontak saja ucapan Gery membuat Daniel terkejut. Ia sudah menduga kalau hal itu pasti terjadi. setelah semua kesalahan yang diperbuatnya pada Ivander, jelas saja Ivander akan memutuskan kerja sama antara perusahaan mereka, dan hal ini pula yang akan membuat petaka untuk perusahaannya. "Kenapa begitu tiba-tiba sekali? bukankah sebelumnya pak Ivander masih belum mengambil keputusan apapun?" tanya Danie
POV ARKHANA Malam itu seorang anak kecil tengah menangis tersedu-sedu. "Hai nak, mengapa kamu sendirian di sini?" tanya seorang pria dewasa yang menghampiri anak kecil itu. Anak itu tidak menjawab dan ia tampak ketakutan. "Nak, katakan siapa namamu dan dimana kau tinggal?" lelaki itu kembali bertanya. Ia merasa iba pada sosok kecil dihadapannya. Anak dengan pakaian lusuh, wajah sedikit lebam dan air mata yang tak henti-hentinya mengalir dari sudut matanya. Entah apa yang terjadi pada anak itu, sepertinya ia baru saja mendapatkan perlakuan kasar yang menyebabkan trauma dalam dirinya. "Ja ... jangan bawa aku pulang. Aku tidak mau pulang," ucap anak itu sambil ketakutan. "Nak, katakan padaku apa yang terjadi pada dirimu?" pria itu mencoba mendekatinya tapi anak itu malah menghindarinya. "Jangan takut, aku bukan orang jahat. Jika kau mempercayaiku kau bisa mengatakan semua yang kau rasakan padaku," bujuk pria itu dengan penuh kesabaran. Anak kecil itu menyentuh ujung kukunya, ia m
Semenjak Arkhana kecil berada di mansion milik Antonio, ia diperlakukan dengan sangat baik. Arkhana di berikan fasilitas sekolah, sandang, pangan dan papan, disanalah bocah kecil itu diperlakukan dengan sangat baik. "Hei, kau siapa? mengapa kau ada di rumahku," seorang bocah kecil yang seumuran dengan Arkhana menatap dengan tatapan aneh. "A... aku ..." Arkhana yang tadinya ingin mengambil mainan dan ingin memainkan mainan yang ia sukai itu, seketika urung menyentuh mainannya. "Ivander, kau sudah bangun nak? kenalkan ini Arkhana, Dady mengajaknya tinggal di rumah kita. Apa kau suka nak?" tanya Antonio pada putra kecilnya. "Teman? memangnya ayah bertemu dengannya dimana?" Ivander kecil menatap pada Arkhana dengan tatapan heran. Ia tidak pernah mengenal anak itu sebelumnya. "Begini nak, Arkhana datang dari tempat yang jauh. Dia tersesat dan Dady mencoba untuk membantunya. Makanya Dady sengaja membawanya datang ke rumah kita supaya dia bisa merasa nyaman dan mendapatkan perlindungan.
Sebenarnya, Gery masih kesal dengan Cheryl tapi ia juga mengkhawatirkan gadis itu. "Ayo aku antar kamu pulang," ucap Gery dengan nada datar pada Cheryl. Gadis itu hanya diam, ia merasa bingung antara harus mengikuti Gery atau tidak. "Kenapa diam saja? Kau mau ku antar pulang tidak?" tanya Gery kembali. Tanpa bertanya Cheryl langsung mengikuti langkah kaki Gery. Gery melangkahkan kakinya ke parkiran tanpa menoleh pada Cheryl, ia sengaja tidak melakukan percakapan dengan Cheryl. Niatnya sebenarnya ingin minum kopi tapi melihat kejadian yang baru saja menimpa Cheryl, ada sedikit rasa iba padanya, tapi tetap saja Gery masih merasa kesal karena ulah Cheryl yang berdampak besar pada perusahaan Ivander. Saat di dalam mobil tidak ada percakapan antara Gery dan Cheryl tapi suasana hening di dalam mobil membuat Cheryl menjadi canggung. "Terimakasih," Tiba-tiba saja Cheryl membuka suara. "Untuk apa?" tanya Gery dingin padanya. "Karena kau sudah mau mengantarkanku pulang," ucap Cheryl padan