“Stefani…rasanya kenal juga…bentar aku ingat-ingat dulu...!” sahut Gerald lembut, senyum tak pernah lepas dari bibirnya.
“Suamiku Manthis de Jong…vokalis The Stollen’s!” ceplos Stefani apa adanya. Gerald langsung kaget bukan main, ternyata Stefani ini lah istri dari suami sirinya tersebut.
Manthis pun sudah bilang jauh-jauh hari, kalau kini Stefani sudah hamil, sehingga wanita ini tak kaget melihat Stefani kini berbadan dua.
Gerald langsung bersikap wajar dan tidak memperliatkan sikap yang mencurigakan. Bibirnya pun tetap tersenyum, walaupun hatinya kebat kebit juga.
“Udah hamil berapa bulan Stef…kayaknya udah gede nih!” tanya Gerald lagi.
“Sekarang sudah jalan 6 bulanan…setelah lama berusaha, akhirnya berhasil juga!” sahut Stefani tanpa ada rasa curiga kalau yang dia ajak bicara saat ini istri siri Manthis yang juga suaminya sendiri.
“Selamat yaaa…semoga kelak bayi dan ibunya selalu sehat!” ucap Gerald lagi.
Stefani mengucapka
Apakah Kiki akan terus bisa berakting...? tunggu terus yaa di bab-bab selanjutnya
Sejak dari Bandung itulah, Kiki kini makin sering menemani Stefani di rumah mereka, sehingga ada yang unik, kalau Kiki ke rumah mereka di jemput Moko, sopir pribadi Manthis. Di saat bersamaan, Manthis malah ke rumah Gerald, tentu saja dia bersama istrinya ini melepas kangen di rumah istri keduanya ini. Karena semakin besar kandungan Stefani, keduanya sepakat tak melakukan hubungan suami istri, kalaupun Manthis sangat pingin, maka Stefani menetapkan berbagai syarat. “Yang penting punya papah keluar, ga usah pake gaya macam-macam!” cetus Stefani, Manthis biasanya hanya senyum-senyum mesem. Tapi kalau sudah bersama Gerald, Yatmi mertuanya sudah paham, dia akan pergi dari rumah dengan berbagai alasan. Yatmi sudah mengerti kebiasan anak dan menantunya, kalau bercinta sangat heboh, apalagi suara Gerald yang kadang menembus dinding kamar mereka. Hingga kadang Yatmi mengolok anak semata wayangnya ini, agar lebih disiplin, karena Kiki makin har
Manthis akhirnya menghela nafas panjang, agaknya inilah sudah waktu yang tepat baginya untuk terbuka pada Stefani. Tak ada gunanya lagi Manthis menutupi semuanya. “Mi…maafkan aku sebagai suamimu selama ini sengaja menutupi suatu kebohongan besar terkait Kiki dan Gerald….!” Manthis berhenti sejenak, dia menatap Stefani dan Gerald bergantian. Manthis lalu melanjutkan kalimatnya, dia menyebutkan sengaja berbuat itu karena menjaga kandungan Stefani, padahal sejak dulu dia sudah ingin berterus terang tentang jatidiri Kiki. “Dan…aku sudah menikahi Gerald secara siri…sehingga Kiki kini sudah memiliki ayah kandung dan tidak lagi dianggap anak di luar nikah!” sahut Manthis pelan. Ketiganya kini terdiam, Stefani tentu saja yang paling shock dengan kenyataan ini. “Stef…aku luruskan sedikit…mohon maaf kalau aku sedikit lancang!” sela Gerald, sambil menatap Stefani dan Manthis bergantian. Stefani yang kaget mendengar Manthis telah menikahi Gerald s
Kini Manthis dan Gerald sudah duduk santai di muka TV, setelah sebelumnya saling membersihkan diri di kamar mandi, kamar hotel yang dipilih Manthis tentu saja yang Presiden Suite. Sehingga di kamar itu komplet, selain kamarnya luas, juga ada ruang tamu serta mini barnya. Gerald lalu menceritakan kemarin Tanta Rani, ibunya Stefani datang ke rumahnya dan mereka lama bicara sebagai sesama wanita. Gerald kembali menegaskan pada Tante Rani, dia siap mundur demi ke utuhan rumah tangga Manthis dan Stefani. Tapi Gerald justru kaget bukan main, karena Tante Rani meminta Gerald tetap bertahan sebagai istri Manthis. Tante Rani mengatakan, sebagai istri Stefani mengakui kelemahannya, yakni kurang bisa memuaskan hasrat biologis Manthis. “Kamu tahu kan…kalau laki-laki tak puas, lama-lama seorang suami pasti akan mencari kepuasan di luaran. Apalagi seperti Manthis yang memiliki segalanya, masih muda, tubuh yang atletis, uang tak berseri dan masih seh
Stefani menatap wajah suaminya ini, lalu dia berlalu masuk ke kamarnya, Manthis ternyata mengikuti dan kini dia menatap istrinya ini. Baby Rafsa masih dengan babysitter dikamar yang lain, merasa masih di cueki, Manthis akhirnya mulai kesal juga. “Mami…papah bicara, jawab!” suara Manthis agak meninggi, inilah pertama kalinya Stefani kaget suaminya bisa setegas ini dan terlihat marah. Stefani balik menatap wajah suaminya yang terliat menahan emosi ini. “Buat apa papah mau tahu?” Stefani seakan menantang suaminya ini. “Mami…kamu istriku…kemanapun kamu jalan, papah berhak tau!” Manthis kini menurunkan sedikit volume suaranya, karena kini mereka sudah berhadapan dalam jarak yang dekat. “Hmm…begitu yaaa…mau tau kemana mami jalan…?” “Iya kemana!” desak Manthis. “Mami pergi ke rumah istri siri papah…nahh puassss sekarang!” Stefani balik menatap wajah Manthis. “Apaa….!” Manthis kini terperanjat dan dia akhirnya terduduk di ranja
Kedua wanita cantik yang sedang kalut dengan kondisi ekonominya ini benar-benar serius meneror Gerald. Selama 5 hari Hana dan Vena terus mengamati kediaman Gerald, yang ditempatinya bersama Kiki, sementara Yatmi, ibunya Gerald ternyata lebih suka tinggal di Bogor, di rumah lama mereka. Rumah mewah ini terdapat di sebuah kompleks perumahan mewah, yang baru dua bulanan dibelikan Manthis seharga lebih dari 35 milyar. Tentu saja atas persetujuan Stefani yang merekomendasikan rumah ini buat madu dan Kiki, anak sambungnya. Setelah yakin ini memang rumah Gerald, Hana dan Vena pada hari ke 7 berlagak seolah bertamu ke rumah Gerald. Saat itu Kiki baru saja berangkat sekolah di antar seorang sopir. Gerald yang baru mengantar Kiki ke teras dan masuk ke dalam, balik lagi begitu mendengar ada bel rumahnya berbunyi, Gerald lalu menuju pintu lagi, dipikirnya Kiki ada yang ketinggalan buku, hingga balik lagi. Tapi dia kaget saat membuka pintu, Hana dan Vena s
Setelah di serahkan ke Manthis, ia pun membaca surat tersebut.“Segera sediakan uang cash sebesar 25 milyar pecahan dollar amerika, kami beri waktu 1X24 jam. Ingat jangan lapor polisi. Nyawa anak anda di ujung pisau kami, tunggu selanjutnya petunjuk dari kami”“Gimana ini pah…?” Gerald menatap Manthis dan Stefani bergantian.Manthis kebingungan, lalu dia teringat Aman Soleha. Manthis langsung menelpon Aman dan minta sahabatnya ini datang segera ke rumah. Manthis hanya bercerita singkat-singkat saja, tidak secara detail.Sesuai permintaan Manthis, Aman diminta datang tidak secara menyolok, ia lalu menyamar sebagai ojek online yang mengantar barang ke rumah Gerald.Begitu masuk rumah dan membaca dua surat para penculik, Aman kemudian mengontak seorang polisi di bagian resersi, yang merupakan sahabatnya di bangku kuliah.“Kalian tetap bersikap tenang dan terus pe
7 Tahun kemudian…Waktu memang sangat cepat berlalu, seakan semakin kurang saja waktu 24 jam yang sudah berjalan semenjak dunia ini di ciptakan.Kesibukan manusia-lah yang membuat waktu seakan cepat berlalu, walaupun dari penelitian, perputaran bumi juga makin hari makin cepat dari tahun-tahun sebelumnya. Hingga satu jam bak semenit, satu hari bak satu jam, sebulan bak sehari dan setahun bak satu bulan saja, tahu-tahu usia kita bertambah semakin tua.Demikian juga dengan kehidupan keluarga Manthis de Jong dengan dua istri dan anak-anaknya, Kiki dan Rafsa kini bukan anak kecil atau bayi lagi, keduanya sudah menginjak semakin besar. Termasuk anak biologis Manthis bersama Anita yang sudah menjelma seorang remaja ganteng.Suatu hari…Polisi sibuk menangkapi dua kelompok remaja yang saling tawuran, ada 20 remaja yang tidak bisa melarikan diri dan kini semuanya di giring ke Polsek terdekat.Sang Kapolsek, AKBP Dardo terlihat sangat m
Tanpa sungkan Anita langsung menjewer kuping Bryan saat dikeluarkan dari sel polisi, Briptu Lena yang mendampingi sampai menahan mulutnya agar tidak tertawa, melihat kelakuan emak-emak yang masih sangat cantik ini, sambil memarahi anaknya yang sudah remaja tersebut.Anita sampai kini masih menganggap Bryan itu seperti anak yang baru berusia 10 tahunan, sehingga mulutnya tak henti memarahi Bryan yang hanya memerah wajahnya.Tentu saja Bryan sangat malu di marahi di hadapan beberapa anggota polisi yang ada di ruangan itu.“Udah donggg Mi, Bryan udah gede, malu mii…!” sahut Bryan pelan, karena hatinya benar-benar kebat-kebit dengan kebawelan ibu kandungnya ini.“Makanya kalau ga mau malu, jangan nakal, kenapa sihh suka banget tawuran!” sungut Anita, kini kemarahannya sudah reda, setelah tadi bak pelor terus memberondong Bryan.AKBP Dardo tak lama kemudian masuk, dia tersenyum saat melihat ibu Bryan ini.“Uda
James tertawa sambil mengangguk, sambil jalan menuju mushalla yang ada di cottage itu, James bercerita kalau dia sudah tertarik mualaf sejak 10 tahunan yang lalu, tapi mantap mualaf 3 tahunan yang lalu setelah melihat orang rame sholat Idul Fitri dan COVID-19 merebak, di mana harus cuci tangan dan kaki yang bersih, sehingga James pun memantapkan hatinya. Ternyata Sheila, ibunya sangat mendukung, termasuk Andrew, ayah sambungnya, apalagi James sudah dewasa dan tentu sudah matang berpikir. James kini setiap hari melihat Kania syuting dan setelah syuting keduanya sering jalan berdua, hingga tak terasa syuting 5 harian kelar dan Kania harus bersiap pulang kembali ke Jakarta. James yang bersikap dewasa kaget saat Kania mengatakan kini banyak menerima job film, sehingga sering meninggalkan rumah. James pun memberi nasehat ke wanita jelita yang makin matang ini, agar jangan lagi ambil semua job film atau iklan. “Kasian Aji, dia butuh kamu Kania, apalagi ini masa-masa perkembangan dia!”
“Tak apa Mas Rafsa…nama saya Tikno, saya malah tak mengira malam ini bisa melihat langsung acara hebat ini, tak bakal saya lupakan seumur hidup, selamat yaa buat Mas Rafsa dan Mba Stella, moga secepatnya menikah dan punya anak-anak yang tak kalah ganteng dan cantik seperti papa dan ibunya ini!”Rafsa lalu memanggil Tarot sopir pribadinya, dan minta diambilkan tas kecil, tak sampai 10 menitan Tarot balik lagi, Rafsa lalu mengambil selembar cek, yang sudah bertuliskan angka uangnya di sana.“Pa Tikno, saya tak bawa uang cash, ini selembar cek sebesar 50 juta, bisa bapak uangkan kapan saja, bawa saja ke bank yaang tertera di cek itu…!” Tikno hampir terlonjak kaget, tak mengira akan dapat cek senilai fantastis bagi ukurannya. Tapi bagi Rafsa itu angka yang sangat kecil.Setelah menyalami Rafsa sampai tangannya dan juga tangan Stella di cium, lalu Rafsa mengenalkan ke ayah bundanya, Tikno sampai minta foto selfie, karena dia meng
Setelah adegan romantis itu selesai di putar, di mana Rafsa terlihat mencium dahi Stella, Mami Stefani tersenyum dan terlihat puas.Dia tak memperdulikan bagaimana dua sejoli itu saling lirik dengan wajah bak udang rebus, malu tak terkira, kenapa sampai di putar adegan itu dan di tonton ratusan orang, suara suit-suit terdengar, hingga kedua sejoli ini makin malu.Rafsa dan Stella tak menyangka kalau ada yang diam-diam merekam dan saat ini di tatap ratusan undangan.Kini semuanya butuh jawaban, apa maksud di putarnya adegan romantis itu, di acara ultah sang crazy tampan ini.“Nahh para undangan semua…malam ini saya ingin mengumumkan, di ultah Rafsa De Jong yang ke 27 tahun, dia akan kami tunangkan dengan kekasihnya yang ada di sampingnya ini dan pernikahan pun akan segera di gelar secepatnya!”Maka riuhlah semuanya, tak mengira kalau dua sejoli itu malam ini akan bertunangan. Banyak yang kaget, terutama keluarga Manthis de Jong, k
Di tata dengan sangat mewah, membuat semua tamu undangan yang terlihat berjalan menyingkir kaget, tak mengira ada motor nyelonong masuk ke rumah ini.Bagaimana tak kaget, kenapa ada motor ojek daring bisa nyelonong masuk ke rumah mewah dan eksklusife ini, ini sama dengan cari penyakit.Tapi saat melihat Rafsa di boncengan motor online itu semua tertawa, mereka kini mulai bercanda, kalau di crazy rich tampan itu sedang bikin sebuah pesta kejutan.“Dasarrrr, si crazy rich ternyata yang bikin ulah, ada-ada saja kejutan di ultahnya kali ini, tapi aseek juga nih, jadi penasaran, apalagi kejutan yang akan dia buat!” ungkap tamu-tamu berpakaian perlente dan juga para ART yang terlihat sibuk hilir mudik melayani tamu-tamu undangan.Motor ojek online berhenti tepat di tengah-tengah taman dan tak jauh dari panggung kecil yang di tata sedemikian rupa, sehingga Rafsa sukses menjadi pusat perhatian, semua kaget hingga terdiam, termasuk pemain musik, tak me
Desy pun melayani dengan baik Stella dan Rafsa, Stella tanpa sungkan kembali mengajak Desy bercakap-cakap dan bilang jodoh banget ketemu lagi dengan pramugari cantik ini.Rafsa hanya tersenyum melihat calon istrinya ini bercakap akrab dengan Desy. Keramah tamahan Stella membuat Desy kagum dan makin hormat pada Stella yang dianggapnya wanita berkelas yang sangat ramah.Sebagai pramugari, Stella bisa menilai penumpang-penumpang nya yang tajir melintir, ataupun pura-pura tajir.Desy hapal semuanya, sehingga rasa hormatnya langsung tinggi pada Stella, termasuk Rafsa yang terlihat cool serta tak genit dan tetap bersikap wajar.Sesampainya di bandara, keduanya berpisah, Rafsa langsung pulang ke rumah, saat Rafsa ingin mengantarnya pulang, Stella langsung tertawa dan bilang mending Rafsa segera menemui ke tiga orang tuanya untuk melamarnya segera.“Ingat jangan kelamaan atau calon ibu anak-anakmu ini akan di lamar orang lain!” kelakar Stella d
Stella lalu turun dari panggung kecil dan berjalan perlahan menuju Rafsa yang sedang berdiri dan merentangkan tangan bersiap memeluk gadis yang sudah meruntuhkan hatinya ini.Stella lalu memeluk pemuda ini, tepuk tangan makin membahana, saat tubuh bak model ini tenggelam dalam pelukan pemuda tampan bertubuh atletis ini.“I Love so much…!” bisik Rafsa.“Love youu to…!” bisik Stella.Stella merenggangkan pelukan dan menatap wajah Rafsa yang tersenyum kecil dan terlihat mata pemuda itu agak berkaca-kaca, terharu cintanya tak lagi bertepuk sebelah tangan.Mereka tak sadar kelakuan mereka masih disaksikan puluhan pengunjung yang terus bertepuk tangan dan diam-diam ada yang merekam adegan romantis ini dan hanay hitungan menit tersebar di media sosial dan tentu saja ada yang kaget melihat adegan romantis ini, siapa lagi kalau bukan Mami Stefani dan Mami Gerald, yang mengirimkan rekaman itu ternyata Kiki, kakakny
“Heiii tomboy, dengarin yaa, tiga bulan lagi aku dan Rina akan menikah!” sahut Sohai.“Apaa…kapan kalian jadian, setahuku kamu kan suka gonta ganti pacar ngikutin gaya sahabat elo si Rafsa, kok bisa-bisanya akan menikah dengan sahabatku, jangan-jangan kamu pelet yaa?” ceplos Stella yang tentu saja kaget, tak menyangka dua sahabatnya ini malah akan menikah, padahal tak terdengar pacaran.“Sembarangan mana ada pake pelet, namanya juga jodoh tomboiiii, pokoknya pas resepsi kamu wajib hadir yaa, awas kalau nggak datang, gua coret lo jadi sahabat bini gua ini!” sahut Sohai cengengesan, bahkan dia langsung mencium pipi Rina.“Ehhh sahabat elo si Rafsa dah tahu belum..?”“Tau donkk, dia sama kayak kamu, kaget, tapi setelahnya janji akan datang ke pernikahan dan resepsi kami, dia malah mau ngasih kado rumah lohh, nggak rugi gua punya sahabat he-he-he!” ceplos Sohai lagi, Rina hanya tertawa saja me
Rafsa masih terdiam dan menatap pintu itu dengan nanar, tanpa Rafsa sadari, Stella bersandar pada dinding pintu tersebut, dia tersenyum sendiri.Ia lalu berlari ke kasur dan langsung memvidcal sahabatnya Rina yang berada di Jakarta.“Benarann….kalian se hotel yaa di Singapura, jangan-jangan udah belah duren nihh!” sahut Rina sambil tertawa berderai di vidcal itu.“Enakk ajee, gue bukan elo kalee, gue masih ingat lah, ga bakalan mau gue pecah sebelum menikah!”“So…kapan nihh kalian nikah, kan tadi kamu bilang barusan di lamar!”“Ntar ajahh, biarkan dia makin cinta!”“Eitttsss….hati-hati ntar nangis bombaiiii lagi kalau Rafsa dengan yang lain, udah kalian cepat-cepat pulang dan segera menikah, bereskan!”“Tenang ajahh, biarkan Rafsa terus mengejarku…aku hanya ingin menyakinkan hati, anggap tes buat dia!”“Lhaaa pakeee tes seg
“Hmmm…kalau nggak enak pesananku ini, ya udah sono kamu pesan sendiri, biar pelan-pelan aku makan ini, songong amat sihh, makanan enak gini dibilang tak enak!” sungut Stella sambil mengaut sayuran, Stella memang agak vegetarian, sehingga badannya tetap langsing bak model dan mengeluarkan aroma yang harum, dan tadi sempat membuat pemuda di depannya ini makin senewen di buatnya.“Pemarah banget sihh…tau nggak kenapa tak enak!”Stella langsung mengangkat wajahnya. “Iya kenapa tak enak?”“Karena kemanisan wajah kamu hilang, hingga makanan ini hambar…senyum donk, dan ceria, masa kita makan diam-diaman ajee?”“Anjriittt…gue di gombalinnn, basiiii tauuu!” kini Stella terbahak. Rafsa kini tertawa kecil.Stella langsung mengambil ampal daging bulat dan melemparkan ke wajah Rafsa, tapi luput, karena Rafsa mampu menghindar.“Kamu memang buaya cap biawak, hampi