"Ratu! Lama tidak bertemu!" Putri Yaviah melakukan penghormatan dengan sopan.Dia mengenakan gaun biasa, wajah mungilnya memerah dan napasnya terengah.Lalu dia memberi hormat pada Yohan lagi."Hormat kepada Kaisar!"Nabila tiba-tiba bertanya."Kenapa sang putri datang ke kota?"Pasukan musuh di kota ini hampir terkendali, tetapi tidak ada jaminan kalau tidak ada bahaya.Putri Yaviah tersenyum lebar dan sama sekali tidak takut bertarung."Aku datang ke sini bersama ayah. Ayah pergi ke kota untuk mengantarkan makanan. Aku bisa membantu."Yohan tidak setuju."Kamu masih kecil, apa yang bisa kamu bantu?"Putri Yaviah berkacak pinggang dan menggerutu."Kakak Kaisar, jangan meremehkan orang.""Aku tumbuh di Kota Sundoro, jadi aku bisa menunjukkan jalannya kepada mereka!""Oh ya, kenapa kalian tinggal di rumah pos ini dan bukan di Kediaman Adipati Penyangga Negara? Tempat ini terlalu sederhana."Nada suara Nabila terdengar datar."Masih ada pasukan musuh di kota. Akan lebih mudah mengirim pa
Negara Naki, Kota Zordo.Orang-orang sangat khawatir dengan situasi perang dan takut Negara Naki akan binasa.Akan tetapi, dengar-dengar Negara Naki akan menyerang Kerajaan Jaming dan Kerajaan Miria."Benarkah ini?""Memang benar, aku punya keponakan di perkemahan militer. Dia membalas surat dan mengatakan kita tidak perlu khawatir lagi. Bahaya di Negara Naki telah berlalu. Sekarang yang harus khawatir adalah Kerajaan Jaming, Kerajaan Miria dan lainnya!"Kabar ini sangat memuaskan.Semua orang bersorak.Lalu mereka mendengar istana sedang merekrut pasukan."Pemberitahuan wajib militer ada di mana-mana, sepertinya kabarnya memang benar!""Aku ingin bergabung dengan pasukan! Merupakan suatu kehormatan besar untuk bisa memperluas wilayah bagi Negara Naki!""Aku akan mendaftar! Kerajaan Jaming dan negara-negara lain begitu mendominasi dan menindas Negara Naki, kita tidak bisa membiarkan mereka bersenang-senang!"Kali ini saat istana merekrut prajurit, jumlah orang yang mendaftar belum pern
Setelah dilema untuk waktu yang lama, Fiona berkata dengan berat hati."Aduh! Dasar bodoh, sebenarnya ... kamu tidur pulas malam itu. Kita tidak melakukan hubungan intim."Seketika, wajah Pangeran Rio menjadi suram.Pangeran Rio tidak dapat memercayai apa yang telah dia dengar."Apa, apa katamu?"Tidak melakukan hubungan intim?Lalu, bagaimana dengan anak mereka?Tatapan mata Fiona membawa rasa iba ketika melihat Pangeran Rio.Pangeran Rio bodoh sekali, bahkan tidak tahu apakah mereka pernah melakukan hubungan intim atau tidak. Pangeran Rio bisa dibodohi oleh orang lain di kemudian hari."Kita tidak melakukan hubungan intim, maka tidak ada anak. Apa kamu paham?" ucap Fiona dengan pelan.Pangeran Rio mencengkeram pergelangan tangan Fiona dengan erat dan menatap lurus padanya. Mata Pangeran Rio yang biasanya ramah membawa sedikit kemarahan."Tidak ada anak? Lalu, kenapa kamu bisa terdiagnosis hamil?"Pangeran Rio sangat sabar. Dia masih menahan emosi pada saat ini.Fiona menjawab,"Ilmu
Di Kota Sundoro.Selain Pasukan Jaming yang mundur ke Gunung Murien, pasukan musuh lain di dalam kota sudah ditangkap semua.Tawanan perang diharuskan untuk melepas baju zirah dan meletakkan senjata sebelum boleh meninggalkan Kota Sundoro.Beragam busur silang Kerajaan Miria ditinggalkan di Kota Sundoro dan menjadi milik Pasukan Naki.Awalnya, Darren ingin menghancurkan busur-busur silang itu.Akan tetapi, Pasukan Naki berjaga di samping saat para tawanan perang melepaskan senjata sehingga Darren tidak berkesempatan untuk melakukan apa-apa.Dalam cuaca yang dingin, para pasukan sekutu meninggalkan Kota Sundoro hanya dengan memakai pakaian tipis.Tidak ada yang berani bersuara terhadap kondisi satu sama lain.Darren menoleh ke belakang pada Kota Sundoro dan bersumpah, dia akan menyerang balik bersama pasukan besar!Jika bukan karena disergap tiba-tiba, kelaparan dan kedinginan, serta berkurangnya kekuatan perang, mereka tidak akan menderita kekalahan besar.Tawanan perang dibawa ke kamp
Tenji tidak memberi respons terhadap bisikan penjaga tahanan.Mata Tenji yang kosong dan asing tertuju pada jaring laba-laba di tembok."Bagaimana kondisi perang di luar?"Penjaga tahanan bersikap hormat karena telah dibayar."Kaisar memimpin pasukan secara pribadi dan sudah menaklukkan pasukan musuh di Kota Sundoro. Pasukan bantuan dari kerajaan-kerajaan lain juga ditangkap semua.""Pemerintah merekrut tentara dari berbagai tempat, bersiap untuk menyerang Kerajaan Jaming dan Kerajaan Miria. Negara Naki seharusnya sudah tenteram."Ekspresi Tenji cuek."Apa kamu pernah mendengar tentang 'jaring laba-laba'?"Penjaga tahanan termangu sejenak, lalu tersadarkan."Maksudmu, formasi mekanisme dari Keluarga Kirta? Itu hebat sekali dan tersebar di seluruh Negara Naki. Di mana pun pasukan musuh muncul, semuanya berhasil kita cegat!"Penjaga tahanan sangat bangga saat membicarakan hal tersebut.Saking bangga, dia tidak memperhatikan perubahan pada Tenji yang berada di dalam sel.Tenji berbalik ba
Di Kediaman Adipati Penyangga Negara, Kota Sundoro.Pengawal bergegas memasuki halaman dan melapor pada Adipati Penyangga Negara."Adipati! Pasukan Jaming menangkap Kaisar Jaming dan menyerahkan diri!"Adipati Penyangga Negara sangat kaget."Serius? Di mana mereka sekarang?"Adipati Penyangga Negara segera memimpin anak buahnya ke sana. Kaisar Jaming yang kurus kerempeng diikat oleh Pasukan Jaming dan dibuang ke tanah.Pasukan Jaming melepas baju zirah dan berlutut dengan senyum menjilat di wajah mereka."Kumohon, beri aku sedikit makanan .... Kami menyerah!"Adipati Penyangga Negara melirik Kaisar Jaming yang terbaring semaput di tanah. Dia menggelengkan kepala.Kaisar Jaming pun tidak menyangka dia akan dicelakai oleh tentaranya.Hati manusia tidak dapat diprediksi.Adipati Penyangga Negara memberi perintah."Bawa mereka ke penjara!""Baik!"Pada malam hari, Adipati Penyangga Negara menulis surat darurat untuk dikirim pada kaisar.Pada saat ini, Yohan dan Nabila sedang dalam perjalan
Terdapat ruang teh di dalam penginapan.Tabib militer senior dan muridnya dituntun ke dalam. Mereka memberi hormat pada kaisar yang duduk di depan.Usai mandi, Yohan mengenakan pakaian biasa. Aura Yohan yang mulia tidak dapat disembunyikan. Rambut hitamnya diikat dengan tali bertatahkan giok. Tatapan mata Yohan tegas dan mendominasi."Sebagai tabib militer, kenapa kamu tidak bepergian bersama pasukan militer, malah lari ke tempat ini?"Tabib senior dengan tenang memberi penjelasan terhadap pertanyaan kaisar."Kaisar, aku diperintahkan pada saat darurat, bukan tabib militer yang sesungguhnya."Detik berikutnya, seseorang memasuki ruang teh."Kaisar."Orang yang datang adalah Nabila.Yohan langsung beranjak dari kursinya begitu melihat Nabila. Dia menegur,"Kenapa kamu tidak tidur lagi?"Nabila memberi hormat pada Yohan dan duduk bersamanya. Dia memperkenalkan dua tabib itu."Ini kelalaianku. Kaisar, merekalah yang menyelamatkanku ketika aku tertimpa musibah di Gunung Salju Siron kala it
Nabila mendapati bahwa Yohan tampak galau dalam beberapa hari berikutnya setelah menemui kedua tabib itu.Sepertinya karena masalah manusia obat.Nabila menunggang kuda di depan. Dia selalu merasakan ada tatapan yang tertuju padanya.Begitu menoleh ke belakang, Nabila melihat Yohan. Ekspresi Yohan kosong, tetapi matanya kelam. Entah apa yang sedang Yohan pikirkan.Pada awal Juli.Pasukan militer pulang ke Kota Zordo dengan kemenangan.Rakyat berdiri di kedua sisi jalanan Kota Zordo untuk menyambut tentara.Para rakyat bersorak."Hidup Kaisar!""Yang Mulia Ratu hebat!"Anak kecil digendong di atas kepala oleh orang tua mereka untuk menyaksikan kemeriahan tersebut.Rakyat berbisik satu sama lain."Katanya, Kaisar secara pribadi memimpin tentara untuk membalikkan keadaan dan mengatasi krisis di Kota Sundoro, serta menangkap semua pasukan musuh.""Perbatasan Utara dan Perbatasan Timur sudah dibangun kembali! Kerajaan-kerajaan lain takut dengan Negara Naki, pasti tidak akan berani menyerang
Duta-duta dari kerajaan lain sudah tiba dan menetap di penginapan.Mendengar kabar itu, para rakyat terbawa rasa benci sehingga pergi ke penginapan untuk membuat onar. Mereka ingin memberi pelajaran pada para duta.Ada juga pesilat yang jago dalam seni bela diri. Mereka menerobos secara paksa ke dalam penginapan.Mereka mengikat para duta dan membawa para duta keluar, membiarkan rakyat melempar sayuran busuk pada para duta dan memaki para duta.Para duta tidak berani melawan, juga tidak berdaya untuk melawan.Duta Kerajaan Miria tidak dapat menerima penghinaan semacam itu."Rakyat jahanam! Rakyat jahanam! Aku adalah duta. Kalian tidak bisa memperlakukanku seperti ini!"Perlawanannya mendatangkan tamparan dari para rakyat.Negara Naki nyaris dimusnahkan karena orang-orang itu.Beraninya mereka datang ke Negara Naki?Para rakyat yang melampiaskan emosi segera dikontrol oleh aparat pemerintah.Para duta terselamatkan. Setiap dari mereka lebam dan linglung.Di dalam ruangan lantai dua di r
Keesokan pagi, saat Yohan bangun, Nabila sudah tidak ada di sana.Nabila pasti bangun pagi lagi untuk latihan bela diri.Yohan mengenakan pakaian secara mandiri, tidak dilayani oleh pelayan.Leonard membawakan sebaskom air hangat ke dalam. "Kaisar, Yang Mulia Ratu pergi ke penjara pagi-pagi sekali."Yohan mengernyit.Mengapa Nabila pergi ke penjara?Di penjara.Nabila dan Tenji hanya dipisahkan oleh pintu sel.Tenji duduk dengan tenang di tembok yang berukir dengan "jaring laba-laba". Di bawah cahaya lampu, Tenji tampak sangat kasihan."Ratu pun datang, seharusnya bukan untuk mengobrol denganku."Tatapan mata Nabila tegas."Kerajaan Verto sudah mengirim utusan ke Negara Naki untuk menyelamatkanmu."Ekspresi Tenji tetap tenang."Menyelamatkanku atau membunuhku, tidak ada bedanya."Tenji tampak putus asa.Nabila tiba-tiba bertanya, "Apakah Tuan bersedia tinggal di Negara Naki?"Tenji sedikit kaget. Dia termangu sejenak, lalu mendongakkan tatapan pada Nabila.Ekspresi Nabila tegas, tidak
Sebagai suami-istri, Nabila tidak merahasiakannya dari Yohan.Dia menjawab dengan jujur, "Surat-surat."Yohan mengambil selembar surat. Tertulis "Nabila Sayang".Ekspresi Yohan menjadi dingin. Yohan berusaha menekan rasa tidak nyaman. Dia tersenyum seraya menanyai Nabila."Ini surat dari Joseph?"Arin yang berdiri di samping jelas menyadari sesuatu, tetapi tidak dapat mengungkapkannya dengan kata-kata.Nabila melirik Yohan, lalu berkata pada Arin, "Kamu keluar dulu.""Baik, Yang Mulia."Hanya ada Nabila dan Yohan di dalam aula.Nabila mengambil surat di tangan Yohan dan berkata dengan sungguh-sungguh,"Buat apa Kaisar mempermasalahkan masa lalu?"Yohan mencengkeram pergelangan tangan Nabila. "Aku mau baca."Yohan sangat serius."Aku ingin tahu apa yang Joseph tulis dalam surat-surat ini. Aku juga ingin tahu apa saja balasanmu."Nabila mengernyit."Kaisar ...."Yohan memotong perkataan Nabila. Dia menatapnya dengan ekspresi mata kompleks dan bertanya,"Tidak boleh? Aku tidak boleh memba
Para duta tiba secara berkelompok pada beberapa hari lalu. Mereka menunggu panggilan dari Kaisar Yohan untuk membahas kompensasi penghentian perang.Mereka tidak mampu melawan, juga tidak sanggup membuat taruhan.Jika Negara Naki benar-benar menyerang kerajaan mereka, kerajaan mereka pasti musnah.Tidak hanya kerajaan kecil yang waswas, tetapi juga kerajaan besar seperti Kerajaan Miria.Duta Kerajaan Miria ingin menemui Putri Agung, berharap Putri Agung dapat membantu mendamaikan dua negara.Akan tetapi, mereka bahkan tidak dapat menginjakkan kaki ke dalam Kediaman Putri Agung.Duta-duta berkumpul bersama. Mereka bertatapan satu sama lain dan mengembuskan napas."Aduh!""Kalian benar-benar mau tunduk pada persyaratan Negara Naki dan memberikan tanah seperti yang mereka minta?""Kalau tidak? Apakah kita punya pilihan lain?""Kita bukan Kerajaan Jaming, tidak punya kekuatan perang yang cukup untuk melawan Negara Naki. Hanya dengan berhenti berperang, kita baru bisa selamat."Para duta ta
Nabila mendapati bahwa Yohan tampak galau dalam beberapa hari berikutnya setelah menemui kedua tabib itu.Sepertinya karena masalah manusia obat.Nabila menunggang kuda di depan. Dia selalu merasakan ada tatapan yang tertuju padanya.Begitu menoleh ke belakang, Nabila melihat Yohan. Ekspresi Yohan kosong, tetapi matanya kelam. Entah apa yang sedang Yohan pikirkan.Pada awal Juli.Pasukan militer pulang ke Kota Zordo dengan kemenangan.Rakyat berdiri di kedua sisi jalanan Kota Zordo untuk menyambut tentara.Para rakyat bersorak."Hidup Kaisar!""Yang Mulia Ratu hebat!"Anak kecil digendong di atas kepala oleh orang tua mereka untuk menyaksikan kemeriahan tersebut.Rakyat berbisik satu sama lain."Katanya, Kaisar secara pribadi memimpin tentara untuk membalikkan keadaan dan mengatasi krisis di Kota Sundoro, serta menangkap semua pasukan musuh.""Perbatasan Utara dan Perbatasan Timur sudah dibangun kembali! Kerajaan-kerajaan lain takut dengan Negara Naki, pasti tidak akan berani menyerang
Terdapat ruang teh di dalam penginapan.Tabib militer senior dan muridnya dituntun ke dalam. Mereka memberi hormat pada kaisar yang duduk di depan.Usai mandi, Yohan mengenakan pakaian biasa. Aura Yohan yang mulia tidak dapat disembunyikan. Rambut hitamnya diikat dengan tali bertatahkan giok. Tatapan mata Yohan tegas dan mendominasi."Sebagai tabib militer, kenapa kamu tidak bepergian bersama pasukan militer, malah lari ke tempat ini?"Tabib senior dengan tenang memberi penjelasan terhadap pertanyaan kaisar."Kaisar, aku diperintahkan pada saat darurat, bukan tabib militer yang sesungguhnya."Detik berikutnya, seseorang memasuki ruang teh."Kaisar."Orang yang datang adalah Nabila.Yohan langsung beranjak dari kursinya begitu melihat Nabila. Dia menegur,"Kenapa kamu tidak tidur lagi?"Nabila memberi hormat pada Yohan dan duduk bersamanya. Dia memperkenalkan dua tabib itu."Ini kelalaianku. Kaisar, merekalah yang menyelamatkanku ketika aku tertimpa musibah di Gunung Salju Siron kala it
Di Kediaman Adipati Penyangga Negara, Kota Sundoro.Pengawal bergegas memasuki halaman dan melapor pada Adipati Penyangga Negara."Adipati! Pasukan Jaming menangkap Kaisar Jaming dan menyerahkan diri!"Adipati Penyangga Negara sangat kaget."Serius? Di mana mereka sekarang?"Adipati Penyangga Negara segera memimpin anak buahnya ke sana. Kaisar Jaming yang kurus kerempeng diikat oleh Pasukan Jaming dan dibuang ke tanah.Pasukan Jaming melepas baju zirah dan berlutut dengan senyum menjilat di wajah mereka."Kumohon, beri aku sedikit makanan .... Kami menyerah!"Adipati Penyangga Negara melirik Kaisar Jaming yang terbaring semaput di tanah. Dia menggelengkan kepala.Kaisar Jaming pun tidak menyangka dia akan dicelakai oleh tentaranya.Hati manusia tidak dapat diprediksi.Adipati Penyangga Negara memberi perintah."Bawa mereka ke penjara!""Baik!"Pada malam hari, Adipati Penyangga Negara menulis surat darurat untuk dikirim pada kaisar.Pada saat ini, Yohan dan Nabila sedang dalam perjalan
Tenji tidak memberi respons terhadap bisikan penjaga tahanan.Mata Tenji yang kosong dan asing tertuju pada jaring laba-laba di tembok."Bagaimana kondisi perang di luar?"Penjaga tahanan bersikap hormat karena telah dibayar."Kaisar memimpin pasukan secara pribadi dan sudah menaklukkan pasukan musuh di Kota Sundoro. Pasukan bantuan dari kerajaan-kerajaan lain juga ditangkap semua.""Pemerintah merekrut tentara dari berbagai tempat, bersiap untuk menyerang Kerajaan Jaming dan Kerajaan Miria. Negara Naki seharusnya sudah tenteram."Ekspresi Tenji cuek."Apa kamu pernah mendengar tentang 'jaring laba-laba'?"Penjaga tahanan termangu sejenak, lalu tersadarkan."Maksudmu, formasi mekanisme dari Keluarga Kirta? Itu hebat sekali dan tersebar di seluruh Negara Naki. Di mana pun pasukan musuh muncul, semuanya berhasil kita cegat!"Penjaga tahanan sangat bangga saat membicarakan hal tersebut.Saking bangga, dia tidak memperhatikan perubahan pada Tenji yang berada di dalam sel.Tenji berbalik ba
Di Kota Sundoro.Selain Pasukan Jaming yang mundur ke Gunung Murien, pasukan musuh lain di dalam kota sudah ditangkap semua.Tawanan perang diharuskan untuk melepas baju zirah dan meletakkan senjata sebelum boleh meninggalkan Kota Sundoro.Beragam busur silang Kerajaan Miria ditinggalkan di Kota Sundoro dan menjadi milik Pasukan Naki.Awalnya, Darren ingin menghancurkan busur-busur silang itu.Akan tetapi, Pasukan Naki berjaga di samping saat para tawanan perang melepaskan senjata sehingga Darren tidak berkesempatan untuk melakukan apa-apa.Dalam cuaca yang dingin, para pasukan sekutu meninggalkan Kota Sundoro hanya dengan memakai pakaian tipis.Tidak ada yang berani bersuara terhadap kondisi satu sama lain.Darren menoleh ke belakang pada Kota Sundoro dan bersumpah, dia akan menyerang balik bersama pasukan besar!Jika bukan karena disergap tiba-tiba, kelaparan dan kedinginan, serta berkurangnya kekuatan perang, mereka tidak akan menderita kekalahan besar.Tawanan perang dibawa ke kamp