Ivander merasa sangat lelah, setelah menghadapi para awak media yang cukup menguras energinya. Ivander ingin segera mengistirahatkan dirinya terlebih dahulu dan ia memilih untuk kembali ke rumah saja. "Gery, gue cukup merasa lelah hari ini. Gue mesti pulang dulu buat menenangkan pikiran gue. Tolong bantu gue untuk mengurus masalah kantor," pintanya pada Gery. Lelaki itu menganggukkan kepala paham. Ia sangat paham, peliknya permasalahan yang sedang dihadapi oleh Ivander saat ini. "Iya Van sebaiknya Lo istirahat aja di rumah. Gue akan menggantikan tugas Lo di sini," bujuk Gery pada sahabatnya. Ia sangat paham dengan kondisipn Ivander saat ini. "Gue kelihatan cape banget ya?" tanya Ivander sambil mengambil jasnya yang tersampir dikursi. selanjutnya Ivander kembali ke rumahnya. *** Sesampainya di rumah Ivander duduk di sofa sambil melonggarkan dasi yang melekat pada kemejanya. "Sayang, kamu udah pulang?" sambut Kiara pada suaminya sambil membawakan minuman dan cemilan untuk suaminy
Tepat pada pagi harinya. Ivander segera membersihkan diri. Kiara sendiri menyiapkan makanan untuk sarapan pagi sang suami. "Sayang, masak apa? harum sekali baunya, bikin aku jadi tidak sabar untuk memakannya," jahil Ivander sambil memeluk istrinya dan menciumi ceruk leher sang istri dari belakang. Ia memang memuji masakan istrinya tapi lebih tepatnya menggoda sang istri saat ini. "Kamu itu, modus banget sich mas. Udah, ayo duduk dulu sini kamu makan dulu jangan gangguin aku," ujar Kiara sambil memegang tangan suaminya dan mengajaknya duduk di meja makan. Kiara tahu persis kebiasaan suaminya itu, kalau Kiara membiarkannya terus-terusan berada dibelakangnya yang ada Ivander akan menyeretnya ke kamar. Ivander tersenyum sambil menatap wajah sang istri sambil menopangkan dagu dikedua tangannya. "Kenapa menatapku seperti itu?" Kiara merasa ada sesuatu yang aneh dengan tatapan suaminya. "Tidak, aku hanya merasa senang bisa menatapmu seperti ini," ucap Ivander pada istrinya. Ia sangat suk
Ivander telah bertekad untuk mengajukan gugatan, ia segera meminta orang kepercayaannya untuk mencari barang bukti. "Van, bagaimana perkembangan kasus Lo?" Gery yang penasaran dengan kelanjutan kasus Ivander kini mulai banyak bertanya. "Ya, seperti yang dikatakan oleh pengacara Lee, gue harus mendapatkan bukti-bukti yang akurat secepatnya," pungkas Ivander sambil membaca berkas-berkas proyek yang telah dikembalikan para investor karena kasus yang dialaminya. Ivander mengalami kerugian yang cukup besar karena kelakuan Cheryl tapi Ivander tidak akan menyerah begitu saja. Ia akan tetap mencoba untuk melakukan yang terbaik bagi kemajuan perusahaannya. "Emangnya Lo minta bantuan sama siapa untuk mencari tahu tentang alat bukti itu?" Gery duduk dihadapan Ivander bersiap untuk mendengarkan cerita sahabatnya itu. "Gue sudah meminta security untuk di melacak kamera CCTV, selebihnya biar Andrew yang akan menyelesaikan semuanya," tukas Ivander. "Syukurlah kalau begitu, semoga urusan Lo le
Cheryl melangkahkan kakinya dengan sangat kesal. Sungguh, ia merasa diperlakukan tidak baik oleh Ivander. Ia merasa sangat malu hari ini. 'Sial! dalam keadaan terjepit seperti itu pun dia masih saja angkuh! tetap saja dia menolakku. Harus dengan cara apalagi, supaya dia mau mengikuti semua keinginanku seperti dulu lagi?' gerutu Cheryl dalam hatinya. Sungguh ia benar-benar sudah kehabisan cara untuk mendapatkan Ivander.Padahal, dulu Ivander sangat tergila-gila padanya, ia selalu melakukan apapun demi menyenangkan hati Cheryl, bahkan ia sanggup mengorbankan kebahagiaannya demi mendapatkan perhatian Cheryl. Sementara, Cheryl saat itu tidak pernah memperdulikan perasaan. Ivander. Dulu, saat Ivander masih tergila-gila padanya, Cheryl mengabaikannya. Hanya memanfaatkan ketulusan Ivander untuk membesarkan hati Ivander. Baginya Ivander hanya tempat untuk bergantung hidup supaya dia bisa bersenang-senang. Sementara, mengenai cinta Ivander Cheryl tidak pernah perduli pada cinta tukus yang di
Damian telah sampai di perusahaan Ivander dengan membawakan bukti rekaman CCTV."Apa tadi ada yang mengetahui kamu meminta bukti rekaman CCTV pada security?" tanya Ivander pada orang kepercayaannya."Sejauh ini tidak ada tuan, hanya saja saat saya akan kembali ke sini, saya sempat berpapasan dengan nona Cheryl tapi untung saja dia tidak mengenali saya jadi tidak ada kesulitan bagi saya untuk mengambil barang bukti yang anda minta," jelas Damian pada Ivander kembali."Baguslah, kalau sampai dia tahu kau adalah orang suruhanku, pasti rencana kita untuk membongkar kebusukan Cheryl akan gagal," ucap Ivander sambil memperhatikan bukti rekaman CCTV."Lihatlah tidak terjadi apapun malam itu, semuanya tampak biasa saja. Cheryl memang licik, dia telah memutar balikkan fakta. Harus gue akui, wanita itu benar-benar sangat terobsesi sama Lo dan dia memang sudah merencanakan semua ini dari lama," "Iya, yang penting saat ini, rekaman CCTV ini telah berada di tangan kita dan secepatnya kita harus m
Damian telah sampai di perusahaan Ivander dengan membawakan bukti rekaman CCTV."Apa tadi ada yang mengetahui kamu meminta bukti rekaman CCTV pada security?" tanya Ivander pada orang kepercayaannya. "Sejauh ini tidak ada Tuan, hanya saja saat saya akan kembali ke sini, saya sempat berpapasan dengan nona Cheryl tapi untung saja dia tidak mengenali saya jadi tidak ada kesulitan bagi saya untuk mengambil barang bukti yang anda minta," jelas Damian pada Ivander kembali."Baguslah, kalau sampai dia tahu kau adalah orang suruhanku, pasti rencana kita untuk membongkar kebusukan Cheryl akan gagal," ucap Ivander sambil memperhatikan bukti rekaman CCTV. "Lihatlah tidak terjadi apa pun malam itu, semuanya tampak biasa saja. Cheryl memang licik, dia telah memutar balikkan fakta. Harus gue akui, wanita itu benar-benar sangat terobsesi sama Lo dan dia memang sudah merencanakan semua ini dari lama," "Iya, yang penting saat ini, rekaman CCTV ini telah berada di tangan kita dan secepatnya kita harus
Saat ini Daniel telah berada dirumahnya ia bersandar di sofa untuk melepaskan kepenatannya. Tidak pernah terpikirkan oleh Daniel, akan menghancurkan sahabatnya sendiri karena ulah adiknya yang teramat dia sayangi dan percaya selama ini. Daniel merasa malu karena telah menuduh Ivander, dia tidak menduga Cheryl telah membohonginya untuk kepentingan pribadinya dan sekarang hubungan baiknya dengan Ivander hancur karena ulah Cheryl. "Kak, aku minta maaf. Aku sudah melakukan kesalahan," Cheryl menghampiri Daniel yang tampak rapuh. Daniel hanya sekilas menoleh pada sang adik, kemudian ia menghela nafas berat. "Kak, tolong jangan mendiamkan aku, kalau kakak ingin marah padaku, marah saja. Pukul aku kak..." "Sudahlah Cheryl, kamu tidak perlu seperti itu. Semuanya sudah terjadi, pergilah aku ingin istirahat," ucap Daniel tanpa ingin memperhatikan wajah Cheryl. Ia benar-benar kecewa pada adiknya. Tampak jelas dari raut wajah Daniel. "Kakak, aku mohon maafkan aku. Aku melakukan itu semua kare
Ivander dan Kiara telah sampai di mansion. Saat ini mereka berkunjung ke kediaman orang tua Ivander. "Bagaimana tadi sidangnya nak? apa semuanya berjalan lancar?" tanya Amora sambil menghampiri putranya. "Semuanya lancar ma. Akhirnya aku bisa membuktikan kalau aku tidak melakukan kesalahan apapun pada Cheryl," jelas Ivander pada sang ibu. "Syukurlah nak, mama senang mendengarnya. Kamu tahu, saat wanita mengaku dia sedang mengandung anak kamu, hati mama hancur banget mendengarnya," lirih Amora pada putranya. Sungguh, Amora tidak bisa mempercayai putranya akan berbuat seperti itu. Seburuk-buruknya kelakuan Ivander diluaran, dia tidak akan menyebarkan benihnya sembarangan. Jauh sebelum Ivander mengenal Kiara, dia memang seorang pemain, tapi Ivander selalu bermain cantik. Setiap kali ia akan berhubungan pasti akan mengenakan pengaman, sehingga setiap wanita yang dikencaninya hanya sebagai partner ranjang saja. Tidak akan ada hubungan lain setelah mereka berpisah. Beda halnya, saat Iv