Nabila menjawab pertanyaan Mirna dengan serius."Meisi adalah putri pertama Keluarga Anderson.""Hanya saja, ini semua adalah tebakanku. Aku juga tidak sepenuhnya yakin."Nabila mengatakan tebakannya berdasarkan hal menekan takdir.Sebaliknya pemimpin Kerajaan Puanin sangat memercayai hal ini.Dengan ini, masalah usia sudah diselesaikan.Chelsea menatap Mirna dengan tatapan lembut."Kamu adalah adikku. Keluarga Anderson menjadikanmu sebagai kambing hitam untuk menggantikan identitas Mirna.""Potongan konde ini juga merupakan milikmu, ini adalah bukti kalau kita berdua adalah saudara."Ekspresi Mirna terlihat linglung, untuk sesaat dia tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah.Nabila berkata."Aku akan menyelidiki hal ini dengan jelas setelah kembali ke Negara Naki."Chelsea takut Nabila akan membawa Mirna pergi, jadi raut wajahnya menegang.Nabila menatap Mirna, "Aku sudah kasih tahu semua yang kuketahui pada Anda. Sekarang adalah saatnya bagi Anda untuk buat pilihan.
Nabila tidak langsung kembali ke Kota Zordo, dia masih ingin menyelidiki masalah Teresia sampai jelas.Sedangkan Yohan masih memiliki urusan negara, jadi mereka berdua berpisah di sini.Kota Zordo.Meisi dan Jaila tiba di Negara Naki sebagai utusan dan menginap di penginapan. Tapi tidak disangka hal yang aneh terjadi pada keesokan harinya.Keesokan paginya, Jaila berlari menghampiri Meisi sambil berteriak."Ibu! Ibu! Kenapa orang yang lain menghilang?"Meisi merasa terkejut.Terdapat beberapa pejabat yang juga menemani mereka kali ini.Bagaimana mungkin mereka semua menghilang?Meisi berlari ke setiap kamar yang mereka tempati, tapi semuanya kosong tanpa ada orang.Aneh sekali!Jaila berkata dengan cemas."Ibu, mereka tidak mungkin ditangkap karena dianggap sebagai mata-mata, 'kan?"Meisi menenangkan hatinya dan bergumam."Tidak mungkin."Kerajaan Puanin beraliansi dengan Negara Naki, Negara Naki tidak akan mempersulit mereka.Meisi langsung membuat keputusan, "Laporkan hal ini pada pe
Meisi ingin menggunakan identitasnya sebagai utusan untuk memasuki istana.Karena Kaisar serta Ratu sedang bepergian dan masih belum pulang sampai sekarang, pelayan istana hanya bisa melaporkan hal ini pada atasan mereka.Di dalam istana.Selir Nita bertugas untuk menangani urusan di harem saat Ratu tidak ada.Saat dia mendengar utusan Kerajaan Puanin memohon untuk bertemu dengan Kaisar di luar gerbang istana, Selir Nita merasa sangat cemas.Tidak peduli bagaimanapun juga dia hanya bertugas untuk mengurus harem, ini adalah pertama kalinya dia mengurus urusan negara."Cepat panggil Pangeran Rio!"Akhirnya dia bisa bersantai selama beberapa hari ini, tapi utusan dari kerajaan lain malah datang pada saat ini. Dia tidak mungkin harus mengadakan perjamuan untuk menyambut utusan itu, 'kan!Selir Nita merasa cemas saat memikirkan hal ini.Dia sudah merindukan Yang Mulia Ratu sekarang.Terdapat banyak hal terjadi di dalam istana, yang membuatnya merasa sangat pusing.Pangeran Rio tidak pernah
Ces ....Setelah Fiona menusukkan jarumnya, parasit cinta di tubuh Pangeran Rio langsung meledak menjadi genangan darah.Pangeran Rio merasakan rasa sakit yang kuat, kemudian perasaan rileks.Akhirnya parasit cinta sudah menghilang.Dia menghela napas dengan panjang.Tidak disangka parasit cinta yang sudah menyiksanya selama berbulan-bulan bisa dihilangkan dengan mudah ....Tiba-tiba Fiona yang berada di depannya langsung terjatuh ke dalam pelukannya seperti daun yang berguguran.Pangeran Rio segera menahan tubuhnya dan bertanya dengan bingung."Apa yang terjadi padamu?"Bukankah dia masih baik-baik saja sebelum ini?Pangeran Rio menunduk, dia melihat wajah Fiona yang memucat dan mengerang kesakitan.Pangeran Rio langsung menyadari jika ini adalah serangan balik dari parasit cinta!Jika ingin memberikan parasit cinta pada orang lain, orang itu harus memasukkan parasit induk ke dalam tubuhnya lebih dulu.Parasit cinta di dalam tubuhnya sudah mati, tentu saja Fiona merasa tidak nyaman se
Pangeran Rio segera mencarikan seorang wanita untuk Fiona, wanita itu adalah dayang dalam kediaman.Dia berdiri di luar ruangan untuk waktu yang lama.Setelah dua jam berlalu, mereka meminta air.Pelayan keluar setelah mendorong pintu.Pangeran Rio segera melihat pelayan itu, tapi dia hanya berjalan keluar sambil membawa sebaskom air darah."Bagaimana kondisi Nyonya?" tanya Pangeran Rio dengan khawatir.Bukankah menangani parasit cinta hanya perlu berhubungan badan dengan seseorang?Kenapa malah mengeluarkan banyak darah?Pelayan berkata dengan suara yang bergetar."Nyonya mengeluarkan banyak darah. Hamba membantu Nyonya berpakaian dan memandikannya."Raut wajah Pangeran Rio sedikit berubah.Pelayan ini tidak terlihat seperti ...."Kamu cuma melayani Nyonya mandi?" tanya Pangeran Rio lagi.Pelayan itu mengangguk."Benar."Pangeran Rio kebingungan pada saat ini, dia tidak tahu apa yang sedang dilakukan oleh Fiona.Apa mungkin dia salah paham pada Fiona? Fiona memintanya mencarikan wanit
Di dalam penjara.Tuan Miko sudah tua, dia bersandar di sudut dinding sambil gemetar.Dia pura-pura menatap petugas dengan tenang."A ... atas dasar apa kalian menangkapku! Aku sama sekali tidak ...."Sebelum Tuan Miko selesai bicara, petugas bergeser ke samping dan memberi jalan dari bagian tengah.Tidak lama kemudian, Nabila berjalan masuk dengan rambut yang diikat tinggi dan kedua tatapan yang tegas."Kalian semua keluarlah."Setelah Nabila memberi perintah, semua petugas segera meninggalkan penjara. Baron menutup pintu penjara dan berjaga di luar.Di dalam sel penjara.Tuan Miko tidak mengenal Nabila, pada awalnya dia mengira Nabila mungkin adalah seorang pejabat. Tapi setelah mendengar suaranya yang merupakan suara wanita, Tuan Miko tidak mengetahui siapa dia."Siapa kamu?" Tuan Miko menatap Nabila lekat-lekat, tanpa ingin menunjukkan kelemahannya.Tatapan Nabila sangat dingin dan tajam, yang bisa membuat seseorang bergidik.Nabila menatap Tuan Miko, lalu mengambil alat penyiksaan
Setelah mengetahui identitas Nabila, Tuan Miko pada awalnya berencana untuk mendekatkan hubungan mereka lagi.Hanya saja, dia bilang bukan keponakan kandung?Siapa yang bukan keponakan kandung?Nabila bertanya dengan ekspresi dingin, "Apakah putri kedua Keluarga Anderson dirawat oleh kalian sejak dia dilahirkan?"Tuan Miko kebingungan, dia tidak menyangka jika Nabila akan menanyakan kejadian di masa lalu ....Dia menundukkan kepalanya, karena takut Nabila melihat ekspresinya."Benar! Waktu itu adikku melahirkan seorang putri dan meminta kami untuk merawatnya.""Yang Mulia Ratu, apa salahnya hal ini?"Tangan Nabila tetap memegang alat penyiksaan itu, dia menatap Tuan Miko dengan dingin."Apakah kamu yakin anak yang diserahkan pada kalian adalah anak yang baru dilahirkan?"Tuan Miko menjawab dengan tegas."Tentu saja! Beberapa hari setelah anak itu dilahirkan, dia langsung dirawat oleh kami ....""Bohong," kata Nabila dengan dingin.Nabila mengangkat tatapannya untuk menatap Tuan Miko, l
Negara Naki, Kota Zordo.Meisi semakin merasa cemas karena masih belum mendapatkan kabar tentang beberapa utusan yang lain.Dia terus mendatangi Kediaman Rio setiap harinya untuk menanyakan perkembangan masalah ini.Hanya saja dia masih tidak mendapatkan kabar apa pun sampai sekarang.Di dalam penginapan.Jaila mendesak Meisi saat melihatnya kembali, bukannya menanyakan kabarnya."Ibu, Kaisar sudah kembali ke istana. Kapan kita bisa memasuki istana?"Meisi terlihat linglung pada saat ini.Jaila kembali bertanya, "Apakah Bibi masih belum balas surat dan kirim surat kepercayaan yang baru? Ibu?"Meisi baru bereaksi kembali, dia tiba-tiba menggenggam tangan Jaila."Bibimu tidak mungkin tidak memedulikan kita, aku adalah adik kandungnya! Ayo kita temui Kaisar sekarang!"Meisi mengira Pangeran Rio bisa membantunya untuk menemukan utusan, tidak disangka Pangeran Rio hanya terlihat mudah untuk didekati, tapi sebenarnya Pangeran Rio hanya sedang menipunya.Mereka berdua segera mendatangi istana
Setelah merenung untuk waktu yang lama, Yohan berterus terang dengan penuh pertimbangan."Kalau Negara Naki dapat memusnahkan Kerajaan Jaming dan kerajaan lain, bahkan kalau aku tidak menyerang Kerajaan Puanin demi kamu, tidak ada jaminan bahwa penerusku tidak akan menjajah Kerajaan Puanin.""Syarat untuk koeksistensi adalah Kerajaan Puanin cukup kuat untuk bisa bersaing dengan Negara Naki. Kalau tidak, Kerajaan Puanin harus bergantung pada Negara Naki dan selamanya hidup dalam ketakutan.""Kalau Kerajaan Puanin tidak dapat memanfaatkan kesempatan untuk memperkuat diri dalam sepuluh tahun, cepat atau lambat Kerajaan Puanin akan dijajah.""Kalau bukan kerajaan lain yang runtuh, berarti itu negara kita."Ucapan Yohan sudah sangat halus.Meskipun dia sangat mencintai Nabila, bahkan rela pergi ke Kerajaan Puanin bersama Nabila, Yohan akan selalu mengutamakan Negara Naki daripada Kerajaan Puanin di saat harus memilih satu di antara keduanya.Kecuali Kerajaan Puanin menjadi kuat hingga tidak
Nabila tidak berani memercayai apa yang baru saja dia dengar.Yohan berkata dia ingin menjadi suami permaisurinya?"Kaisar serius?" Nabila tidak pernah memikirkan itu.Solusi Yohan sungguh agak lain.Yohan tidak terlihat seperti bercanda. Yohan berujar dengan serius,"Sebelum pergi mencarimu, aku sudah mengatur semua masalah di istana.""Dunia ini akan disatukan pada akhirnya. Negara Naki dan Kerajaan Puanin akan menjadi satu.""Anggap saja aku menemanimu pulang ke tanah leluhur untuk tinggal selama beberapa tahun.""Setelah menundukkan Kerajaan Sahara dan Kerajaan Suari dengan sepenuhnya ...."Nabila buru-buru memotong perkataan Yohan."Pulang ke tanah leluhur? Memangnya ini sama?"Mungkinkah Yohan sudah kehilangan akal sehat karena menangani urusan pemerintahan?Yohan berujar dengan sungguh-sungguh,"Setiap kata-kataku berasal dari lubuk hatiku.""Hanya ada dua pilihan itu.""Sekarang, kamu yang pilih."Nabila menyeringai, memaksa diri untuk tersenyum."Kenapa aku merasa Kaisar sedan
Begitu pintu dibuka, orang yang berdiri di luar benar adalah Yohan.Nabila langsung menaruh pisau di tangannya dan berjalan menuju Yohan.Yohan menatap lurus pada Nabila, khawatir Nabila akan kabur.Menurut rencana awal, Yohan akan langsung pergi ke Kerajaan Puanin.Akan tetapi, Yohan mendapat kabar dari pengawal rahasia bahwa Nabila sudah pulang ke Negara Naki. Yohan segera menyusul ke alamat yang diberitahukan dalam surat.Untungnya, Nabila tertahan karena badai salju."Istriku ...." Yohan tidak menyebut nama Nabila di depan orang luar. Meski begitu, panggilan itu juga penuh rasa cinta dan rindu.Dikarenakan ada orang luar di kamar, Nabila membawa Yohan ke kamarnya. Nabila meminta Baron untuk mengawasi di sana, lalu memberikan uang perak pada pelayan.Pelayan memilih untuk diam terhadap apa yang dia lihat dan dengar karena mendapat uang.Nabila membawa Yohan ke dalam kamar. Begitu pintu ditutup, Yohan langsung memeluk Nabila.Mantel Yohan dibasahi salju.Nabila mendorong Yohan dengan
Sudah lama Nabila menyelidiki kasus manusia obat, tetapi tidak kunjung ada kemajuan.Alhasil, Nabila menemukan manusia obat di penginapan kecil ini.Tatapan mata Nabila saat melihat pedagang itu menjadi tegas.Dari reaksi mereka yang baru saja mengetahui isi kotak itu, pedagang sudah punya perhitungan dalam hati. Pedagang tahu apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dia katakan."Siapa kalian? Manusia obat apa? Aku pengawal barang. Itu pasien yang kukirim ke kota lain untuk diobati ... uhm!"Nabila tiba-tiba mencekik pedagang itu hingga membuatnya sesak napas.Pedagang itu mendongak dan bertemu dengan mata Nabila yang tegas.Seketika, dia merasa nyawanya terancam.Wanita ini memiliki niat membunuh yang kuat!...Malam terasa sangat panjang.Setelah fajar menyingsing, pelayan membawakan air panas ke setiap kamar.Ketika sampai ke sebuah kamar, orang yang membuka pintu sudah berbeda.Tampak bibir yang dingin dari celah pintu."Tidak butuh air panas."Pelayan mencium bau darah, tetapi it
"Tuan, salju turun sangat lebat beberapa hari ini. Kita tidak dapat bepergian lebih jauh. Ini satu-satunya penginapan yang ada di sekitar." Baron memimpin jalan di depan. Nabila menggiring kuda mengikutinya.Salju turun sangat lebat. Nabila menggiring kuda sambil melindungi mata dengan tangan yang satunya. Akan tetapi, salju tetap masuk ke mata dan hidung.Baru setelah masuk ke penginapan, tubuh terasa lebih hangat.Pelayan menyajikan teh hangat. "Mau makan atau menginap?"Nabila membersihkan salju dari rambutnya. "Menginap, dua kamar. Bawakan dua botol arak dan dua kilogram daging sapi."Pelayan tersenyum saat menyahut."Baik! Mohon tunggu sebentar!"Ada juga beberapa pedagang yang juga terjebak di penginapan karena badai salju.Mereka membawa barang dagangan sehingga mengalami kesulitan yang lebih besar dibanding Nabila.Pada saat ini, mereka duduk bersama dan minum arak dengan murung."Tidak tahu kapan badai salju akan berhenti. Aku akan rugi kalau barang dagangan ini tidak dikirim
Di Istana Giok.Tatapan mata Ibu Suri saat melihat kaisar menyiratkan keraguan dan kegelisahan.Ibu Suri tidak percaya bahwa kaisar datang karena peduli padanya dan menjenguknya.Yohan berbicara secara lugas dan tanpa basa-basi."Hormat pada Ibu.""Aku akan keluar istana, belum tahu kapan pulang. Aku khawatir Selir Nita akan kewalahan kalau mengurusi harem sendirian. Ibu urus saja untuk sementara."Ibu Suri makin bingung.Mengapa Yohan keluar istana lagi?Bukankah Yohan baru saja pulang?Yohan memberi isyarat mata. Leonard langsung menaruh Cap Emas di meja.Siapa pun yang memegang Cap Emas dapat menangani semua urusan di harem.Sudah lama sekali Ibu Suri tidak memegang Cap Emas.Akan tetapi, Ibu Suri ingin menanyakan beberapa hal."Kaisar, kenapa kamu keluar istana lagi? Lalu, kamu melakukan kunjungan rahasia ke kota-kota bersama Ratu waktu itu. Kenapa kamu pulang sendirian? Di mana Ratu?"Yohan menuturkan kebohongan dengan ekspresi tenang."Aku pulang untuk menangani urusan mendesak d
Alih-alih kepulangan Nabila, Yohan justru mendengar desas-desus tentang kenaikan takhta Nabila di Kerajaan Puanin.Yohan enggan memercayai itu, tetapi tidak dapat mengendalikan pikirannya.Dengan sifat Nabila, Nabila mungkin akan pasrah pada keadaan untuk sementara demi mempertahankan Kerajaan Puanin dan mengambil alih negara yang kacau itu.Tatapan mata Yohan penuh kekhawatiran.Yohan memerintahkan Dafka, "Cari tahu apa yang terjadi sebenarnya!""Baik, Kaisar!"Dafka juga tidak percaya ratu akan meninggalkan kaisar dan berpaling dari Negara Naki.Keesokan hari.Di Istana Giok.Ibu Suri tampak lemas dalam beberapa hari terakhir dan tidak bisa tidur nyenyak.Tabib kekaisaran datang untuk melakukan pemeriksaan palpasi. Selir Nita menemaninya di samping."Tabib, bagaimana kondisi Bibi? Apa ada kendala serius?"Tabib memberi hormat, "Nyonya Nita, hasil palpasi Ibu Suri lemah. Hidupnya sudah memasuki masa akhir."Ekspresi Ibu Suri membeku setelah mendengar apa kata tabib. Dadanya seperti te
Komandan utama Kerajaan Suari menahan emosi."Wanita itu benar. Kita harus menarik pasukan untuk mempertahankan sisa kekuatan nasional kita!"Komandan utama Kerajaan Sahara sangat kesal."Takdir tidak berpihak pada kita! Kerajaan Puanin dan Negara Naki akan bersekutu!"Jika mereka menyerang, Negara Naki akan mengirim pasukan dari Perbatasan Barat.Pada saat itu, mereka akan diserang dari kedua sisi.Mereka tidak dapat mengambil risiko itu.Negara Naki yang sekarang seperti monster yang tidak pernah bisa kenyang.Jika ditaklukkan oleh Negara Naki, pilihan mereka adalah menjadi negara bawahan atau negara runtuh. Tidak ada peluang untuk bangkit kembali....Di perbatasan.Nabila belum pergi.Angin makin kencang. Yukina mengambilkan selendang dan dengan hormat membungkus tubuh Nabila.Nabila menerawang ke depan seraya berkata dengan suara rendah,"Jenderal Yukina, jujurlah padaku.""Apa Bibi tahu tentang kepulangan Meisi dan Jaila ke Kerajaan Puanin?"Yukina tampak kebingungan."Yang Mulia
Melihat tidak ada harapan untuk mendapat pertolongan, Jaila memaki Nabila yang makin menjauh."Nabila, kamu akan mati tragis. Kamu telah melakukan begitu banyak hal buruk sehingga kamu tidak akan bisa mempunyai anak!"Hati Nabila tenang tak beriak.Terdengar bunyi ayunan pedang di belakang.Benar seperti yang Meisi katakan, mati itu cepat.Pada hari ini, kepalanya akan dipenggal di dalam Istana Kerajaan Puanin.Kepala Meisi bergulir sembari menghadap aula utama dengan mata terbuka, seolah-olah melihat takhta kekaisaran yang belum dia duduki dengan stabil.Jaila terbengong ketika melihat itu."Tidak! Tidak .... Ibu!"Mata Jaila membelalak begitu pedang diayun ke arahnya.Jaila menyesal.Dia tidak seharusnya pergi ke Kota Zordo bersama ibu, tidak seharusnya bermimpi untuk menjadi selir kaisar, dan tidak seharusnya kembali lagi ke Kerajaan Puanin.Dia tidak akan mati jika tetap di Kota Gido.Kemudian, darah mengalir deras dan menciprat ....Satu kepala lagi terpenggal.Matanya juga terbuk