Beranda / Romansa / Adoration / Bramacorah

Share

Bramacorah

Penulis: Be Maryam
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dering alaram terdengar nyaring. Suara berisik memekakkan telinga itu berasal dari kamar Baswara. Dinding kamar yang sengaja dibuat tak kedap itu dirancang agar Sam dengan mudah mendengar apa yang terjadi pada Baswara. Suara itu terus berbunyi dan ini cukup menyiksa pendengaran Sam yang begitu peka.

“Baswara ...!” gerutu Sam yang kemudian bangkit dari ranjang dan mendekati kamar Baswara.

Mata sayup menahan kantuk mendadak melotot melihat Baswara tak ada di kamarnya. Ranjang tertata rapi dengan koper tertutup di atasnya. Sambil berdecak kesal Sam mendekati kamar mandi dan betapa kagetnya ia tak mendapati Baswara di dalamnya. Matanya kembali melirik ke arah koper yang ternyata terisi penuh pakaian yang Baswara susun tadi malam.

Alaram kembali berdering, angkanya menunjukkan pukul enam lewat sepuluh. Sam bingung dan menelusuri semua ruangan untuk mencari keberadaan Baswara. Dapur, balkon, ruang olahraga, kolam renang, semua terlihat kosong dan tertutup

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Adoration   Bungah

    Kota kecil yang indah, meskipun ada banyak perubahan di bagian pusat kota, namun suasana dan keadaannya masih sama betul dengan apa yang pernah ia rasakan dulu. Saat pertama kali ia menginjakkan kaki di sini, tanpa kedua orang tua, hanya sebatang kara. Bermodal ransel berisi beberapa potong pakaian, ia lari dari rumah karena gerah harus mengikuti seluruh aturan keluarga. Didampingi pelayan setiap saat dan jutaan jadwal disetiap detiknya.“Aku kembali ke sini. Tapi kali ini aku tidak merasa kacau seperti dulu. Saat ini aku datang karena kemauanku dan dengan modal yang banyak. Mungkin aku bisa melakukan banyak hal di sini, setidaknya dalam tiga hari ini,” gumamnya dengan senyum terkembang.Kacamata yang sedari tadi ia gunakan pun sengaja dilepas. Berjalan tenang di trotoar, menikmati banyak pohon tinggi nan hijau. Ada gunung di balik tingginya gedung kota. Angin yang bertiup begitu menyegarkan.“Tidak menyangka, bisa menikmati ini semua jau

  • Adoration   Calita

    Keadaan kota begitu ramai, kemacetan di jalan, udara yang menyengat dan bunyi klakson mobil yang memekakkan telinga selalu terdengar. Terkadang merasa lelah dan penat dengan semua keadaan ini. Namun, semua harus dijalani. Begitulah yang Sam rasakan pagi ini. “Kemana aja sih, tuh anak. Sepertinya dia balas dendam ke aku. Dulu saat aku sakit, semua pekerjaanku dia yang atasi. Sekarang, dia dengan tenang menikmati liburan tanpa menghubungiku. Mau marah, tapi dia bosnya. Nasibmu lah, Nak,” gumam Sam dibalik gagang setirnya. Setelah sekian lama berdiam diri karena kemacetan, akhirnya mobil Sam bisa kembali melaju menuju kantor. Baru saja mobil Sam memasuki arena parkir, sudah terdengar kebisingan dari arah pos satpam. Mau tak mau, Sam melangkah mendekati pos untuk mencari tahu apa yang terjadi. “Kamu?” tanya Sam ke arah seorang gadis yang terlihat tak asing lagi baginya. “Mana Baswara? Aku ingin bertemu!” ujarnya dengan lantang. Membuat kedua satpam yang b

  • Adoration   Hirsa

    Sam merasa lebih tenang setelah bertemu dengan Kana. Kana berhasil membuat ia berprasangka baik akan keadaan Baswara.“Kamu gadis yang luar biasa Kana. Kamu begitu lembut dan pengertian, tidak heran Baswara tergila-gila padamu. Meskipun aku begitu dekat dengannya, namun kamulah yang bisa mengerti dirinya. Aku jadi malu sendiri sudah mengaku-ngaku mengenal baik diri Baswara,” gumam Sam sembari mengendarai mobil kecilnya.Jalan terlihat sepi dengan langit yang berkabut. Udara dingin dan suara geluduk menemani perjalanan malam Sam. Sesekali ia melirik ke arah jam yang ada di tangannya, sudah menunjukkan pukul sembilan. Rasa lelah fisik dan pikiran membuat Sam ingin segera pulang dan beristirahat. Namun, itu semua percuma, karena ia tetap merasa tak tenang karena belum mendapatkan kabar tentang Baswara.“Apa aku terima aja tawaran Kana untuk menghubungi teman baik Kana yang ada di sana? Eh, enggak deh. Takutnya malah timbul berita jelek lagi tentan

  • Adoration   Ibut

    Pesawat penerbangan dari Amerika mendarat di bandara Soekarno Hatta. Seorang gadis berambut blonde terlihat melangkah anggun menggaet kopernya. Berjalan penuh pesona hingga membuat banyak mata melirik ke arahnya. Tak hanya fisiknya yang nyaris sempurna, namun gaya berpakaiannya pun indah layaknya putri raja. Senantiasa tersenyum dan terkesan ramah, membuat semua mata memandan takjub ke arahnya.Sebuah mobil pribadi siap menjemputnya, mobil mewah dengan seorang supir profesional di dalamnya.“Nona ingin saya antar langsung ke apartemen?” tanyanya dengan penuh santun.“Tidak, saya ingin ke suatu tempat. Rasanya tidak afdol jika tidak menemuinya terlebih dahulu,” ungkapnya dengan senyuman yang terkembang.Mobil mewah melaju dan menuju jalan kota. Keramaian lalu lintas dan kebisingan suasana jalan membuat dirinya cukup kesal. Namun, semua itu tidak berarti karena ia ingin menemui sang pujaan hati.Akhirnya tiba, setelah melewati

  • Adoration   Saestu

    Sudah lima hari lamanya Baswara hilang kabar. Gawainya tak kunjung aktif dan juga tidak ditemukan keberadaannya di kampung halaman. Cemas dan bingung menghantui Sam yang kini diberi amanah untuk menggantikan posisi Baswara.“Pak, kenapa wajah Bapak begitu cemas? Ada apa, Pak?” tanya sekretaris Sam. Ia terlihat bingung akan sikap Sam yang terus saja berjalan mondar mandir dengan wajah kacau.“Saya pusing, Tuan Baswara tidak ada kabar sama sekali sampai hari ini,” ungkapnya dengan nada kesal bercampur cemas. Sepertinya kerisauannya begitu tinggi hingga membuat ia tak lagi mampu menahan untuk tidak mengatakannya.“Bukannya, Bapak bilang Tuan Baswara sedang mengunjungi Neneknya?”“Yah, itu dia. Saya sudah meminta kerabat saya yang ada di kota itu untuk mencarinya. Namun, tidak mendapatkan informasi apa-apa.”“Mungkin Tuan Baswara punya tempat khusus yang ia sukai di sana. Sekalian liburan dan melepa

  • Adoration   Daleh

    Langit mulai gelap, terlihat para karyawan mulai keluar dari kantor, tidak terkecuali Sam. Dengan mobil tuanya, ia melaju tenang memasuki jalan tol untuk mengunjungi rumah sakit. Seperti saran yang diberikan Kana, ia harus kembali kontrol untuk memastikan keadaan jantungnya. Mobil terus melaju, angin dingin berselimut rintik hujan menemani perjalanan Sam. Hari semakin gelap hanya berteman pada lampu yang ada di sepanjang jalan. Mobil terus melaju, dengan segala beban berat yang ada di pundaknya, Sam berusaha tegar sembari menanti kedatangan Baswara kembali. Meski kesal dan kecewa, namun Sam tetap berusaha tegar. Semua ini demi Baswara-pemimpin sekaligus sahabat terbaiknya. Seperti biasa rumah sakit terlihat ramai dengan banyak mobil dan motor memenuhi area parkir. Sam dengan sangat hati-hati memarkirkan mobilnya di sudut jalan. Melangkah tenang memasuki area resepsionis untuk mendaftarkan diri. “Mba, mau daftar dengan Dokter spesialis jantung.” “Atas

  • Adoration   Gero

    Baswara membuka map dan mulai membaca semua data yang ada. Matanya membelalak dengan dernyit dahi yang begitu tebal, tangan mengepal lalu menghantam kuat meja yang ada di depannya. Mata itu kini memandang ke arah Sam yang masih berdiri mematung seakan bersiap menjadi papan sasarah panah kemarahan Baswara.“Apa-apaan ini?!” teriak Baswara yang segera berdiri dan mencampakkan semua data yang ada di dalam map. Berdiri dengan kasar mendorong kuat kursi hingga terjungkal.Seluruh rambut ditubuh Sam berdiri, terutama pada bagian tengkuk. Ketakutan Sam terbukti dan kini Baswara kembali menunjukkan sisi buasnya.“Sam, Samudera!” panggil Baswara memecahkan semua bayangan Sam.“Y, ya,” jawab Sam tergagap.“Duduklah! Berdiri terus apa enggak pegal kakimu?”“Eh, i, iya.”Sam duduk dan melihat Baswara masih terlihat tenang meskipun map sudah dibuka. Jantung Sam yang sedari tadi berdegum k

  • Adoration   Bereng

    Sam sudah berada di dalam mobil dan bersiap hendak pulang. Namun, baru saja mobil dinyalakan, Baswara sudah hadir di pintu mobil dan memaksa untuk dibukakan.“Ada apa sih, Bas. Bukannnya kamu punya mobil dan sopir pribadi?” tanya Sam dengan suara lelah.“Pindah gih!” ucap Baswara yang dengan tenang meminta Sam meninggalkan kursi kemudinya. Kemudian Baswara masuk dan duduk di sana.“Mau kemana lagi? Menemui Kana?” tanya Sam dengan nada jengah.Baswara tersenyum dan tak menjawab. Melajukan mobil dengan sedikit mengebut, lalu berbelok dengan tikungan tajam hingga menimbulkan bunyi yang tak sedap di telinga.“Bas, Bas, Bas, kamu gila?” ungkap Sam yang terlihat ciut akan aksi nekad Baswara.“Kangen aja, udah lama banget enggak ngelakuin begitu.”“Kalau mau mati, enggak usah ajak-ajak, Bas,” jawab Sam dengan wajah tak senang.“Tenang saja. Enggak akan mati

Bab terbaru

  • Adoration   Hadiah Terindah

    Kana dan Soga dibawa ke sebuah tempat di kota kecil. Mereka melakukan perjalanan delapan jam lamanya. Menelusuri jalan sempit dengan banyak pohon tinggi di sekitaran. Jalanan yang menanjak dan udara yang sejuk seperti menuju puncak.“Bas, kita mau ke mana?” tanya Nesa yang merasa bingung akan jalan yang tengah mereka tuju.“Ke rumah kita,” sahut Baswara dengan senyuman.“Rumah kita? Maksudnya kamu beli rumah baru untuk kita?” tanya Kana yang merasa tak mengerti akan maksud ucapan Baswara.“Daddy ingin beri kejutan loh, Bun. Iya kan Dad?” sahut Soga yang kini mulai menikmati perjalanan. Bibirnya terus tersenyum. Sesekali ia membuka kaca jendela dan membiarkan angin menyapu lembut rambut merahnya.“Soga apa kamu siap?” tanya Baswara.“Oke, Dad.”Mobil pun berhenti di te

  • Adoration   Keluarga Baru

    Baswara tak sadarkan diri. Ia pun kini terbaring lemas di atas ranjang. Tertidur dengan wajah memucat dan pipi memerah. Bingung, Kana meminta dokter pribadi keluarga Soga untuk datang memeriksakan Baswara.“Semuanya baik-baik saja. Tidak ada masalah yang berarti. Suhu tubuhnya pun normal, begitu pula dengan tekanan darahnya. Saya rasa Tuan Baswara hanya sedang kejang otot saat berenang. Yang kemungkinan karena tidak melakukan pemanasan sebelumnya,” jelas Dokter yang kemudian memberikan obat lalu permisi pulang.“Dad, rencana kita berhasil,” bisik Soga yang sedari tadi berdiri di samping Baswara. Sedangkan kana keluar kamar untuk mengantarkan dokter pulang.Baswara mengedipkan matanya. Lalu keduanya kembali berakting saat Kana memasuki kamar.“Soga ambilkan air hangat ya untuk Bunda,” ucap Soga yang dengan sengaja meninggalkan Baswara dan Kana berdua. Tak lupa ia me

  • Adoration   Tragedi di Kolam Renang

    Hari-hari dilalui dengan senyuman dan kebahagiaan. Kana tak menyangka kehdarian Baswara di rumah mereka mberhasil menyempurnakan hidup mereka. Pagi ini Kana telat bangun, betapa kagetnya ia saat melihat ke arah jam dinding.“Telat!” gumam Kana yang segera melompat dari tempat tidur. Ia merasa bingung sendiri harus ngapain. Terlebih Baswara sudah tak lagi ada di atas ranjang.“Tenang, tenangkan dirimu Kana. Basuh wajah dan ke dapur. Oke!” ucapnya yang kemudian lari ke kamar mandi.Kini Kana terduduk di depan cermin. Matanya terlihat sendu menatap wajahnya. Berulang kali jemarinya menyentuh bagian pipi dan mata.“Pucat banget yah, sembab gitu matanya. Apa aku pakai make up aja? Tapi aku enggak biasa pakai begituan. Aku ... ah, udah ah. Begini aja,” gumam Kana yang kemudian pergi meninggalkan kamar.Kakinya melangkah membawa menuju dapur, te

  • Adoration   Perjuangan Meraih Restu

    “Pagi sayang,” sapa Baswara yang kini tersenyum menatap wajah Kana.“Udah jam berapa?” tanya Kana yang seketika kaget melihat Baswara sudah mengenakan kemeja rapi.“Kamu bobok aja. Aku harus melakukan panggilan video ke klien. Jadi aku harus mengenakan kemeja yang rapi kan?” ucap Baswara.Kana hanya bisa tersenyum geli melihat keadaan Baswara saat ini. Mengenakan kemeja dengan celana olahraga di bawahnya. Kana hanya bisa menggeleng kepala melihat tingkah Baswara.“Jam empat?” gumam Kana yang tak menyangka bahwa ini masih pagi buta.“Yah, maaf kalau ganggu tidur kamu,” ucap Baswara yang kini kembali membuka kemejanya. Ia pun menaiki ranjang dan kembali berbaring. Tangannya memeluk manja tubuh Kana dengan kepala yang bersanda menyentuh lengan Kana.“Aku masih ingin tidur,” sambungnya setela

  • Adoration   Budak Cinta

    Tiada hari tanpa kemesraan dan kini Kana mulai terbiasa dengan hal ini. Tak hanya melakukannya di kamar, bahkan kini mereka berani melakukannya di banyak tempat. Seperti yang terjadi saat ini.Kana yang tengah asik duduk di taman pun dikejutkan akan kedatangan Baswara. Ia hadir membawa nampan berisi buah dan segelas jus jeruk. Bak pelayan yang sedang melayani putri raja, Baswara merundukkan badan untuk menyerahkan nampan.Seakan memainkan peran, Kana pun dengan angkuhnya berucap, “Sulangi saya!”Baswara pun tersenyum. Ia meletakkan nampan dan duduk di samping Kana. Tangan kanannnya siap hendak menyulangkan. Namun, bukannya mengangakan mulut. Kana justru kembali berlakon. Ia menunjuk ke arah lantai seraya berkata, “Enggak ada pelayan yang duduk sebangku dengan tuan putri!”“Ba, baik, Tuan putri,” ucap Baswara yang kini bangkit dan bersiap hendak berdiri dengan kedua

  • Adoration   Perjuangan Baswara

    Kana masih tidak menyangka ia telah menikah dengan Baswara. Hampir setiap malam ia tidak merasa tenang. Tidur dengan Baswara masih terasa asing untuk dirinya. Ia berulang kali menatap diri di cermin dengan jutaan perasaan yang bercampur aduk.“Kok aku jadi begini? Kenapa enggak bisa bersikap biasa aja?” gumamnya yang terus merasa ada sesuatu yang kurang dari wajahnya.Kembali teringat akan pembicaraan mereka di malam pertama. Saat itu Kana terlihat tak siap untuk tidur bersama Baswara. Sikapnya yang menjaga jarak dengan pria membuat ia bingung sendiri. Namun, ia sangat bersyukur karena Baswara sangat mengerti dirinya.“Kamu malu?” tanya Baswara sembari menatap genit Kana.“Ah, kamu udah makan?” tanya Kana mengalihkan pembicaraan.“Aku belum selera. Tapi aku mau makan yang ada di sini,” ledek Baswara. Ia semakin senang menggoda Kana

  • Adoration   Siasat Baswara

    “Aku mengirim seseorang untuk bekerja di sana. Ia orang yang cerdas. Dengan mudah ia bisa mengetahui semua informasi tentang perusahaan. Membaca kinerja dan cara kerja mereka. Dari dia pula, aku tahu kamu dipaksa menikah dengan Arya.”“Kenapa kamu diam aja? Apa kamu mau aku menikah dengan Arya?” ungkap Kana kesal. Ternyata selama ia terjepit keadaan, Baswara mengetahui dan memilih diam. Betapa kesalnya ia. Padahal ia begitu berharap akan kedatangan Baswara untuk membantunya.“Jangan begitu, wajah itu membuat aku ingin menciummu lagi dan lagi,” ucap Baswara dengan tangan menyentuh dagu Kana.Wajah cemberut Kana pun seketika berubah menjadi malu. Pipinya memerah, entah sejak kapan Baswara menjadi lembut dan perhatian begini. Hingga membuat Kana bertanya-tanya dalam hati, “Ini Baswara kan?”“Nah, gitu dong. Kan manis.”Kana

  • Adoration   Pengakuan Baswara

    Mulai terbiasa disentuh Baswara. Kini Kana tak lagi malu jika bermanja di rumah. Bahkan di setiap saat, keduanya terus lengket seperti perangko. Duduk di ruang tengah sambil membaca majalah, Baswara senang menjadikan paha Kana sebagai bantal. Begitu pula saat di taman, Baswara yang duduk bersandar pada bangku membiarkan lengannya menjadi sandaran Kana.Kebahagiaan yang Kana rasa ternyata juga dirasakan penghuni rumah lainnya. Mereka pun mulai mengatakan apa yang mereka ketahui tentang Arya.“Bun, maaf ya, Bun. Maaf banget. Sebenernya ...”Si Mbok pun membuka cerita. Ia berulang kali mendengar Arya menghubungi seseorang dan membahas harta yang akan didapatkan Soga. Arya berniat merubah jumlah itu dan membiarkan ia mendapat jatah cukup banyak setelah menjadi orang tua asuh Soga.“Kenapa Mbok baru cerita sekarang?” tanya Kana dengan nada sedikit kecewa. Meskipun begitu, ia tidak

  • Adoration   Daddy

    Baswara memutuskan untuk tinggal di rumah Soga. Mengawali hari yang baru di sana. Sebagai keluarga, Soga sudah menerima Baswara sepernuh hatinya. Bahkan mereka begitu dekat dan kerap menghabiskan waktu bersama. Membuat Kana geleng-geleng kepala melihatnya.“Bun, Soga berangkat dulu yah!” ucapnya sembari memberi kecupan pada Kana. Lalu berjalan mendekati Baswara melayangkan tinju yang kemudian dibalas dengan tinju Baswara. Lalu tersenyum dan melambaikan tangan seraya berkata, “Bye, Dad!”Terperangah, Kana merasa tak salah mendengar. Hingga ia pun mendekati Baswara yang sedang duduk di meja makan.“Daddy? Soga panggil kamu Daddy?” tanya Kana dengan wajah polos dan lugunya.“Kamu salah dengar kali,” jawab Baswara dengan cueknya.“Enggak kok. Aku dengar jelas tadi dia bilang ‘bye,dad’.”&ldqu

DMCA.com Protection Status