Tidak hanya Meisi dan Jaila. Nadif juga ingin tahu mengapa ratu tiba-tiba memanggilnya ke dalam istana.Begitu masuk ke Istana Rubi, Nadif merasa gugup.Nadif lebih gugup lagi ketika melihat Meisi dan Jaila di aula dalam.Mungkinkah mereka membuat masalah lagi untuknya?Tunggu!Jika tahu begitu, dia seharusnya masuk ke istana bersama pengurus kediaman!Jika tidak, siapa yang dapat melindunginya dari tamparan?Nadif berpikir lagi, dia adalah ayah ratu! Ratu tidak akan berani berbuat apa-apa padanya!"Hormat pada Yang Mulia Ratu." Nadif buru-buru menundukkan kepala dan memberi hormat, tidak berani sembarangan melirik."Bangunlah," ucap Nabila dengan cuek.Nadif berdiri dan secara refleks menoleh pada Meisi. Tatapan matanya menyiratkan tuntutan dan kemarahan.Meisi bertemu dengan mata Nadif. Dia sadar bahwa ratu memanggil Nadif ke dalam istana pasti karena niat jahat!Akan tetapi, tidak ada yang perlu dia takutkan.Tiada masalah yang tidak dapat diselesaikan.Meisi telah berbisnis selama
"Mayor Jenderal, ada berita darurat! Nona Nadine bunuh diri karena merasa dipermalukan, Nyonya menyuruh Anda pulang secepat mungkin dan menggantikan Nona Nadine untuk menikah!"Di Perbatasan Naki, kuda-kuda melintasi sungai beku yang baru saja mencair. Air yang dipijak kuda-kuda itu menciprat ke segala arah.Nabila memimpin di baris terdepan sambil menunggangi kudanya. Dia mengenakan pakaian hitam dengan lengan sempit, rambut hitamnya hanya diikat dengan jepit kayu. Rambut dan pakaiannya berkibar ditiup angin. Gadis itu terlihat garang dan memancarkan aura kesatria yang kuat.Nabila Feno dan adiknya, Nadine Feno adalah saudara kembar. Tapi karena kelahiran anak kembar dianggap membawa petaka, Nabila dibesarkan di luar lingkungan keluarga sejak kecil.Nadine mempunyai sifat lembut dan tidak pernah menaruh dendam pada orang lain.Nabila tidak habis pikir, siapa yang sudah tega menyakiti hati adiknya yang polos dan baik hati itu.Rasanya dia ingin menguliti orang itu lalu membuang tulangn
Nabila yang menunggu di dalam ruangan itu menyipitkan mata indahnya.Hasil pemeriksaan itu tidak akan membawa keuntungan apa pun bagi Keluarga Feno.Selir Utama pasti yakin kalau Nadine sudah tidak perawan dan memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat masalah.Jika ternyata "Nadine" masih perawan, Selir Utama pasti akan curiga meski hal itu bisa mengadang niat buruk selir laknat itu.Andai saja pihak istana tahu kalau Nabila hanya pengganti, hal itu akan dihitung sebagai penipuan. Pasti pihak kerajaan akan memberi hukuman yang setimpal pada Keluarga Feno!Nabila melihat lurus ke depan, dia menggunakan tangannya yang biasa dia gunakan untuk memegang pedang itu dan menodongkannya ke hiasan kepalanya sendiri dengan tenang.Gurunya mengajarkannya seni bela diri dan pengabdian pada negara.Istri gurunya telah mengajarinya cara mengurus rumah tangga, termasuk beberapa teknik mengurus harem, tapi Nabila merasa dia tidak akan pernah menerapkannya meski sudah mempelajarinya dengan baik.Nabila
Istana Giok, kediaman Ibu Suri.Setelah mendengar tentang kejadian di Kediaman Keluarga Feno, ekspresi Ibu Suri terlihat senang. Dia lantas memberi perintah pada pelayan di sampingnya."Aku pernah bertemu dengan Nadine di pesta ulang tahunku tahun lalu. Sifat Nadine terlalu lembut, waktu itu aku beranggapan kalau dia pasti akan kesulitan saat menjadi Ratu nanti.""Siapa sangka dia berani menolak perintah Cindy dengan tegas.""Aku benar-benar dibuat kagum olehnya."Pelayan yang biasa dipanggil Bibi Asih itu sudah menjadi pelayan Ibu Suri selama bertahun-tahun, dia paham betul dengan pergolakan cinta dan kebencian di istana. Dia menuangkan teh hangat untuk Ibu Suri."Tapi Kaisar begitu mencintai Selir Utama, sepertinya meski Ratu sangat pintar dan berani, dia akan mengalami kesulitan saat harus bersaing dengan selir dari Paviliun Dharma Senja itu. Malam ini, Selir Utama pasti akan melakukan sesuatu."Sepertinya pelayan itu tidak memiliki jalan pikiran yang sama dengan Ibu Suri. Dia menga
Mendengar Kaisar akan segera menemuinya, Nabila pun menyuruh Sifa untuk menyanggul rambutnya kembali. Tapi tangan Sifa sedikit gemetaran, sepertinya dia merasa takut pada Kaisar yang akan segera datang.Tangan Sifa bergetar, jadi dia tidak bisa menghindari kesalahan.Saat Sifa mengambil beberapa helai rambut yang hendak disanggul untuk ketiga kalinya, Nabila mulai tidak sabar dan berkata dengan nada bicara dingin."Pergilah, biar aku sendiri yang melakukannya." Nabila ahli dalam teknik penyamaran, menata rambut adalah keahlian yang perlu dia kuasai.Dia mampu merapikan sanggulnya dalam waktu yang cukup cepat. Sifa yang melihatnya pun terkejut karena merasa kagum."Ratu terampil sekali ya!"Tapi saat mereka sedang bersiap menyambut Kaisar, pelayan istana yang menunggu di luar kembali memberi kabar."Ratu, Selir Utama sedang sakit kepala. Saat ini Kaisar sedang dalam perjalanan menuju Paviliun Dharma Senja."Sifa yang mendengarnya pun membuka mulutnya lebar-lebar, dia tidak percaya denga
Sesampai di kamar pengantin, ibu inang yang sedari tadi selalu berwajah murung itu memerintahkan para pelayan menyiapkan air mandi untuk ratu.Dia mendorong Sifa dan tersenyum pada Nabila."Ratu, selama bertahun-tahun, Kaisar tidak pernah menghabiskan malam dengan selir lain kecuali Selir Utama, Anda jadi perempuan pertama yang dipilih olehnya."Sifa berdiri di samping sambil menatap ibu inang itu dengan bingung.Dia belum pernah melihat pelayan tua itu melayaninya dengan penuh perhatian. Di istana ini memang berlaku hukum rimba, yang kuat akan dipuja, yang lemah akan ditindas.Ternyata kedudukan perempuan di istana harem tergantung perlakuan Kaisar. Seorang perempuan tidak akan dihormati jika Kaisar tidak mencintainya, meski perempuan itu adalah seorang Ratu.Ibu inang berbicara banyak hal pada Nabila, tapi gadis itu sama sekali tidak menggubrisnya.Dia memberi perintah dengan nada bicara dingin. "Kalian semua boleh pergi, biar Sifa saja yang melayaniku di aula dalam."...Setelah mem
Sifa yang mendengar keributan pun langsung bergegas menuju aula dalam."Ratu, apa yang ter ...."Sebelum Sifa menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba dia mendengar kata "Pergi!" yang berasal dari dalam kelambu tempat tidur Nabila.Suara laki-laki!Sifa merasa ketakutan, dia pun ingin meminta bantuan.Tiba-tiba, seorang kasim datang dan segera menahannya, lalu berkata dengan marah."Dasar bodoh! Dia itu Yang Mulia!"Sifa tercengang.Yang Mulia?! Kaisar tiran yang sudah membunuh banyak orang itu?Ini sudah sangat malam, kenapa tiba-tiba dia datang?!Di dalam kelambu.Telapak tangan besar Kaisar itu menekan satu pundak Nabila, sementara tangannya yang satu lagi mencengkeram pergelangan tangan Nabila yang memegang belati. Dia menindih tubuh Nabila, seperti singa yang siap menerkam mangsanya.Nabila bisa saja melawan, tapi setelah tahu siapa laki-laki itu, dia pun mengurungkan niatnya.Dia tidak bisa melihat wajah laki-laki itu karena gelap.Tapi aura membunuh yang terpancar dari laki-laki it
Malam ini ditakdirkan untuk menjadi bencana, Nabila sudah menebaknya.Sejujurnya daripada harus menyerahkan kesuciannya pada Kaisar, tidak ada salahnya kalau Nabila harus melukai dirinya sendiri.Setidaknya dia tidak harus terus ditindih oleh Kaisar.Nabila merobek bagian bawah piamanya dan menjadikannya sapu tangan untuk dijadikan alas yang biasa digunakan pengantin baru untuk membuktikan bahwa dirinya masih perawan.Dia lantas mengangkat bagian bawah piamanya dengan satu tangan, satu tangannya memegang belati dengan posisi terbalik.Nabila sudah memutuskan untuk melakukannya, dia tidak bisa menolaknya.Dia berusaha menghibur dirinya sendiri, anggap saja ini luka biasa.Dari kecil sampai sekarang, dia sudah sering mendapat luka saat berlatih bela diri, 'kan?Setelah itu, dia dengan sekuat tenaga ....Pada saat ini, sebuah kekuatan besar menahan pergelangan tangannya.Nabila mengerutkan alisnya.Yohan kembali merampas belati itu. Kali ini dia berkata dengan nada bicara yang lebih tajam
Tidak hanya Meisi dan Jaila. Nadif juga ingin tahu mengapa ratu tiba-tiba memanggilnya ke dalam istana.Begitu masuk ke Istana Rubi, Nadif merasa gugup.Nadif lebih gugup lagi ketika melihat Meisi dan Jaila di aula dalam.Mungkinkah mereka membuat masalah lagi untuknya?Tunggu!Jika tahu begitu, dia seharusnya masuk ke istana bersama pengurus kediaman!Jika tidak, siapa yang dapat melindunginya dari tamparan?Nadif berpikir lagi, dia adalah ayah ratu! Ratu tidak akan berani berbuat apa-apa padanya!"Hormat pada Yang Mulia Ratu." Nadif buru-buru menundukkan kepala dan memberi hormat, tidak berani sembarangan melirik."Bangunlah," ucap Nabila dengan cuek.Nadif berdiri dan secara refleks menoleh pada Meisi. Tatapan matanya menyiratkan tuntutan dan kemarahan.Meisi bertemu dengan mata Nadif. Dia sadar bahwa ratu memanggil Nadif ke dalam istana pasti karena niat jahat!Akan tetapi, tidak ada yang perlu dia takutkan.Tiada masalah yang tidak dapat diselesaikan.Meisi telah berbisnis selama
Nabila telah berjanji pada ibu bahwa dia akan membantunya merawat Meisi dan Jaila.Oleh karena itu, dia tidak dapat mengusir Meisi yang mendatanginya sambil membawa surat pemberian Mirna.Nabila memberi perintah pada Baron."Langsung bawa ke Istana Rubi."Baron memberi hormat seraya menyahut,"Baik!"Ini pertama kalinya Meisi dan Jaila masuk ke istana. Gerbang istana sangat megah. Isinya bahkan lebih luas dan mewah.. Ada banyak paviliun sehingga mudah tersesat.Kasim memimpin jalan di depan. Meisi dan Jaila buru-buru mengikutinya.Kediaman Keluarga Cenaka di Kota Gido sudah sangat mewah. Semua paviliun dibangun oleh pengrajin ahli. Kediaman wali kota pun kalah.Akan tetapi, itu bukan apa-apa jika dibandingkan dengan Istana Kekaisaran.Jaila merasa pesimis.Ketakjuban dan kekaguman dalam matanya tampak jelas.Tidak heran semua orang ingin menjadi selir kaisar. Istana Kekaisaran sungguh mewah!Bagaikan kerajaan langit di kayangan. Semua penghuninya adalah orang mulia.Sang majikan pun be
Di Istana Kekaisaran.Nabila berencana mencarikan suami untuk Putri Agung sebelum Perjamuan Musim Gugur.Hal itu dipercayakan padanya oleh Yohan.Oleh karena itu, Nabila secara khusus mendatangi Istana Giok untuk berdiskusi dengan Ibu Suri.Ibu Suri juga berharap putrinya dapat menikah lagi, bahkan lebih baik lagi jika dapat mempunyai anak.Jika tidak, Putri Agung akan kesepian karena sendirian.Nabila berkata secara spontan, "Ada banyak pelayan di Kediaman Putri Agung dan Putri Agung memiliki banyak teman. Dia tidak akan kesepian."Ibu Suri termangu, tidak menyangka ratu akan berkata demikian."Mereka itu orang luar, tentu tidak sama. Mereka sama sekali tidak tulus pada Karen ...."Tepat saat itu, Bibi Asih melapor, "Ibu Suri, Yang Mulia Ratu, Putri Agung datang."Putri Agung segera masuk ke istana ketika mendengar tentang pemilihan suami untuknya. Jika tidak, dia takut kaisar akan menunjuk sembarangan orang untuknya.Begitu masuk, Putri Agung memberi hormat pada Ibu Suri dan Nabila.
"Ibu!" panggil Jaila pada ibunya yang berada di luar toko pakaian jadi.Meisi sedang tidak fokus. Begitu masuk, dia melihat putrinya sedang melirik arah belakangnya dengan cemas.Jaila buru-buru maju dan menggandeng lengan Meisi seraya menengok ke luar."Ibu, di mana Bibi? Bukannya Ibu akan bepergian bersama Bibi hari ini ...."Meisi memotong perkataan Jaila. "Balik ke penginapan dulu."Jaila enggan pergi karena menginginkan pakaian emas itu.Jaila menahan Meisi. "Coba Ibu bicarakan dengan Bos. Dia tidak memercayai hubungan kita dengan Ratu dan tidak mau menjual pakaian emas padaku!"Meisi tahu betul, Jaila ingin membeli pakaian emas demi Perjamuan Musim Gugur di istana.Meisi telah berjanji pada Jaila bahwa mereka akan menghadiri perjamuan istana tersebut.Alhasil, kakaknya tiba-tiba pergi ke Provinsi Zenas!Meisi merasa bersalah pada putrinya.Ada beberapa hal yang tidak dapat dijelaskan di sana."Dengarkan Ibu, balik ke penginapan."Jaila tidak mengerti mengapa ibunya berkata demiki
Penjaga pintu menyodorkan selembar surat pada Meisi."Ini dari Nyonya Mirna."Meisi segera mengambil surat itu dan membacanya."Meisi, aku akan berangkat ke Provinsi Zenas hari ini karena urusan mendadak. Perjalanannya jauh. Untuk bisa merayakan Festival Musim Gugur bersama Nadine, aku tidak dapat menunda waktu sehingga tidak sempat berpamitan denganmu. Kalau kamu menemui masalah di kemudian hari, pergilah ke istana dan cari Ratu. Ratu akan merawatmu dan Jaila dengan baik."Isi surat itu membuat Meisi gelisah.Mirna pergi dengan begitu mendadak, pasti ada yang aneh!Seperti sengaja menghindarinya!Meisi bahkan mencurigai keaslian surat tersebut.Meisi tersenyum saat berkata pada penjaga pintu, "Kalian harusnya tahu siapa aku. Kakak sudah pergi, tapi barangku ketinggalan di kamarnya. Aku mau masuk dan mencarinya."Penjaga pintu sangat tegas."Kami tidak dapat membiarkanmu masuk tanpa persetujuan majikan. Mohon tunggu sebentar, biar kami tanya Nyonya Hannah."Meisi mengangguk."Baik, aku
Setelah melihat Mirna keluar, raut wajah Meisi langsung berubah, dia berjalan ke depan sambil tersenyum."Kakak."Mirna melangkah dengan cepat dan menaiki kereta kuda bersama Meisi.Di dalam kereta kuda, Mirna berkata sambil tersenyum lebar."Meisi, sebenarnya hati Ratu sangat baik. Kita semua adalah satu keluarga, Ratu akan merawatmu dan putrimu dengan baik di masa depan."Meisi merasa sedikit curiga saat mendengar ini.Apakah Ratu benar-benar memercayainya atau ini hanya trik untuk menunda waktu?Jika itu adalah trik untuk menunda waktu, maka Ratu benar-benar lebih licik daripada perkiraannya.Benak Meisi dipenuhi dengan banyak pikiran dan tidak mendengar ucapan Mirna dengan jelas.Karena baginya itu semua adalah omong kosong....Kediaman Letnan Jenderal.Setelah Vincent tiba di kediaman, Hannah segera menariknya ke dalam kamar dan berkata dengan gembira."Suamiku, hari ini Ibu bilang kalau dia akan pergi ke Provinsi Zenas.""Kenapa tiba-tiba sekali?" tanya Vincent dengan bingung.H
Jaila merasa sangat cemas."Ibu, bagaimana ini! Siapa yang mencelakai kita!""Orang yang iri pada kita pasti memberi tahu hal ini pada Bibi!"Raut wajah Meisi mendingin dan menunjukkan ekspresi licik seorang pedagang."Bukan orang lain, tapi Ratu.""Ratu?" Jaila merasa sangat terkejut.Jaila kembali bertanya, "Kenapa Ratu menyelidiki kita? Kita bahkan tidak menyinggungnya."Ini hanya tebakan Meisi, tapi sangat mendekati."Bibimu langsung menanyakan kejadian saat itu setelah meninggalkan istana, jadi pasti Ratu yang kasih tahu hal ini padanya."Jaila tiba-tiba memahami hal ini.Benar juga!Tidak ada orang lain selain Ratu!"Ibu, apa kata Bibi? Apakah Bibi akan mengabaikan kita?"Meisi mendengus."Aku adalah adik kandungnya dan satu-satu keluarganya. Tidak ada orang yang bisa mengganggu hubungan kami.""Tidak ada orang yang mengenalnya lebih baik dariku. Dia adalah orang yang berhati lembut."Hari ini dia sudah berlutut dan menangis di hadapan Kakak, yang sudah cukup untuk menggerakkan h
Kediaman Letnan Jenderal.Meisi sedang berlutut di lantai dan berkata sambil menangis."Kakak, saat itu aku terlalu impulsif dan manja.""Aku iri dan juga tidak terima karena kamu bisa memasuki Kediaman Feno. Jelas-jelas akulah yang lebih dulu mengenal Nadif dan diam-diam bersama dengannya, hanya tinggal satu langkah terakhir lagi. Tapi keputusannya tiba-tiba berubah dan malah menikahimu saat dia datang untuk melamar.""Bagaimana aku bisa menerima perubahan besar seperti ini?""Saat itu aku baru melewati upacara kedewasaan dan dimanjakan oleh Kakak, Ayah dan Ibu. Bagaimana mungkin aku bisa menerima semua ini!""Aku benar-benar menyukainya, jadi ... jadi aku dengan bodohnya melakukan hal itu."Mirna mendengar dalam diam, hatinya seperti sedang diiris dengan pisau.Meisi memang merupakan anak yang paling dimanjakan semua orang saat masih kecil, Meisi akan mendapatkan apa pun yang dia inginkan dan semua orang menyukainya.Orang seperti ini pasti akan melakukan hal yang tidak masuk akal sa
Kediaman Letnan Jenderal.Mirna sudah sadar pada dua jam sebelumnya, tapi dia menolak saran Kaisar dan Ratu yang memintanya untuk beristirahat di istana.Karena ada beberapa hal yang harus dia bicarakan secara langsung dengan Meisi.Mirna diantar kembali oleh pelayan istana, raut wajahnya terlihat pucat saat ini.Hannah membantu Mirna untuk duduk di tempat tidur dan bertanya dengan khawatir."Ibu, bagaimana kondisi Anda? Apakah masih merasa tidak nyaman?"Hannah mendengar dari pengawal jika ibunya pingsan di istana.Apa yang terjadi saat ibunya berada di dalam istana?Mirna menepuk punggung tangan Hannah, "Aku baik-baik saja. Kalau ada tamu yang datang, langsung bawa dia ke sini.""Baik."Meisi datang tidak lama kemudian.Setelah memberi salam pada Meisi, Hannah berkata pada Mirna, "Ibu, aku menemani Nini dulu."Nini adalah putrinya dengan Vincent. Nini sudah berusia dua tahun sekarang di mana sangat suka menempel dengan orang tuanya.Mirna mengangguk pada Hannah, "Hm, pergilah. Tolong