Orang-orang ini pasti diatur oleh Ratu Kerajaan Puanin untuk melindungi dirinya sendiri.Tak heran saat pertama kali bertemu, Ratu berani tampil tanpa pengawal.Siapa pun yang bisa menjadi seorang ratu, tidak ada yang bodoh.Ratu Kerajaan Puanin berdiri sendiri, memainkan bunga segar di samping tempat tidurnya."Penyakit ini sudah ada sejak aku muda, dan makin parah dari tahun ke tahun.""Khususnya dalam beberapa bulan terakhir, aku hampir tidak bisa bangun dari tempat tidur untuk mengurus pemerintahan. Perdana Menteri mengambil kesempatan untuk membentuk faksi sendiri. Saat aku sadar, dia sudah berada di puncak kekuasaan."Ratu berbalik, menatap Nabila yang tampak tetap tenang walau menghadapi masalah besar. Dia lalu tersenyum dingin."Mereka yang mengkhianatiku, semuanya pantas mati."Nabila dengan tenang bertanya, "Termasuk adik kandung Anda?"Jari-jari Ratu sedikit gemetar.Dia tidak menjawab pertanyaan Nabila, melainkan membahas hal lain."Kerajaan Verto telah lama kirim orang unt
Kerajaan Jaming.Di luar istana, Puri Seruni ... sebuah istana kecil kerajaan tempat Kaisar Agung yang telah dipaksa turun takhta tinggal. Orang-orang mengira dia menikmati masa tuanya di sana. Namun, kenyataannya dia dipenjara, dengan penjagaan ketat di dalam dan luar.Di dalam aula utama, Kaisar Agung duduk di kursi atas dengan wibawa yang tidak berkurang. Sementara itu, di depannya berdiri anaknya yang durhaka ... kaisar yang baru naik tahta.Sang kaisar yang baru naik tahta, menatap Kaisar Agung dari atas dengan sikap agresif.Kaisar Agung dipenuhi amarah."Apa kamu mau mengepung Negara Naki? Menurutku, kamu hanya mau hancurkan Kerajaan Jaming milikku!"Sampai saat ini, Kaisar Agung hanya menyesali satu hal ... bahwa dia tidak membunuh anak durhaka ini sejak awal!Sang kaisar baru, datang ke Puri Seruni demi mendapatkan token militer.Matanya dipenuhi kegilaan, seakan-akan dunia sudah berada dalam genggamannya, tinggal satu langkah terakhir lagi."Ayah, sebentar lagi ... Anda akan
Di Puri Seruni, istana kecil kerajaan, Kaisar Agung sadar bahwa situasinya buruk dan mengeluarkan teriakan marah yang memilukan."Bajingan! Apa yang kamu mau lakukan? Aku ini ayah kandungmu! Aku adalah Kaisar Kerajaan Jaming!"Namun, putranya ... kaisar baru ... sudah tidak peduli pada hubungan keluarga. Yang dia inginkan hanyalah token militer.Karena para pria kekar itu tahu bahwa Kaisar Agung memiliki keterampilan bela diri yang tinggi, mereka memberinya obat pelemah otot.Usianya yang sudah tua, ditambah kondisinya yang lemah, membuatnya tidak mampu melawan mereka.Mata Kaisar Agung penuh ketakutan saat melihat kaisar baru telah bersiap-siap untuk pergi, membiarkan dirinya dipermalukan. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia merasakan ketakutan dan kepanikan yang mendalam."Tidak ... jangan ...."Sang kaisar baru menatap ayahnya dengan dingin."Token militer, berikan atau tidak?"Kaisar Agung merintih dengan putus asa, "Takdir hendak menghancurkan Kerajaan Jaming!"Tatapan kaisa
Kuil Kemilau.Ratu Kerajaan Puanin turun dari kereta, dan kepala biara membimbingnya masuk.Dia menoleh ke belakang, memperhatikan para pengawal yang mengikutinya ke kuil, dan menemukan beberapa wajah asing di antara mereka.Sepertinya, ini adalah pengaturan dari Wulan.Ekspresi Sang Ratu tetap tenang. Jubah kuning keemasannya berkilauan di bawah sinar matahari, membuat Kuil Kemilau tampak lebih terang dari biasanya.Setelah memasuki kamar meditasi, Dayang Meriana, pelayan setianya, menutup pintu dan berbicara dengan suara pelan."Yang Mulia, kuil ini terasa aneh."Ratu Kerajaan Puanin berdiri di depan altar kecil, menatap patung Buddha dengan tangan terlipat di belakang, suaranya dingin dan suram."Kuil ini adalah penjara yang mereka buat untukku."Para biksu di sini, kemungkinan besar, sudah diganti.Tangan Perdana Menteri benar-benar telah merentang ke segala penjuru.Dia menyeringai dingin, dengan ejekan di bibirnya.Malam hari.Di Istana Kekaisaran, di dalam ruang kerja kerajaan.
Di luar Kuil Kemilau, para penjaga berjaga untuk melindungi Sang Ratu.Di tempat tersembunyi, pasukan bayangan juga siaga untuk melindungi Nabila.Semua mata-mata fokus mengawasi kuil, kecuali Neil, yang menundukkan kepala dan sibuk menulis dengan penuh semangat."Yang Mulia menyamar dan diam-diam bertemu dengan Ratu hingga larut malam ...."Stefano, yang berdiri di sebelahnya, melirik tulisannya dan langsung meninju kepala Neil."Bertemu apanya, dasar bodoh!"Sekejap, benjol besar muncul di kepala Neil.Neil langsung merasa terzalimi."Kak Stefano, kenapa juga kamu pukul aku?"Stefano memberikan tinju lainnya dan menegurnya dengan suara rendah."Sekarang aku tahu kenapa Kak Tobias suruh akau mengawasi kamu! Neil, aku tidak sangka, kamu suka melebih-lebihkan seperti ini! Kamu sengaja, ya? Mau merusak hubungan Kaisar dan Yang Mulia? Mau memecah belah mereka, ya?"Neil menangis dengan suara tertahan."Uuhh ... kalian semua jahat padaku! Aku akan laporkan ini ke Kaisar!"Dia meneteskan ai
Di luar Kuil Kemilau.Wulan membawa pasukannya dan berhadapan dengan pasukan Yukina."Yukina, kamu tinggalkan pos tanpa izin dan berencana mencelakai Ratu! Aku, sebagai Wali Penguasa, akan mengeksekusimu di tempat!"Yukina tertawa dingin karena marah."Aku jalankan perintah Ratu untuk menjaga Kuil Kemilau, apa salahku? Wulan, jelas kamu yang berencana melakukan pengkhianatan! Dan kalian semua, satu per satu telah bersekongkol dengannya! Apa kalian tidak malu pada Ratu kita?"Di sisi Wulan berdiri dua jenderal, wajah mereka tak menunjukkan emosi sedikit pun."Yukina, kamu justru yang menuduh duluan! Kalau kamu tidak bersalah, izinkan kami masuk untuk memastikan keselamatan Ratu!"Yukina berdiri tegak di gerbang kuil, suaranya dingin dan tegas."Membiarkan kalian masuk? Jangan harap!"Tatapan Wulan menjadi dingin, lalu dia mengibaskan tangan memberi perintah."Lepaskan panah!"Pasukan Wulan jauh lebih banyak dibanding pasukan di bawah Yukina.Dia yakin, Yukina tidak akan mampu menahan me
Para prajurit di sisi Wulan sudah menarik busur mereka, siap untuk melepaskan anak panah.Tiba-tiba, seseorang berteriak."Berhenti!"Wulan bingung dan menoleh ke arah suara itu.Namun, dia hanya melihat banyak orang didorong keluar dari gerbang besar Kuil Kemilau, langsung ke hadapan para pemberontak.Mereka semua adalah pejabat Kerajaan Puanin!Para pejabat sipil dan militer, hampir semuanya telah diikat dan dibawa ke sana.Tampaknya, ini adalah perbuatan si bajingan Chelsea!Mata Wulan memancarkan kebencian yang dingin."Chelsea, kamu pikir dengan menyandera mereka bisa buat aku terancam? Biar kamu tahu, aku tetap akan membunuh!"Para pejabat itu, melihat keadaan gila Wulan, sebagian ketakutan, sebagian lagi marah."Yang Mulia Wali Penguasa! Tak kusangka Anda orang seperti ini!""Wulan, Anda ternyata berkhianat!""Kalau Anda membunuh kami semua, bagaimana Anda akan menjelaskan kepada dunia! Tanpa satu pun pejabat di istana mendukungmu. Meskipun Anda menjadi penguasa, itu semua sia-s
Nabila menatap Wulan dengan tatapan dingin. Matanya memancarkan semangat tempur.Teknik Kulit Besi.Salah satu seni bela diri terkuat di dunia.Dia ingin melihat sendiri kehebatannya.Dalam sekejap, Nabila melompat maju dengan ujung kakinya, tubuhnya melayang di udara.Wulan berdiri di tempat, mengambil sikap kuda-kuda, menahan napas dan berkonsentrasi. Tubuhnya dipenuhi energi, ototnya menegang, membentuk pertahanan seperti tembok besi.Nabila melancarkan pukulan, tetapi Wulan tidak bergeming."Ambil tombak!" Ratu Kerajaan Puanin tahu Nabila ahli menggunakan tombak panjang, lalu melemparkan senjata itu kepadanya.Nabila menangkapnya dengan tangan dari arah belakang. Tanpa menoleh dia berkata, "Terima kasih."Wajah Wulan berubah serius, tangannya terulur ke depan, energinya kembali menguat.Tombak panjang itu menghantam bahunya, tetapi tak melukainya sedikit pun.Nabila melancarkan serangan bertubi-tubi, ujung tombak diarahkan ke dada Wulan.Namun, Teknik Kulit Besi Wulan telah mencapa
Nabila mengikuti arah sumber suara itu dan melihat Yohan berpakaian ungu yang sangat ... luar biasa.Dia langsung tidak tahan untuk melihatnya.Apakah ini suaminya? Kaisar suatu negara yang agung itu?Nabila ingin berpura-pura tidak melihatnya dan diam-diam pergi.Yohan sangat ingin bertemu istri dan berlari dengan kecepatan tinggi, angin yang menerpa membuat ujung pakaiannya.Para prajurit Pasukan Elang mundur dengan sadar diri, sehingga Ratu dan Kaisar bisa bersama.Hanya Shawn yang peka menyadari sepertinya Ratu bergerak mundur ...."Istriku!" Yohan memeluk Nabila dengan penuh semangat.Dia tidak bisa memanggilnya Ratu di tempat umum.Keduanya begitu dekat sehingga Nabila bisa mencium aroma dupa di pakaiannya.Agak menyengat.Dia berbisik."Siapa pun kamu, cepat tinggalkan dia."Yohan, "?""Nabila, apa yang baru saja kamu katakan?" Matanya berkilat dengan bingung.Nabila tertawa datar."Tidak ada."Nabila tidak bisa mengatakan kalau dia curiga Yohan kerasukan hantu.Kalau tidak, unt
Pelanggan yang sedang mencari masalah itu melotot dengan marah."Dasar bocah bau kencur! Aku mengeluarkan uang agar kamu melakukan sesuatu, apa kamu tidak mengerti!? Aku menyuruhmu untuk menulis 'hidup dan menua bersama', jadi tulis saja! Untuk apa begitu cerewet!?"Anak kecil itu kurus dan memegang pena sambil berbicara dengan penuh kebenaran."Tidak ya tidak! Itu lagu yang digunakan oleh pasangan. Kamu dan pelacurmu itu siapa? Kalian tidak layak!"Pelanggan itu sangat marah sampai menggertakkan gigi dan berkata, "Pelacur? Kamu! Siapa yang kamu maki!? Masih kecil dan sudah begitu nakal, akan kuhajar kau sampai mati!""Pukullah, kamu juga tukang selingkuh! Sudah punya istri dan masih ingin menikahi pelacur, benar-benar orang yang tidak berguna! Pergi jadi kasim saja! Lebih baik dikebiri dan jangan sampai melahirkan anak sampah!"Mereka yang melahirkan sampah adalah bajingan."Sialan! Mulutmu kotor sekali!" Wajah pelanggan itu memucat karena marah dan ingin menyerang, tetapi telinganya
Raut wajah Nabila terlihat serius.Shawn bisa mengatakan hal seperti itu seharusnya bukan hanya niatnya seorang diri.Nabila telah memasuki istana sebagai Ratu dan tidak bisa memimpin pasukan lagi.Shawn mengatakan ini dan menganggapnya sebagai hal terakhir yang ingin dia katakan.Mungkin akhir terburuknya adalah kematian."Kamu membentuk kami dan melatih kami untuk berperang serta membunuh musuh.""Tapi sejak bergabung dengan Pelindung Istana, semua rekan kacau.""Sekarang meskipun kamu bukan seorang Mayor Jenderal, kamu telah mendapatkan kepercayaan dari Kaisar. Karena kamu bisa bertugas di Aula Bela Diri, kenapa tidak membentuk pasukan sendiri?""Yang Mulia Ratu, izinkan aku mengatakan sesuatu yang tidak pantas. Kurasa ucapan pemimpin Kerajaan Puanin memang benar.""Setelah menikah dengan Kaisar, kamu tidak punya kekuasaan dan hanya punya peran untuk mengajar anak kecil. Sayang sekali keterampilan bela dirimu begitu bagus ...."Nabila menyela dengan raut wajah dingin."Pemimpin Kera
Berbicara tentang mendiang ayah kandungnya, pemimpin Kerajaan Puanin mengernyitkan dahi."Dia meninggal karena sakit saat aku masih kecil.""Tidak ada potret dirinya yang tersisa di istana.""Aku tidak ingat seperti apa rupanya. Kalau butuh potret ini, aku akan mencari beberapa orang tua pada masa itu dan bertanya kepada mereka."Nabila merasa agak kesulitan.Tanpa potret, tidak ada petunjuk tentang penampilannya.Benar-benar mencari jarum di antara tumpukan jerami.Pemimpin Kerajaan Puanin melanjutkan."Saat itu aku dan Teresia baru berusia dua atau tiga tahun. Orang-orang memberontak dan memasuki istana. Demi menjaga garis keturunan kami, ibu mengirim kami keluar istana untuk menghindari bencana.""Agar kelak kami bisa mengenali satu sama lain, aku mematahkan jepit rambut menjadi dua bagian.""Ini adalah setengah yang kumiliki."Dia mengeluarkan setengah dari jepit rambut giok putih yang merupakan kepala dan bagian gagangnya.Nabila bertanya dengan hati-hati."Jadi, seharusnya adik k
Meskipun Nabila meminta pengawal rahasia untuk pergi, mereka tidak bergeming.Pemimpin Kerajaan Puanin berkata kepada pengawal rahasianya, "Pergilah."Dia memberi perintah dan semua pengawal rahasia segera pergi.Hanya ada Dayang Meriana yang masih tinggal, pemimpin negara sama sekali tidak panik.Dia menatap Nabila dan menggodanya tanpa ampun."Sepertinya mereka berpura-pura mengikuti perintahmu, tapi nyatanya menerima perintah dari Kaisar Yohan dan mengawasimu untuknya. Meski kamu bersedia tinggal di Kerajaan Puanin, kamu akan diculik kembali ke Negara Naki oleh mereka."Stefano agak cemas."Yang Mulia, kami ...."Nabila mengabaikan alasan Stefano. Dia maju selangkah dan berkata kepada pemimpin Kerajaan Puanin dengan tenang."Kamu tidak perlu repot-repot mencoba menghasut.""Musuh asing mendekat. Kita harus bersatu daripada melakukan hal-hal yang tidak berarti seperti itu."Pemimpin Kerajaan Puanin menggelengkan kepalanya dengan penuh penyesalan."Bagaimanapun, jalannya berbeda. Kuki
Nabila melirik ke arah pria tampan yang terlihat penuh harap."Sebelum membunuh mereka, tinggalkan obatnya."Semua pria tampan itu terkejut!Orang ini sangat kejam!Mereka semua akan mati, tetapi yang Nabila pikirkan hanyalah obatnya.Dayang Meriana mengernyitkan dahi.Sepertinya Mayor Jenderal Joka tidak tertarik dengan ketampanan....Para pengawal rahasia yang bersembunyi di kegelapan menatap pria tampan yang diusir dengan tatapan penuh niat membunuh.Hanya dengan ini masih ingin merayu Yang Mulia? Cari mati!Pengawal rahasia dalam kegelapan juga melihat adegan ini dan mengerutkan kening."Kakak kedua, apa yang ingin pemimpin Kerajaan Puanin lakukan?"Tobias mengunyah rumput dan mencibir."Apa lagi yang bisa dia lakukan? Dia ingin membiarkan Yang Mulia tetap tinggal!""Apa!?" Para pengawal rahasia tiba-tiba merasakan masalah besar akan datang.Kalau pemimpin Kerajaan Puanin berhasil, apa yang akan Kaisar lakukan?Untung saja Yang Mulia menahan godaan tersebut dan tidak menerima mere
Istana Kerajaan Puanin.Di aula samping Istana Talina, beberapa pengawal rahasia berjaga di luar aula. Tabib kekaisaran sedang merawat Nabila di dalam aula.Dia mengalami beberapa luka dalam, tetapi untungnya tidak ada luka vital.Nabila hendak bangun setelah tabib kekaisaran pergi, tetapi bahunya dipegang oleh pemimpin Kerajaan Puanin."Duduklah, aku akan menyuruh seseorang mengoleskan obat untuk melancarkan peredaran darah dan menghilangkan penyumbatan."Nabila mengangguk."Terima kasih, Yang Mulia."Pemimpin Kerajaan Puanin berbicara dengan tenang.R"Sekarang kita telah mengurangi korban jiwa, juga bisa menyingkirkan Wulan dan Teresia palsu. Mengatasi tiga hal dalam satu upaya, bagus sekali."Nabila mengingatkannya."Wulan bersikeras untuk bergabung dengan Kerajaan Verto untuk menghancurkan Negara Naki karena takut akan kehilangan keuntungan dari Kerajaan Verto.""Adalah langkah yang bijak untuk menginterogasinya sebelum membunuhnya."Niat membunuh berkilat di mata pemimpin Kerajaa
Pemimpin Kerajaan Puanin menatap Nabila dengan tenang. Sikapnya biasa, tetapi nadanya lebih lembut dari biasanya."Nanti ikutlah aku kembali ke istana dan aku akan menyuruh tabib kekaisaran untuk memeriksamu."Nabila menjalankan misi rahasia ke Kerajaan Puanin. Selain pemimpin negara dan Dayang Meriana sang orang kepercayaan, tidak ada seorang pun di Kerajaan Puanin yang mengetahui identitasnya.Nabila ingin menolak kebaikan pemimpin negara.Akan tetapi saat hendak berbicara, Dayang Meriana meminta perintah lebih dulu."Yang Mulia, para pejabat itu ...."Pemimpin negara menatap para pejabat sipil dan militer yang ditangkap.Ketika Wulan hendak menembak semua orang dengan anak panah, dia mendengar teriakan mereka."Tangkap semua rekan Wulan dan antarkan yang lainnya pulang dengan selamat.""Baik!"Seketika sekelompok pemberontak yang mengetahui mereka akan menghadapi bencana berlutut dan memohon belas kasihan."Yang Mulia, ampunilah nyawaku!""Yang Mulia! Aku buta sesaat!""Benar, Yang
Nabila melayang di udara, langkah kakinya yang cepat tampak kacau tanpa aturan. Namun sebenarnya, dengan kecepatan luar biasa, dia terus menendang lawannya.Orang yang ahli ilmu meringankan tubuh, biasanya juga ahli dalam ilmu tendangan.Terlebih lagi, Nabila sangat mahir dalam ilmu meringankan tubuh.Kecepatan kakinya membuat Wulan tak mampu menangkis. Kedua tangannya tidak cukup untuk bertahan. Dia berusaha berdiri stabil, tetapi secara naluriah terus mundur.Dalam prosesnya, wajah Wulan terkena beberapa tendangan, hingga langsung memar dan bengkak.Nabila mendarat, ujung pakaiannya jatuh perlahan. Satu tangan disembunyikan di belakang, tangan lainnya diulurkan ke depan. Dia menunjuk dengan jari telunjuk, lalu menggerakkan jarinya ke arah Wulan, jelas menunjukkan sikap menantang.Hidung Wulan mengeluarkan dua aliran darah.Dia mengangkat lengannya, mengusap darah dengan lengan bajunya. Matanya penuh kebencian, menatap Nabila tanpa berkedip, seolah-olah ada api yang menyala di tenggor