Ivander telah bertekad untuk mengajukan gugatan, ia segera meminta orang kepercayaannya untuk mencari barang bukti. "Van, bagaimana perkembangan kasus Lo?" Gery yang penasaran dengan kelanjutan kasus Ivander kini mulai banyak bertanya. "Ya, seperti yang dikatakan oleh pengacara Lee, gue harus mendapatkan bukti-bukti yang akurat secepatnya," pungkas Ivander sambil membaca berkas-berkas proyek yang telah dikembalikan para investor karena kasus yang dialaminya. Ivander mengalami kerugian yang cukup besar karena kelakuan Cheryl tapi Ivander tidak akan menyerah begitu saja. Ia akan tetap mencoba untuk melakukan yang terbaik bagi kemajuan perusahaannya. "Emangnya Lo minta bantuan sama siapa untuk mencari tahu tentang alat bukti itu?" Gery duduk dihadapan Ivander bersiap untuk mendengarkan cerita sahabatnya itu. "Gue sudah meminta security untuk di melacak kamera CCTV, selebihnya biar Andrew yang akan menyelesaikan semuanya," tukas Ivander. "Syukurlah kalau begitu, semoga urusan Lo le
Cheryl melangkahkan kakinya dengan sangat kesal. Sungguh, ia merasa diperlakukan tidak baik oleh Ivander. Ia merasa sangat malu hari ini. 'Sial! dalam keadaan terjepit seperti itu pun dia masih saja angkuh! tetap saja dia menolakku. Harus dengan cara apalagi, supaya dia mau mengikuti semua keinginanku seperti dulu lagi?' gerutu Cheryl dalam hatinya. Sungguh ia benar-benar sudah kehabisan cara untuk mendapatkan Ivander.Padahal, dulu Ivander sangat tergila-gila padanya, ia selalu melakukan apapun demi menyenangkan hati Cheryl, bahkan ia sanggup mengorbankan kebahagiaannya demi mendapatkan perhatian Cheryl. Sementara, Cheryl saat itu tidak pernah memperdulikan perasaan. Ivander. Dulu, saat Ivander masih tergila-gila padanya, Cheryl mengabaikannya. Hanya memanfaatkan ketulusan Ivander untuk membesarkan hati Ivander. Baginya Ivander hanya tempat untuk bergantung hidup supaya dia bisa bersenang-senang. Sementara, mengenai cinta Ivander Cheryl tidak pernah perduli pada cinta tukus yang di
Damian telah sampai di perusahaan Ivander dengan membawakan bukti rekaman CCTV."Apa tadi ada yang mengetahui kamu meminta bukti rekaman CCTV pada security?" tanya Ivander pada orang kepercayaannya."Sejauh ini tidak ada tuan, hanya saja saat saya akan kembali ke sini, saya sempat berpapasan dengan nona Cheryl tapi untung saja dia tidak mengenali saya jadi tidak ada kesulitan bagi saya untuk mengambil barang bukti yang anda minta," jelas Damian pada Ivander kembali."Baguslah, kalau sampai dia tahu kau adalah orang suruhanku, pasti rencana kita untuk membongkar kebusukan Cheryl akan gagal," ucap Ivander sambil memperhatikan bukti rekaman CCTV."Lihatlah tidak terjadi apapun malam itu, semuanya tampak biasa saja. Cheryl memang licik, dia telah memutar balikkan fakta. Harus gue akui, wanita itu benar-benar sangat terobsesi sama Lo dan dia memang sudah merencanakan semua ini dari lama," "Iya, yang penting saat ini, rekaman CCTV ini telah berada di tangan kita dan secepatnya kita harus m
Damian telah sampai di perusahaan Ivander dengan membawakan bukti rekaman CCTV."Apa tadi ada yang mengetahui kamu meminta bukti rekaman CCTV pada security?" tanya Ivander pada orang kepercayaannya. "Sejauh ini tidak ada Tuan, hanya saja saat saya akan kembali ke sini, saya sempat berpapasan dengan nona Cheryl tapi untung saja dia tidak mengenali saya jadi tidak ada kesulitan bagi saya untuk mengambil barang bukti yang anda minta," jelas Damian pada Ivander kembali."Baguslah, kalau sampai dia tahu kau adalah orang suruhanku, pasti rencana kita untuk membongkar kebusukan Cheryl akan gagal," ucap Ivander sambil memperhatikan bukti rekaman CCTV. "Lihatlah tidak terjadi apa pun malam itu, semuanya tampak biasa saja. Cheryl memang licik, dia telah memutar balikkan fakta. Harus gue akui, wanita itu benar-benar sangat terobsesi sama Lo dan dia memang sudah merencanakan semua ini dari lama," "Iya, yang penting saat ini, rekaman CCTV ini telah berada di tangan kita dan secepatnya kita harus
Saat ini Daniel telah berada dirumahnya ia bersandar di sofa untuk melepaskan kepenatannya. Tidak pernah terpikirkan oleh Daniel, akan menghancurkan sahabatnya sendiri karena ulah adiknya yang teramat dia sayangi dan percaya selama ini. Daniel merasa malu karena telah menuduh Ivander, dia tidak menduga Cheryl telah membohonginya untuk kepentingan pribadinya dan sekarang hubungan baiknya dengan Ivander hancur karena ulah Cheryl. "Kak, aku minta maaf. Aku sudah melakukan kesalahan," Cheryl menghampiri Daniel yang tampak rapuh. Daniel hanya sekilas menoleh pada sang adik, kemudian ia menghela nafas berat. "Kak, tolong jangan mendiamkan aku, kalau kakak ingin marah padaku, marah saja. Pukul aku kak..." "Sudahlah Cheryl, kamu tidak perlu seperti itu. Semuanya sudah terjadi, pergilah aku ingin istirahat," ucap Daniel tanpa ingin memperhatikan wajah Cheryl. Ia benar-benar kecewa pada adiknya. Tampak jelas dari raut wajah Daniel. "Kakak, aku mohon maafkan aku. Aku melakukan itu semua kare
Ivander dan Kiara telah sampai di mansion. Saat ini mereka berkunjung ke kediaman orang tua Ivander. "Bagaimana tadi sidangnya nak? apa semuanya berjalan lancar?" tanya Amora sambil menghampiri putranya. "Semuanya lancar ma. Akhirnya aku bisa membuktikan kalau aku tidak melakukan kesalahan apapun pada Cheryl," jelas Ivander pada sang ibu. "Syukurlah nak, mama senang mendengarnya. Kamu tahu, saat wanita mengaku dia sedang mengandung anak kamu, hati mama hancur banget mendengarnya," lirih Amora pada putranya. Sungguh, Amora tidak bisa mempercayai putranya akan berbuat seperti itu. Seburuk-buruknya kelakuan Ivander diluaran, dia tidak akan menyebarkan benihnya sembarangan. Jauh sebelum Ivander mengenal Kiara, dia memang seorang pemain, tapi Ivander selalu bermain cantik. Setiap kali ia akan berhubungan pasti akan mengenakan pengaman, sehingga setiap wanita yang dikencaninya hanya sebagai partner ranjang saja. Tidak akan ada hubungan lain setelah mereka berpisah. Beda halnya, saat Iv
Hari yang dinantikan telah tiba, Arkhana dan keluarga kecilnya kini sampai di Indonesia. Ivander beserta kedua orang tuanya telah menunggu di bandara untuk menyambut kedatangan Arkhana. Mereka sengaja tidak membawa Kiara, karena kondisi Kiara sedang hamil besar dan tidak memungkinkan untuknya berada di sana. "Arkhana, di sini, " panggil Ivander yang tengah bersama kedua orangtuanya. Arkhana menoleh ke arah sumber suara. "Waw, si tengil. Lama ga ketemu kamu, apa kabarmu. bang?" sapa Arkhana pada saudaranya. Setelah saling menyapa, mereka saling berpelukan satu sama lain."Halo kakak ipar? apa kau tidak ingin menyapaku dan keponakanmu?" sangking bahagianya bertemu setelah lima tahun berpisah, mereka sampai melupakan kalau di sana masih ada dua orang yang harus mereka sapa. Siapa lagi kalau bukan Anastasya dan putranya Daffa."Oh maafkan aku Ana, karena terlalu merindukan bocah tengil ini, aku sampai melupakanmu. Bagaimana mungkin adik iparku yang cantik ini?" goda Ivander pada Ana yan
"Sejak kapan kau menikah? Kenapa tidak memberitahuku?" tanya Arkhana pada Ivander, saat ini mereka sedang duduk di gazebo sambil menikmati keindahan sore hari. "Sudah hampir satu tahun," jawab Ivander sambil memberikan makan ikan yang terdapat di kolam ikan. "Waw, ini benar-benar kejutan. Aku tidak pernah membayangkan kau akan menikah. Seingatku kau tidak pernah menjalin hubungan serius pada wanita manapun. Apa yang membuatmu mau menikahinya?" Arkhana begitu antusias menyelidiki kakaknya. "Kiara sangat berbeda. Aku menyukainya sejak pandangan pertama, dan kau tahu pertemuanku dengannya bermula dari pertengkaran," kenang Ivander kala pertama kali ia bertemu Kiara. "Oh ya? sepertinya kisah cinta kalian menarik juga," Arkhana semakin antusias untuk mendengar kelanjutan kisah Ivander dan Kiara. Selanjutnya Ivander menceritakan tentang pertemuannya dengan Kiara, yang diawali dari pertengkaran kecil karena Kiara mengotori mobilnya dan Ivander dengan sengaja menjebak Kiara, lalu memintan