Nabila tidak pandai minum arak, takut membuat kesalahan setelah mabuk.Melihat Yohan minum satu cangkir demi cangkir, dia terpaksa menemani dua cangkir saja."Ketika masih muda, aku pernah berambisi untuk bawa pedang jelajahi dunia, jadi seorang yang bebas tanpa ikatan.""Setelah Ibu Selir wafat, mendiang Kaisar kirim aku keluar dari istana untuk belajar seni bela diri.""Keluar dari istana, baru aku tahu betapa luasnya dunia ini. Hidup di istana, meskipun berstatus tinggi, tak ubahnya seperti katak dalam tempurung.""Aku tahu, kamu Yolo sejak kecil jelajahi dunia persilatan, pasti merasa aku berbeda denganmu.""Kamu hanya hormati statusku, sehingga bersikap sopan padaku ...."Nabila dengan tenang berkata."Yang Mulia, Anda tidak boleh minum lagi.""Aku sangat sadar."Dia menatapnya dalam-dalam."Sejak aku duduki takhta ini, aku tidak punya teman.""Yolo, kamu adalah yang pertama.""Saat pertempuran di Kota Sundoro, aku sangat kagum pada kemampuanmu.""Dunia persilatan tidak bisa kehil
Randi terluka parah.Dafka segera pergi memanggil tabib.Setelah memeriksa lukanya, wajah tabib itu tampak sulit."Luka luar tidak mematikan, tapi ....""Tapi apa." Nabila bertanya dengan tenang."Aku juga tidak yakin, tetapi ini sangat mirip dengan Serbuk Lima Racun."Alis Yohan berkerut, memancarkan kilatan dingin."Apakah itu racun terlarang dari Kota Utara, Serbuk Lima Racun?"Tabib itu mengangguk, "Betul. Konon, Serbuk Lima Racun bisa membuat seseorang lebih baik mati daripada hidup, atau sebaliknya membuat mereka terjebak antara hidup dan mati. Racun ini pernah merajalela di wilayah utara, tetapi juga menjadi penyebab kehancuran wilayah tersebut, hingga dijadikan racun terlarang oleh banyak negara. Sekali terkena racun ini, seseorang tidak akan bisa melepaskannya. Meskipun bukan racun yang mematikan, itu lebih buruk dari racun."Tangan Nabila mengepal erat.Serbuk Lima Racun, dia pernah mendengarnya.Ketika racun ini bereaksi, orang yang bersangkutan akan merasakan penderitaan ya
Yohan memberikan perintah."Segera pergi ke Dusun Keluarga Sastro, selidiki secara diam-diam, siapa saja yang menentang istana.""Siap!"Saat ini.Kota Donira.Dusun Keluarga Sastro ....Para murid dari berbagai sekte besar mengepung tempat itu dengan rapat.Di antaranya, ada yang berdiri di tempat tinggi, berteriak."Saudara-saudara, kali ini kita harus teguh dan bersatu! Kita harus minta pemimpin aliansi memberikan penjelasan kepada kita!"Rekan-rekan dunia persilatan, banyak dari kita yang dipaksa ke jalan buntu oleh istana. Membentuk Aliansi Germa adalah untuk melawan ketidakadilan dari istana! Dunia persilatan adalah tempat kita, tak boleh dicemari!""Kita belajar bela diri untuk menegakkan keadilan, bukan untuk jadi penjilat pihak istana!"Orang-orang di bawah berseru dengan lantang."Benar sekali! Tidak mau jadi penjilat istana!""Para pemimpin sekte sedang berbicara dengan pemimpin aliansi, ini adalah kesempatan terakhir Aliansi Germa. Kalau mereka masih ingin menjadi pejabat b
Nabila tidak pernah menyangka, bahwa Dusun Keluarga Sastro yang sebelumnya penuh kehidupan, kini kondisinya berubah menjadi begitu menyedihkan.Tanaman di ladang dicabut sampai ke akar-akarnya.Hasil panen yang sedang dijemur di tanah berserakan.Beberapa rumah dibakar, menyisakan kerangka belaka.Nabila menahan seorang warga desa untuk bertanya apa yang terjadi.Penduduk desa itu menghela napas panjang."Kamu terlambat datang, 'kan? Tidak mendengar, ya? Tadi murid-murid Geng Sayap Hijau datang untuk tunjuk langsung, bahwa mereka lihat sendiri Pemimpin Aliansi bunuh Pemimpin Geng Sayap Hijau.""Banyak juga orang-orang dari desa lain yang datang untuk bersaksi, mereka semua mengatakan, dulu Sekte Aziz difitnah oleh Pemimpin Aliansi, dan banyak bukti telah dikeluarkan.""Sekarang ini, Pemimpin Aliansi sedang kumpulkan semua murid dari berbagai perguruan untuk lakukan pemungutan suara, untuk putuskan apa dia harus turun takhta. Aduh! Dusun Keluarga Sastro sudah berubah ...."Mendengar ini
"Aku memberi salam pada Kaisar," ucap James dengan tenang. Mata James yang selalu melengkung karena tersenyum sebelum ini, terlihat setenang air.Yohan bertanya dengan dingin."Pemimpin Aliansi James, apakah kamu masih belum bisa menyelesaikan masalah itu?"James tersenyum tipis, dia mengejek dirinya sendiri."Tidak juga, aku sudah bukan seorang pemimpin aliansi lagi."Nabila mengetahui James merasa sedikit sedih, jadi Nabila menyuruhnya untuk beristirahat di ruangan di samping.Kemudian, Nabila bertanya pada Yohan."Saat ini sudah sangat larut, kenapa Anda masih berada di sini?"Yohan menatap punggung James yang menjauh dan bertanya dengan suara yang berat."Malam ini dia tidur di sini?"Nabila membawa James kembali, lalu menyuruhnya untuk tinggal di rumah sewaannya sendiri. Tidak ada yang salah dengan hal ini.Hanya saja, Yohan sama sekali tidak setuju.Karena ada perbedaan antara pria dan wanita.Nabila tidak menyangkal, dia berkata, "Saat ini sudah sangat larut, Kaisar."Hal ini ti
Nabila menuangkan segelas air untuk James."Kamu terlihat sangat sedih, apakah kamu tidak rela melepaskan posisimu sebagai pemimpin aliansi?"Terdapat senyuman kecil di mata James."Bagaimana mungkin? Kamu jelas-jelas tahu kalau aku tidak pernah mau menjadi pemimpin aliansi.""Seperti yang kamu bilang, saat itu aku dipaksa oleh semua orang untuk duduk di posisi itu.""Kondisiku saat ini sama sekali tidak buruk, akhirnya aku bisa dapat kebebasanku kembali.""Aku selalu merindukan masa-masa saat kita berkeliling dunia.""Kita akan selidiki masalah Sekte Aziz secara pribadi."Nabila mengangguk."Tidak ada salahnya menyelidiki sendiri, mereka semua sama sekali tidak bisa diandalkan."James berkata dengan lembut, "Mereka untuk sementara sedang dihasut, jangan salahkan mereka."Tatapan Nabila terlihat tenang."Tentu saja aku juga tahu kalau masalah ini bisa jadi seperti ini karena Sekte Aziz.""Mereka tidak mungkin bisa diprovokasi kalau tidak punya motif egois.""Ada banyak sekte di dunia i
Istana kekaisaran.Di dalam Ruang Kerja Istana, Dafka sedang memberi hormat pada Kaisar sambil melapor padanya."Kaisar, kami berhasil menangkap dua pendekar anti kekaisaran hari ini berdasarkan daftar nama tersebut. Mereka sudah dikurung di dalam penjara. Mereka berasal dari Sekte Areta, mereka mengetahui bahwa James dan Yolo sedang berada di Kota Zordo, jadi mereka mengambil risiko untuk datang ke sini."Yohan sedang membaca buku dari para pejabat dengan tatapan yang tajam, kemudian berkata dengan acuh tak acuh."Mereka sama sekali tidak takut mati."Dafka berkata."Biasanya mereka juga tidak berani membuat masalah di Kota Zordo. Tapi akhir-akhir ini muncul perintah pengejaran dengan hadiah yang besar, jadi mereka memberanikan diri mereka untuk datang ke sini."Yohan meletakkan buku, tatapan tajamnya penuh dengan niat membunuh."Aku tidak peduli kamu pakai cara apa. Siapa pun yang memasuki Kota Zordo dan menginginkan nyawa Yolo, bunuh mereka tanpa ampun.""Baik!"Dafka menjawab denga
Pada siang hari.Dafka melapor pada Kaisar."Kaisar, Andre Hira sama sekali tidak mengatakan apa pun. Dia langsung bunuh diri dengan menggigit lidahnya."Terdapat niat membunuh di mata Yohan.Bukankah dia bunuh diri karena takut dihukum karena telah melakukan kejahatan?"Periksa Kediaman Hira.""Hamba mengerti!"Setelah itu, Dafka kembali melapor."Kaisar, anggota Sekte Aziz yang tersisa mulai menunjukkan diri mereka selama beberapa hari ini. Mereka mengumpulkan para seniman bela diri untuk membahas rencana penangkapan James dan Yolo. Mereka juga membunuh banyak orang jahat, mereka kemungkinan melakukan ini untuk menarik hati semua orang."Terdapat ekspresi serius di wajah Yohan.Pada malam hari.Yohan mendatangi Nabila dan membicarakan hal ini."Anggota Sekte Aziz sudah menunjukkan diri mereka sekarang, apa rencanamu?"Nabila berkata dengan tenang, "Bunuh mereka semua."Yohan juga berpikir seperti itu."Kamu bisa beri tahu padaku kalau butuh bantuan.""Terima kasih, Kaisar," ucap Nabi
Setelah merenung untuk waktu yang lama, Yohan berterus terang dengan penuh pertimbangan."Kalau Negara Naki dapat memusnahkan Kerajaan Jaming dan kerajaan lain, bahkan kalau aku tidak menyerang Kerajaan Puanin demi kamu, tidak ada jaminan bahwa penerusku tidak akan menjajah Kerajaan Puanin.""Syarat untuk koeksistensi adalah Kerajaan Puanin cukup kuat untuk bisa bersaing dengan Negara Naki. Kalau tidak, Kerajaan Puanin harus bergantung pada Negara Naki dan selamanya hidup dalam ketakutan.""Kalau Kerajaan Puanin tidak dapat memanfaatkan kesempatan untuk memperkuat diri dalam sepuluh tahun, cepat atau lambat Kerajaan Puanin akan dijajah.""Kalau bukan kerajaan lain yang runtuh, berarti itu negara kita."Ucapan Yohan sudah sangat halus.Meskipun dia sangat mencintai Nabila, bahkan rela pergi ke Kerajaan Puanin bersama Nabila, Yohan akan selalu mengutamakan Negara Naki daripada Kerajaan Puanin di saat harus memilih satu di antara keduanya.Kecuali Kerajaan Puanin menjadi kuat hingga tidak
Nabila tidak berani memercayai apa yang baru saja dia dengar.Yohan berkata dia ingin menjadi suami permaisurinya?"Kaisar serius?" Nabila tidak pernah memikirkan itu.Solusi Yohan sungguh agak lain.Yohan tidak terlihat seperti bercanda. Yohan berujar dengan serius,"Sebelum pergi mencarimu, aku sudah mengatur semua masalah di istana.""Dunia ini akan disatukan pada akhirnya. Negara Naki dan Kerajaan Puanin akan menjadi satu.""Anggap saja aku menemanimu pulang ke tanah leluhur untuk tinggal selama beberapa tahun.""Setelah menundukkan Kerajaan Sahara dan Kerajaan Suari dengan sepenuhnya ...."Nabila buru-buru memotong perkataan Yohan."Pulang ke tanah leluhur? Memangnya ini sama?"Mungkinkah Yohan sudah kehilangan akal sehat karena menangani urusan pemerintahan?Yohan berujar dengan sungguh-sungguh,"Setiap kata-kataku berasal dari lubuk hatiku.""Hanya ada dua pilihan itu.""Sekarang, kamu yang pilih."Nabila menyeringai, memaksa diri untuk tersenyum."Kenapa aku merasa Kaisar sedan
Begitu pintu dibuka, orang yang berdiri di luar benar adalah Yohan.Nabila langsung menaruh pisau di tangannya dan berjalan menuju Yohan.Yohan menatap lurus pada Nabila, khawatir Nabila akan kabur.Menurut rencana awal, Yohan akan langsung pergi ke Kerajaan Puanin.Akan tetapi, Yohan mendapat kabar dari pengawal rahasia bahwa Nabila sudah pulang ke Negara Naki. Yohan segera menyusul ke alamat yang diberitahukan dalam surat.Untungnya, Nabila tertahan karena badai salju."Istriku ...." Yohan tidak menyebut nama Nabila di depan orang luar. Meski begitu, panggilan itu juga penuh rasa cinta dan rindu.Dikarenakan ada orang luar di kamar, Nabila membawa Yohan ke kamarnya. Nabila meminta Baron untuk mengawasi di sana, lalu memberikan uang perak pada pelayan.Pelayan memilih untuk diam terhadap apa yang dia lihat dan dengar karena mendapat uang.Nabila membawa Yohan ke dalam kamar. Begitu pintu ditutup, Yohan langsung memeluk Nabila.Mantel Yohan dibasahi salju.Nabila mendorong Yohan dengan
Sudah lama Nabila menyelidiki kasus manusia obat, tetapi tidak kunjung ada kemajuan.Alhasil, Nabila menemukan manusia obat di penginapan kecil ini.Tatapan mata Nabila saat melihat pedagang itu menjadi tegas.Dari reaksi mereka yang baru saja mengetahui isi kotak itu, pedagang sudah punya perhitungan dalam hati. Pedagang tahu apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dia katakan."Siapa kalian? Manusia obat apa? Aku pengawal barang. Itu pasien yang kukirim ke kota lain untuk diobati ... uhm!"Nabila tiba-tiba mencekik pedagang itu hingga membuatnya sesak napas.Pedagang itu mendongak dan bertemu dengan mata Nabila yang tegas.Seketika, dia merasa nyawanya terancam.Wanita ini memiliki niat membunuh yang kuat!...Malam terasa sangat panjang.Setelah fajar menyingsing, pelayan membawakan air panas ke setiap kamar.Ketika sampai ke sebuah kamar, orang yang membuka pintu sudah berbeda.Tampak bibir yang dingin dari celah pintu."Tidak butuh air panas."Pelayan mencium bau darah, tetapi it
"Tuan, salju turun sangat lebat beberapa hari ini. Kita tidak dapat bepergian lebih jauh. Ini satu-satunya penginapan yang ada di sekitar." Baron memimpin jalan di depan. Nabila menggiring kuda mengikutinya.Salju turun sangat lebat. Nabila menggiring kuda sambil melindungi mata dengan tangan yang satunya. Akan tetapi, salju tetap masuk ke mata dan hidung.Baru setelah masuk ke penginapan, tubuh terasa lebih hangat.Pelayan menyajikan teh hangat. "Mau makan atau menginap?"Nabila membersihkan salju dari rambutnya. "Menginap, dua kamar. Bawakan dua botol arak dan dua kilogram daging sapi."Pelayan tersenyum saat menyahut."Baik! Mohon tunggu sebentar!"Ada juga beberapa pedagang yang juga terjebak di penginapan karena badai salju.Mereka membawa barang dagangan sehingga mengalami kesulitan yang lebih besar dibanding Nabila.Pada saat ini, mereka duduk bersama dan minum arak dengan murung."Tidak tahu kapan badai salju akan berhenti. Aku akan rugi kalau barang dagangan ini tidak dikirim
Di Istana Giok.Tatapan mata Ibu Suri saat melihat kaisar menyiratkan keraguan dan kegelisahan.Ibu Suri tidak percaya bahwa kaisar datang karena peduli padanya dan menjenguknya.Yohan berbicara secara lugas dan tanpa basa-basi."Hormat pada Ibu.""Aku akan keluar istana, belum tahu kapan pulang. Aku khawatir Selir Nita akan kewalahan kalau mengurusi harem sendirian. Ibu urus saja untuk sementara."Ibu Suri makin bingung.Mengapa Yohan keluar istana lagi?Bukankah Yohan baru saja pulang?Yohan memberi isyarat mata. Leonard langsung menaruh Cap Emas di meja.Siapa pun yang memegang Cap Emas dapat menangani semua urusan di harem.Sudah lama sekali Ibu Suri tidak memegang Cap Emas.Akan tetapi, Ibu Suri ingin menanyakan beberapa hal."Kaisar, kenapa kamu keluar istana lagi? Lalu, kamu melakukan kunjungan rahasia ke kota-kota bersama Ratu waktu itu. Kenapa kamu pulang sendirian? Di mana Ratu?"Yohan menuturkan kebohongan dengan ekspresi tenang."Aku pulang untuk menangani urusan mendesak d
Alih-alih kepulangan Nabila, Yohan justru mendengar desas-desus tentang kenaikan takhta Nabila di Kerajaan Puanin.Yohan enggan memercayai itu, tetapi tidak dapat mengendalikan pikirannya.Dengan sifat Nabila, Nabila mungkin akan pasrah pada keadaan untuk sementara demi mempertahankan Kerajaan Puanin dan mengambil alih negara yang kacau itu.Tatapan mata Yohan penuh kekhawatiran.Yohan memerintahkan Dafka, "Cari tahu apa yang terjadi sebenarnya!""Baik, Kaisar!"Dafka juga tidak percaya ratu akan meninggalkan kaisar dan berpaling dari Negara Naki.Keesokan hari.Di Istana Giok.Ibu Suri tampak lemas dalam beberapa hari terakhir dan tidak bisa tidur nyenyak.Tabib kekaisaran datang untuk melakukan pemeriksaan palpasi. Selir Nita menemaninya di samping."Tabib, bagaimana kondisi Bibi? Apa ada kendala serius?"Tabib memberi hormat, "Nyonya Nita, hasil palpasi Ibu Suri lemah. Hidupnya sudah memasuki masa akhir."Ekspresi Ibu Suri membeku setelah mendengar apa kata tabib. Dadanya seperti te
Komandan utama Kerajaan Suari menahan emosi."Wanita itu benar. Kita harus menarik pasukan untuk mempertahankan sisa kekuatan nasional kita!"Komandan utama Kerajaan Sahara sangat kesal."Takdir tidak berpihak pada kita! Kerajaan Puanin dan Negara Naki akan bersekutu!"Jika mereka menyerang, Negara Naki akan mengirim pasukan dari Perbatasan Barat.Pada saat itu, mereka akan diserang dari kedua sisi.Mereka tidak dapat mengambil risiko itu.Negara Naki yang sekarang seperti monster yang tidak pernah bisa kenyang.Jika ditaklukkan oleh Negara Naki, pilihan mereka adalah menjadi negara bawahan atau negara runtuh. Tidak ada peluang untuk bangkit kembali....Di perbatasan.Nabila belum pergi.Angin makin kencang. Yukina mengambilkan selendang dan dengan hormat membungkus tubuh Nabila.Nabila menerawang ke depan seraya berkata dengan suara rendah,"Jenderal Yukina, jujurlah padaku.""Apa Bibi tahu tentang kepulangan Meisi dan Jaila ke Kerajaan Puanin?"Yukina tampak kebingungan."Yang Mulia
Melihat tidak ada harapan untuk mendapat pertolongan, Jaila memaki Nabila yang makin menjauh."Nabila, kamu akan mati tragis. Kamu telah melakukan begitu banyak hal buruk sehingga kamu tidak akan bisa mempunyai anak!"Hati Nabila tenang tak beriak.Terdengar bunyi ayunan pedang di belakang.Benar seperti yang Meisi katakan, mati itu cepat.Pada hari ini, kepalanya akan dipenggal di dalam Istana Kerajaan Puanin.Kepala Meisi bergulir sembari menghadap aula utama dengan mata terbuka, seolah-olah melihat takhta kekaisaran yang belum dia duduki dengan stabil.Jaila terbengong ketika melihat itu."Tidak! Tidak .... Ibu!"Mata Jaila membelalak begitu pedang diayun ke arahnya.Jaila menyesal.Dia tidak seharusnya pergi ke Kota Zordo bersama ibu, tidak seharusnya bermimpi untuk menjadi selir kaisar, dan tidak seharusnya kembali lagi ke Kerajaan Puanin.Dia tidak akan mati jika tetap di Kota Gido.Kemudian, darah mengalir deras dan menciprat ....Satu kepala lagi terpenggal.Matanya juga terbuk