Beranda / Romansa / Adik Ipar Malang / bab 73 Salep Luka

Share

bab 73 Salep Luka

Penulis: Nefertari
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-15 08:04:50

Adik Ipar Malang

Bab 73 Salep Luka

Sore harinya, di saat semua karyawan pulang bekerja, Elan juga ikut pulang. Biasanya dia akan pulang sedikit telat, dan tidak membiarkan mejanya masih berisi berkas-berkas kontrak senilai ratusan juta hingga milyaran. Namun, dia memiliki toleransi hanya untuk hari ini. Dia mengkhawatirkan Siska yang sudah meminta izin pulang lebih awal.

"Ma, Siska sudah sampai rumah?" tanya Elan pada Bu Maya yang sedang berjalan ke arahnya dengan heran.

Tumben sekali Elan bisa pulang tepat waktu. Biasanya anak sulungnya ini akan pulang mendekati waktu makan malam.

Dulu malah tidak pernah pulang. Anaknya itu akan pergi ke apartemennya sepulang kerja. Sekarang, malah pulang-pulang menanyakan Siska.

"Iya, dia sudah pulang. Wajahnya terlihat lemas. Ada apa?"

"Sepertinya dia sakit. Makanya Elan mau nengok."

"Apa? Siska sakit?" teriak Bu Maya dengan nada melengking. "Sakit apa Siska? Apa terjadi s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Adik Ipar Malang   bab 74 Pertemuan di Kafe

    Adik Ipar Malang Bab 74 Pertemuan di KafeHarusnya hari ini Freya sedang nonton dengan Elan, kalau Elan tak menolak ajakannya. Freya sangat penasaran, sebenarnya ada acara apa di tempat Elan. Sampai-sampai tidak memberitahu dan mengundang dirinya hadir di sana. Alhasil, weekend ini Freya habiskan di rumah dengan membaca majalah dan membuka aplikasi jejaring sosial demi melepas kegabutan. Menggunakan akun palsunya, Freya iseng membuka akun milik Laras. Dia biasa memantau Laras dari akun media sosialnya. "Apa ini?" Freya langsung menegakkan punggungnya setelah melihat postingan baru milik Laras juga menandai banyak saudaranya. "Jadi mereka sedang mengadakan acara empat bulanan untuk Laras?"Freya mengepalkan satu tangannya yang tidak memegang ponsel. Kenapa Elan tidak mau memberitahunya? Kemudian tangan putihnya mengusap perutnya yang datar. Dia seorang perempuan yang belum menikah, tetapi sudah ta

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-16
  • Adik Ipar Malang   bab 75 Freya di Belakang Elan

    Adik Ipar MalangBab 75 Freya di Belakang Elan Freya sudah duduk di kursi belakang Elan, sehingga membuat Freya dan Elan saling memunggungi. Elan tidak bisa melihat Freya, kecuali dia menolehkan kepalanya ke belakang. Sedang Devan dan Lilis, dia bisa melihat Freya, tetapi hanya mampu melihat bagian punggungnya saja. Begitu pelayan memberikan buku menu, dia segera memesan minuman dan makanan yang ringan saja. Tidak lupa saat berbicara dia mengubah suaranya supaya Elan tidak bisa mengenalinya. Sambil menunggu pesanan datang, Freya mengambil sebuah novel dari dalam tas kemudian membacanya. Dia datang sendiri, jadi kalau dia hanya duduk diam bengong saja malah akan membuat curiga dan pengunjung lainnya akan menatap dirinya aneh."Bagaimana hubungan kamu dengan Siska?" tanya Devan dengan nada menggoda. "Kakak!" Lilis menyenggol lengan Devan yang ada di atas meja.Elan menggelengkan kepalanya. "Sudah kubilang, ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-17
  • Adik Ipar Malang   bab 76 Freya Kembali

    Adik Ipar Malang Bab 76 Freya Kembali Keesokan paginya, lima belas menit sebelum jam makan siang Freya kembali datang ke kantor Elan. Lisa yang tahu kalau Freya adalah teman dekat bosnya pun mempersilahkan dia langsung masuk saja. Elan tentu saja menyambutnya dengan senyum sampai matanya menyipit. Meski di dalam hatinya terasa enggan. Dalam hati Elan, setelah ini dia akan meminta Lisa untuk mengabarinya kalau Freya datang lagi ke kantor. "Sepertinya kamu sangat senggang?" "Enggak juga. Aku hanya ..." Freya mengubah nada suaranya menjadi terdengar sedih. "Aku sedikit merindukan kakakku. Aku tidak punya banyak teman dekat di sini, jadi maaf kalau kedatanganku akan selalu mengganggumu.""Oh." Elan melihat ke jam tangannya. "Masih ada lima belas menit. Tunggu sebentar lagi bisa?" "Bisa." Freya kemudian memandang Elan dengan ragu-ragu. Elan yang tahu itu pun berbicara, "Ada apa? Bicara saja."

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-18
  • Adik Ipar Malang   bab 77 Surat Untuk Elan

    Adik Ipar MalangBab 77 Surat untuk Elan Beberapa hari tanpa harus bersama dengan Freya, membuat Elan sedikit santai. Namun, keadaan itu tetap tidak membuat hubungan Elan dan Siska menjadi lebih baik. Siska masih menjaga jarak dengannya.Untuk mengurangi pikiran Elan terhadap Siska, dia lebih suka menenggelamkan dirinya pada pekerjaan kantor yang bisa dibilang menggunung. Kadang dia juga akan sedikit mengambil alih pekerjaan adiknya. Saat tengah mengoreksi dokumen-dokumen di atas mejanya, Elan pergi ke toilet. Sekembalinya dari toilet, dia kembali duduk di kursinya. Wajahnya mengernyit mendapati secangkir kopi dan sebuah kertas yang terlipat di atas mejanya. Dia mengambilnya dengan hati-hati dan dibacanya. Setelah membaca sekilas, dia lebih bingung lagi dengan isi surat itu. "Kenapa harus menulis surat? Kenapa tidak berbicara langsung dengannya saja?"Kemudian Elan memegang cangkir kopi itu. Masih panas, meski asap s

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-19
  • Adik Ipar Malang   bab 78 Mencari Elan

    Adik Ipar Malang Bab 78 Mencari Elan Siska menggelengkan kepalanya. "Saya sendirian. Tidak dengan Tuan Elan."Dapat dilihat semua wajah yang ada di ruang tamu menegang. Hanya Daffin yang tidur dengan nyenyak dalam gendongan Lilis. Sedang Siska masih diam mencerna apa yang sedang terjadi. "Maaf, Tuan Elan belum pulang kah?""Belum. Makanya kami tanya padamu," jawab Laras. "Kami pikir kamu sama dia. Karena hanya kalian berdua yang belum pulang.""Sudah lah, kalian jangan terlalu khawatir. Mungkin Elan pulang ke apartemennya. Dulu juga begitu, kan? Dia jarang pulang ke sini, lebih suka tinggal di apartemennya." Pak Rifan mencoba menenangkan semua orang. "Maaf semuanya, ini sudah hampir larut. Saya dan Lilis harus segera pulang, Om, Tante. Ayah dan ibu juga sudah menelfon terus." Devan ingin membuyarkan suasana tegang ini dengan berpamitan."Kalian yakin enggak mau menginap?""Lain kali saja,

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-20
  • Adik Ipar Malang   bab 79 Interogasi Siska

    Adik Ipar Malang Bab 79 Interogasi SiskaSiska sudah berada di dalam ruang baca milik Pak Rifan. Dia bisa merasakan suhu dingin di ruangan ini. Bukan dingin dari sebuah pendingin ruangan, melainkan sebuah situasi yang tegang."Apa Bapak memanggil saya?" tanya Siska dengan sopan.Tubuh Siska sedikit menggigil. Dia merasakan tatapan tajam dari arah kanannya. Itu adalah pandangan tajam dari Evan. Dalam hati Siska bertanya-tanya apa kesalahannya sampai membuat Evan memandangnya seperti itu?"Bagaimana kerja kamu di kantor? Apa ada yang menyulitkanmu selama bekerja?" tanya Pak Rifan dengan aura wibawa memancar dari tubuhnya. Sehingga banyak orang yang segan pada dirinya meski sudah berusia di atas lima puluh tahun. Siska tertegun sejenak. Kenapa Pak Rifan tiba-tiba menanyakan tentang pekerjaannya? Namun, Siska mengenyahkan keanehan itu. "Lancar-lancar saja, Pak. Hanya masalah kecil yang masih bisa saya hadapi." S

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-21
  • Adik Ipar Malang   bab 80 Telefon dari Freya

    Adik Ipar Malang Bab 80 Telefon dari FreyaDevan melambaikan tangannya. "Lilis, kamu ajak Siska ke kamarnya. Tenangin dia lebih dulu, ya?" Devan berbicara dengan nada membujuk pada Lilis.Lilis sebenarnya tidak ingin pergi. Dia ingin tahu masalah apa yang sedang mereka bahas. Namun, dari nada Devan sudah seperti itu. Mau tak mau dia harus menurut. Nanti setelah keadaan membaik, pasti Devan akan segera memberitahukan kepadanya. "Ayo Siska!" Lilis segera merangkul lengan Siska. Memapahnya untuk keluar dari ruangan ini.Siska sangat enggan untuk pergi. Dia harus menjelaskan semuanya pada keluarga ini, kalau dirinya sama sekali tak terlibat dengan perginya Elan. Mata Siska menatap pada Pak Rifan dengan penuh permohonan, kemudian beralih pada Bu Maya. "Bu Maya ..."Lilis sedikit memaksa Siska supaya bergerak. Suhu di ruangan ini harus segera dinormalkan, kalau ingin mencari sebuah solusi dari masalah. Setelah Lil

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-22
  • Adik Ipar Malang   bab 81 Lilis atau Laras

    Adik Ipar Malang Bab 81 Lilis Atau LarasDi tempat yang lembap dan gelap, Elan sedang duduk dengan kondisi kedua tangan diikat ke belakang sandaran kursi, begitu pula dengan kedua kakinya. Pencahayaan di ruangan ini hanya remang-remang saja, itu pun karena dibantu oleh cahaya bulan yang masuk melalui celah-celah ventilasi. Perlahan Elan membuka kedua matanya. Selagi matanya membiasakan diri dengan cahaya sekitar—yang sangat minim—dia coba menggerakkan tubuhnya. "Uh ... Di mana aku?" lirihnya dengan suara serak.Badannya bergerak ke kanan dan ke kiri, mencoba mengambil tangan ke depan, tetapi percuma. Dia merasakan tangan dan kakinya diikat. Setelah mencoba beberapa saat, akhirnya Elan menyerah juga. Tali ini mengikatnya dengan sangat kuat. Bahkan dia tidak tahu, jenis simpul apa yang mengikat tangannya. "Huh! Di mana ini?" tanyanya lagi yang lebih ditujukan pada diri sendiri. Elan coba mengingat-

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-23

Bab terbaru

  • Adik Ipar Malang   bab 91 Senyum Bahagia (TAMAT)

    Bab 91 Senyum Bahagia Freya tidak tahu kalau Laras juga mencari bantuan saat pergi. Makanya dia berpikir kalau Laras merupakan orang yang menyebabkan dirinya menjadi seperti sekarang. Sedangkan nasib ketiga pemuda yang melecehkan Freya, mereka sudah tew4s di dalam sel sesaat setelah Freya keguguran. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Fero. Lilis melihat Devan sedang menunduk sambil mengepalkan kedua telapak tangannya. Tangannya segera merengkuh telapak yang mengepal itu. Devan mengangkat kepalanya dan melihat senyuman hangat Lilis. Semua yang ada di sana juga melihat ke arah Devan. Mereka tahu bagaimana perasaan bersalah yang Devan miliki. "Devan, kamu enggak sepenuhnya salah. Bagaimanapun, kamu punya pilihan sendiri. Apa lagi ini untuk seumur hidup. Jangan karena orang memintamu melakukan ini, kamu juga harus menurutinya. Kamu itu milik diri kamu sendiri. Kamu berhak menentukan yang terbaik untuk dirimu." Pak Arifin selaku mertua Devan ber

  • Adik Ipar Malang   bab 90 Elan di Rumah Sakit

    Bab 90Fero memberi kode pada anak buahnya untuk tetap menangkap Freya. Kemudian terjadilah perkelahian antara Meisya dengan kedua anak buah Fero. Meski Meisya menguasai bela diri pun kalau harus melawan dua laki-laki yang ilmunya jauh di atasnya, dia akan kalah. Tidak sampai lima menit, Meisya bisa dikalahkan. Kemudian Fero membawa Freya kembali bersama dengan Meisya juga. Setelah mereka pergi, Devan menyuruh anak buahnya untuk segera membereskan preman-preman bayaran Freya dibantu oleh anak buah Evan.Evan menghubungi orang tuanya untuk segera pergi ke rumah sakit di mana Elan dirawat. Siska yang mendengar tentang Elan pun langsung mendekati Evan. "Tuan Evan, bolehkah saya bertemu dengan Tuan Elan?" tanyanya dengan nada memohon. Matanya berkaca-kaca. Evan mengangguk begitu saja. Sebenarnya dia merasa tak enak sudah mencurigai Siska kemarin. Sudah seharusnya dia meminta maaf. Tetapi suaranya tetap tidak bisa keluar, kembali ditelannya lagi. "Siska, ayo kita ke rumah sakit jengu

  • Adik Ipar Malang   bab 89 Tukar Kebebasan Siska

    Bab 89 Tukar Kebebasan SiskaSemua yang ada di dalam ruangan itu terkejut. Terutama Freya. Padahal dia sudah membayar orang-orang untuk melindungi tempat ini. Lagi pula rumah ini berada jauh di dalam karena dibangun di belakang kebun. Lilis yang melihat Devan datang segera berlari ke arahnya. Freya yang melihat itu langsung berteriak, "Cepat tangkap dia! Jangan sampai dia berlari ke sana!"Semua preman itu langsung berlari ke arah Lilis. Bukannya menangkap Lilis, mereka malah berdiri di sisi kanan, kiri, dan di belakang Devan. Freya langsung tercengang. Bagaimana bisa orang bayarannya malah berdiri di pihak Devan? Tubuhnya tiba-tiba gemetar. Sepertinya dia sudah tahu apa yang sudah terjadi. Jangan-jangan, Elan tidak dibawa ke tempat yang sudah dia rencanakan, melainkan sudah diselamatkan oleh mereka. Tetapi Freya masih mencari cara untuk menyelamatkan dirinya. Devan memandang Freya dengan pandangan yang sulit. Dulu mereka bertiga—dengan Fero—sangat akrab. Devan sudah menganggap F

  • Adik Ipar Malang   bab 88 Yang Sebenarnya

    Adik Ipar Malang Bab 88 Yang SebenarnyaBeberapa hari berikutnya, Freya mau mengeluarkan suaranya. Hal yang pertama kali dia ucapkan adalah meminta Fero mencari siapa perempuan yang berlibur juga di puncak pada saat itu.Akhirnya, setelah beberapa hari, Fero sudah menemukan keluarga mana yang pergi berlibur pada hari di mana Freya mengalami kejadian naas. Saat Fero ingin memberitahu Freya, dia malah mendapati adiknya sedang sekarat setelah meminum obat peng9u9ur kandungan lebih dari takaran. Hal itu membuat Fero syok karena ternyata Freya tiba-tiba mengalami pendarahan dan kemudian keguguran.Karena pendarahan terus menerus, membuat rahimnya menjadi infeksi. Untuk meminimalisir munculnya kanker dan kerusakan pada organ lainnya, dokter menyarankan agar Freya menjalani pengangkatan rahim.Freya jelas menolak. Baginya rahim adalah salah satu tanda perempuan sejati. Dari gadis saja dia tidak punya rahim, laki-laki mana yang mau men

  • Adik Ipar Malang   bab 87 Kamu Punya Sesuatu

    Adik Ipar Malang Bab 87 Kamu Punya Sesuatu "Kamu tidak percaya, kalau kamu punya sesuatu yang tidak aku punya?" tanya Freya dengan dingin. Lilis hanya menggelengkan kepalanya dengan perlahan.Freya berucap dengan lirih, "Devan."Mata Lilis melebar tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Mungkin telinganya sedang tidak berfungsi dengan baik.Freya paham melihat dari ekspresi Lilis. Pasti perempuan di depannya ini merasa sudah salah dengar."Kamu enggak salah dengar. Aku benar-benar menginginkan Devan.""Jangan macam-macam Freya! Kamu mendekati kak Elan untuk menghancurkan rumah tangga kak Evan dan kak Laras, kenapa kamu meminta kak Devan padaku? Aku pikir kamu menyukai kak Evan!" ucap Lilis dengan nada tinggi.Lilis merasa kalau Freya sudah terkena gangguan jiwa. Sebenarnya apa yang ada di pikirannya. Dengan wajah cantik dan kekayaan keluarganya, laki-laki mana yang akan menolak? Kenapa harus terobsesi dengan laki-laki yang sudah menikah,

  • Adik Ipar Malang   bab 86 Menghubungi Devan

    Adik Ipar Malang Bab 86 Menghubungi Devan Di tempat lain, Fero tiba-tiba penasaran dengan adiknya yang sedang cuti. Dia coba untuk menghubungi adiknya kembali. Namun, masih tidak tersambung.Tadinya dia ingin membuat kejutan untuk adiknya, dengan tidak memberitahukan kepulangannya ke Indonesia. Ternyata adiknya malah mengambil cuti, dan nomornya susah dihubungi."Ini sudah hampir tiga jam, tapi kenapa Freya masih susah dihubungi?" gumam Fero.Akhirnya Fero penasaran untuk apa adiknya itu mengambil cuti tanpa sepengetahuannya. Dia segera meminta bawahannya untuk mencari keberadaan adiknya.Setelah beberapa saat, Fero menerima laporan kalau Freya beberapa hari yang lalu memesan tiket pesawat ke Singapura, tetapi tidak pergi ke sana. Lalu, untuk apa?Setelah mengerti dengan situasi ini, Fero langsung bangkit dari duduknya. Dia membawa dua bawahannya untuk mengikutinya."Pergi ke lokasi di mana Freya sekarang berada!"

  • Adik Ipar Malang   bab 85 Memata-matai

    Adik Ipar Malang Bab 85 Memata-mataiSiska dan Lilis sedang duduk di ruang tamu. Mereka sedang menunggu sang Tuan Rumah keluar dari ruangannya. Lilis merasa was-was. Dia sedang memikirkan bagaimana kedepannya dengan Daffin kalau dirinya terjadi sesuatu di sini. Sedang Siska, dia malah merasa sangat gugup dan takut.Meisya segera menghampiri Siska dan Lilis. Dia membawa sebuah kotak berukuran tiga puluh sentimeter dan meletakkan di atas meja. "Silakan taruh ponsel Nona berdua di dalam kotak ini!" ujar Meisya dengan sopan. Siska dan Lilis saling memandang dan mengerutkan kening.Melihat keragu-raguan kedua perempuan itu, Meisya menambahkan, "Kami tidak akan mengambilnya. Hanya untuk mengantisipasi saja." Siska dan Lilis masih enggan untuk mengeluarkan ponsel mereka. Tidak disangka kalau Freya sangat berhati-hati. Padahal rencana Lilis adalah ingin merekam dan mencari bukti sebanyak-banyaknya untuk m

  • Adik Ipar Malang   bab 84 Dua Perempuan

    Adik Ipar Malang Bab 84 Dua Perempuan Sementara itu, Lilis sudah sampai di dekat gang besar yang dimaksud oleh Freya. Sebelumnya Freya memberitahu lagi, kalau mereka naik kendaraan umum, mereka harus turun di gang besar yang menuju ke rumah di mana Elan disembunyikan. Lalu, mereka harus berjalan kaki kurang lebih sejauh lima puluh meter lagi. Selama berjalan, Lilis memerhatikan keadaan tempat ini. Sepanjang jalan, di sisi kanan dan kiri hanya kebun yang ditanami pohon buah-buahan. Di antaranya pohon rambutan, mangga, dukuh, dan jambu air. "Lis, perasaanku agak kurang enak. Apa kita balik lagi saja?" Siska menggandeng lengan Lilis dengan kuat. Meski siang hari, tapi di sini sangat sunyi. Bahkan tidak ada orang yang lewat. Sepertinya lahan di sini adalah milik satu orang, sehingga orang-orang tidak berani lewat jalan ini sembarangan. "Jangan dulu! Kalau kita kembali, bagaimana dengan Kak Elan?" tolak Lilis."Tapi aku

  • Adik Ipar Malang   bab 83 Penyekapan Elan

    Adik Ipar Malang Bab 83 Penyekapan Elan Di kantor Devan, tiba-tiba saja pikirannya mengarah ke Lilis. Entah kenapa hatinya sangat merindukan istri kecilnya itu.Devan menghentikan pekerjaannya sebentar, lalu mengambil ponsel dan menghubungi nomor Lilis. Panggilannya tersambung. Hanya saja tidak di angkat oleh istrinya itu. Sampai panggilan ketiga, Lilis tetap tidak mengangkat telfonnya. Kemudian Devan menghubungi nomor rumah Bu Maya. Tepat sekali beliau yang mengangkatnya. [Halo, kediaman Rifan di sini.]"Halo, Tante. Ini aku Devan."[Oh, Devan. Ada apa?]"Apa Lilisnya ada, Tante?"[Lilis? Dia sedang menemani Siska ke rumah sakit.]"Sejak kapan?"[Kurang lebih dari dua jam yang lalu. Mungkin sedang banyak pasien, jadi antreannya sedikit panjang.]"Apa Daffin juga ikut?"[Enggak. Daffin di rumah dengan Tante dan Laras. Ada apa, ya? Suara kamu kok terdengar cemas.]"Enggak apa-apa, kok, Tante. Terima kasih, ya. Mungkin L

DMCA.com Protection Status