Home / Romansa / Adik Ipar Malang / bab 66 Kecemasan Lilis

Share

bab 66 Kecemasan Lilis

Author: Nefertari
last update Last Updated: 2022-09-08 10:15:23

Adik Ipar Malang

Bab 66 Kecemasan Lilis

Sejak makan siang itu, Siska tidak pernah membiarkan dirinya hanya berdua saja dengan Elan. Tidak mau membuat jantungnya selalu berdebar-debar seperti sedang lari maraton. Dia tahu apa arti dari ini, tetapi sebisa mungkin dia akan menghalaunya.

"Kamu sendirian di sini. Sedang apa?" tanya Lilis pada Siska yang sedang duduk di samping rumah sambil memandang greenhouse milik mama mertuanya.

Ini hari kedua Elan dan Siska berada di kediaman Devan. Hari ini juga mereka akan kembali ke Jakarta.

Siska tersenyum menatap kehadiran Lilis. Apa lagi saat melihat Daffin dalam gendongannya, matanya langsung berbinar. "Aku sedang melihat bunga-bunga di dalam rumah tanaman itu," tunjuk Siska ke arah bunga-bunga yang ada di dalam greenhouse. "Boleh aku menggendong Daffin?"

Lilis langsung saja menyerahkan Daffin dalam pelukan Siska.

"Kamu mau masuk untuk lihat-lihat?" ta
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Adik Ipar Malang   bab 67 Ajakan Makan Siang Elan

    Adik Ipar Malang Bab 67 Ajakan Makan Siang Elan Setelah menempuh perjalanan lebih dari empat jam, ditambah dengan kemacetan yang sudah menjadi teman sehari-hari, akhirnya mereka sudah sampai di rumahnya.Semenjak ibunya Siska meninggal, Elan memang sudah jarang kembali ke apartemennya. Hampir tiap hari tinggal di kediaman orang tuanya. Namun, dia masih mempertanyakan alasannya yang lebih tepat. Mungkin karena masakan mamanya, atau mungkin masakan seseorang?Begitu juga dengan Evan dan Laras. Mereka juga lebih sering tinggal di rumah Pak Rifan dan Bu Maya. Sekarang mereka berdua lebih menyukai suasana kekeluargaan yang ramai, dibandingkan hidup hanya berdua di rumahnya yang selalu sepi. Apa lagi, Laras sudah tidak diizinkan bekerja. "Elan, kenapa kamu sudah kembali?" tanya bu Maya pada anak sulungnya.Elan baru saja menyandarkan punggungnya di sofa. Badannya sedikit pegal setelah menyetir selama berjam-jam. Meski ini bukan perj

    Last Updated : 2022-09-09
  • Adik Ipar Malang   bab 68 Makan Siang Lagi Kapan-kapan

    Adik Ipar Malang Bab 68 Makan Siang Lagi Kapan-kapan Lima belas menit sebelum jam makan siang, Elan sudah meninggalkan ruangannya. Sekarang dia sudah di dalam lift untuk turun menuju ke basemen di mana mobilnya diparkir. Setelah masuk mobil, dia tidak langsung menyalakan mesin, melainkan menunggu seseorang. Lebih tepatnya bawahan sekaligus asistennya. Elan membuka jendela mobilnya setengah, kemudian asistennya itu menyerahkan seikat bunga mawar putih yang sudah dibeli dengan cara sembunyi-sembunyi kepada bosnya."Tuan, ini bunga mawar seperti pesanan Anda," ucapnya dengan penuh hormat."Terima kasih." Elan menerima itu dengan datar. Kemudian meletakkannya di atas kursi penumpang sebelahnya. "Ingat untuk tutup mulut."Bawahan sekaligus asistennya itu merasa keheranan. Kenapa tidak boleh sampai orang lain tahu? Namun, sebagai bawahan dia hanya bisa patuh saja. "Baik, Tuan." Bukan tanpa alasan Elan t

    Last Updated : 2022-09-10
  • Adik Ipar Malang   bab 69 Lain Kali Langsung Pulang

    Adik Ipar MalangBab 69 Lain Kali Langsung Pulang Kedekatan Elan dan Freya sudah berlangsung hampir dua bulanan. Namun, kedekatan Elan dengan Siska malah mulai melonggar. Siska juga tidak bisa marah-marah, karena dirinya dan Elan memang tidak memiliki hubungan spesial selain majikan dan bawahan. Hanya itu.Biasanya saat hari libur, Elan selalu ada di rumah. Dia akan mencari berbagai macam perintah aneh-aneh yang membuat Siska kesal sekaligus senang. Namun, sekarang sudah tidak lagi, semenjak Elan mendekati Freya."Kamu mau ke mana pagi-pagi begini, Elan?" tanya Bu Maya pada anak sulungnya. Tadinya dia hendak ke ruang baca suaminya untuk mengajak sarapan. Namun, dia malah melihat Elan sudah rapi dengan baju kasualnya. Di jari telunjuknya memainkan kunci mobil yang diputar-putar. Sepertinya anak sulungnya ini mau pergi. "Ke rumah teman."Bu Maya mengerjapkan matanya. "Sama siapa? Siska, ya?"Siska yan

    Last Updated : 2022-09-11
  • Adik Ipar Malang   Bab 70 Elan Sakit

    Adik Ipar Malang Bab 70 Elan SakitSebagai petugas kebersihan, atau orang biasa menyebutnya office boy/girl, Siska dan teman-teman sedivisinya akan berangkat lebih pagi dibanding karyawan yang bekerja di balik meja dan komputer. Biasanya Siska hanya akan membersihkan tiga sampai empat lantai, tetapi hari ini dia hanya ditugaskan untuk membersihkan ruangan milik wakil direktur. Enggan sekali Siska harus pergi ke ruangan itu. Bolehkah Siska pulang saja? Siska menyipitkan matanya setelah meneliti lebih jeli setiap sisi, sudut, benda, tata letak, dan kondisi di ruangan ini. "Jelas-jelas ruangan ini sangat bersih dan wangi. Jangankan debu, lalat hinggap saja mungkin akan terpeleset," gumam Siska sambil terus meneliti. Siapa tahu ada yang memang perlu dibersihkan lagi.Akhirnya Siska memutuskan untuk membersihkan seperti yang biasa dia lakukan, meski tempat itu memang sudah bersih. Biar saja supaya makin glowing. Saat sed

    Last Updated : 2022-09-12
  • Adik Ipar Malang   bab 71 Merawat Elan

    Adik Ipar Malang Bab 71 Merawat Elan "Aku akan segera memanggil dokter. Kamu jaga Pak Elan dulu di sini." Sekertaris yang bernama Lisa itu keluar dari ruangan untuk menghubungi dokter. Dia juga akan mengabarkan ini pada Evan.Siska menyentuh dahi Elan dengan panik. Suhu tubuhnya benar-benar panas. Pantas saja dia sangat pucat terakhir kali bertemu tadi setelah mengantar kopi. Kalau Elan terus dalam posisi ini pasti tubuhnya akan merasa sakit dan pegal. Dia kemudian memapah tubuh Elan yang setengah lebih besar darinya menuju kamar pribadi Elan yang ada di ruangannya. Tidak lama kemudian, Lisa datang bersama dengan seorang dokter pribadi keluarga Pak Rifan. Siska dan Lisa berada di luar kamar, menunggu sampai dokter selesai memeriksa Elan. "Di mana pak Elan?" tanya Evan begitu masuk ke dalam ruangan. Dia langsung menghampiri dua perempuan yang sedang menunggu di depan kamar pribadi Elan."Masih ditangani dokter, Pak," jawa

    Last Updated : 2022-09-13
  • Adik Ipar Malang   bab 72 Tragedi Kopi Tumpah

    Adik Ipar MalangBab 72 Tragedi Kopi Tumpah Dua hari kemudian, Elan sudah kembali sehat. Selama sakit, dia tak pernah bertemu dengan Siska. Untungnya hari ini sudah sembuh, sehingga dia bisa ikut makan malam bersama dengan yang lain lagi. "Elan, kamu sudah baikan?" tanya Pak Rifan pada putra sulungnya. Meski nada bicaranya sangat datar, tetapi semua anggota keluarganya tahu, kalau dia adalah orang yang sangat mencintai keluarganya. "Sudah, Pa."Pak Rifan memandang Elan dengan dalam. "Hm. Ingat untuk selalu jaga kesehatan kamu!"Elan menganggukkan kepalanya. Kali ini Bu Maya yang akan mulai berbicara. Dia minum terlebih dulu untuk melancarkan tenggorokannya. Kemudian berdehem. "Hari Minggu depan, akan diadakan acara empat bulanan untuk Laras. Sudah diputuskan akan dilaksanakan di rumah ini. Jadi untuk kalian yang ada acara pada hari itu, harap dijadwal ulang kembali." Laras tersenyum bahagia sambil mengusap

    Last Updated : 2022-09-14
  • Adik Ipar Malang   bab 73 Salep Luka

    Adik Ipar Malang Bab 73 Salep LukaSore harinya, di saat semua karyawan pulang bekerja, Elan juga ikut pulang. Biasanya dia akan pulang sedikit telat, dan tidak membiarkan mejanya masih berisi berkas-berkas kontrak senilai ratusan juta hingga milyaran. Namun, dia memiliki toleransi hanya untuk hari ini. Dia mengkhawatirkan Siska yang sudah meminta izin pulang lebih awal. "Ma, Siska sudah sampai rumah?" tanya Elan pada Bu Maya yang sedang berjalan ke arahnya dengan heran.Tumben sekali Elan bisa pulang tepat waktu. Biasanya anak sulungnya ini akan pulang mendekati waktu makan malam.Dulu malah tidak pernah pulang. Anaknya itu akan pergi ke apartemennya sepulang kerja. Sekarang, malah pulang-pulang menanyakan Siska. "Iya, dia sudah pulang. Wajahnya terlihat lemas. Ada apa?""Sepertinya dia sakit. Makanya Elan mau nengok.""Apa? Siska sakit?" teriak Bu Maya dengan nada melengking. "Sakit apa Siska? Apa terjadi s

    Last Updated : 2022-09-15
  • Adik Ipar Malang   bab 74 Pertemuan di Kafe

    Adik Ipar Malang Bab 74 Pertemuan di KafeHarusnya hari ini Freya sedang nonton dengan Elan, kalau Elan tak menolak ajakannya. Freya sangat penasaran, sebenarnya ada acara apa di tempat Elan. Sampai-sampai tidak memberitahu dan mengundang dirinya hadir di sana. Alhasil, weekend ini Freya habiskan di rumah dengan membaca majalah dan membuka aplikasi jejaring sosial demi melepas kegabutan. Menggunakan akun palsunya, Freya iseng membuka akun milik Laras. Dia biasa memantau Laras dari akun media sosialnya. "Apa ini?" Freya langsung menegakkan punggungnya setelah melihat postingan baru milik Laras juga menandai banyak saudaranya. "Jadi mereka sedang mengadakan acara empat bulanan untuk Laras?"Freya mengepalkan satu tangannya yang tidak memegang ponsel. Kenapa Elan tidak mau memberitahunya? Kemudian tangan putihnya mengusap perutnya yang datar. Dia seorang perempuan yang belum menikah, tetapi sudah ta

    Last Updated : 2022-09-16

Latest chapter

  • Adik Ipar Malang   bab 91 Senyum Bahagia (TAMAT)

    Bab 91 Senyum Bahagia Freya tidak tahu kalau Laras juga mencari bantuan saat pergi. Makanya dia berpikir kalau Laras merupakan orang yang menyebabkan dirinya menjadi seperti sekarang. Sedangkan nasib ketiga pemuda yang melecehkan Freya, mereka sudah tew4s di dalam sel sesaat setelah Freya keguguran. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Fero. Lilis melihat Devan sedang menunduk sambil mengepalkan kedua telapak tangannya. Tangannya segera merengkuh telapak yang mengepal itu. Devan mengangkat kepalanya dan melihat senyuman hangat Lilis. Semua yang ada di sana juga melihat ke arah Devan. Mereka tahu bagaimana perasaan bersalah yang Devan miliki. "Devan, kamu enggak sepenuhnya salah. Bagaimanapun, kamu punya pilihan sendiri. Apa lagi ini untuk seumur hidup. Jangan karena orang memintamu melakukan ini, kamu juga harus menurutinya. Kamu itu milik diri kamu sendiri. Kamu berhak menentukan yang terbaik untuk dirimu." Pak Arifin selaku mertua Devan ber

  • Adik Ipar Malang   bab 90 Elan di Rumah Sakit

    Bab 90Fero memberi kode pada anak buahnya untuk tetap menangkap Freya. Kemudian terjadilah perkelahian antara Meisya dengan kedua anak buah Fero. Meski Meisya menguasai bela diri pun kalau harus melawan dua laki-laki yang ilmunya jauh di atasnya, dia akan kalah. Tidak sampai lima menit, Meisya bisa dikalahkan. Kemudian Fero membawa Freya kembali bersama dengan Meisya juga. Setelah mereka pergi, Devan menyuruh anak buahnya untuk segera membereskan preman-preman bayaran Freya dibantu oleh anak buah Evan.Evan menghubungi orang tuanya untuk segera pergi ke rumah sakit di mana Elan dirawat. Siska yang mendengar tentang Elan pun langsung mendekati Evan. "Tuan Evan, bolehkah saya bertemu dengan Tuan Elan?" tanyanya dengan nada memohon. Matanya berkaca-kaca. Evan mengangguk begitu saja. Sebenarnya dia merasa tak enak sudah mencurigai Siska kemarin. Sudah seharusnya dia meminta maaf. Tetapi suaranya tetap tidak bisa keluar, kembali ditelannya lagi. "Siska, ayo kita ke rumah sakit jengu

  • Adik Ipar Malang   bab 89 Tukar Kebebasan Siska

    Bab 89 Tukar Kebebasan SiskaSemua yang ada di dalam ruangan itu terkejut. Terutama Freya. Padahal dia sudah membayar orang-orang untuk melindungi tempat ini. Lagi pula rumah ini berada jauh di dalam karena dibangun di belakang kebun. Lilis yang melihat Devan datang segera berlari ke arahnya. Freya yang melihat itu langsung berteriak, "Cepat tangkap dia! Jangan sampai dia berlari ke sana!"Semua preman itu langsung berlari ke arah Lilis. Bukannya menangkap Lilis, mereka malah berdiri di sisi kanan, kiri, dan di belakang Devan. Freya langsung tercengang. Bagaimana bisa orang bayarannya malah berdiri di pihak Devan? Tubuhnya tiba-tiba gemetar. Sepertinya dia sudah tahu apa yang sudah terjadi. Jangan-jangan, Elan tidak dibawa ke tempat yang sudah dia rencanakan, melainkan sudah diselamatkan oleh mereka. Tetapi Freya masih mencari cara untuk menyelamatkan dirinya. Devan memandang Freya dengan pandangan yang sulit. Dulu mereka bertiga—dengan Fero—sangat akrab. Devan sudah menganggap F

  • Adik Ipar Malang   bab 88 Yang Sebenarnya

    Adik Ipar Malang Bab 88 Yang SebenarnyaBeberapa hari berikutnya, Freya mau mengeluarkan suaranya. Hal yang pertama kali dia ucapkan adalah meminta Fero mencari siapa perempuan yang berlibur juga di puncak pada saat itu.Akhirnya, setelah beberapa hari, Fero sudah menemukan keluarga mana yang pergi berlibur pada hari di mana Freya mengalami kejadian naas. Saat Fero ingin memberitahu Freya, dia malah mendapati adiknya sedang sekarat setelah meminum obat peng9u9ur kandungan lebih dari takaran. Hal itu membuat Fero syok karena ternyata Freya tiba-tiba mengalami pendarahan dan kemudian keguguran.Karena pendarahan terus menerus, membuat rahimnya menjadi infeksi. Untuk meminimalisir munculnya kanker dan kerusakan pada organ lainnya, dokter menyarankan agar Freya menjalani pengangkatan rahim.Freya jelas menolak. Baginya rahim adalah salah satu tanda perempuan sejati. Dari gadis saja dia tidak punya rahim, laki-laki mana yang mau men

  • Adik Ipar Malang   bab 87 Kamu Punya Sesuatu

    Adik Ipar Malang Bab 87 Kamu Punya Sesuatu "Kamu tidak percaya, kalau kamu punya sesuatu yang tidak aku punya?" tanya Freya dengan dingin. Lilis hanya menggelengkan kepalanya dengan perlahan.Freya berucap dengan lirih, "Devan."Mata Lilis melebar tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Mungkin telinganya sedang tidak berfungsi dengan baik.Freya paham melihat dari ekspresi Lilis. Pasti perempuan di depannya ini merasa sudah salah dengar."Kamu enggak salah dengar. Aku benar-benar menginginkan Devan.""Jangan macam-macam Freya! Kamu mendekati kak Elan untuk menghancurkan rumah tangga kak Evan dan kak Laras, kenapa kamu meminta kak Devan padaku? Aku pikir kamu menyukai kak Evan!" ucap Lilis dengan nada tinggi.Lilis merasa kalau Freya sudah terkena gangguan jiwa. Sebenarnya apa yang ada di pikirannya. Dengan wajah cantik dan kekayaan keluarganya, laki-laki mana yang akan menolak? Kenapa harus terobsesi dengan laki-laki yang sudah menikah,

  • Adik Ipar Malang   bab 86 Menghubungi Devan

    Adik Ipar Malang Bab 86 Menghubungi Devan Di tempat lain, Fero tiba-tiba penasaran dengan adiknya yang sedang cuti. Dia coba untuk menghubungi adiknya kembali. Namun, masih tidak tersambung.Tadinya dia ingin membuat kejutan untuk adiknya, dengan tidak memberitahukan kepulangannya ke Indonesia. Ternyata adiknya malah mengambil cuti, dan nomornya susah dihubungi."Ini sudah hampir tiga jam, tapi kenapa Freya masih susah dihubungi?" gumam Fero.Akhirnya Fero penasaran untuk apa adiknya itu mengambil cuti tanpa sepengetahuannya. Dia segera meminta bawahannya untuk mencari keberadaan adiknya.Setelah beberapa saat, Fero menerima laporan kalau Freya beberapa hari yang lalu memesan tiket pesawat ke Singapura, tetapi tidak pergi ke sana. Lalu, untuk apa?Setelah mengerti dengan situasi ini, Fero langsung bangkit dari duduknya. Dia membawa dua bawahannya untuk mengikutinya."Pergi ke lokasi di mana Freya sekarang berada!"

  • Adik Ipar Malang   bab 85 Memata-matai

    Adik Ipar Malang Bab 85 Memata-mataiSiska dan Lilis sedang duduk di ruang tamu. Mereka sedang menunggu sang Tuan Rumah keluar dari ruangannya. Lilis merasa was-was. Dia sedang memikirkan bagaimana kedepannya dengan Daffin kalau dirinya terjadi sesuatu di sini. Sedang Siska, dia malah merasa sangat gugup dan takut.Meisya segera menghampiri Siska dan Lilis. Dia membawa sebuah kotak berukuran tiga puluh sentimeter dan meletakkan di atas meja. "Silakan taruh ponsel Nona berdua di dalam kotak ini!" ujar Meisya dengan sopan. Siska dan Lilis saling memandang dan mengerutkan kening.Melihat keragu-raguan kedua perempuan itu, Meisya menambahkan, "Kami tidak akan mengambilnya. Hanya untuk mengantisipasi saja." Siska dan Lilis masih enggan untuk mengeluarkan ponsel mereka. Tidak disangka kalau Freya sangat berhati-hati. Padahal rencana Lilis adalah ingin merekam dan mencari bukti sebanyak-banyaknya untuk m

  • Adik Ipar Malang   bab 84 Dua Perempuan

    Adik Ipar Malang Bab 84 Dua Perempuan Sementara itu, Lilis sudah sampai di dekat gang besar yang dimaksud oleh Freya. Sebelumnya Freya memberitahu lagi, kalau mereka naik kendaraan umum, mereka harus turun di gang besar yang menuju ke rumah di mana Elan disembunyikan. Lalu, mereka harus berjalan kaki kurang lebih sejauh lima puluh meter lagi. Selama berjalan, Lilis memerhatikan keadaan tempat ini. Sepanjang jalan, di sisi kanan dan kiri hanya kebun yang ditanami pohon buah-buahan. Di antaranya pohon rambutan, mangga, dukuh, dan jambu air. "Lis, perasaanku agak kurang enak. Apa kita balik lagi saja?" Siska menggandeng lengan Lilis dengan kuat. Meski siang hari, tapi di sini sangat sunyi. Bahkan tidak ada orang yang lewat. Sepertinya lahan di sini adalah milik satu orang, sehingga orang-orang tidak berani lewat jalan ini sembarangan. "Jangan dulu! Kalau kita kembali, bagaimana dengan Kak Elan?" tolak Lilis."Tapi aku

  • Adik Ipar Malang   bab 83 Penyekapan Elan

    Adik Ipar Malang Bab 83 Penyekapan Elan Di kantor Devan, tiba-tiba saja pikirannya mengarah ke Lilis. Entah kenapa hatinya sangat merindukan istri kecilnya itu.Devan menghentikan pekerjaannya sebentar, lalu mengambil ponsel dan menghubungi nomor Lilis. Panggilannya tersambung. Hanya saja tidak di angkat oleh istrinya itu. Sampai panggilan ketiga, Lilis tetap tidak mengangkat telfonnya. Kemudian Devan menghubungi nomor rumah Bu Maya. Tepat sekali beliau yang mengangkatnya. [Halo, kediaman Rifan di sini.]"Halo, Tante. Ini aku Devan."[Oh, Devan. Ada apa?]"Apa Lilisnya ada, Tante?"[Lilis? Dia sedang menemani Siska ke rumah sakit.]"Sejak kapan?"[Kurang lebih dari dua jam yang lalu. Mungkin sedang banyak pasien, jadi antreannya sedikit panjang.]"Apa Daffin juga ikut?"[Enggak. Daffin di rumah dengan Tante dan Laras. Ada apa, ya? Suara kamu kok terdengar cemas.]"Enggak apa-apa, kok, Tante. Terima kasih, ya. Mungkin L

DMCA.com Protection Status