Dibandingkan dengan rasa percaya diri Jaila, Meisi merasa cemas pada saat ini.Dia selalu merasa ada yang salah dengan hal ini.Terutama beberapa utusan yang tiba-tiba menghilang ....Prang!Saat pelayan sedang menyajikan teh, Jaila menggoyangkan lengan pakaiannya terlalu keras yang tidak sengaja menjatuhkan cangkir teh dan mengenai tangannya.Sebelum ini Jaila sangat dihormati di istana Kerajaan Puanin, dia tidak akan menoleransi kesalahan sekecil apa pun. Pada saat ini, dia menampar pelayan itu secara naluriah."Plak!" Langsung terdapat jejak tamparan di wajah pelayan itu, dia segera menundukkan kepalanya dan meminta maaf.Jaila segera memarahinya, "Dasar pelayan bodoh, apakah kamu tidak bisa menyajikan teh? Tanganku bahkan sampai terbakar, cepat ambilkan obat untukku!"Meisi sedang kesal dan memarahi Jaila."Sudahlah, ini cuma masalah kecil."Tidak peduli bagaimanapun juga mereka sedang berada di Kediaman Putri Agung.Jaila merasa sangat sedih, dia mengulurkan tangannya ke hadapan M
Sebelum pria itu melepaskan Jaila, dia memasukkan sebuah obat ke dalam mulutnya.Jaila ingin memuntahkan obat itu, tapi pria itu menahan rahangnya yang membuat obat itu memasuki tenggorokan Jaila.Meisi merasa cemas saat melihat ini."Apa yang kamu berikan padanya!"Pria itu berkata dengan santai, "Tentu saja racun. Nyawa putrimu berada di tangan kami saat ini."Mata Jaila dipenuhi dengan tatapan ketakutan.Dia takut mati.Dia masih ingin hidup."Ibu, tolong aku!"Meisi berkata dengan marah."Aku sudah setuju untuk bekerja sama dengan kalian, kenapa kalian malah mencelakai putriku! Di mana obat penawarnya?"Pria itu tertawa."Obat penawar? Bagaimana mungkin aku memberikannya padamu sekarang? Kamu dan putrimu akan hidup dengan aman setelah semuanya selesai. Tapi kalian harus menurutiku saat ini!"Terdapat tatapan kejam di matanya, dia bahkan bisa membunuh orang tanpa mengedipkan matanya.Meisi merasa sangat kesal.Meisi hanya bisa menuruti pria itu karena Jaila disandera olehnya....Ke
Suasana hati pemimpin Kerajaan Puanin mengalami perubahan yang besar, akhirnya dia berhasil bertemu dengan adik perempuannya. Ini seperti tali yang tegang dan putus dalam sekejap yang membuat tubuh Chelsea tidak bisa bertahan lama lagi.Tabib kekaisaran terus berjaga di samping tempat tidur dan bersiap melakukan pengobatan kapan saja.Nabila menemani Mirna di luar ruangan.Mirna masih kembali memastikan hal ini pada Nabila."Nabila, apakah aku benar-benar adalah Teresia? Hasil penyelidikan kali ini tidak salah, 'kan?"Nabila menjelaskan semuanya dengan sabar.Meskipun Mirna sudah menyiapkan dirinya sejak awal, dia masih tetap tidak bisa menerima perubahan besar ini.Dari orang Naki berubah menjadi orang Kerajaan Puanin, apalagi dia menjadi adik pemimpin kerajaan kali ini.Hanya saja, semua anak-anaknya berada di Negara Naki.Apa yang harus dia lakukan di masa depan?Sedangkan kakak yang baru saja dia temui sedang berada di ambang kematiannya ....Mirna tiba-tiba kehilangan semangat hid
Dekret pemimpin Kerajaan Puanin kepada Nabila, dengan jelas menyiratkan, selama Nabila bersedia, beliau bisa menjadi penguasa Kerajaan Puanin kapan saja.Nabila menggenggam erat dekret itu, hatinya terasa kalut.Selama ini, dia selalu menganggap dirinya sebagai orang Naki, dan rela mati di medan perang demi melindungi tanah airnya.Namun sekarang ....Pemimpin Kerajaan Puanin mengetahui watak Nabila, dan menyadari diri Nabila tidak akan kembali ke Kerajaan Puanin untuk memegang kekuasaan."Nak, dekret ini, adalah jaminan yang diberikan bibimu, agar kamu punya jalan untuk mundur di masa depan."Di dunia ini, wanita sulit untuk bertahan hidup.Hanya Kerajaan Puanin ini, yang merupakan tanah subur bagi wanita.Dari lubuk hatinya, Ratu masih berharap Nabila bisa kembali ke leluhurnya.Namun, ini hanyalah harapan.Nabila dan Kaisar Naki saling mencintai, saat ini mereka dalam keterikatan yang erat, tidak mungkin untuk dipisahkan.Mirna menebak isi dekret itu, dan tampak terkejut."Kakak, ap
Kerajaan Puanin, Istana.Meisi dengan berani membawa kembali pemimpin Kerajaan Puanin ke istana, sementara para pelayan istana sangat menghormatinya dan tidak meragukannya.Agar Ratu tidak berteriak minta tolong, Meisi memberinya obat penenang, membuatnya pingsan.Dibandingkan dengan ketenangan Meisi, Jaila cukup gugup dan tidak berani melihat siapa pun.Sampai mereka mengirim pemimpin Kerajaan Puanin kembali ke kamar tidur, dan mengusir semua pelayan istana, Jaila baru kemudian bertanya dengan suara rendah."Ibu, apa yang kita lakukan ini, apa memang tidak akan ketahuan?"Meisi melihat pemimpin Kerajaan Puanin di ranjang, matanya sangat tajam."Dia akan mati, posisi pemimpin kerajaan ini akan segera menjadi milikku. Selama aku mengendalikan seluruh Kerajaan Puanin, tidak ada yang berani memusuhi aku!"Jaila masih sedikit takut.Mengingat belum lama ini, para pembunuh itu masuk ke rumah di pinggiran kota, membunuh pengawal pribadi pemimpin Kerajaan Puanin. Mereka kemudian menyamar seba
Para pejabat sipil dan militer Kerajaan Puanin tahu bahwa Dayang Meriana adalah orang kepercayaan pemimpin Kerajaan Puanin, sangat dipercaya oleh pemimpin Kerajaan Puanin.Apa yang dikatakan Dayang Meriana, seharusnya tidak salah.Namun, Nyonya Teresia ini adalah adik kandung Ratu ....Untuk sesaat, semua orang tidak tahu harus memercayai yang mana.Dayang Meriana menuduh sosok Teresia adalah penyamaran, sementara sosok Teresia menuduh Dayang Meriana berkhianat. Kedua belah pihak bersikeras pada pendapat mereka masing-masing.Sampai Nabila maju dan berkata."Mengapa tidak biarkan Yang Mulia sendiri yang berbicara?"Begitu kata-kata ini keluar, mata Meisi menunjukkan tatapan tajam."Aku tidak akan biarkan kalian sakiti Kakak! Kalian pengkhianat, jangan harap bertemu Yang Mulia! Sini, tangkap mereka!""Mari kita lihat siapa yang berani bergerak!" Jenderal Besar Yukina maju selangkah, melindungi Nabila dan Dayang Meriana.Meisi memarahi Yukina."Jenderal Yukina, kamu juga mau berontak? Ku
Di kursi naga, Meisi melihat Nabila yang unggul, memaksakan senyum."Ternyata ini hanya kesalahpahaman. Tapi, bagaimanapun juga, ini urusan dalam negeri Kerajaan Puaninku, Negara Naki ...."Mata Nabila dingin, langsung memotong perkataan Meisi."Aku mau bertemu Yang Mulia."Meisi menyembunyikan pisau dalam senyumnya."Bukankah sudah kubilang, Yang Mulia sudah meninggal. Sampai sekarang belum ada pengumuman resmi, karena takut negara akan kacau. Kalau kalian tidak percaya, silakan pergi ke kamar tidur, beliau sudah dimasukkan ke dalam peti ....""Apa!" Reaksi Dayang Meriana sangat keras.Meisi berpura-pura sedih, menutupi wajahnya dengan satu tangan, bahunya terangkat-angkat, seolah-olah sedang terisak.Dengan sedikit menundukkan kepalanya, Meisi menambahkan."Para menteri sekalian, aku tidak bermaksud menyembunyikan ini dari kalian. Ini benar-benar terjadi tiba-tiba, masalah internal dan eksternal belum mereda, aku tidak berani mengatakannya.""Sekarang, Dayang Meriana si pengkhianat i
Di kursi naga, Meisi meronta-ronta seperti orang gila."Lepaskan aku! Aku adik kandung Ratu! Aku mau bertemu dengan Kakak! Kalian mau sakiti kakakku!"Para menteri sekalian, cepat hentikan mereka!"Mereka pasti punya niat buruk!"Para menteri sekarang benar-benar bingung.Bahkan jika mereka ingin membantu, mereka harus melihat apakah mereka punya kekuatan untuk melakukannya.Empat jenderal memegang kekuasaan militer, ditambah ratu Negara Naki ini juga ada di sini, bagaimana mereka bisa melawan mereka?Terlebih lagi, apakah penguasa baru ini sah atau tidak, masih belum pasti!Jika dia benar-benar bukan Teresia, maka bukankah mereka melakukan hal yang salah dengan niat baik, membantu orang jahat melakukan kejahatan?Keributan Meisi, diabaikan oleh Nabila.Lalu, Nabila dengan tenang memberikan instruksi pada semua hadirin."Jenderal Yukina, jaga aula utama dengan baik."Tiga jenderal lainnya, jaga gerbang istana masing-masing. Jangan biarkan siapa pun masuk atau keluar, cegah mata-mata ne
Setelah merenung untuk waktu yang lama, Yohan berterus terang dengan penuh pertimbangan."Kalau Negara Naki dapat memusnahkan Kerajaan Jaming dan kerajaan lain, bahkan kalau aku tidak menyerang Kerajaan Puanin demi kamu, tidak ada jaminan bahwa penerusku tidak akan menjajah Kerajaan Puanin.""Syarat untuk koeksistensi adalah Kerajaan Puanin cukup kuat untuk bisa bersaing dengan Negara Naki. Kalau tidak, Kerajaan Puanin harus bergantung pada Negara Naki dan selamanya hidup dalam ketakutan.""Kalau Kerajaan Puanin tidak dapat memanfaatkan kesempatan untuk memperkuat diri dalam sepuluh tahun, cepat atau lambat Kerajaan Puanin akan dijajah.""Kalau bukan kerajaan lain yang runtuh, berarti itu negara kita."Ucapan Yohan sudah sangat halus.Meskipun dia sangat mencintai Nabila, bahkan rela pergi ke Kerajaan Puanin bersama Nabila, Yohan akan selalu mengutamakan Negara Naki daripada Kerajaan Puanin di saat harus memilih satu di antara keduanya.Kecuali Kerajaan Puanin menjadi kuat hingga tidak
Nabila tidak berani memercayai apa yang baru saja dia dengar.Yohan berkata dia ingin menjadi suami permaisurinya?"Kaisar serius?" Nabila tidak pernah memikirkan itu.Solusi Yohan sungguh agak lain.Yohan tidak terlihat seperti bercanda. Yohan berujar dengan serius,"Sebelum pergi mencarimu, aku sudah mengatur semua masalah di istana.""Dunia ini akan disatukan pada akhirnya. Negara Naki dan Kerajaan Puanin akan menjadi satu.""Anggap saja aku menemanimu pulang ke tanah leluhur untuk tinggal selama beberapa tahun.""Setelah menundukkan Kerajaan Sahara dan Kerajaan Suari dengan sepenuhnya ...."Nabila buru-buru memotong perkataan Yohan."Pulang ke tanah leluhur? Memangnya ini sama?"Mungkinkah Yohan sudah kehilangan akal sehat karena menangani urusan pemerintahan?Yohan berujar dengan sungguh-sungguh,"Setiap kata-kataku berasal dari lubuk hatiku.""Hanya ada dua pilihan itu.""Sekarang, kamu yang pilih."Nabila menyeringai, memaksa diri untuk tersenyum."Kenapa aku merasa Kaisar sedan
Begitu pintu dibuka, orang yang berdiri di luar benar adalah Yohan.Nabila langsung menaruh pisau di tangannya dan berjalan menuju Yohan.Yohan menatap lurus pada Nabila, khawatir Nabila akan kabur.Menurut rencana awal, Yohan akan langsung pergi ke Kerajaan Puanin.Akan tetapi, Yohan mendapat kabar dari pengawal rahasia bahwa Nabila sudah pulang ke Negara Naki. Yohan segera menyusul ke alamat yang diberitahukan dalam surat.Untungnya, Nabila tertahan karena badai salju."Istriku ...." Yohan tidak menyebut nama Nabila di depan orang luar. Meski begitu, panggilan itu juga penuh rasa cinta dan rindu.Dikarenakan ada orang luar di kamar, Nabila membawa Yohan ke kamarnya. Nabila meminta Baron untuk mengawasi di sana, lalu memberikan uang perak pada pelayan.Pelayan memilih untuk diam terhadap apa yang dia lihat dan dengar karena mendapat uang.Nabila membawa Yohan ke dalam kamar. Begitu pintu ditutup, Yohan langsung memeluk Nabila.Mantel Yohan dibasahi salju.Nabila mendorong Yohan dengan
Sudah lama Nabila menyelidiki kasus manusia obat, tetapi tidak kunjung ada kemajuan.Alhasil, Nabila menemukan manusia obat di penginapan kecil ini.Tatapan mata Nabila saat melihat pedagang itu menjadi tegas.Dari reaksi mereka yang baru saja mengetahui isi kotak itu, pedagang sudah punya perhitungan dalam hati. Pedagang tahu apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dia katakan."Siapa kalian? Manusia obat apa? Aku pengawal barang. Itu pasien yang kukirim ke kota lain untuk diobati ... uhm!"Nabila tiba-tiba mencekik pedagang itu hingga membuatnya sesak napas.Pedagang itu mendongak dan bertemu dengan mata Nabila yang tegas.Seketika, dia merasa nyawanya terancam.Wanita ini memiliki niat membunuh yang kuat!...Malam terasa sangat panjang.Setelah fajar menyingsing, pelayan membawakan air panas ke setiap kamar.Ketika sampai ke sebuah kamar, orang yang membuka pintu sudah berbeda.Tampak bibir yang dingin dari celah pintu."Tidak butuh air panas."Pelayan mencium bau darah, tetapi it
"Tuan, salju turun sangat lebat beberapa hari ini. Kita tidak dapat bepergian lebih jauh. Ini satu-satunya penginapan yang ada di sekitar." Baron memimpin jalan di depan. Nabila menggiring kuda mengikutinya.Salju turun sangat lebat. Nabila menggiring kuda sambil melindungi mata dengan tangan yang satunya. Akan tetapi, salju tetap masuk ke mata dan hidung.Baru setelah masuk ke penginapan, tubuh terasa lebih hangat.Pelayan menyajikan teh hangat. "Mau makan atau menginap?"Nabila membersihkan salju dari rambutnya. "Menginap, dua kamar. Bawakan dua botol arak dan dua kilogram daging sapi."Pelayan tersenyum saat menyahut."Baik! Mohon tunggu sebentar!"Ada juga beberapa pedagang yang juga terjebak di penginapan karena badai salju.Mereka membawa barang dagangan sehingga mengalami kesulitan yang lebih besar dibanding Nabila.Pada saat ini, mereka duduk bersama dan minum arak dengan murung."Tidak tahu kapan badai salju akan berhenti. Aku akan rugi kalau barang dagangan ini tidak dikirim
Di Istana Giok.Tatapan mata Ibu Suri saat melihat kaisar menyiratkan keraguan dan kegelisahan.Ibu Suri tidak percaya bahwa kaisar datang karena peduli padanya dan menjenguknya.Yohan berbicara secara lugas dan tanpa basa-basi."Hormat pada Ibu.""Aku akan keluar istana, belum tahu kapan pulang. Aku khawatir Selir Nita akan kewalahan kalau mengurusi harem sendirian. Ibu urus saja untuk sementara."Ibu Suri makin bingung.Mengapa Yohan keluar istana lagi?Bukankah Yohan baru saja pulang?Yohan memberi isyarat mata. Leonard langsung menaruh Cap Emas di meja.Siapa pun yang memegang Cap Emas dapat menangani semua urusan di harem.Sudah lama sekali Ibu Suri tidak memegang Cap Emas.Akan tetapi, Ibu Suri ingin menanyakan beberapa hal."Kaisar, kenapa kamu keluar istana lagi? Lalu, kamu melakukan kunjungan rahasia ke kota-kota bersama Ratu waktu itu. Kenapa kamu pulang sendirian? Di mana Ratu?"Yohan menuturkan kebohongan dengan ekspresi tenang."Aku pulang untuk menangani urusan mendesak d
Alih-alih kepulangan Nabila, Yohan justru mendengar desas-desus tentang kenaikan takhta Nabila di Kerajaan Puanin.Yohan enggan memercayai itu, tetapi tidak dapat mengendalikan pikirannya.Dengan sifat Nabila, Nabila mungkin akan pasrah pada keadaan untuk sementara demi mempertahankan Kerajaan Puanin dan mengambil alih negara yang kacau itu.Tatapan mata Yohan penuh kekhawatiran.Yohan memerintahkan Dafka, "Cari tahu apa yang terjadi sebenarnya!""Baik, Kaisar!"Dafka juga tidak percaya ratu akan meninggalkan kaisar dan berpaling dari Negara Naki.Keesokan hari.Di Istana Giok.Ibu Suri tampak lemas dalam beberapa hari terakhir dan tidak bisa tidur nyenyak.Tabib kekaisaran datang untuk melakukan pemeriksaan palpasi. Selir Nita menemaninya di samping."Tabib, bagaimana kondisi Bibi? Apa ada kendala serius?"Tabib memberi hormat, "Nyonya Nita, hasil palpasi Ibu Suri lemah. Hidupnya sudah memasuki masa akhir."Ekspresi Ibu Suri membeku setelah mendengar apa kata tabib. Dadanya seperti te
Komandan utama Kerajaan Suari menahan emosi."Wanita itu benar. Kita harus menarik pasukan untuk mempertahankan sisa kekuatan nasional kita!"Komandan utama Kerajaan Sahara sangat kesal."Takdir tidak berpihak pada kita! Kerajaan Puanin dan Negara Naki akan bersekutu!"Jika mereka menyerang, Negara Naki akan mengirim pasukan dari Perbatasan Barat.Pada saat itu, mereka akan diserang dari kedua sisi.Mereka tidak dapat mengambil risiko itu.Negara Naki yang sekarang seperti monster yang tidak pernah bisa kenyang.Jika ditaklukkan oleh Negara Naki, pilihan mereka adalah menjadi negara bawahan atau negara runtuh. Tidak ada peluang untuk bangkit kembali....Di perbatasan.Nabila belum pergi.Angin makin kencang. Yukina mengambilkan selendang dan dengan hormat membungkus tubuh Nabila.Nabila menerawang ke depan seraya berkata dengan suara rendah,"Jenderal Yukina, jujurlah padaku.""Apa Bibi tahu tentang kepulangan Meisi dan Jaila ke Kerajaan Puanin?"Yukina tampak kebingungan."Yang Mulia
Melihat tidak ada harapan untuk mendapat pertolongan, Jaila memaki Nabila yang makin menjauh."Nabila, kamu akan mati tragis. Kamu telah melakukan begitu banyak hal buruk sehingga kamu tidak akan bisa mempunyai anak!"Hati Nabila tenang tak beriak.Terdengar bunyi ayunan pedang di belakang.Benar seperti yang Meisi katakan, mati itu cepat.Pada hari ini, kepalanya akan dipenggal di dalam Istana Kerajaan Puanin.Kepala Meisi bergulir sembari menghadap aula utama dengan mata terbuka, seolah-olah melihat takhta kekaisaran yang belum dia duduki dengan stabil.Jaila terbengong ketika melihat itu."Tidak! Tidak .... Ibu!"Mata Jaila membelalak begitu pedang diayun ke arahnya.Jaila menyesal.Dia tidak seharusnya pergi ke Kota Zordo bersama ibu, tidak seharusnya bermimpi untuk menjadi selir kaisar, dan tidak seharusnya kembali lagi ke Kerajaan Puanin.Dia tidak akan mati jika tetap di Kota Gido.Kemudian, darah mengalir deras dan menciprat ....Satu kepala lagi terpenggal.Matanya juga terbuk