Jordi dan istrinya menatap orang di depan mereka dengan ekspresi serius.Jenderal Jordi membujuk dengan ramah."Azriel, ini masalah keselamatan ahli waris Kaisar. Kamu tidak perlu mengetahui keberadaan Yang Mulia Ratu."Azriel adalah adik Joseph.Nabila sangat baik pada Azriel dan memberinya Kediaman Leluasa agar dia tidak menjadi tunawisma.Sebelumnya, Laina memenjarakan Azriel untuk menanyakan lokasi makam Joseph.Untuk melarikan diri dari kurungan, kaki Azriel patah.Setelah lebih dari dua tahun masa penyembuhan, sekarang kakinya telah sembuh dan bisa berdiri maupun berjalan.Nyonya Windi hanya melihat Azriel hanya bertambah tua dalam hal usia, tetapi tidak dengan hati.Azriel masih menganggap dirinya sebagai seorang anak kecil dan ingin bergantung pada Nabila sepanjang hari.Ada beberapa kata yang tidak bisa Nabila katakan secara terus terang. Nyonya Windi sebagai ibu guru tidak tahan.Jadi dia pun memanfaatkan kesempatan ini untuk berkata kepada Azriel tanpa ampun."Hubungan antar
Bulan terbenam dan matahari terbit.Istana Kerajaan Puanin.Pada pertemuan istana, para pejabat menatap orang di singgasana dengan ragu dan terkejut.Seorang pejabat bertanya dengan lantang."Siapa orang yang duduk di singgasana!? Mana Yang Mulia!?"Walaupun orang di atas sangat mirip dengan pemimpin kerajaan, perutnya yang buncit jelas menunjukkan kalau dia sedang hamil.Ini bukan orang yang sama dengan pemimpin kerajaan beberapa hari lalu.Perbedaan yang begitu nyata bisa dilihat oleh siapa saja yang tidak buta.Setelah satu orang maju, yang lain ikut menimpali."Cepat beri tahu kami siapa kamu!?""Pencuri bernyali besar, beraninya kamu menyamar menjadi Yang Mulia? Cepat turun!""Mana Yang Mulia? Mana Pelindung Istana? Cepat cari Yang Mulia!"Istana menjadi kacau.Yukina pernah "dipenjara" sebelumnya dan hari ini menghadiri pertemuan istana. Hanya Nia yang mengetahui kebenarannya.Nia berdiri di sana tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Nabila yang duduk di singgasana segera berbicara
Para pejabat yang ditangkap terkejut dan marah, kemudian langsung berlutut untuk memohon belas kasihan."Nabila! Kenapa kamu menangkapku!? Aku ini veteran dari tiga masa!""Aku tidak berkhianat ... Yang Mulia, mereka pasti salah tangkap orang!""Yang Mulia, ampuni nyawaku! Aku terlena sesaat, aku tidak berani melakukannya lagi!"Pejabat lain menjauh, ingin menjauhkan diri dari orang-orang yang ditangkap.Nia maju selangkah dan berkata pada Nabila."Yang Mulia, sejak zaman kuno para menteri yang memberontak terhadap negara dihukum mati. Kupikir mereka harus dieksekusi, tidak ada ampun!"Nia sudah tua, tetapi tidak bodoh dalam bertindak.Nabila bukanlah orang yang berhati lembut.Dia baru saja menjadi pemimpin kerajaan, tetapi juga tahu perselisihan sipil di Kerajaan Puanin disebabkan oleh para pengkhianat ini.Tidak membunuh tidak cukup untuk memadamkan perselisihan sipil.Kalau tidak dibunuh, tidak cukup untuk memperingatkan orang lain.Nabila memerintahkan pejabat istana untuk membaca
Di luar perbatasan Kerajaan Puanin, Kerajaan Sahara dan Kerajaan Suari telah mengutus pasukan. Pasukan tersebut berpakaian gelap sehingga jelas merupakan pertempuran yang mempertaruhkan kelangsungan hidup kedua negara.Sebelum mengutus pasukan, jenderal memerintahkan pasukan untuk meningkatkan semangat mereka."Prajurit! Hari ini adalah hari untuk membalas penghinaan di masa lalu! Kalau kalian tidak mau menjadi budak negara dan tidak mau dipimpin oleh seorang wanita, lawanlah dengan seluruh kekuatan! Hancurkan perbatasan Kerajaan Puanin, langsung menuju ke kota dan tangkap pemimpin mereka hidup-hidup!"Ketiga pasukan itu berteriak secara serempak."Balaskan penghinaan! Tangkap pemimpin Kerajaan Puanin hidup-hidup!"Tidak lama, para pengintai datang untuk melapor."Jenderal, kami menemukan pasukan Kerajaan Puanin dipimpin oleh Yukina!"Yukina adalah salah satu jenderal ganas di Kerajaan Puanin dan orang kepercayaan pemimpin Kerajaan Puanin sebelumnya.Dulu pernah ada desas-desus pemimpi
Sekarang Nabila telah menjadi pemimpin kerajaan. Kalau Yohan ingin bertemu dengannya, dia harus menunggu seseorang untuk menyampaikannya.Hal ini membuat Yohan sangat tidak nyaman.Akan tetapi, aturan tetaplah aturan.Di Negara Naki, meskipun Nabila adalah Ratu, dia tidak bisa masuk ke Ruang Kerja Istana sesuka hati."Kapan kamu akan berangkat?" Nabila yang duduk di singgasana tiba-tiba bertanya, menyela lamunan Yohan.Yohan mendongak untuk menatap wanita itu. Meskipun tidak ada orang luar di aula, dia masih merasa ada sesuatu antara dirinya dan Nabila.Mungkin itulah kesenjangan identitas.Seseorang yang menjadi pemimpin kerajaan jelas adalah orang yang unggul. Sekalipun dia sedekat suami istri, tetap saja tidak bisa melewati kesenjangan itu.Pantas saja Nabila selalu menjadikan ini sebagai penghalang dan enggan menjadi ratunya.Yohan berusaha keras untuk memulihkan hatinya yang aneh."Makanan sudah dikirim lebih dulu, hari ini aku akan pergi ke perkemahan militer untuk melakukan peme
Sebelum makan malam, Yohan kembali ke istana tepat waktu.Dia juga membawakan buah-buahan kering kesukaan Nabila.Meskipun Yohan terlihat santai, Nabila masih bisa merasakan amarah yang tertahan.Selain itu, ada darah di tubuhnya.Makan malam telah disajikan di atas meja, keduanya duduk saling berhadapan. Akan ada pelayan istana yang menunggu dan menyajikan hidangan untuk mereka.Nabila keluar dari istana dan bertanya pada Yohan."Apa pemeriksaan perkemahan militer hari ini tidak berjalan dengan baik?"Yohan menyangkalnya dan membukakan buah kering untuk Nabila."Sudah selesai membaca bukunya?" Yohan mengganti topik pembicaraan.Melihat Yohan tidak ingin mengatakan apa pun, Nabila tidak bertanya lebih lanjut.Nabila tersenyum malu-malu sebagai tanggapan pertanyaan Yohan."Tidak akan bisa selesai. Yang hari ini sudah selesai, besok masih ada."Yohan juga tersenyum, kemudian mengangkat tangannya untuk membelai wajah Nabila dengan sorot mata lembut dan tenang."Tidak akan sulit kalau menj
Sejauh apa pun kita melangkah, pasti ada perpisahan. Setelah pasukan pergi, Nabila berdiri di sana dan tidak pergi dalam waktu lama.Baron mengingatkan dengan lembut."Yang Mulia, saatnya kembali ke istana."Saat itulah Nabila membuang muka.Di istana.Jarang sekali Nabila memiliki waktu luang, jadi Mirna memohon untuk menemuinya.Dalam beberapa hari terakhir, Nabila baru saja menjadi pemimpin kerajaan dan sangat sibuk sampai tidak ada waktu untuk duduk mengobrol dengan ibunya.Mirna cukup pengertian dan tidak mengganggunya.Baru setelah pasukan berangkat hari ini, Mirna pun datang menemuinya.Yang lain tidak tahu, tetapi Mirna tahu kalau pria kesayangan pemimpin kerajaan yang bertopeng tidak lain adalah Kaisar Negara Naki.Mirna tidak menyangka Kaisar akan datang ke Kerajaan Puanin bersama Nabila dan juga akan bertempur untuk Kerajaan Puanin. Ini adalah satu hal.Hal lain yang tidak dia duga adalah Nabila-nya akhirnya hamil.Mirna menatap Nabila dengan air mata berlinang, terutama per
Utusan dari Kerajaan Jaming datang dengan persiapan matang.Sebelumnya, berbagai negara mengepung Negara Naki. Tidak disangka Kerajaan Puanin mengkhianati aliansi dan berpindah pihak sebelum pertempuran, menjadi musuh yang sama dengan Negara Naki.Sekarang Kerajaan Sahara dan Kerajaan Suari akan menyerang Kerajaan Puanin, Kerajaan Jaming tentu saja berusaha keras untuk membantu.Negara Naki tidak bisa diserang, tetapi Kerajaan Puanin masih bisa.Kerajaan Sahara dan Kerajaan Suari sangat gembira setelah mengetahui niat kedatangan utusan Kerajaan Jaming.Mereka bertanya dengan penuh emosi."Kaisar Jaming benar-benar bersedia meminjamkan 'Naga Api'?"Sekarang mereka kesulitan menyerang kota. Kalau bisa mendapatkan bantuan dari Naga Api, mereka pasti akan menjadi semakin kuat.Akan tetapi, dengar-dengar Naga Api ini adalah senjata rahasia Kerajaan Jaming. Bisakah Kerajaan Jaming benar-benar meminjamkannya pada mereka?Mereka pun merasa curiga.Utusan Kerajaan Jaming tersenyum dan mengeluar
Pintu kamar terbuka. Seorang pelayan keluar dari dalam, lalu berkata kepada Yukina, "Jenderal, Yang Mulia selamat, beliau melahirkan seorang pangeran."Di Kerajaan Puanin, hanya wanita yang dapat mewarisi takhta, maka kelahiran pangeran ini tidak begitu dihargai.Namun, Yukina tetap sangat bersyukur pada langit."Pangeran pun tak apa, yang penting selamat."Bagaimanapun juga, ini darah kerajaan.Baru saja ucapan itu selesai, terdengar suara teriakan bidan dari dalam."Masih ada satu lagi!"Ternyata anak yang dikandung sang Pemimpin Kerajaan adalah kembar.Hal ini benar-benar di luar dugaan semua orang.Mata Yukina memancarkan secercah sukacita dan harapan.Semoga kembar laki-laki dan perempuan.Kalau ada seorang putri, kelak bisa mewarisi takhta sebagai pemimpin kerajaan.Di dalam kamar.Nabila tak menyangka, setelah melahirkan satu, masih ada satu lagi.Untung dia adalah ahli bela diri, tenaganya belum sepenuhnya habis terkuras.Untuk anak yang pertama, karena posisi janin yang salah
Pak!Pena di tangan Nabila terjatuh, sementara melontarkan tatapan dingin kepada Baron."Dafka dan yang lainnya di mana!"Baron menggeleng."Dafka juga tak diketahui keberadaannya, kabar ini pun didapat dengan susah payah! Bagaimana ini, Yang Mulia?"Nabila tetap tenang di tengah krisis. Setelah menstabilkan emosinya, dia segera memberi perintah pada Baron."Sebarkan perintah, kerahkan seluruh kantor pemerintahan di Kerajaan Puanin mencari Tuan Yohan.""Sekaligus kirim seluruh pasukan rahasia, juga Pasukan Elang di kota.""Perintahkan mereka menyisir sepanjang perbatasan untuk mencari Kaisar!"Baron segera pergi melaksanakan perintah.Kalau sampai terjadi apa-apa pada Kaisar, akibatnya akan sangat parah!Setelah Baron pergi, Nabila baru sadar dirinya sangat cemas sampai telapak tangannya penuh keringat.Tumpukan dokumen di meja tidak lagi bisa dibacanya.Yang ada di benaknya hanyalah keselamatan Yohan.Para penyerang itu sangat mungkin tahu identitasnya.Wajah Nabila diliputi kekhawati
Karena Yohan akan berangkat kembali ke Negara Naki besok, malam ini dirinya terjaga semalaman, hanya memeluk Nabila.Satu tangannya diletakkan di perut Nabila, merasakan gerakan janin yang sesekali muncul.Andai waktu bisa berhenti di sini, alangkah indahnya.Namun, kenyataan tetap harus dihadapi.Sebagai Kaisar Negara Naki, Yohan tak bisa hanya mementingkan perasaan pribadi dan mengabaikan keselamatan negara.Nabila juga belum bisa terlelap.Dia menggenggam lembut lengan Yohan, nadanya tenang dan lembut."Paling lama satu bulan, aku akan kembali ke Negara Naki ."Yohan mencium lehernya, "Baik. Aku percaya kamu tidak akan ingkar janji."Namun, entah mengapa, hati Yohan merasa gelisah.Suasana hatinya bagaikan langit yang terus diguyur hujan, sulit menjadi cerah.Keesokan harinya, Yohan akhirnya harus pergi.Hari ini Nabila tidak menghadiri sidang kerajaan. Dirinya menaiki kereta kuda, mengantar sendiri kepergian Yohan ke luar kota.Banyak pengawal mengikuti Yohan. Namun, semua pengawal
Nabila menahan emosi yang membara di dalam hatinya.Dia mengatupkan bibir dan berkata kepada Yohan."Kita ini suami istri, jadi tentu saja aku tidak rela berpisah denganmu.""Tapi masalah negara sedang dipertaruhkan, mana mungkin aku bisa mengulur-ulur waktu?""Kaisar, kamu juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak berarti dan selesaikan semuanya secepat mungkin ...."Nabila berkata sambil melepaskan diri dari pelukan Yohan, memaksanya untuk fokus pada masalah utama.Yohan menatapnya dengan tajam selama beberapa saat, sorot matanya terlihat seolah sedang mengendalikan diri."Baiklah."Setelah mengatakan ini, Yohan berbalik dan meninggalkan Ruang Kerja Istana.Seolah menahan napas dan tidak lagi mengharapkan kata-kata manis dari Nabila.Di luar istana.Yohan berdiri di tengah angin malam, merasakan dinginnya udara Kerajaan Puanin.Dia melihat ke kejauhan dan memberi instruksi pada Dafka tanpa ekspresi."Siapkan kereta, besok kita akan kembali ke Negara Naki."Wajah Dafka tidak menunjukk
Nabila menyadari tulisan tangan di catatan ini adalah milik Evan.Evan adalah teman dekat kakak seniornya. Dia pernah menghubungi Evan sebelumnya untuk menyelidiki kasus manusia obat.Setelah mendengar kebenarannya, Evan pergi ke Kerajaan Verto untuk memburu sisa-sisa Sekte Manusia Obat yang dipimpin oleh Jacob.Kali ini dia menyampaikan pesannya tanpa muncul yang terlihat agak misterius.Nabila berkata dengan suara rendah."Kalau ada pergerakan aneh, kenapa tidak langsung mengatakannya?"Dia menundukkan kepala untuk melihat catatan itu.Yohan yang ada di sampingnya menebak."Mungkin Evan tidak bisa muncul atau orang yang mengirim surat itu bukan dia."Nabila merasa tebakan kedua lebih tepat.Mungkin Evan menyuruh seseorang untuk mengirimkan surat itu.Kalau tidak, dia tidak perlu bertindak begitu misterius."Kerajaan Verto ...." Nabila bergumam.Saat semua negara mengepung Negara Naki, Kerajaan Verto-lah yang berada di balik rencana tersebut.Ambisi mereka sudah jelas.Sekarang ada pe
Fiona tertegun sejenak, lalu ekspresinya kembali seperti biasa dan menatap Pangeran Rio di depannya dengan tatapan menggoda."Tidak sekadar menjalani hidup bersama, mungkinkah kamu benar-benar menyukaiku?"Fiona mengira Pangeran Rio akan menyangkalnya.Akan tetapi, dia malah mendengarnya berkata dengan serius."Ya."Fiona, "..."Dia agak tercengang."Ya apa?"Kedua mata Pangeran Rio memanas dan ujung telinganya agak merah."Aku bukan orang yang suka bertindak sembarangan. Karena kita sudah menjadi suami istri, aku akan menyerahkan seluruh jiwa dan ragaku kepadamu."Fiona syok sampai melompat mundur, memberi jarak di antara mereka dan menatapnya dengan tidak percaya."O ... omong kosong apa yang kamu katakan!?"Pangeran Rio maju beberapa langkah dan meraih bahunya."Aku serius!""Kita sedang bersiap untuk punya bayi, jadi tentu saja kita harus memutuskan untuk bersama selama sisa hidup kita."Daripada memendamnya, lebih baik diungkapkan.Terutama karena Fiona akan kembali ke Klan Namria
Karena gagal hamil, Fiona menyalahkan Pangeran Rio.Dia yakin tidak ada yang salah dengan tubuhnya.Oleh karena itu, dia mendesak Pangeran Rio untuk menemui tabib.Pangeran Rio mengerutkan kening."Aku sehat-sehat saja, untuk apa pergi menemui tabib?"Saat berbicara, sorot matanya yang tenang dan lembut terlihat agak kesal.Fiona tidak pernah bisa berbicara langsung ke intinya.Dia melirik sekilas."Orang normal bisa langsung hamil. Ternyata itu baru bisa berhasil kalau melakukannya dengan pria sejati."Dia terus mengoceh dan membuat Pangeran Rio sangat marah.Mana mungkin hal seperti ini bisa tepat kalau hanya terjadi sekali atau dua kali?Dia hanya membuat perdebatan yang tidak masuk akal."Aku belum bertanya padamu, sudah berapa banyak orang yang pernah bersamamu? Bagaimana kamu tahu aku tidak bisa melakukannya? Bukankah Kaisar dan Yang Mulia Ratu sudah lama menikah ...."Fiona tiba-tiba menghampiri Pangeran Rio dan mencengkeram kerah bajunya."Oke, aku memberimu satu kesempatan lag
Di kediaman jenderal, para menteri masih menunggu Yukina.Melihat Yukina kembali dari istana, beberapa orang bertanya dengan khawatir."Jenderal Yukina, Yang Mulia bilang apa?"Yukina terlihat agak pucat."Yang Mulia tidak menjelaskan tentang masalah Kerajaan Jaming."Beberapa orang menghela napas."Sudah begitu lama, apakah Yang Mulia masih waspada terhadap kita?""Bahkan Jenderal Yukina tidak bisa mendapatkan hasil apa pun dari pertanyaannya. Sepertinya Yang Mulia memang memperlakukan kita semua sebagai orang luar."Melihat wajah Yukina yang muram dan tetap diam, mereka mengira wanita itu juga bingung dengan tindakan pemimpin kerajaan seperti mereka.Akan tetapi, Yukina melanjutkan."Yang Mulia akan menyerahkan takhta kepada orang yang berbudi luhur."Setelah mendengar itu, raut wajah beberapa menteri pun beragam.Setelah hening sejenak, seseorang berbicara lebih dulu."Begini juga bagus. Karena Yang Mulia tidak berniat tinggal di Kerajaan Puanin, akan lebih baik baginya untuk turun
Dafka tiba-tiba membelalakkan mata dan menatap Baron."Bimbang apanya?"Baron berkata dengan tulus."Yang Mulia itu sangat menjunjung hubungan dan dia harus melakukan apa yang dijanjikan kepada pemimpin sebelumnya terlepas apa pun yang terjadi.""Sekarang dia punya kekuasaan seorang pemimpin kerajaan ... haist, bukan berarti dia tertipu oleh kekuasaan, tapi tanpa sadar telah memikul beban rakyat dan semakin lama semakin sulit untuk melepaskannya.""Ini adalah kehebatan Nia si wanita tua itu. Sebelum meninggal, dia menyuruh Yang Mulia untuk menemui orang-orang di negara ini, hanya untuk membiarkan Yang Mulia benar-benar menyatu ke dalam Kerajaan Puanin."Dafka mengerutkan kening."Karena ada hal seperti ini, kenapa kamu tidak memberitahuku lebih awal!?"Baron mengangkat bahu."Apa gunanya mengatakan ini? Bisakah kamu menghentikan Yang Mulia dari memeriksa bencana itu?""Lagi pula, apa kamu pikir Yang Mulia tidak tahu?""Tapi kenyataannya bencana di Kerajaan Puanin itu serius. Yang Mulia