Beranda / Romansa / Adik Ipar Malang / bab 10 Keputusan Lilis

Share

bab 10 Keputusan Lilis

Penulis: Nefertari
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-16 20:04:12

Bab 10 (keputusan Lilis)

POV Lilis

Apa dia pikir aku ini pencetak anak untuknya? Seenaknya berkata tanpa disaring dulu. Cukup sudah aku membiarkan dia menjelek-jelekkanku dari tadi.

"Aku tidak mau! Cukup, Kak! Dari tadi kamu menghinaku. Mengatakan kalau aku menggoda dan merayu suamimu, menyuruh untuk meng*g*rkan kandunganku, mengatakan aku aib keluarga. Kakak pikir aib ini ulah siapa? Ulah suamimu yang tak bermoral. Andai suamimu bisa menahan n*fsunya pada adik iparnya sendiri, aib ini nggak akan ada. Sekarang, kamu ingin aku menikah dengan suamimu, kemudian setelah anak dalam kandunganku lahir, aku harus bercerai dan memberikan anakku pada kalian? Aku tak sudi. Lebih baik aku diasingkan, membesarkan anakku sendiri, tanpa campur tangan kalian." Aku mengatakan dengan berapi-api. Hancur hatiku ketika mereka ingin mengatur hidupku.

"Sebaiknya pikir-pikir lagi, Lis. Kalau mau mengikuti saran Kakak, kamu masih bisa melanjutkan sekolah, kuliah, dan meraih cita-cita yang diimpikan. Banyak ha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Adik Ipar Malang   bab 11 Awal Mula

    Bab 11POV EvanAku Evan Pramudya Sakti, anak bungsu dari dua bersaudara. Mempunyai kakak bernama Elan Fadil Firdaus, hanya beda lima tahun denganku. Aku sudah menikah dengan Laras, adik tingkatku dulu saat kuliah.Awal aku mengenal Laras adalah saat dia magang di kantor perusahaan orang tuaku. Ternyata kita satu divisi dan dia menjadi bawahanku. Aku kagum dengan apa yang ada pada dirinya. Dia cantik, cerdas, mandiri, pemberani, tidak cerewet, dan tidak terlalu agresif pada laki-laki.Akhirnya aku menjatuhkan pilihanku pada Laras, untuk ke jenjang pernikahan. Dia sangat sesuai dengan kriteriaku. Jauh dari definisi wanita yang sering disebut dengan kata 'merepotkan'.Sampai aku bertemu dengan Lilis, adik iparku sendiri. Dia kebalikan dari Laras. Manja, cerewet, penurut, sangat peduli dengan sekitar, tingkahnya juga sangat menggemaskan.Lilis memang manja, tapi dia sangat perhatian. Perhatian yang tidak dia buat-buat, murni dari hatinya. Mampu menggeser sedikit pribadiku yang sangat din

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-18
  • Adik Ipar Malang   bab 12 Awal Mula 2

    bab 12POV Evan 2Aku menepati janji, membawa Lilis ke rumah Mama. Laras tidak ikut. Dia bilang ingin mencari ide yang lebih brilian, supaya lebih dekat dengan tujuannya. Tipe wanita pejuang sekali. Tapi sayang, aku jadi semakin tak dihiraukan.Melihat Mama tertawa lepas bersama dengan Lilis, membuat hatiku menghangat. Ada rasa iri di dalam hati, kenapa Mama tidak bisa seperti itu dengan Laras.Setelah bersuka ria di dapur, Lilis kini berada di halaman samping rumah. Dia menemani Papa bermain catur. Pembawaan Lilis yang ramah dan mudah berbaur dengan orang di sekelilingnya, membuat dia dipuji banyak orang. Entah dari kalangan muda maupun yang tua.Seperti yang pernah Mama dan Papa bilang, mereka mendambakan anak perempuan. Kini Lilis hadir di antara mereka. Menjadi anak bungsu tersayang.Bahkan Kak Elan yang sangat dingin terhadap perempuan, semenjak kekasihnya tiada pun menjadi sangat memanjakan Lilis. Memberikan kasih sayang bak kakak laki-laki terhadap adik perempuannya."Andai Tan

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-19
  • Adik Ipar Malang   bab 13 Kejadian di Kamar

    Bab 13POV Evan warning 21+ harap bijak membacanya"Biar aku membantumu mengerjakan PR, supaya cepat selesai. Waktu sudah lumayan larut.""Eh, benarkah? Kak Evan mau membantuku?" Matanya berbinar seperti mendapat keberuntungan. Aku jadi bertambah gemas. "Kalau begitu kita mengerjakannya di ruang tamu saja, ya. Biar aku bawa buku-bukunya dulu.""Nggak perlu." Aku langsung mencegah Lilis. "Di sini saja. Biar nggak repot memindahkan buku dari sini ke ruang tamu."Sepanjang membantu dan mengajari dia mengerjakan PR, aku tak pernah melewatkan ekspresi dari wajahnya. Bibirnya mengerucut lucu saat menghadapi soal yang menurutnya susah.Berbeda dengan Laras yang jarang mengeluh. Dia tangguh dan mandiri untuk menghadapi masalah yang dimiliki. Aku jadi seperti merasa tidak terlalu berperan dalam hidupnya.Entah keberanian dari mana, aku mencoba untuk bisa mencium paksa bibirnya. Lilis menampar pipiku, berusaha untuk menyadarkan sesuatu yang salah.Bukannya sadar, aku malah menarik paksa dia da

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-22
  • Adik Ipar Malang   bab 14 Permintaan Devan

    Adik Ipar Malangbab 14POV Devan"Aku pulang gadis kecilku!"Harusnya itu yang kukatakan pada dia. Gadis kecil yang sudah berani mencuri hatiku. Membuat aku jadi seseorang yang kata temen-temen 'sapi tua makan rumput muda'. Mereka dapat kata-kata itu dari pepatah cina.Setelah berada jauh, dan tak tinggal bersama dengannya lagi, aku mulai merasakan apa yang dinamakan rindu dan tak ingin jauh darinya. Berusaha menahan hati dan godaan jari-jari nakal yang berusaha untuk menghubunginya terus menerus. Kali ini aku kembali.Baru beberapa hari aku tinggal di sini, duniaku dalam sekejap hancur karena jamuan makan malam untuk keluarga suaminya Laras.Aku terjebak di antara rumitnya masalah internal keluarga Om Arifin. Seorang lelaki yang mengkhianati istrinya, dengan memp*rkosa adik iparnya sendiri.Ingin sekali memaki gadis kecilku, bahkan membuang namanya dari sudut hati ini. Tak bisa menjaga mahkotanya sendiri di usia belia.Setelah melihat rekaman kamera pengawas itu, serta mendengar pen

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-22
  • Adik Ipar Malang   bab 15 Diskusi Malam

    Adik Ipar MalangBab 15 POV Devan"Maafkan aku Om, Tante. Ijinkan aku menikahi Lilis. Aku tak bisa berjanji, tapi kebahagiaan Lilis dan anaknya akan menjadi yang paling utama untukku.""Aku ... tidak bisa," lirih Om Arif.Beliau menatapku dengan lekat. Darah seakan berhenti mengalir, ketika mendengar jawabannya. Benarkah dia tidak bisa memberiku ijin untuk menikahi Lilis?"Aku tidak bisa menentukannya, Devan. Keputusan ada di tangan Lilis. Tadi kamu lihat sendiri, bukan? Saat aku meminta Evan untuk bertanggung jawab, Lilis menolaknya mentah-mentah. Bagaimana dengan kamu yang akan menggantikan Evan untuk bertanggung jawab padanya? Dia pasti akan merasa tidak pantas untukmu, dengan kondisinya yang seperti ini."Ternyata Om Arif bukan bermaksud menolakku. Berarti masih ada sedikit harapan."Aku tahu itu. Paham dengan cara berpikirnya Lilis. Aku akan perlahan-lahan memberi pengertian, bahwa aku serius ingin menikah dengannya.Selain itu, semoga dengan aku menikahi Lilis, Evan dan Laras b

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-22
  • Adik Ipar Malang   bab 16 Datang Ke Rumah

    Adik Ipar Malang Bab16 (Datang ke Rumah)POV LilisAku sudah kembali dari rumah sakit, kemarin. Tadi setelah sarapan disuruh langsung istirahat di kamar. Kata Ayah, sebaiknya aku tak sekolah dulu, karena harus memeriksakan kondisi mental akibat peristiwa itu, dengan menjalani psikoterapi.Pikiran ini tiba-tiba teringat dengan perkataan Kak Devan saat di rumah sakit kemarin. Laki-laki itu meminta agar dia yang bertanggung jawab akan janin yang sedang kukandung. Dia ingin menikahi aku.Terdengar suara ketukan dari luar. Aku langsung berjalan ke arah pintu dan membukanya. Sejenak aku terdiam melihat orang yang sudah mengetuk pintu kamarku. Hingga suara panggilan Kak Devan menyadarkan dari keterdiaman ini."Lilis!" panggilnya agak kencang."Y-ya. Ada apa, Kak?" tanyaku agak linglung."Boleh aku masuk?" Suaranya kini lembut.Aku diam tak menjawab. Tiba-tiba teringat kejadian menjij*kan itu, karena kejadiannya di tempat ini, di kamarku sendiri. Sepertinya Kak Devan membaca gerak-gerikku ya

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-24
  • Adik Ipar Malang   bab 17 A Lamaran Diterima

    Adik Ipar Malang Bab 17 A Lamaran DiterimaPOV Lilis"Tentu ada larangannya. Mertua tidak ada di rumah, yang ada di rumah hanya calon istri saya. Bagaimana bisa aku membiarkan calon istriku berada di rumah hanya berdua dengan seorang laki-laki sepertimu," ujar Kak Devan sambil menekan kata 'Calon Istri'."Calon istri?" tanya kakak ipar terkejut. Matanya membelalak lebar hanya sebentar, kemudian kembali semula. Sayangnya, aku sempat melihatnya sekilas.Aku juga terkejut dengan pernyataan Kak Devan barusan. Hati ini berdesir mendengar kata itu keluar dari mulutnya. Sekuat tenaga menahan senyum yang ingin sekali tersungging di bibir ini."Ya. Calon istriku." sahut kak devan dengan senyum mengejek.Ekspresi wajah Kak Evan mengeras, kedua alisnya mengkerut, matanya memandang Kak Devan dengan tajam."Lilis mengandung anakku, aku yang berhak untuk menjadi calon suaminya," geramnya."Ck, tak sadar diri. Sudah punya istri satu, masih belum cukupkah?"Kak Devan bersikap santai menghadapi kemar

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-25
  • Adik Ipar Malang   bab 17 b Lamaran diterima

    Adik Ipar MalangBab 17 bPOV LilisAku dan Ayah terkejut, tapi setelah diperhatikan, tak ada wajah bercanda yang diperlihatkan Kak Devan."Kamu itu mau cepat-cepat bukan karena kebelet, kan?" tanya Ayah."Tentu saja bukan. Kenapa Om selalu berpikiran rendah tentangku.""Memang seperti itu kenyataannya," ejek Ayah mengangkat sudut bibirnya sebelah.Aku hanya menepuk jidat. Kalian berdua ini, kalau sudah berkumpul pasti seperti kucing dan tikus, tapi anehnya bisa kompak dalam suatu urusan. Ayah juga akan keluar dari sikapnya itu, hanya kepada Kak Devan. Tanda bahwa Ayah dekat dengannya."Karena Lilis sudah menerima lamaran saya, aku yang akan menyiapkan segala keperluan pernikahan ini. Tapi, kita hanya akan menikah siri dulu, untuk menutupi aib kamu dan keluarga. Kamu nggak apa kan, Lis?" tanya Kak Devan dengan kikuk, sambil menggaruk kepalanya yang kuyakin tidak gatal.Aku mengangguk setuju. Ini saja sudah sangat

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-26

Bab terbaru

  • Adik Ipar Malang   bab 91 Senyum Bahagia (TAMAT)

    Bab 91 Senyum Bahagia Freya tidak tahu kalau Laras juga mencari bantuan saat pergi. Makanya dia berpikir kalau Laras merupakan orang yang menyebabkan dirinya menjadi seperti sekarang. Sedangkan nasib ketiga pemuda yang melecehkan Freya, mereka sudah tew4s di dalam sel sesaat setelah Freya keguguran. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Fero. Lilis melihat Devan sedang menunduk sambil mengepalkan kedua telapak tangannya. Tangannya segera merengkuh telapak yang mengepal itu. Devan mengangkat kepalanya dan melihat senyuman hangat Lilis. Semua yang ada di sana juga melihat ke arah Devan. Mereka tahu bagaimana perasaan bersalah yang Devan miliki. "Devan, kamu enggak sepenuhnya salah. Bagaimanapun, kamu punya pilihan sendiri. Apa lagi ini untuk seumur hidup. Jangan karena orang memintamu melakukan ini, kamu juga harus menurutinya. Kamu itu milik diri kamu sendiri. Kamu berhak menentukan yang terbaik untuk dirimu." Pak Arifin selaku mertua Devan ber

  • Adik Ipar Malang   bab 90 Elan di Rumah Sakit

    Bab 90Fero memberi kode pada anak buahnya untuk tetap menangkap Freya. Kemudian terjadilah perkelahian antara Meisya dengan kedua anak buah Fero. Meski Meisya menguasai bela diri pun kalau harus melawan dua laki-laki yang ilmunya jauh di atasnya, dia akan kalah. Tidak sampai lima menit, Meisya bisa dikalahkan. Kemudian Fero membawa Freya kembali bersama dengan Meisya juga. Setelah mereka pergi, Devan menyuruh anak buahnya untuk segera membereskan preman-preman bayaran Freya dibantu oleh anak buah Evan.Evan menghubungi orang tuanya untuk segera pergi ke rumah sakit di mana Elan dirawat. Siska yang mendengar tentang Elan pun langsung mendekati Evan. "Tuan Evan, bolehkah saya bertemu dengan Tuan Elan?" tanyanya dengan nada memohon. Matanya berkaca-kaca. Evan mengangguk begitu saja. Sebenarnya dia merasa tak enak sudah mencurigai Siska kemarin. Sudah seharusnya dia meminta maaf. Tetapi suaranya tetap tidak bisa keluar, kembali ditelannya lagi. "Siska, ayo kita ke rumah sakit jengu

  • Adik Ipar Malang   bab 89 Tukar Kebebasan Siska

    Bab 89 Tukar Kebebasan SiskaSemua yang ada di dalam ruangan itu terkejut. Terutama Freya. Padahal dia sudah membayar orang-orang untuk melindungi tempat ini. Lagi pula rumah ini berada jauh di dalam karena dibangun di belakang kebun. Lilis yang melihat Devan datang segera berlari ke arahnya. Freya yang melihat itu langsung berteriak, "Cepat tangkap dia! Jangan sampai dia berlari ke sana!"Semua preman itu langsung berlari ke arah Lilis. Bukannya menangkap Lilis, mereka malah berdiri di sisi kanan, kiri, dan di belakang Devan. Freya langsung tercengang. Bagaimana bisa orang bayarannya malah berdiri di pihak Devan? Tubuhnya tiba-tiba gemetar. Sepertinya dia sudah tahu apa yang sudah terjadi. Jangan-jangan, Elan tidak dibawa ke tempat yang sudah dia rencanakan, melainkan sudah diselamatkan oleh mereka. Tetapi Freya masih mencari cara untuk menyelamatkan dirinya. Devan memandang Freya dengan pandangan yang sulit. Dulu mereka bertiga—dengan Fero—sangat akrab. Devan sudah menganggap F

  • Adik Ipar Malang   bab 88 Yang Sebenarnya

    Adik Ipar Malang Bab 88 Yang SebenarnyaBeberapa hari berikutnya, Freya mau mengeluarkan suaranya. Hal yang pertama kali dia ucapkan adalah meminta Fero mencari siapa perempuan yang berlibur juga di puncak pada saat itu.Akhirnya, setelah beberapa hari, Fero sudah menemukan keluarga mana yang pergi berlibur pada hari di mana Freya mengalami kejadian naas. Saat Fero ingin memberitahu Freya, dia malah mendapati adiknya sedang sekarat setelah meminum obat peng9u9ur kandungan lebih dari takaran. Hal itu membuat Fero syok karena ternyata Freya tiba-tiba mengalami pendarahan dan kemudian keguguran.Karena pendarahan terus menerus, membuat rahimnya menjadi infeksi. Untuk meminimalisir munculnya kanker dan kerusakan pada organ lainnya, dokter menyarankan agar Freya menjalani pengangkatan rahim.Freya jelas menolak. Baginya rahim adalah salah satu tanda perempuan sejati. Dari gadis saja dia tidak punya rahim, laki-laki mana yang mau men

  • Adik Ipar Malang   bab 87 Kamu Punya Sesuatu

    Adik Ipar Malang Bab 87 Kamu Punya Sesuatu "Kamu tidak percaya, kalau kamu punya sesuatu yang tidak aku punya?" tanya Freya dengan dingin. Lilis hanya menggelengkan kepalanya dengan perlahan.Freya berucap dengan lirih, "Devan."Mata Lilis melebar tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Mungkin telinganya sedang tidak berfungsi dengan baik.Freya paham melihat dari ekspresi Lilis. Pasti perempuan di depannya ini merasa sudah salah dengar."Kamu enggak salah dengar. Aku benar-benar menginginkan Devan.""Jangan macam-macam Freya! Kamu mendekati kak Elan untuk menghancurkan rumah tangga kak Evan dan kak Laras, kenapa kamu meminta kak Devan padaku? Aku pikir kamu menyukai kak Evan!" ucap Lilis dengan nada tinggi.Lilis merasa kalau Freya sudah terkena gangguan jiwa. Sebenarnya apa yang ada di pikirannya. Dengan wajah cantik dan kekayaan keluarganya, laki-laki mana yang akan menolak? Kenapa harus terobsesi dengan laki-laki yang sudah menikah,

  • Adik Ipar Malang   bab 86 Menghubungi Devan

    Adik Ipar Malang Bab 86 Menghubungi Devan Di tempat lain, Fero tiba-tiba penasaran dengan adiknya yang sedang cuti. Dia coba untuk menghubungi adiknya kembali. Namun, masih tidak tersambung.Tadinya dia ingin membuat kejutan untuk adiknya, dengan tidak memberitahukan kepulangannya ke Indonesia. Ternyata adiknya malah mengambil cuti, dan nomornya susah dihubungi."Ini sudah hampir tiga jam, tapi kenapa Freya masih susah dihubungi?" gumam Fero.Akhirnya Fero penasaran untuk apa adiknya itu mengambil cuti tanpa sepengetahuannya. Dia segera meminta bawahannya untuk mencari keberadaan adiknya.Setelah beberapa saat, Fero menerima laporan kalau Freya beberapa hari yang lalu memesan tiket pesawat ke Singapura, tetapi tidak pergi ke sana. Lalu, untuk apa?Setelah mengerti dengan situasi ini, Fero langsung bangkit dari duduknya. Dia membawa dua bawahannya untuk mengikutinya."Pergi ke lokasi di mana Freya sekarang berada!"

  • Adik Ipar Malang   bab 85 Memata-matai

    Adik Ipar Malang Bab 85 Memata-mataiSiska dan Lilis sedang duduk di ruang tamu. Mereka sedang menunggu sang Tuan Rumah keluar dari ruangannya. Lilis merasa was-was. Dia sedang memikirkan bagaimana kedepannya dengan Daffin kalau dirinya terjadi sesuatu di sini. Sedang Siska, dia malah merasa sangat gugup dan takut.Meisya segera menghampiri Siska dan Lilis. Dia membawa sebuah kotak berukuran tiga puluh sentimeter dan meletakkan di atas meja. "Silakan taruh ponsel Nona berdua di dalam kotak ini!" ujar Meisya dengan sopan. Siska dan Lilis saling memandang dan mengerutkan kening.Melihat keragu-raguan kedua perempuan itu, Meisya menambahkan, "Kami tidak akan mengambilnya. Hanya untuk mengantisipasi saja." Siska dan Lilis masih enggan untuk mengeluarkan ponsel mereka. Tidak disangka kalau Freya sangat berhati-hati. Padahal rencana Lilis adalah ingin merekam dan mencari bukti sebanyak-banyaknya untuk m

  • Adik Ipar Malang   bab 84 Dua Perempuan

    Adik Ipar Malang Bab 84 Dua Perempuan Sementara itu, Lilis sudah sampai di dekat gang besar yang dimaksud oleh Freya. Sebelumnya Freya memberitahu lagi, kalau mereka naik kendaraan umum, mereka harus turun di gang besar yang menuju ke rumah di mana Elan disembunyikan. Lalu, mereka harus berjalan kaki kurang lebih sejauh lima puluh meter lagi. Selama berjalan, Lilis memerhatikan keadaan tempat ini. Sepanjang jalan, di sisi kanan dan kiri hanya kebun yang ditanami pohon buah-buahan. Di antaranya pohon rambutan, mangga, dukuh, dan jambu air. "Lis, perasaanku agak kurang enak. Apa kita balik lagi saja?" Siska menggandeng lengan Lilis dengan kuat. Meski siang hari, tapi di sini sangat sunyi. Bahkan tidak ada orang yang lewat. Sepertinya lahan di sini adalah milik satu orang, sehingga orang-orang tidak berani lewat jalan ini sembarangan. "Jangan dulu! Kalau kita kembali, bagaimana dengan Kak Elan?" tolak Lilis."Tapi aku

  • Adik Ipar Malang   bab 83 Penyekapan Elan

    Adik Ipar Malang Bab 83 Penyekapan Elan Di kantor Devan, tiba-tiba saja pikirannya mengarah ke Lilis. Entah kenapa hatinya sangat merindukan istri kecilnya itu.Devan menghentikan pekerjaannya sebentar, lalu mengambil ponsel dan menghubungi nomor Lilis. Panggilannya tersambung. Hanya saja tidak di angkat oleh istrinya itu. Sampai panggilan ketiga, Lilis tetap tidak mengangkat telfonnya. Kemudian Devan menghubungi nomor rumah Bu Maya. Tepat sekali beliau yang mengangkatnya. [Halo, kediaman Rifan di sini.]"Halo, Tante. Ini aku Devan."[Oh, Devan. Ada apa?]"Apa Lilisnya ada, Tante?"[Lilis? Dia sedang menemani Siska ke rumah sakit.]"Sejak kapan?"[Kurang lebih dari dua jam yang lalu. Mungkin sedang banyak pasien, jadi antreannya sedikit panjang.]"Apa Daffin juga ikut?"[Enggak. Daffin di rumah dengan Tante dan Laras. Ada apa, ya? Suara kamu kok terdengar cemas.]"Enggak apa-apa, kok, Tante. Terima kasih, ya. Mungkin L

DMCA.com Protection Status