Ini adalah pertama kalinya Kaisar mendatangi Kediaman Feno secara pribadi.Seluruh anggota Keluarga Feno merasa cemas."Selamat datang, Kaisar dan Yang Mulia Ratu!"Nadif berdiri paling depan dengan Nyonya Mirna di belakangnya, kemudian Lydia, Hannah dan anak haram yang bernama Melvin.Melvin sangat takut pada Kaisar.Melvin seperti kura-kura yang menyembunyikan kepalanya dan tidak berani mendongak.Sebelum ini Melvin diberi hukuman yang berat karena menyuap untuk mendapatkan jabatan.Melvin masih mengingat saat dia memohon pada Kaisar dan tatapan jijik serta niat membunuh di mata Kaisar saat Melvin memanggilnya dengan panggilan kakak ipar.Ini adalah pertama kalinya Lydia menemui Kaisar dan merasa ketakutan.Hari ini Yohan tidak mengenakan jubah kaisar, tapi dia tetap terlihat begitu agung sampai membuat orang tidak berani bertatapan dengannya."Tidak perlu sesungkan ini.""Kediaman Feno akan penuh dengan kemuliaan dengan kedatangan Kaisar ke sini!" Nadif merupakan orang yang berbakat
Melvin seolah-olah menyukai memanggil Kaisar dengan panggilan kakak ipar.Yohan sama sekali tidak keberatan dan meminum arak bersama dengan Melvin.Nabila sama sekali tidak tersenyum dan menatap Melvin dengan tatapan yang setajam pisau.Cahaya bulan menyinari langit malam dan suasana di Kediaman Feno sangat ramai.Vincent bisa mendengar Melvin yang sedang membacakan puisi dari kejauhan setelah kembali."Ada tamu?" tanya Vincent pada pelayan yang membawakan makanan.Pelayan itu segera menjawab, "Kaisar menemani Yang Mulia Ratu untuk mengunjungi keluarganya!"Vincent merasa sangat terkejut.Kenapa Ratu tidak memberi tahu Kediaman Feno lebih awal jika ingin kembali?Selain itu, bahkan Kaisar juga datang.Apakah dia tidak salah dengar?Vincent memasuki aula dan melihat Kaisar di dalam.Dia segera memberi salam padanya."Hamba memberi salam pada Kaisar dan Yang Mulia Ratu."Yohan terus meminum segelas demi segelas arak dan tatapan matanya sudah terlihat sedikit mabuk pada saat ini.Hanya sa
Nabila tidak mengerti dengan tindakan Yohan.Yohan tiba-tiba memeluk pinggang Nabila dan menariknya ke dalam pelukannya.Nabila segera berusaha untuk mendorongnya.Yohan malah memeluk Nabila lebih erat sambil meletakkan dagu di bahunya, kemudian memiringkan kepalanya. Bibir tipis Yohan menyentuh telinga, pipi dan leher Nabila secara sengaja ataupun tidak sengaja."Aku seharusnya tidak bersikap lembut padamu."Yohan menggendong Nabila dan berjalan ke arah tempat tidur setelah mengatakan ini.Dafka sedang berjaga di luar dan mendengar suara tempat tidur yang berderit.Suara pergerakan mereka terdengar sangat keras.Cahaya bulan sangat indah pada malam ini, tapi entah kenapa Dafka merasa sedikit cemas di dalam hatinya.Di dalam kamar.Di balik kelambu.Nabila sedang duduk di atas tubuh Yohan sambil bernapas terengah-engah.Orang yang berada di bawah sedang menatap Nabila dengan marah karena kedua tangannya terikat."Lepaskan aku!"Nabila mengikat kedua tangan Yohan dengan ikat pinggangnya
Yohan memang bertindak dengan tidak masuk akal kemarin malam, dia ingin memaksa Nabila di saat dia sedang mabuk.Nabila bukanlah wanita biasa dan langsung meninjunya.Saat ini, sang pelaku sedang berdiri di depan Yohan sambil memegang telur yang sudah dikupas cangkangnya di tangannya.Mata berbeda dengan bagian tubuh lainnya, jadi tidak bisa menghilangkan memar dengan bantuan kekuatan internal. Jadi Nabila hanya bisa menggunakan cara biasa, tapi efeknya sangat lambat.Dia telah menggunakan lebih dari belasan butir telur sejak kemarin malam sampai sekarang.Hanya saja, memar di mata Yohan masih belum sepenuhnya menghilang yang membuatnya tidak bisa bertemu dengan orang lain.Yohan merasa marah dan sama sekali tidak bisa dibujuk.Dia tidak pernah bertemu dengan wanita yang sekuat ini!Dia hampir menjadi orang buta setelah ditinju oleh Nabila.Saat Nabila sedang memutar telur di sekitar mata Yohan beberapa kali, pergelangan tangannya tiba-tiba ditahan oleh Yohan."Kamu benar-benar sangat
"Ratu, sebentar lagi kamu akan bertemu dengan pelayanmu, kenapa kamu terlihat tidak senang?" tanya Yohan dengan suasana hati yang baik.Yohan mengamati orang di depannya dan ingin melihat Nabila menunjukkan ekspresi apa.Sebelum ini Nabila berusaha untuk membuat Sifa meninggalkan istana dan Yohan merasa ada yang salah, jadi dia mengutus seorang pengawal rahasia.Nabila mengangkat tatapannya dan bertatapan dengan Yohan.Samar-samar terdapat senyuman di wajahnya.Yohan sedikit tertegun, tapi tiba-tiba ...."His!" Mata Yohan terasa sakit saat Nabila mengerahkan kekuatan di tangannya.Telur yang utuh pecah menjadi potongan kecil dan tersebar di sekitar matanya."Ratu! Apakah kamu mau membunuhku!"Kenapa dia bisa begitu berani!...Perbatasan utara.Jenderal Jordi dan istrinya menerima surat.Tatapan Nyonya Windi menajam setelah selesai membaca."Tidak disangka Elsa membuat duplikat dari Token Elang, apakah yang dia kasih padamu sebelumnya palsu?"Nyonya Windi segera membuka kotak dan Token
Elsa mengira dia sudah pasti akan mati setelah anak panah menancap di tubuhnya.Dia merasa tidak masalah jika bisa meninggal secepat ini.Hanya saja, Elsa tidak menyangka dia akan terbangun karena rasa sakit yang menusuk di tubuhnya.Elsa melihat dia sedang berada di dalam sebuah gua yang aneh yang dikelilingi oleh dinding batu dan diikat ke tempat tidur kayu yang sederhana setelah membuka matanya.Tiba-tiba terdengar sebuah suara yang tua di samping telinganya."Mayor Jenderal Elsa, kamu sudah sadar ...."Elsa baru menyadari terdapat seseorang yang berdiri di belakang kepalanya.Wajah orang itu terlihat sangat menakutkan karena penuh dengan bekas luka.Orang itu menundukkan kepalanya dan menatap Elsa sambil tersenyum.Elsa tanpa sadar bertanya, "Apakah kamu yang menolongku?"Benar juga, Kakak pernah menolong banyak orang!Orang ini pasti sama seperti Putri Agung yang mengira dia adalah Mayor Jenderal Joka dan berusaha keras untuk menyelamatkannya.Orang itu mengulurkan tangan untuk me
Nabila dengan lelah duduk di batu di samping.Nabila mengeluarkan saputangan untuk menyeka darah di pisaunya dan berkata dengan perlahan seperti sedang mengobrol."Guru mengumumkan pada dunia luar kalau aku mengalami luka yang serius dan sedang memulihkan diri di tempat rahasia setelah pertempuran dengan Kerajaan Lesse berakhir.""Apakah menurutmu itu hanya untuk menutupi keberadaanku yang sedang berada dalam perjalanan kembali ke Kota Zordo?"Elsa membuka mulutnya untuk menarik napas dan berkata dengan susah payah."Apakah bukan seperti itu?"Nabila sedikit mengangkat kelopak matanya dan tatapan matanya sedalam laut."Sebenarnya aku tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk membalaskan dendam Nadine.""Aku punya rencanaku sendiri kalau mau meninggalkan istana.""Tapi perbatasan utara tidak terlalu damai dan aku tidak boleh kembali terlalu awal."Reaksi Elsa begitu besar sampai membuat darah di tubuhnya semakin mengalir dengan deras.Ternyata seperti itu!Dia telah bertarung dengan k
Lapangan pacuan kuda kekaisaran, angin hari ini sangat kencang.Untuk sesaat Nabila merasa kebingungan.Kenapa malah dia yang mengajari Kaisar untuk memanah?Memar di mata Yohan sudah menghilang dan wajahnya terlihat tampan.Yohan sudah memegang busur dan anak panah sambil bertanya pada Nabila di samping."Apakah posturku benar?"Nabila bereaksi kembali dan melihat postur tubuhnya yang terlihat rileks dan berkata dengan serius."Hm, tidak terlalu buruk."Yohan menembakkan anak panah dan berjarak sedikit jauh dari sasaran.Dafka kebingungan saat melihat ini.Kaisar tidak pernah meleset saat memanah, ada apa dengannya hari ini?Yohan kembali menembakkan anak panah.Wus!Tembakan Yohan kali ini malah lebih parah sampai meleset dari sasaran!Dafka berkata di dalam hati, "Ada yang salah! Keterampilan Kaisar pasti menurun karena terlalu lama membaca laporan dari pejabat!"Yohan sama sekali tidak merasa kesal dengan kedua anak panahnya yang tidak mengenai sasaran."Ratu," ucap Yohan sambil me
Darren mencondongkan tubuh ke depan dan menjulurkan lehernya untuk melihat prajurit Negara Naki yang datang bertempur.Orang ini tidak kekar dan terlihat masih muda. Sepertinya dia bukan Maynard si Wakil Jenderal Negara Naki.Bocah bau kencur dari mana ini? Beraninya dia datang dalam pertempuran membangun menara mayat?Heh!Konyol!Darren duduk bersandar dengan mata menyipit, tatapannya penuh penghinaan dan kesombongan karena memiliki rencana.Dia telah menyuruh mata-mata untuk memeriksa di perbatasan timur Negara Naki, selain Jefry, hanya Maynard yang bisa dianggap sebagai ancaman.Karena bukan Maynard yang bertempur, mustahil Negara Naki bisa membangun menara mayat.Darren menatap semua orang di bawah, yaitu seratus prajurit yang dia pilih dengan cermat kemarin."Siapa pun yang membunuh orang Naki akan menerima hadiah seratus tahil."Para prajurit memegang tombak dan melihat ke depan, mata mereka berbinar dan suara mereka nyaring."Bunuh! Bunuh! Bunuh!"Mata Nabila di balik topeng it
Di dalam tenda utama, Jerry seperti orang dewasa kecil yang mengajukan keluhan dan menuntut dengan penuh amarah."Yang Mulia Ratu, mereka benar-benar mengatakan itu! Orang egois seperti itu sangat kejam! Kamu membantu mengambil mayat, tapi mereka sama sekali tidak peduli dengan anakmu. Kamu tidak perlu membantu mereka!"Suaranya agak serak karena terlalu banyak berteriak di siang hari.Setelah mendengar ini, Nabila tidak peduli dengan ibu dan anak dari Keluarga Gulan lagi.Pertarungan besok bukan untuk ketiga orang itu, juga bukan hanya untuk Jefry. Yang lebih penting, ini demi kemenangan terakhir Negara Naki.Nabila tidak akan sebodoh itu menempatkan dirinya dalam bahaya hanya demi apa yang disebut mengambil kembali mayat.Ingin bertindak berani sesaat, tetapi pada akhirnya diri sendiri yang rugi.Pasukan Sekutu Empat Kerajaan telah menghancurkan semangat prajurit perbatasan timur, jadi dia mengikuti pola yang sama dan melumpuhkan keangkuhan mereka.Jerry masih ingin membujuknya."Yan
Negara Naki menyatakan perang untuk membangun menara mayat.Pasukan Sekutu Empat Kerajaan merasa ini terlalu merajalela."Jenderal Darren, Negara Naki benar-benar tidak tahu diri!""Karena itu, kita harus bersiap dan jangan biarkan mereka berhasil!""Benar, Jenderal Darren! Kita baru saja membunuh Jefry dan menghancurkan semangat prajurit perbatasan timur dari Negara Naki. Kami tidak bisa membiarkan mereka hidup!"Wajah Darren menjadi muram dan dia duduk di kursi tanpa bersuara.Saat ini pikirannya dipenuhi dengan pantun jenaka yang ditulis oleh orang Negara Naki untuk mempermalukannya.Ketika Negara Naki ingin membangun menara mayat, dia akan mengutus jenderalnya yang paling cakap untuk membunuh setiap orang Naki yang datang.Pada saat yang sama, orang-orang di perkemahan militer Negara Naki panik.Maynard dan beberapa jenderal mengerutkan kening."Jenderal Maynard, apakah besok kita benar-benar membiarkan Yang Mulia Ratu bertarung?"Maynard menghela napas panjang."Kalau tidak? Siapa
Hati Nyonya Casella yang kecewa telah mendapatkan harapan kembali dan dia menatap Nabila dengan tidak percaya.Apa yang baru saja Yang Mulia Ratu katakan?Dia akan mengambil mayat Jefry!?Kedua putra Keluarga Gulan juga terkejut.Maynard tidak sanggup memikul tanggung jawab ini dan buru-buru membujuk."Yang Mulia Ratu, kamu tidak boleh melakukan ini! Ada ribuan pasukan di perbatasan timur, bagaimana kami bisa membiarkanmu mengambil risiko!? Terlebih lagi, kamu sedang mengandung pewaris kekaisaran!"Semua prajurit juga bereaksi dan mengikuti Maynard untuk membujuk."Yang Mulia, pikirkanlah lagi!"Semua orang tahu Kaisar sangat menyayangi Ratu dan sekarang Ratu sedang hamil anak pertama Kaisar, dunia akan kiamat kalau ada sampai sesuatu terjadi pada Ratu di perbatasan timur mereka.Pandangan Nyonya Casella tertuju pada perut Nabila.Dia benar-benar tidak percaya Ratu sedang hamil dan masih bisa bergegas dari Kota Zordo ke perbatasan timur.Apa yang Nabila putuskan tidak akan berubah.Dia
Raut wajah Nyonya Casella berkerut kesakitan dan dia menoleh untuk melihat orang yang memegang pergelangan tangannya. Orang tersebut mengenakan pakaian wanita biasa dengan rambut diikat tinggi dan terlihat seperti pria. Tabiatnya tegas dan berwibawa.Dia bertanya dengan marah."Siapa kamu!? Beraninya kamu begitu lancang!?"Kedua putra Nyonya Casella juga langsung melontarkan tuduhan."Lepaskan ibuku! Tahukah kamu siapa dia!?"Berbeda dengan ibu dan anak dari Keluarga Gulan, Maynard dan prajurit lainnya langsung terkejut setelah melihat orang yang datang, lalu menundukkan kepala dengan hormat."Hormat kepada Yang Mulia Ratu!"Nyonya Casella tercengang."Apa! Ya ... Yang Mulia Ratu?"Orang yang ada di hadapannya adalah Ratu saat ini?Karena itu adalah Ratu, mengapa dia datang ke perbatasan timur? Bukankah seharusnya dia berada di istana dan dilindungi oleh para penjaga?Kedua putranya langsung ketakutan.Yang Mulia Ratu adalah Mayor Jenderal Joka dari Perkemahan Utara.Mereka langsung me
Jefry sudah tewas dan penanggung jawab perbatasan timur adalah Wakil Jenderal Maynard.Dia menghadang beberapa prajurit yang akan keluar berperang dan menegur."Tidakkah kalian melihat bagaimana Jenderal Jefry mati dalam pertempuran!? Dia saja bukan tandingan orang itu, seberapa besar peluang kalian untuk menang!? Bukankah kalian hanya membiarkan mendapatkan beberapa korban lagi!?"Maynard sangat marah karena tidak mampu melawan.Pada dasarnya beberapa orang itu adalah prajurit yang tidak patuh. Biasanya tidak menaati disiplin, hanya sok benar dan tidak begitu cerdas.Mereka membantah Maynard."Terus kita akan membiarkan mereka meremehkan kita!?""Kita prajurit Negara Naki bukanlah pengecut! Meskipun mati, kami akan merebut kembali mayat Jenderal Jefry!""Benar! Meskipun tidak bisa merebutnya kembali, perjalanan itu sepadan! Lebih baik daripada bersembunyi di Kota Silu seperti pengecut dan ditertawakan! Kamu bisa tahan, tapi aku tidak!"Seketika semua orang mulai marah-marah.Maynard t
Setelah merenung sejenak, akhirnya Yohan mengambil keputusan."Baiklah, sesuai yang kamu katakan! Tapi kamu harus berjanji padaku kalau kamu akan melindungi dirimu apa pun yang terjadi!"Nabila melihat ke arah strategi militer."Tenang saja, aku akan kembali dengan selamat."Yohan mengangkat tangan untuk menyentuh wajah Nabila dengan tatapan enggan."Kita baru saja bersama dan sekarang akan berpisah lagi."Saat berada pada posisi tinggi dan tidak memiliki kendali atas berbagai hal, Yohan pasti akan merasa putus asa.Nabila menatapnya dengan tatapan lembut dan berkata dengan serius."Perpisahan kecil pasti akan membawa pertemuan kembali yang lebih baik. Kita punya lebih banyak 'waktu bersama' dibandingkan pasangan biasa."Kemudian dia mendekat ke telinganya dan menambahkan dengan menggoda, "Setelah kembali, kita akan melalui malam pernikahan yang indah."Dengan bujukan Nabila, malam itu Yohan membuat dekret, memerintahkan Ratu untuk menggunakan kekuasaannya sebagai komandan utama dan be
Jefry sudah tewas.Nabila ingat. Dia adalah pria hebat yang setia.Saat ini yang dia pikirkan bukanlah kematian Jefry, melainkan ...."Bagaimana dengan prajurit perbatasan timur?"Kematian seorang jenderal pasti akan berdampak pada hati prajurit.Yohan memberitahunya."Prajurit perbatasan timur bertahan di dalam Kota Silu. Di luar Kota Silu, pasukan dari Kerajaan Miria dan negara lain telah berkumpul."Nabila bingung."Karena semuanya bertahan di dalam Kota Silu, bagaimana Jefry bisa mati?"Yohan berkata dengan hati-hati."Pasukan musuh saling memaki dan menggunakan kata-kata kotor untuk memprovokasi satu sama lain. Jefry tidak tahan lagi dan pergi berperang. Dia tewas di tangan seorang Mayor Jenderal dari Kerajaan Miria."Pertarungan satu lawan satu adalah duel, juga dikenal sebagai "pertarungan jenderal".Biasanya ketika dua pasukan saling berhadapan dalam formasi, masing-masing akan mengutus seorang jenderal untuk bertarung satu lawan satu guna menentukan pemenang.Pihak yang menang
Di dalam ruangan, Fiona memejamkan mata dan duduk bersila di atas kasur. Ada pot untuk memurnikan serangga di depan dengan seekor ular melayang di sekitar pot.Setelah mendengar suara pintu terbuka, ular itu dengan cerdik mengangkat lehernya, berbalik untuk memeriksa dan pandangannya tertuju pada Pangeran Rio. Kemudian ia meludahi racun dengan ganas dan mendesis.Akan tetapi setelah pria itu mendekat dan melihat siapa dirinya, ia langsung membeku, lalu menyimpan kembali racun dengan malu sebelum meringkuk dan menyembunyikan kepala seolah sudah tidak terlihat lagi.Pangeran Rio berdiri tiga langkah dari kasur sambil menatap perut Fiona.Fiona sudah hamil lima bulan, jadi dia seharusnya sudah lama menunjukkan tanda-tanda kehamilan.Akan tetapi, dia tidak bisa melihat perutnya membesar.Mungkinkah jubahnya terlalu lebar dan menutupinya?Fiona tiba-tiba membuka mata dan bertatapan dengan mata Pangeran Rio yang mengamatinya.Suaranya menawan, tetapi kata-katanya kasar."Yo, berpakaian sebag