Ray, Manthis, Ben, John dan Ogong Lee kini duduk di sebuah ruangan santai di rumah Ray, di taman belakang yang luas. Masih terdengar heboh teriakan anak-anak yang juga teman-teman Celina merayakan ultah gadis cilik yang ke 4 tahun ini.
Setelah saling berpelukan, ke empat personel The Stollen’s yang sangat lama tidak berkumpul komplet ini saling bercerita ringan satu sama lain, kadang sambil tergelak.
Tentu ada yang berbeda kini, karena semua personel bukan lagi remaja, tapi semuanya sudah pemuda dewasa.
“Okehhh, jadi gini lo-lo olang semuanya, kita udah sepakat, The Stollen’s akan kembali belsatu, owe udah punya lencana, show ini akan sangat wahh, sekaligus akan di lekam dan kelak akan kita jual secala komelsilll, owe yakin kemunculan kalian semua akan mencetak rekolll baluuu!” kata Ogong Lee dengan logat cadelnya sambil tertawa.
Ray hanya manggut-manggut, Manthis, Ben dan John diam sambil tersenyum.
“Soal itu udah aman koh, intinya kami sudah
Bagaimana sikap Ray selanjutnya terhadap Manthis...? Apakah dia akan luluh dan merestui hubungan Manthis dengan adiknya Stefani...?
Dua minggu setelah show reunion yang sangat sukses, The Stollen’s kumpul lagi untuk membahas persiapan tour ke 25 kota besar di Indonesia, sekaligus promo album baru mereka yang diluncurkan berbarengan saat show tersebut. Mereka kini makin kompak, ternyata usia yang makin matang membuat ke empat personel The Stollen’s ini mampu menahan ego masing-masing, terutama Ray yang selama ini sangat dominan di antara Ben, John dan Manthis. Saat latihan kembali, Manthis ternyata datang duluan, sementara Ray, Ben dan John belum terlihat batang hidungnya, Manthis pun iseng-iseng main piano dan melantunkan lagu yang baru dia ciptakan saat dalam perjalanan menuju studio ini di mobil bersama Nadu tadi. Lagunya tentu saja rasa kangennya pada Stefani, yang sangat lama tidak bertemu. Diapun memberi judul untuk lagunya ini “Cinta yang Selalu Ku Tunggu”. Saking menghayatinya menyanyikan lagu itu, dia tak sadar Ray sudah datang dan mendiamkan saja ulah Manthis. Tak
Rencana pernikahan Manthis dan Stefani tinggal dua minggu lagi, sebuah stasiun TV swasta telah sepakat mengontrak mahal pasangan fenomenal ini. Fenomenal karena Manthis mengakhiri masa lajangnya di usia emasnya sebagai selebriti papan atas. Sedangkan Stefani selama ini tak terdengar atau terendus media pernah dekat dengan Manthis. Yang public ketahui, Stefani hanya dekat sebagai sahabat saja dengan seluruh personel The Stollen’s, tak pernah ada info kalau Stefani malah dekat secara asmara dengan sang vocalis group ini. Para jurnalis infotaiment hanya tahunya Stefani adik Ray, drummer The Stollen’s, tapi dari sinilah hebatnya para jurnalis, mereka terus mengulik siapa Stefani ini dan di dapatlah informasi mengejutkan, kalau orang tua Ray dan Stefani ini bukanlah orang sembarangan, karena termasuk salah satu orang terkaya di Indonesia. Termasuk pendidikan Stefani yang merupakan lulusan sebuah universitas bonafid di Belanda, dan di sebut-sebut ak
Manthis pun menceritakan soal Gerald ini pada Aman dan Nadu, kedua sahabatnya ini sama-sama kaget. Namun Aman sependapat dengan Manthis, tes DNA akan lebih baik agar jelas semuanya. “Yang aku khawatirkan soal tes DNA ini, takutnya bocor ke media dan akan berimbas pada pernikahan kamu dengan Stefani kelak?” kata Aman sambil menatap Manthis. “Iya itu juga yang aku khawatirkan…namun apa boleh buat, inilah imbas masa lalu yang kelam dan aku harus bertanggung jawab,” kata Manthis yang tetap terlihat tenang, Aman dan Nadu mengangguk-angguk kini salut dengan Manthis yang santai dan siap dengan segala resikonya. Beda jauh dengan dulu, di mana Manthis sempat depresi dan mabuk-mabukan, saat video mesumnya beredar dan dia di hujat sana-sini oleh masyarakat. Aman kemudian di minta Manthis untuk mencari dokter agar secepatnya anak Gerald di tes DNA. “Aku rasa, lebih cepat lebih baik. Apalagi Kiki anak perempuan Gerald itu sudah berumur lebih 2 tahunan dan hampir 3
Aman Sohela SH hanya bisa menghela nafas panjang, dia kini sedang duduk berdua dengan Gerald di sebuah kafe. Di depan mereka ada amplop coklat berisi hasil tes DNA yang 3 minggu lalu sudah dilakukan dan hasilnya sudah keluar. “Apa sekarang yang ingin kamu lakukan dengan Manthis?” tanya Aman sambil menatap wajah Gerald. “Aku sudah bilang dengan Manthis tempo hari, tak perlu menikahiku…aku hanya perlu tanggung jawab dia terhadap Kiki!” sahut Gerald sambil menatap balik wajah Aman. Pengacara muda yang lagi naik daun ini hanya mengangguk-angguk paham. “Baiklah…tanda tangani berkas ini, intinya Manthis de Jong tetap bertanggung jawab sebagai ayah biologis Kiki de Jong…ya Kiki kini berhak menyandang nama Kiki de Jong, karena hasil DNA identik dan Manthis adalah ayahnya!” Aman lalu menyodorkan sebuah berkas yang harus di tanda tangani Gerald. Aman menyodorkan berkas dua rangkap yang sudah di beri materai, di sana Aman sebagai kuasa hukum Manthis de J
Setelah agak sore dan puas berjalan-jalan dengan Kiki, Manthis pun mengantar anak biologisnya pulang ke rumah, hari sudah jelang Magrib ketika mereka tiba di rumah tersebut. “Pah, jangan pulang dulu, temani Kiki belajar donkk, Kiki kesepian ga ada Mamah?” Kiki lantas menarik tangan Manthis ke dalam rumah. Yatmi, neneknya yang melihat ulah Kiki ikut menyarankan Manthis mau menuruti kehendak Kiki. “Kalau nak Manthis tak ada kesibukan dan mumpung lagi santai, mampir saja dulu, temanilah Kiki, kebetulan abis mahgrib ini, tante mau ke kundangan di RT sebelah. Kasian Kiki tak ada temannya dan sendirian di rumah!” Manthis akhirnya menganggukan kepala, dia juga izin mau sholat magrib, karena azan sudah terdengar. Selama ini Manthis tak pernah sampai masuk ke rumah ini, biasanya dia hanya sampai teras, baik saat menjemput Kiki ataupun mengantar pulang. Manthis masih segan masuk ke rumah Gerald ini, padahal baik Gerald atau Yatmi tak pernah melarang Manthis kal
Jam 10 kurang 10 menit, Gerald kaget saat melihat ada taksi online mampir di depan rumahnya, lebih kagetnya lagi, yang turun dari taksi online itu Manthis, dengan pakaian menyamar, yakni topi dan masker di mulut. “Kok pake taksi, mobil Abang yang banyak pada kemana?” tanya Gerald. “Kita hari ini pake mobil kamu aja jalan-jalannya, kalau ga salah, hari kan ultah kamu yang ke 26 tahun!” Gerald langsung tertawa. “Udah telat bang, udah 5 hari yang lalu ultahnya!” Gerald kemudian mempersilahkan Manthis masuk, Kiki saat itu sedang mandi. Kiki tentu saja sangat senang hari ini bisa jalan-jalan dengan ibunya dan Manthis, gadis cilik ini merasa sangat bahagia, seolah-olah hari ini dia sudah memiliki keluarga yang utuh. “Kita mau kemana Bang?” tanya Stefani sambil memperhatikan Manthis nyiter mobil sedannya yang sudah berumur hampir 10 tahunan, itupun di beli Stefani dengan cara nyicil selama 3,5 tahun. “Iyaa pahh, kita mau kemana ini?” Kiki yan
Sesuatu yang awalnya di tahan-tahan, lalu kemudian terbuka, ibarat bendungan besar yang airnya sudah penuh, lalu tiba-tiba jebol. Airnya akan menerjang apapun yang ada di hadapan tanpa apapun sesuatu yang dapat menahannya. Kiki terbangun saat pagi dan dia bermaksud ingin mendatangai ibunya dan juga Manthis, tapi gadis kecil ini tertegun saat sampai di depan pintu kamar kedua orangtuanya biologisnya ini. Dia menajamkan pendengarannya dan dia tersenyum-senyum sendiri, sebab dia hapal suara siapa di dalam kamar hotel itu. Kiki kembali ke kamarnya dan diapun melanjutkan tidurnya, senyum masih ada di bibir gadis kecil yang merah dan tipis. Manthis dan Gerald di pagi hari yang dingin itu lupa kalau Kiki sudah bukan anak-anak yang di beri permen akan berteriak kegirangan. Di usianya yang sudah menginjak hampir 8 tahunan, dia paham kedua orang tua biologisnya ini sedang memadu kasih. Suara desahan Gerald terdengar lembut kadang agak nyaring, i
Tak pernah terpikir bahkan dalam mimpi sekalipun di hati Manthis, kalau dia akan menjalani kehidupan poligami dengan Stefani dan Gerald. Poligami Manthis tentu saja berbeda, karena Manthis terpaksa tidak berani terang-terangan dengan Stefani. Untungnya Gerald memahami perasaan Manthis yang kini sudah sah sebagai suaminya, setelah ijab kabul di sebuah desa di daerah Cikarang Bekasi tersebut. Cinta mereka yang berawal dari sebuah ketertarikan di sebuah acara fashion show hingga berbuah skandal, lalu berlanjut penjara dan Gerald hamil serta melahirkan Kiki, hasil hubungannya dengan Manthis, siapa yang menduga kini mereka telah sah menjadi suami istri. Aman Soleha SH sendiri yang merupakan sohib sekaligus pengacara Manthis sampai melongo melihat perjalanan asmara Gerald dan Manthis ini. Saat melihat Kiki, anak Gerald dan Manthis yang makin besar, Aman sudah bisa menduga, gadis cilik berdarah blasteran ini akan mengalahkan Gerald dalam hal kecantikan kelak
James tertawa sambil mengangguk, sambil jalan menuju mushalla yang ada di cottage itu, James bercerita kalau dia sudah tertarik mualaf sejak 10 tahunan yang lalu, tapi mantap mualaf 3 tahunan yang lalu setelah melihat orang rame sholat Idul Fitri dan COVID-19 merebak, di mana harus cuci tangan dan kaki yang bersih, sehingga James pun memantapkan hatinya. Ternyata Sheila, ibunya sangat mendukung, termasuk Andrew, ayah sambungnya, apalagi James sudah dewasa dan tentu sudah matang berpikir. James kini setiap hari melihat Kania syuting dan setelah syuting keduanya sering jalan berdua, hingga tak terasa syuting 5 harian kelar dan Kania harus bersiap pulang kembali ke Jakarta. James yang bersikap dewasa kaget saat Kania mengatakan kini banyak menerima job film, sehingga sering meninggalkan rumah. James pun memberi nasehat ke wanita jelita yang makin matang ini, agar jangan lagi ambil semua job film atau iklan. “Kasian Aji, dia butuh kamu Kania, apalagi ini masa-masa perkembangan dia!”
“Tak apa Mas Rafsa…nama saya Tikno, saya malah tak mengira malam ini bisa melihat langsung acara hebat ini, tak bakal saya lupakan seumur hidup, selamat yaa buat Mas Rafsa dan Mba Stella, moga secepatnya menikah dan punya anak-anak yang tak kalah ganteng dan cantik seperti papa dan ibunya ini!”Rafsa lalu memanggil Tarot sopir pribadinya, dan minta diambilkan tas kecil, tak sampai 10 menitan Tarot balik lagi, Rafsa lalu mengambil selembar cek, yang sudah bertuliskan angka uangnya di sana.“Pa Tikno, saya tak bawa uang cash, ini selembar cek sebesar 50 juta, bisa bapak uangkan kapan saja, bawa saja ke bank yaang tertera di cek itu…!” Tikno hampir terlonjak kaget, tak mengira akan dapat cek senilai fantastis bagi ukurannya. Tapi bagi Rafsa itu angka yang sangat kecil.Setelah menyalami Rafsa sampai tangannya dan juga tangan Stella di cium, lalu Rafsa mengenalkan ke ayah bundanya, Tikno sampai minta foto selfie, karena dia meng
Setelah adegan romantis itu selesai di putar, di mana Rafsa terlihat mencium dahi Stella, Mami Stefani tersenyum dan terlihat puas.Dia tak memperdulikan bagaimana dua sejoli itu saling lirik dengan wajah bak udang rebus, malu tak terkira, kenapa sampai di putar adegan itu dan di tonton ratusan orang, suara suit-suit terdengar, hingga kedua sejoli ini makin malu.Rafsa dan Stella tak menyangka kalau ada yang diam-diam merekam dan saat ini di tatap ratusan undangan.Kini semuanya butuh jawaban, apa maksud di putarnya adegan romantis itu, di acara ultah sang crazy tampan ini.“Nahh para undangan semua…malam ini saya ingin mengumumkan, di ultah Rafsa De Jong yang ke 27 tahun, dia akan kami tunangkan dengan kekasihnya yang ada di sampingnya ini dan pernikahan pun akan segera di gelar secepatnya!”Maka riuhlah semuanya, tak mengira kalau dua sejoli itu malam ini akan bertunangan. Banyak yang kaget, terutama keluarga Manthis de Jong, k
Di tata dengan sangat mewah, membuat semua tamu undangan yang terlihat berjalan menyingkir kaget, tak mengira ada motor nyelonong masuk ke rumah ini.Bagaimana tak kaget, kenapa ada motor ojek daring bisa nyelonong masuk ke rumah mewah dan eksklusife ini, ini sama dengan cari penyakit.Tapi saat melihat Rafsa di boncengan motor online itu semua tertawa, mereka kini mulai bercanda, kalau di crazy rich tampan itu sedang bikin sebuah pesta kejutan.“Dasarrrr, si crazy rich ternyata yang bikin ulah, ada-ada saja kejutan di ultahnya kali ini, tapi aseek juga nih, jadi penasaran, apalagi kejutan yang akan dia buat!” ungkap tamu-tamu berpakaian perlente dan juga para ART yang terlihat sibuk hilir mudik melayani tamu-tamu undangan.Motor ojek online berhenti tepat di tengah-tengah taman dan tak jauh dari panggung kecil yang di tata sedemikian rupa, sehingga Rafsa sukses menjadi pusat perhatian, semua kaget hingga terdiam, termasuk pemain musik, tak me
Desy pun melayani dengan baik Stella dan Rafsa, Stella tanpa sungkan kembali mengajak Desy bercakap-cakap dan bilang jodoh banget ketemu lagi dengan pramugari cantik ini.Rafsa hanya tersenyum melihat calon istrinya ini bercakap akrab dengan Desy. Keramah tamahan Stella membuat Desy kagum dan makin hormat pada Stella yang dianggapnya wanita berkelas yang sangat ramah.Sebagai pramugari, Stella bisa menilai penumpang-penumpang nya yang tajir melintir, ataupun pura-pura tajir.Desy hapal semuanya, sehingga rasa hormatnya langsung tinggi pada Stella, termasuk Rafsa yang terlihat cool serta tak genit dan tetap bersikap wajar.Sesampainya di bandara, keduanya berpisah, Rafsa langsung pulang ke rumah, saat Rafsa ingin mengantarnya pulang, Stella langsung tertawa dan bilang mending Rafsa segera menemui ke tiga orang tuanya untuk melamarnya segera.“Ingat jangan kelamaan atau calon ibu anak-anakmu ini akan di lamar orang lain!” kelakar Stella d
Stella lalu turun dari panggung kecil dan berjalan perlahan menuju Rafsa yang sedang berdiri dan merentangkan tangan bersiap memeluk gadis yang sudah meruntuhkan hatinya ini.Stella lalu memeluk pemuda ini, tepuk tangan makin membahana, saat tubuh bak model ini tenggelam dalam pelukan pemuda tampan bertubuh atletis ini.“I Love so much…!” bisik Rafsa.“Love youu to…!” bisik Stella.Stella merenggangkan pelukan dan menatap wajah Rafsa yang tersenyum kecil dan terlihat mata pemuda itu agak berkaca-kaca, terharu cintanya tak lagi bertepuk sebelah tangan.Mereka tak sadar kelakuan mereka masih disaksikan puluhan pengunjung yang terus bertepuk tangan dan diam-diam ada yang merekam adegan romantis ini dan hanay hitungan menit tersebar di media sosial dan tentu saja ada yang kaget melihat adegan romantis ini, siapa lagi kalau bukan Mami Stefani dan Mami Gerald, yang mengirimkan rekaman itu ternyata Kiki, kakakny
“Heiii tomboy, dengarin yaa, tiga bulan lagi aku dan Rina akan menikah!” sahut Sohai.“Apaa…kapan kalian jadian, setahuku kamu kan suka gonta ganti pacar ngikutin gaya sahabat elo si Rafsa, kok bisa-bisanya akan menikah dengan sahabatku, jangan-jangan kamu pelet yaa?” ceplos Stella yang tentu saja kaget, tak menyangka dua sahabatnya ini malah akan menikah, padahal tak terdengar pacaran.“Sembarangan mana ada pake pelet, namanya juga jodoh tomboiiii, pokoknya pas resepsi kamu wajib hadir yaa, awas kalau nggak datang, gua coret lo jadi sahabat bini gua ini!” sahut Sohai cengengesan, bahkan dia langsung mencium pipi Rina.“Ehhh sahabat elo si Rafsa dah tahu belum..?”“Tau donkk, dia sama kayak kamu, kaget, tapi setelahnya janji akan datang ke pernikahan dan resepsi kami, dia malah mau ngasih kado rumah lohh, nggak rugi gua punya sahabat he-he-he!” ceplos Sohai lagi, Rina hanya tertawa saja me
Rafsa masih terdiam dan menatap pintu itu dengan nanar, tanpa Rafsa sadari, Stella bersandar pada dinding pintu tersebut, dia tersenyum sendiri.Ia lalu berlari ke kasur dan langsung memvidcal sahabatnya Rina yang berada di Jakarta.“Benarann….kalian se hotel yaa di Singapura, jangan-jangan udah belah duren nihh!” sahut Rina sambil tertawa berderai di vidcal itu.“Enakk ajee, gue bukan elo kalee, gue masih ingat lah, ga bakalan mau gue pecah sebelum menikah!”“So…kapan nihh kalian nikah, kan tadi kamu bilang barusan di lamar!”“Ntar ajahh, biarkan dia makin cinta!”“Eitttsss….hati-hati ntar nangis bombaiiii lagi kalau Rafsa dengan yang lain, udah kalian cepat-cepat pulang dan segera menikah, bereskan!”“Tenang ajahh, biarkan Rafsa terus mengejarku…aku hanya ingin menyakinkan hati, anggap tes buat dia!”“Lhaaa pakeee tes seg
“Hmmm…kalau nggak enak pesananku ini, ya udah sono kamu pesan sendiri, biar pelan-pelan aku makan ini, songong amat sihh, makanan enak gini dibilang tak enak!” sungut Stella sambil mengaut sayuran, Stella memang agak vegetarian, sehingga badannya tetap langsing bak model dan mengeluarkan aroma yang harum, dan tadi sempat membuat pemuda di depannya ini makin senewen di buatnya.“Pemarah banget sihh…tau nggak kenapa tak enak!”Stella langsung mengangkat wajahnya. “Iya kenapa tak enak?”“Karena kemanisan wajah kamu hilang, hingga makanan ini hambar…senyum donk, dan ceria, masa kita makan diam-diaman ajee?”“Anjriittt…gue di gombalinnn, basiiii tauuu!” kini Stella terbahak. Rafsa kini tertawa kecil.Stella langsung mengambil ampal daging bulat dan melemparkan ke wajah Rafsa, tapi luput, karena Rafsa mampu menghindar.“Kamu memang buaya cap biawak, hampi