Setelah agak sore dan puas berjalan-jalan dengan Kiki, Manthis pun mengantar anak biologisnya pulang ke rumah, hari sudah jelang Magrib ketika mereka tiba di rumah tersebut.
“Pah, jangan pulang dulu, temani Kiki belajar donkk, Kiki kesepian ga ada Mamah?” Kiki lantas menarik tangan Manthis ke dalam rumah.
Yatmi, neneknya yang melihat ulah Kiki ikut menyarankan Manthis mau menuruti kehendak Kiki.
“Kalau nak Manthis tak ada kesibukan dan mumpung lagi santai, mampir saja dulu, temanilah Kiki, kebetulan abis mahgrib ini, tante mau ke kundangan di RT sebelah. Kasian Kiki tak ada temannya dan sendirian di rumah!” Manthis akhirnya menganggukan kepala, dia juga izin mau sholat magrib, karena azan sudah terdengar.
Selama ini Manthis tak pernah sampai masuk ke rumah ini, biasanya dia hanya sampai teras, baik saat menjemput Kiki ataupun mengantar pulang. Manthis masih segan masuk ke rumah Gerald ini, padahal baik Gerald atau Yatmi tak pernah melarang Manthis kal
Bagaimana selanjutnya hubungan Manthis dan Gerald...? Apakah akan timbul benih-benih cinta antara Manthis dan Gerald...? Apakah Stefani kelak tahu...? Tunggu yaa di bab berikutnya...!
Jam 10 kurang 10 menit, Gerald kaget saat melihat ada taksi online mampir di depan rumahnya, lebih kagetnya lagi, yang turun dari taksi online itu Manthis, dengan pakaian menyamar, yakni topi dan masker di mulut. “Kok pake taksi, mobil Abang yang banyak pada kemana?” tanya Gerald. “Kita hari ini pake mobil kamu aja jalan-jalannya, kalau ga salah, hari kan ultah kamu yang ke 26 tahun!” Gerald langsung tertawa. “Udah telat bang, udah 5 hari yang lalu ultahnya!” Gerald kemudian mempersilahkan Manthis masuk, Kiki saat itu sedang mandi. Kiki tentu saja sangat senang hari ini bisa jalan-jalan dengan ibunya dan Manthis, gadis cilik ini merasa sangat bahagia, seolah-olah hari ini dia sudah memiliki keluarga yang utuh. “Kita mau kemana Bang?” tanya Stefani sambil memperhatikan Manthis nyiter mobil sedannya yang sudah berumur hampir 10 tahunan, itupun di beli Stefani dengan cara nyicil selama 3,5 tahun. “Iyaa pahh, kita mau kemana ini?” Kiki yan
Sesuatu yang awalnya di tahan-tahan, lalu kemudian terbuka, ibarat bendungan besar yang airnya sudah penuh, lalu tiba-tiba jebol. Airnya akan menerjang apapun yang ada di hadapan tanpa apapun sesuatu yang dapat menahannya. Kiki terbangun saat pagi dan dia bermaksud ingin mendatangai ibunya dan juga Manthis, tapi gadis kecil ini tertegun saat sampai di depan pintu kamar kedua orangtuanya biologisnya ini. Dia menajamkan pendengarannya dan dia tersenyum-senyum sendiri, sebab dia hapal suara siapa di dalam kamar hotel itu. Kiki kembali ke kamarnya dan diapun melanjutkan tidurnya, senyum masih ada di bibir gadis kecil yang merah dan tipis. Manthis dan Gerald di pagi hari yang dingin itu lupa kalau Kiki sudah bukan anak-anak yang di beri permen akan berteriak kegirangan. Di usianya yang sudah menginjak hampir 8 tahunan, dia paham kedua orang tua biologisnya ini sedang memadu kasih. Suara desahan Gerald terdengar lembut kadang agak nyaring, i
Tak pernah terpikir bahkan dalam mimpi sekalipun di hati Manthis, kalau dia akan menjalani kehidupan poligami dengan Stefani dan Gerald. Poligami Manthis tentu saja berbeda, karena Manthis terpaksa tidak berani terang-terangan dengan Stefani. Untungnya Gerald memahami perasaan Manthis yang kini sudah sah sebagai suaminya, setelah ijab kabul di sebuah desa di daerah Cikarang Bekasi tersebut. Cinta mereka yang berawal dari sebuah ketertarikan di sebuah acara fashion show hingga berbuah skandal, lalu berlanjut penjara dan Gerald hamil serta melahirkan Kiki, hasil hubungannya dengan Manthis, siapa yang menduga kini mereka telah sah menjadi suami istri. Aman Soleha SH sendiri yang merupakan sohib sekaligus pengacara Manthis sampai melongo melihat perjalanan asmara Gerald dan Manthis ini. Saat melihat Kiki, anak Gerald dan Manthis yang makin besar, Aman sudah bisa menduga, gadis cilik berdarah blasteran ini akan mengalahkan Gerald dalam hal kecantikan kelak
Ada peribahasa yang mengatakan, batin seorang istri sangat kuat terhadap perubahan suaminya. Apalagi kalau sang suami tersebut memiliki WIL alias wanita idaman lain, perubahan yang paling menyolok adalah suka berbohong dan yang ke dua sering pulang agak malam dengan berbagai alasan, bahkan sering keluar kota selama berhar-hari. Begitu juga dengan Stefani, dia mulai merasa aneh, kenapa kini sang suami sangat bersemangat akhir-akhir ini. Namun, dia belum melihat sesuatu yang sangat mencurigakan, karena di rumah Manthis tetap bak kuda jantan liar saat mereka bercinta. Manthis juga tetap rutin bersama The Stollen’s melakukan show-show ke daerah, tentu saja volumenya tak segencar jaman mereka masih remaja, atau di awal bersatunya kembali personel group music yang memiliki penggemar fanatik di mana-mana ini. Harapan Stefani memiliki anak kini membuncah, semenjak rutin bercinta, bulan berikutnya dia belum menstruasi. Dia tetap harap-harap cem
“Stefani…rasanya kenal juga…bentar aku ingat-ingat dulu...!” sahut Gerald lembut, senyum tak pernah lepas dari bibirnya. “Suamiku Manthis de Jong…vokalis The Stollen’s!” ceplos Stefani apa adanya. Gerald langsung kaget bukan main, ternyata Stefani ini lah istri dari suami sirinya tersebut. Manthis pun sudah bilang jauh-jauh hari, kalau kini Stefani sudah hamil, sehingga wanita ini tak kaget melihat Stefani kini berbadan dua. Gerald langsung bersikap wajar dan tidak memperliatkan sikap yang mencurigakan. Bibirnya pun tetap tersenyum, walaupun hatinya kebat kebit juga. “Udah hamil berapa bulan Stef…kayaknya udah gede nih!” tanya Gerald lagi. “Sekarang sudah jalan 6 bulanan…setelah lama berusaha, akhirnya berhasil juga!” sahut Stefani tanpa ada rasa curiga kalau yang dia ajak bicara saat ini istri siri Manthis yang juga suaminya sendiri. “Selamat yaaa…semoga kelak bayi dan ibunya selalu sehat!” ucap Gerald lagi. Stefani mengucapka
Sejak dari Bandung itulah, Kiki kini makin sering menemani Stefani di rumah mereka, sehingga ada yang unik, kalau Kiki ke rumah mereka di jemput Moko, sopir pribadi Manthis. Di saat bersamaan, Manthis malah ke rumah Gerald, tentu saja dia bersama istrinya ini melepas kangen di rumah istri keduanya ini. Karena semakin besar kandungan Stefani, keduanya sepakat tak melakukan hubungan suami istri, kalaupun Manthis sangat pingin, maka Stefani menetapkan berbagai syarat. “Yang penting punya papah keluar, ga usah pake gaya macam-macam!” cetus Stefani, Manthis biasanya hanya senyum-senyum mesem. Tapi kalau sudah bersama Gerald, Yatmi mertuanya sudah paham, dia akan pergi dari rumah dengan berbagai alasan. Yatmi sudah mengerti kebiasan anak dan menantunya, kalau bercinta sangat heboh, apalagi suara Gerald yang kadang menembus dinding kamar mereka. Hingga kadang Yatmi mengolok anak semata wayangnya ini, agar lebih disiplin, karena Kiki makin har
Manthis akhirnya menghela nafas panjang, agaknya inilah sudah waktu yang tepat baginya untuk terbuka pada Stefani. Tak ada gunanya lagi Manthis menutupi semuanya. “Mi…maafkan aku sebagai suamimu selama ini sengaja menutupi suatu kebohongan besar terkait Kiki dan Gerald….!” Manthis berhenti sejenak, dia menatap Stefani dan Gerald bergantian. Manthis lalu melanjutkan kalimatnya, dia menyebutkan sengaja berbuat itu karena menjaga kandungan Stefani, padahal sejak dulu dia sudah ingin berterus terang tentang jatidiri Kiki. “Dan…aku sudah menikahi Gerald secara siri…sehingga Kiki kini sudah memiliki ayah kandung dan tidak lagi dianggap anak di luar nikah!” sahut Manthis pelan. Ketiganya kini terdiam, Stefani tentu saja yang paling shock dengan kenyataan ini. “Stef…aku luruskan sedikit…mohon maaf kalau aku sedikit lancang!” sela Gerald, sambil menatap Stefani dan Manthis bergantian. Stefani yang kaget mendengar Manthis telah menikahi Gerald s
Kini Manthis dan Gerald sudah duduk santai di muka TV, setelah sebelumnya saling membersihkan diri di kamar mandi, kamar hotel yang dipilih Manthis tentu saja yang Presiden Suite. Sehingga di kamar itu komplet, selain kamarnya luas, juga ada ruang tamu serta mini barnya. Gerald lalu menceritakan kemarin Tanta Rani, ibunya Stefani datang ke rumahnya dan mereka lama bicara sebagai sesama wanita. Gerald kembali menegaskan pada Tante Rani, dia siap mundur demi ke utuhan rumah tangga Manthis dan Stefani. Tapi Gerald justru kaget bukan main, karena Tante Rani meminta Gerald tetap bertahan sebagai istri Manthis. Tante Rani mengatakan, sebagai istri Stefani mengakui kelemahannya, yakni kurang bisa memuaskan hasrat biologis Manthis. “Kamu tahu kan…kalau laki-laki tak puas, lama-lama seorang suami pasti akan mencari kepuasan di luaran. Apalagi seperti Manthis yang memiliki segalanya, masih muda, tubuh yang atletis, uang tak berseri dan masih seh
James tertawa sambil mengangguk, sambil jalan menuju mushalla yang ada di cottage itu, James bercerita kalau dia sudah tertarik mualaf sejak 10 tahunan yang lalu, tapi mantap mualaf 3 tahunan yang lalu setelah melihat orang rame sholat Idul Fitri dan COVID-19 merebak, di mana harus cuci tangan dan kaki yang bersih, sehingga James pun memantapkan hatinya. Ternyata Sheila, ibunya sangat mendukung, termasuk Andrew, ayah sambungnya, apalagi James sudah dewasa dan tentu sudah matang berpikir. James kini setiap hari melihat Kania syuting dan setelah syuting keduanya sering jalan berdua, hingga tak terasa syuting 5 harian kelar dan Kania harus bersiap pulang kembali ke Jakarta. James yang bersikap dewasa kaget saat Kania mengatakan kini banyak menerima job film, sehingga sering meninggalkan rumah. James pun memberi nasehat ke wanita jelita yang makin matang ini, agar jangan lagi ambil semua job film atau iklan. “Kasian Aji, dia butuh kamu Kania, apalagi ini masa-masa perkembangan dia!”
“Tak apa Mas Rafsa…nama saya Tikno, saya malah tak mengira malam ini bisa melihat langsung acara hebat ini, tak bakal saya lupakan seumur hidup, selamat yaa buat Mas Rafsa dan Mba Stella, moga secepatnya menikah dan punya anak-anak yang tak kalah ganteng dan cantik seperti papa dan ibunya ini!”Rafsa lalu memanggil Tarot sopir pribadinya, dan minta diambilkan tas kecil, tak sampai 10 menitan Tarot balik lagi, Rafsa lalu mengambil selembar cek, yang sudah bertuliskan angka uangnya di sana.“Pa Tikno, saya tak bawa uang cash, ini selembar cek sebesar 50 juta, bisa bapak uangkan kapan saja, bawa saja ke bank yaang tertera di cek itu…!” Tikno hampir terlonjak kaget, tak mengira akan dapat cek senilai fantastis bagi ukurannya. Tapi bagi Rafsa itu angka yang sangat kecil.Setelah menyalami Rafsa sampai tangannya dan juga tangan Stella di cium, lalu Rafsa mengenalkan ke ayah bundanya, Tikno sampai minta foto selfie, karena dia meng
Setelah adegan romantis itu selesai di putar, di mana Rafsa terlihat mencium dahi Stella, Mami Stefani tersenyum dan terlihat puas.Dia tak memperdulikan bagaimana dua sejoli itu saling lirik dengan wajah bak udang rebus, malu tak terkira, kenapa sampai di putar adegan itu dan di tonton ratusan orang, suara suit-suit terdengar, hingga kedua sejoli ini makin malu.Rafsa dan Stella tak menyangka kalau ada yang diam-diam merekam dan saat ini di tatap ratusan undangan.Kini semuanya butuh jawaban, apa maksud di putarnya adegan romantis itu, di acara ultah sang crazy tampan ini.“Nahh para undangan semua…malam ini saya ingin mengumumkan, di ultah Rafsa De Jong yang ke 27 tahun, dia akan kami tunangkan dengan kekasihnya yang ada di sampingnya ini dan pernikahan pun akan segera di gelar secepatnya!”Maka riuhlah semuanya, tak mengira kalau dua sejoli itu malam ini akan bertunangan. Banyak yang kaget, terutama keluarga Manthis de Jong, k
Di tata dengan sangat mewah, membuat semua tamu undangan yang terlihat berjalan menyingkir kaget, tak mengira ada motor nyelonong masuk ke rumah ini.Bagaimana tak kaget, kenapa ada motor ojek daring bisa nyelonong masuk ke rumah mewah dan eksklusife ini, ini sama dengan cari penyakit.Tapi saat melihat Rafsa di boncengan motor online itu semua tertawa, mereka kini mulai bercanda, kalau di crazy rich tampan itu sedang bikin sebuah pesta kejutan.“Dasarrrr, si crazy rich ternyata yang bikin ulah, ada-ada saja kejutan di ultahnya kali ini, tapi aseek juga nih, jadi penasaran, apalagi kejutan yang akan dia buat!” ungkap tamu-tamu berpakaian perlente dan juga para ART yang terlihat sibuk hilir mudik melayani tamu-tamu undangan.Motor ojek online berhenti tepat di tengah-tengah taman dan tak jauh dari panggung kecil yang di tata sedemikian rupa, sehingga Rafsa sukses menjadi pusat perhatian, semua kaget hingga terdiam, termasuk pemain musik, tak me
Desy pun melayani dengan baik Stella dan Rafsa, Stella tanpa sungkan kembali mengajak Desy bercakap-cakap dan bilang jodoh banget ketemu lagi dengan pramugari cantik ini.Rafsa hanya tersenyum melihat calon istrinya ini bercakap akrab dengan Desy. Keramah tamahan Stella membuat Desy kagum dan makin hormat pada Stella yang dianggapnya wanita berkelas yang sangat ramah.Sebagai pramugari, Stella bisa menilai penumpang-penumpang nya yang tajir melintir, ataupun pura-pura tajir.Desy hapal semuanya, sehingga rasa hormatnya langsung tinggi pada Stella, termasuk Rafsa yang terlihat cool serta tak genit dan tetap bersikap wajar.Sesampainya di bandara, keduanya berpisah, Rafsa langsung pulang ke rumah, saat Rafsa ingin mengantarnya pulang, Stella langsung tertawa dan bilang mending Rafsa segera menemui ke tiga orang tuanya untuk melamarnya segera.“Ingat jangan kelamaan atau calon ibu anak-anakmu ini akan di lamar orang lain!” kelakar Stella d
Stella lalu turun dari panggung kecil dan berjalan perlahan menuju Rafsa yang sedang berdiri dan merentangkan tangan bersiap memeluk gadis yang sudah meruntuhkan hatinya ini.Stella lalu memeluk pemuda ini, tepuk tangan makin membahana, saat tubuh bak model ini tenggelam dalam pelukan pemuda tampan bertubuh atletis ini.“I Love so much…!” bisik Rafsa.“Love youu to…!” bisik Stella.Stella merenggangkan pelukan dan menatap wajah Rafsa yang tersenyum kecil dan terlihat mata pemuda itu agak berkaca-kaca, terharu cintanya tak lagi bertepuk sebelah tangan.Mereka tak sadar kelakuan mereka masih disaksikan puluhan pengunjung yang terus bertepuk tangan dan diam-diam ada yang merekam adegan romantis ini dan hanay hitungan menit tersebar di media sosial dan tentu saja ada yang kaget melihat adegan romantis ini, siapa lagi kalau bukan Mami Stefani dan Mami Gerald, yang mengirimkan rekaman itu ternyata Kiki, kakakny
“Heiii tomboy, dengarin yaa, tiga bulan lagi aku dan Rina akan menikah!” sahut Sohai.“Apaa…kapan kalian jadian, setahuku kamu kan suka gonta ganti pacar ngikutin gaya sahabat elo si Rafsa, kok bisa-bisanya akan menikah dengan sahabatku, jangan-jangan kamu pelet yaa?” ceplos Stella yang tentu saja kaget, tak menyangka dua sahabatnya ini malah akan menikah, padahal tak terdengar pacaran.“Sembarangan mana ada pake pelet, namanya juga jodoh tomboiiii, pokoknya pas resepsi kamu wajib hadir yaa, awas kalau nggak datang, gua coret lo jadi sahabat bini gua ini!” sahut Sohai cengengesan, bahkan dia langsung mencium pipi Rina.“Ehhh sahabat elo si Rafsa dah tahu belum..?”“Tau donkk, dia sama kayak kamu, kaget, tapi setelahnya janji akan datang ke pernikahan dan resepsi kami, dia malah mau ngasih kado rumah lohh, nggak rugi gua punya sahabat he-he-he!” ceplos Sohai lagi, Rina hanya tertawa saja me
Rafsa masih terdiam dan menatap pintu itu dengan nanar, tanpa Rafsa sadari, Stella bersandar pada dinding pintu tersebut, dia tersenyum sendiri.Ia lalu berlari ke kasur dan langsung memvidcal sahabatnya Rina yang berada di Jakarta.“Benarann….kalian se hotel yaa di Singapura, jangan-jangan udah belah duren nihh!” sahut Rina sambil tertawa berderai di vidcal itu.“Enakk ajee, gue bukan elo kalee, gue masih ingat lah, ga bakalan mau gue pecah sebelum menikah!”“So…kapan nihh kalian nikah, kan tadi kamu bilang barusan di lamar!”“Ntar ajahh, biarkan dia makin cinta!”“Eitttsss….hati-hati ntar nangis bombaiiii lagi kalau Rafsa dengan yang lain, udah kalian cepat-cepat pulang dan segera menikah, bereskan!”“Tenang ajahh, biarkan Rafsa terus mengejarku…aku hanya ingin menyakinkan hati, anggap tes buat dia!”“Lhaaa pakeee tes seg
“Hmmm…kalau nggak enak pesananku ini, ya udah sono kamu pesan sendiri, biar pelan-pelan aku makan ini, songong amat sihh, makanan enak gini dibilang tak enak!” sungut Stella sambil mengaut sayuran, Stella memang agak vegetarian, sehingga badannya tetap langsing bak model dan mengeluarkan aroma yang harum, dan tadi sempat membuat pemuda di depannya ini makin senewen di buatnya.“Pemarah banget sihh…tau nggak kenapa tak enak!”Stella langsung mengangkat wajahnya. “Iya kenapa tak enak?”“Karena kemanisan wajah kamu hilang, hingga makanan ini hambar…senyum donk, dan ceria, masa kita makan diam-diaman ajee?”“Anjriittt…gue di gombalinnn, basiiii tauuu!” kini Stella terbahak. Rafsa kini tertawa kecil.Stella langsung mengambil ampal daging bulat dan melemparkan ke wajah Rafsa, tapi luput, karena Rafsa mampu menghindar.“Kamu memang buaya cap biawak, hampi