Tatapan Nabila seolah tidak berdasar dan sedalam laut.Dia tidak bisa percaya untuk beberapa saat kalau adik yang selalu patuh dan penakut itu akan begitu bertekad ...."Ratu."Yohan tiba-tiba memanggil Nabila, menyela lamunannya.Nabila membalikkan tubuh. Sebelum dia sempat menyesuaikan raut wajahnya, wajahnya terlihat agak serius dan kesal."Ada apa?"Yohan mengerutkan kening saat melihat ketegangannya.Apakah Nabila gugup karena dia datang secara tiba-tiba? Mengapa raut wajahnya begitu aneh?Yohan meletakkan buku pengeluaran harem dan berkata dengan serius."Masalah ahli waris ...."Nabila berpikir, 'Ahli waris? Apa hubungannya denganku?'Dia tampak penuh hormat dan mendengarkan dengan penuh perhatian."Menurutmu.""Kalau ada anak yang layak dalam keluarga ...."Apakah dia ingin mengadopsi anak dari keluarga?Nabila menatapnya dari atas ke bawah.Sekarang setelah memikirkannya, Kaisar menganggap harem seolah bukan apa-apa dan dia bahkan menggunakan Cindy sebagai perisai sebelumnya.
Kediaman Feno.Hari ini suasana hati Nadif sangat bagus.Nyonya Mirna membantunya berganti pakaian dan bertanya.Melihat tidak ada orang lain di ruangan itu, Nadif memberitahunya dengan suara rendah."Nabila tidak akan pernah kembali ke perbatasan utara lagi."Nyonya Mirna agak terkejut."Kenapa?"Nadif memberi tahu Nyonya Mirna apa yang terjadi pada Perjamuan Jenderal hari ini.Ada rasa kepuasan dalam nada bicaranya."Baguslah kalau seperti ini! Kita semua bisa duduk dan bersantai!"Nyonya Mirna tidak menunjukkan senyuman.Dia lebih khawatir.Saat ini Nabila pasti merasa tidak nyaman.Keesokan harinya.Pagi-pagi sekali, Selir Julia datang ke Istana Rubi untuk memberi salam."Ratu, kemarin ... berkat bantuanmu, aku tidak menjadi bahan lelucon di harem ini. Tidak ada sesuatu pun yang berharga di istana selir. Aku hanya bisa mengambil hadiah Kaisar dan mempersembahkannya kepadamu untuk menunjukkan rasa terima kasihku."Sejak Cindy meninggalkan istana, situasi Selir Julia menjadi sangat s
Setelah Jenderal Jordi membaca surat itu, dia terkejut dan khawatir.Dia hanya memimpin pasukan untuk menjaga perbatasan dan tidak bisa meninggalkan jabatannya tanpa izin."Kalau ibu tahu ...."Nyonya Windi memegang tangan besarnya dengan lembut."Serahkan padaku. Aku akan mengaturnya."Setelah mengatakan itu, kilatan dingin melintas di matanya, "Hanya saja, suamiku, apakah menurutmu Elsa dipaksa melakukan ini?"Jenderal Jordi tidak memikirkan hal ini."Apakah kamu curiga Elsa melakukannya dengan sengaja?"Lalu dia menggelengkan kepalanya berulang kali, "Tidak, itu tidak mungkin. Apa alasan dia melakukan ini?"Jordi menerima Elsa sebagai muridnya dan memperlakukannya seperti anak sendiri.Ketulusan demi ketulusan, dia tidak percaya Elsa akan berkhianat.Nyonya Windi menatap matanya."Suamiku, aku juga tidak ingin mencurigainya.""Tetapi ada beberapa orang dan hal yang harus kita waspadai.""Pikirkanlah, dari penyerangan Pasukan Harimau hingga Elsa memimpin Aliansi Germa sebagai bantuan
Yohan mengejar pembunuh wanita itu sampai ke Istana Rubi, lalu melihatnya memasuki kamar dan Yohan mengikutinya.Terdapat beberapa tetes darah di lantai yang menjalar hingga ke kamar mandi.Tatapan Yohan menajam.Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka pada saat ini.Orang itu adalah Ratu."Kenapa tidak ada yang melapor kalau Kaisar datang?"Wanita itu mengenakan piama tipis dan terlihat seperti baru saja mandi. Wajahnya terlihat sedikit merah dan rambutnya basah kuyup. Sepasang kaki wanita itu menginjak beludru Porsia, angin meniup ujung piama tipis wanita itu yang samar-samar memperlihatkan betisnya yang tidak berlemak.Terdapat ekspresi aneh di wajah Yohan.Dia melirik ke belakang tubuh ratu.Yohan baru saja melangkah maju beberapa langkah, tapi lengannya ditahan oleh Ratu saat berjalan melewatinya."Kaisar, bagian dalam masih belum dirapikan."Duk ....Yohan meraih bahu Nabila dan menekan Nabila ke dinding di belakang.Tatapan Yohan setajam elang dan mengamati wajah Nabila dengan tajam
Yohan masih harus membicarakan masalah tentang Kerajaan Lesse yang menyerah dengan para jenderal setelah perjamuan jenderal berakhir.Jadi, Elsa tinggal di Kota Zordo selama beberapa hari dan harus memasuki istana dari waktu ke waktu.Elsa sering keluar masuk Ruang Kerja Istana dan para selir di dalam harem mulai cemburu.Mereka mengeluh di depan Nabila saat pergi ke Istana Rubi untuk memberi salam."Dia tetap merupakan seorang wanita meskipun dia adalah jenderal. Kenapa dia bisa tidak mengetahui batasan!""Mayor Jenderal Elsa telah menjadi orang yang terkenal di depan Kaisar dan kita sudah tertinggal sangat jauh.""Kaisar sangat jarang datang ke harem, tapi sering bersama dengan Elsa, mereka bahkan pergi ke lapangan pacuan kuda kekaisaran untuk memanah. Yang Mulia Ratu, dikhawatirkan akan bertambah selir lagi di harem."Nabila meminum teh dengan tenang.Nabila tidak yakin dengan pemikiran Yohan, tapi Elsa telah bekerja keras untuk menjadi seorang jenderal wanita, jadi dia pasti tidak
Elsa tidak bisa berbicara dengan jujur di hadapan Kaisar.Dia bersikap dengan hormat pada Nabila."Yang Mulia Ratu berdoa untuk para prajurit, jadi Hamba harus memberi hormat dan berterima kasih pada Yang Mulia secara langsung tidak peduli apa pun yang terjadi.""Baru saja Hamba memohon hal ini pada Kaisar di lapangan pacuan kuda kekaisaran.""Yang Mulia, Hamba ingin menggunakan teh untuk menggantikan arak dan bersulang dengan Anda."Ekspresi Nabila terlihat datar."Tidak perlu sesungkan ini, Jenderal."Yohan berkata."Berdoa untuk meminta keberuntungan adalah hal yang kecil, tapi prajuritlah yang berperang di tengah pertempuran berdarah. Ratu memang tidak bisa menerima jasa sebesar ini."Sifa sangat ingin membantah.Jelas-jelas Yang Mulia Pemaisuri memimpin pasukan untuk berperang di perbatasan utara.Hanya saja malah Elsa yang mendapatkan jasa ini.Elsa berkata dengan tenang."Kaisar, kami tidak akan bisa mengalahkan pasukan Lesse dengan cepat jika Yang Mulia tidak berdoa untuk memin
Nadine telah sadar dan ini merupakan sebuah berita baik.Nabila keluar dari istana pada malam itu setelah mengetahui kabar ini.Yumba membuka pintu dan mempersilakan Nabila memasuki kamar.Kemudian Yumba berjaga di luar kamar.Di dalam kamar.Nadine sedang duduk dengan linglung di kepala tempat tidur dan tidak mengenali orang bertopeng yang berjalan masuk.Terdapat air mata di rongga mata Nadine setelah Nabila melepaskan topengnya."Kakak ...."Nabila segera berjalan ke samping tempat tidur.Nadine duduk di tempat tidur sambil memeluk pinggang Nabila dan menangis dengan keras."Kakak! Apakah ini benar kamu .... Apakah kamu benar-benar ada di sini!"Nabila menahan emosi yang kuat di dalam hatinya, kemudian mengangkat tangan dan menepuk punggung Nadine dengan lembut."Aku sudah kembali."Nadine baru saja sadar dan masih terlihat sedikit linglung, dia juga tidak tahu apa yang terjadi di luar selama beberapa waktu ini.Nadine sering duduk dengan linglung di sana.Nadine juga tidak menjawab
Bagian dalam dan luar gedung penginapan terasa sangat sunyi pada tengah malam.Elsa berjalan ke hadapan Nabila sambil tersenyum dengan senang."Kakak, kenapa kamu datang!"Nabila mengangkat tangannya dan meletakkannya di atas bahu Elsa.Elsa pura-pura bersikap dengan tenang dan tidak mengelak, kemudian menatap Nabila dengan tatapan gembira.Nabila menyingkirkan daun di bahu Elsa dan terdapat tatapan serius dalam mata di balik topeng."Aku datang untuk mengantarmu."Elsa merasa lega dan matanya segera berkaca-kaca."Kakak, a ... aku kira ... kamu masih salah paham padaku ... karena Perjamuan Jenderal. Aku kira kamu tidak akan memedulikanku lagi ...."Elsa memeluk Nabila sambil merasa terharu, "Kakak!"Nabila mengerutkan bibirnya, lalu meletakkan tangan di samping dan mengepalkan telapak tangannya.Nabila menjauhkan Elsa dan menatap langsung ke matanya sambil bertanya."Apakah kamu benar-benar tidak membohongiku?"Elsa mengangguk dengan cepat."Tentu saja! Kak, aku tidak pernah menyembun
Tidak lama kemudian, tabib militer itu ditarik ke hadapan Nabila.Dia terluka dan berlutut di tanah sambil menggigil, tidak berani mendongak."Yang Mulia Ratu, aku telah difitnah!"Nabila menghunus pedang dan mengarahkannya ke leher tabib itu, memaksanya mendongak dengan keringat dingin mengucur di wajah."Yang Mulia ...."Dia terlihat tidak bersalah dan matanya berkaca-kaca.Tidak ada emosi lain di wajah Nabila dan tidak terlihat mengintimidasi."Ada berapa banyak mata-mata di Perkemahan Timur ini."Tabib itu menggelengkan kepalanya."Aku tidak tahu, aku takut ... ah!"Sebelum dia selesai berbicara, salah satu telinganya dipotong.Telinganya yang berdarah jatuh ke tanah, membuatnya mengejang kesakitan."Yang Mulia, ampuni aku, aku benar-benar tidak tahu! Mata-mata atau racun apa, semua itu tidak ada hubungannya denganku ...."Sorot mata Nabila dingin."Masih tidak mengerti bahasa manusia? Kalau begitu telinga yang lain tidak perlu ada lagi."Dia hendak mengayunkan pedangnya, tetapi ta
Nabila curiga ada sesuatu yang mencurigakan tentang kematian Jefry dan sengaja bertanya di depan semua orang untuk memancing pelaku itu keluar.Semalam Stefano dan yang lainnya tinggal di luar tenda tempat mayat ditempatkan, jadi mereka tahu persis siapa saja yang keluar masuk.Ada prajurit yang menjaga tenda di luar. Dua anak dan istri dari Keluarga Gulan telah masuk. Tidak lama setelah mereka pergi, Maynard masuk.Setelah itu, putra sulung dan putra bungsu dari Keluarga Gulan juga pasuk secara terpisah.Selama ini juga ada tabib militer.Jerry menyimpulkan dalam satu kalimat, "Dengan kata lain, lima orang tersebut punya kesempatan untuk mendekati mayat dan mengutak-atiknya!"Setelah mendengar ini, Nyonya Casella merasa terhina dan langsung membantahnya dengan kesal."Bukan aku! Mana mungkin aku membunuh suamiku!? Apa untungnya bagiku kalau suamiku terbunuh!?"Dia berbalik dan menuding Maynard, "Maynard adalah tersangka terbesar! Dia tidak mau menjadi bawahan suamiku dan ingin mendapa
Nyonya Casella tidak setuju dengan otopsi dan putra tertua Keluarga Gulan juga marah."Tidak! Ayahku sangat menderita selama hidupnya dan masih dicambuk setelah kematiannya, jangan sakiti dia lagi!"Putra bungsunya juga ikut menimpali, "Yang Mulia Ratu, biarkan tubuh ayahku tetap utuh! Ayahku sangat menyedihkan!"Maynard juga ragu dan bertanya pada tabib itu."Apakah sesuatu akan terungkap dengan otopsi?"Tabib itu berkata terus terang, "Belum tentu.""Karena tidak pasti, jangan membedah mayatnya lagi!" teriak Nyonya Casella.Semua orang menatap Nabila.Nabila menatap mayat Jefry yang ditutupi kain putih yang juga ditatap semua orang.Jerry agak khawatir.Kalau Yang Mulia Ratu memaksakan otopsi demi kebenaran, tidak akan masalah kalau memang mengetahui sesuatu. Kalau tidak ada yang ditemukan, pasti akan menimbulkan ketidakpuasan dari Keluarga Gulan. Ini benar-benar rumit.Lebih baik lupakan saja.Dengan begini, Jenderal Jefry tewas di tangan musuh dan dia kurang lebih dianggap sebagai
Nyonya Casella mendongak dan menatap Nabila dengan air mata masih membasahi pipi, sorot matanya dipenuhi keterkejutan."Otopsi? Ratu, untuk apa melakukan itu?"Kedua putranya juga cukup terkejut dan saling memandang.Wakil Jenderal Maynard bertanya dengan berani mewakili semua prajurit."Yang Mulia, apa kamu merasa ada yang mencurigakan dengan kematian Jenderal Jefry?"Hanya kalau curiga Jefry meninggal secara tidak wajar, mayat akan dilakukan otopsi yang biasanya menjadi salah satu cara pemerintah menangani kasus.Oleh karena itu, Nabila mengusulkan otopsi dan Maynard tanpa sadar berpikir lebih jauh.Nabila menatap semua orang yang menunjukkan ekspresi berbeda dengan tenang."Aku telah bertarung melawan Bill dan juga mengetahui kemampuan Jenderal Jefry.""Kalau satu lawan satu, Jenderal Jefry tidak akan kalah begitu saja.""Makanya otopsi harus dilakukan."Tidak boleh ada yang luput dari pengamatannya.Terutama di perkemahan militer ini.Jefry adalah seorang jenderal baik yang mengabd
Di luar Kota Silu, pasukan musuh melarikan diri ke segala arah.Di dalam Kota Silu, genderang perang Pasukan Naki ditabuh.Bola api habis, cahaya api padam dan cahaya bulan serta bintang terlihat sangat terang, menyinari tubuh Nabila hingga membuat sosoknya yang ramping menjulang tinggi.Setelah Pasukan Sekutu Empat Kerajaan yang dipimpin oleh Kerajaan Miria mundur, dia duduk di atas batu dengan lelah, punggungnya agak membungkuk dan darah mengalir di jari-jarinya.Lengannya terluka karena kapak ganda, tetapi tidak ada yang bisa melihatnya.Bagaimanapun, ini semua hanyalah luka ringan baginya.Setelah hari ini, Pasukan Sekutu Empat Kerajaan tidak akan berani menyerang sesuka hati. Inilah yang lebih penting."Yang Mulia, apakah kamu baik-baik saja?" Prajurit yang bertugas membuat tali datang dengan khawatir.Nabila menyembunyikan tangannya yang berdarah dan berkata dengan tenang."Ya."Dia mendongak dan melihat mayat prajurit musuh dengan tatapan acuh tak acuh....Garnisun Pasukan Seku
Prajurit musuh memindahkan mayat Jefry ke ruang terbuka, mayatnya dipenuhi bekas cambuk dan tidak ada pakaian menutupi tubuhnya.Melihat adegan seperti itu, para prajurit Negara Naki sangat marah.Sudah membunuh orang dan masih mencambuk mayatnya, benar-benar keji.Di menara kota, dua prajurit Negara Naki diturunkan. Mereka mengambil pakaian Jenderal Jefry dan mengenakannya padanya dengan sorot mata penuh kesedihan.Darren menatap Nabila dengan tajam."Yang Mulia Ratu, mungkin anak di dalam perutmu sudah lama meninggal!"Kalau tidak, mana mungkin dia masih baik-baik saja setelah bertarung sampai saat ini?Darren mengira dia pintar.Dia tidak tahu Nabila sama sekali tidak hamil.Setelah mayat Jefry dibawa ke menara, Darren melihat mayat bawahannya sendiri.Dia benar-benar tidak bisa menahan dendam ini.Setelah dipikir-pikir, untung saja kerugian bisa dihentikan tepat waktu.Sekarang hanya 150 orang yang tewas.Negara Naki terus berkata bahwa dia ingin membangun menara mayat, tetapi tida
Darren tidak pernah menyangka orang di hadapannya yang membunuh 50 prajuritnya dan salah satu jenderal yang kuat adalah Joka.Joka yang baru berusia 17 tahun memimpin pasukannya untuk membunuh 20 ribu pasukan musuh dalam Pertempuran Kota Heisun dan membangun sebuah istana untuk menakuti musuh yang datang dari segala arah.Orang ini sangat menakutkan.Pupil mata Darren tiba-tiba menyusut.Para jenderal dari tiga kerajaan lainnya juga tercengang dan ketakutan.Karena itu Joka, pantas saja dia bisa membunuh begitu banyak orang.Bukankah hari ini Negara Naki akan membangun menara mayat?Mereka mulai membujuk."Jenderal Darren! Kita tidak bisa bertarung lagi! Lawan kita adalah Joka dan orang kita mati sia-sia!""Joka, kenapa bisa Joka!? Jenderal Darren, kita tidak boleh membiarkan Negara Naki menghancurkan kita!"Sorot mata Darren sangat muram."Tantangan telah diterima, bagaimana kita bisa kembali di tengah jalan!? Teruslah bertarung! Aku tidak percaya dia bisa terus menang dengan begitu b
Kapak merupakan senjata yang ampuh, tetapi lengkungan bilah kapak mudah melemahkan kekuatan kapak, sedangkan ujung tajam tombak bisa menembus pertahanan kapak.Itulah sebabnya ada pepatah "tombak bisa mengalahkan kapak".Siapa pun yang mahir dalam tombak mengetahui hal ini.Wajah Darren agak memucat.Jadi dari mana asal Mayor Jenderal yang diutus oleh Negara Naki?Nabila menggenggam tombak dan menunggu lawannya mendekat sebelum langsung menyerang.Bill merasakan aliran udara yang kuat dan segera menggunakan kapaknya. Dia memegang kapak di tangan kirinya untuk bertahan dan tangan kanan untuk menyerang.Kadang mengayun, menebas, menusuk dan menyapu. Kedua kapak ini sangat ganas dan mematikan dalam setiap gerakan.Akan tetapi, keahlian tombak Nabila jauh lebih sulit untuk diprediksi.Keduanya bertarung bolak-balik selama belasan putaran dan orang-orang di sebelah terpana.Di pihak prajurit Kerajaan Miria, raut wajah Darren sangat jelek.Jarang sekali ada orang yang bisa menyaingi kapak ga
Darren mencondongkan tubuh ke depan dan menjulurkan lehernya untuk melihat prajurit Negara Naki yang datang bertempur.Orang ini tidak kekar dan terlihat masih muda. Sepertinya dia bukan Maynard si Wakil Jenderal Negara Naki.Bocah bau kencur dari mana ini? Beraninya dia datang dalam pertempuran membangun menara mayat?Heh!Konyol!Darren duduk bersandar dengan mata menyipit, tatapannya penuh penghinaan dan kesombongan karena memiliki rencana.Dia telah menyuruh mata-mata untuk memeriksa di perbatasan timur Negara Naki, selain Jefry, hanya Maynard yang bisa dianggap sebagai ancaman.Karena bukan Maynard yang bertempur, mustahil Negara Naki bisa membangun menara mayat.Darren menatap semua orang di bawah, yaitu seratus prajurit yang dia pilih dengan cermat kemarin."Siapa pun yang membunuh orang Naki akan menerima hadiah seratus tahil."Para prajurit memegang tombak dan melihat ke depan, mata mereka berbinar dan suara mereka nyaring."Bunuh! Bunuh! Bunuh!"Mata Nabila di balik topeng it