Home / Romansa / Adik Ipar Malang / bab 15 Diskusi Malam

Share

bab 15 Diskusi Malam

Author: Nefertari
last update Last Updated: 2022-06-22 21:39:49

Adik Ipar Malang

Bab 15

POV Devan

"Maafkan aku Om, Tante. Ijinkan aku menikahi Lilis. Aku tak bisa berjanji, tapi kebahagiaan Lilis dan anaknya akan menjadi yang paling utama untukku."

"Aku ... tidak bisa," lirih Om Arif.

Beliau menatapku dengan lekat. Darah seakan berhenti mengalir, ketika mendengar jawabannya. Benarkah dia tidak bisa memberiku ijin untuk menikahi Lilis?

"Aku tidak bisa menentukannya, Devan. Keputusan ada di tangan Lilis. Tadi kamu lihat sendiri, bukan? Saat aku meminta Evan untuk bertanggung jawab, Lilis menolaknya mentah-mentah. Bagaimana dengan kamu yang akan menggantikan Evan untuk bertanggung jawab padanya? Dia pasti akan merasa tidak pantas untukmu, dengan kondisinya yang seperti ini."

Ternyata Om Arif bukan bermaksud menolakku. Berarti masih ada sedikit harapan.

"Aku tahu itu. Paham dengan cara berpikirnya Lilis. Aku akan perlahan-lahan memberi pengertian, bahwa aku serius ingin menikah dengannya.

Selain itu, semoga dengan aku menikahi Lilis, Evan dan Laras b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Adik Ipar Malang   bab 16 Datang Ke Rumah

    Adik Ipar Malang Bab16 (Datang ke Rumah)POV LilisAku sudah kembali dari rumah sakit, kemarin. Tadi setelah sarapan disuruh langsung istirahat di kamar. Kata Ayah, sebaiknya aku tak sekolah dulu, karena harus memeriksakan kondisi mental akibat peristiwa itu, dengan menjalani psikoterapi.Pikiran ini tiba-tiba teringat dengan perkataan Kak Devan saat di rumah sakit kemarin. Laki-laki itu meminta agar dia yang bertanggung jawab akan janin yang sedang kukandung. Dia ingin menikahi aku.Terdengar suara ketukan dari luar. Aku langsung berjalan ke arah pintu dan membukanya. Sejenak aku terdiam melihat orang yang sudah mengetuk pintu kamarku. Hingga suara panggilan Kak Devan menyadarkan dari keterdiaman ini."Lilis!" panggilnya agak kencang."Y-ya. Ada apa, Kak?" tanyaku agak linglung."Boleh aku masuk?" Suaranya kini lembut.Aku diam tak menjawab. Tiba-tiba teringat kejadian menjij*kan itu, karena kejadiannya di tempat ini, di kamarku sendiri. Sepertinya Kak Devan membaca gerak-gerikku ya

    Last Updated : 2022-06-24
  • Adik Ipar Malang   bab 17 A Lamaran Diterima

    Adik Ipar Malang Bab 17 A Lamaran DiterimaPOV Lilis"Tentu ada larangannya. Mertua tidak ada di rumah, yang ada di rumah hanya calon istri saya. Bagaimana bisa aku membiarkan calon istriku berada di rumah hanya berdua dengan seorang laki-laki sepertimu," ujar Kak Devan sambil menekan kata 'Calon Istri'."Calon istri?" tanya kakak ipar terkejut. Matanya membelalak lebar hanya sebentar, kemudian kembali semula. Sayangnya, aku sempat melihatnya sekilas.Aku juga terkejut dengan pernyataan Kak Devan barusan. Hati ini berdesir mendengar kata itu keluar dari mulutnya. Sekuat tenaga menahan senyum yang ingin sekali tersungging di bibir ini."Ya. Calon istriku." sahut kak devan dengan senyum mengejek.Ekspresi wajah Kak Evan mengeras, kedua alisnya mengkerut, matanya memandang Kak Devan dengan tajam."Lilis mengandung anakku, aku yang berhak untuk menjadi calon suaminya," geramnya."Ck, tak sadar diri. Sudah punya istri satu, masih belum cukupkah?"Kak Devan bersikap santai menghadapi kemar

    Last Updated : 2022-06-25
  • Adik Ipar Malang   bab 17 b Lamaran diterima

    Adik Ipar MalangBab 17 bPOV LilisAku dan Ayah terkejut, tapi setelah diperhatikan, tak ada wajah bercanda yang diperlihatkan Kak Devan."Kamu itu mau cepat-cepat bukan karena kebelet, kan?" tanya Ayah."Tentu saja bukan. Kenapa Om selalu berpikiran rendah tentangku.""Memang seperti itu kenyataannya," ejek Ayah mengangkat sudut bibirnya sebelah.Aku hanya menepuk jidat. Kalian berdua ini, kalau sudah berkumpul pasti seperti kucing dan tikus, tapi anehnya bisa kompak dalam suatu urusan. Ayah juga akan keluar dari sikapnya itu, hanya kepada Kak Devan. Tanda bahwa Ayah dekat dengannya."Karena Lilis sudah menerima lamaran saya, aku yang akan menyiapkan segala keperluan pernikahan ini. Tapi, kita hanya akan menikah siri dulu, untuk menutupi aib kamu dan keluarga. Kamu nggak apa kan, Lis?" tanya Kak Devan dengan kikuk, sambil menggaruk kepalanya yang kuyakin tidak gatal.Aku mengangguk setuju. Ini saja sudah sangat

    Last Updated : 2022-06-26
  • Adik Ipar Malang   bab 18 A Laras Marah

    Adik Ipar MalangBab 18 A Laras MarahPov Laras"Kenapa kamu tega berkhianat? Apa kurangnya aku? Kenapa harus berselingkuh dengan adik aku sendiri? Apa aku kurang memuaskan untukmu?" tanyaku dengan hati jengkel.Sepulang dari rumah sakit, aku mencecar Evan dengan berbagai pertanyaan. Saat ini kami berada di ruang tamu, berdiri dan saling berhadapan. Aku menatapnya tajam, tapi dia hanya menatapku datar."Seharusnya pertanyaan itu kamu tanyakan pada dirimu sendiri. Apa kamu sudah melakukan kewajiban sebagai seorang istri?" Dia berbicara dengan nada datar. Mendudukkan dirinya di sofa , wajahnya datar tanpa ekspresi. Sedikit mendongakkan kepala, karena aku berdiri di depannya."Maksud kamu apa? Kenapa kamu tidak menjelaskannya saja? Beri tahu aku, apa kurangnya dari aku ini sebagai seorang istri?" tanyaku geram sekaligus gregetan."Kamu seharusnya mencari tahu sendiri, apa kurangnya kamu. Bagaimana seharusnya menjadi seorang istri yang baik."Bukannya menjawab pertanyaan dengan penjelasan

    Last Updated : 2022-06-27
  • Adik Ipar Malang   bab 18 B Laras Marah

    Adik Ipar MalangBab 18 B Laras MarahPov Laras"Ayo sarapan dulu! Aku sudah memasak nasi goreng untuk sarapan kita."Ajakanku menghentikan gerakkan tangannya yang hendak mengambil air minum di dispenser. Dia hanya melihatku, kemudian menggulirkan matanya ke arah dua piring nasi goreng yang sudah tersaji di atas meja."Mungkin sudah terlambat bagiku, tapi aku ingin berubah lebih baik, terutama untuk memperbaiki hubungan kita," ucapku dengan senyuman manis.Evan diam saja, tapi tetap duduk dan mulai memegang sendok di tangan kanannya. Aku juga duduk di sebelahnya, memandangi dia makan. Dia hanya makan dua suap."Boleh aku beri saran?" tanyanya.Aku mengangguk."Sebaiknya kamu belajar memasak dari ibu, mama atau Lilis." Setelah itu dia meletakkan sendok dengan menelungkup di atas piring. "Terima kasih sarapannya."Evan berdiri dari kursinya dan pergi berangkat kerja, meninggalkan nasi goreng yang masih tersisa banyak.Aku mencicipi masa

    Last Updated : 2022-06-28
  • Adik Ipar Malang   bab 19 Rencana Evan

    Adik Ipar MalangBab 19 Rencana Evan POV EvanDulu aku sangat berharap kalau Laras akan kembali bekerja di kantor ini bersamaku. Tapi sekarang berubah, rasanya aku kurang suka kalau dia kembali, apa lagi dia akan jadi sekertarisku.Besok lusa, Laras baru bisa bekerja di sini. Sebaiknya aku manfaatkan untuk menjenguk Lilis. Mudah-mudahan dia sudah kembali sehat. Entah kenapa aku jadi sangat merindukannya. Mungkin karena ikatan batin dengan calon anakku.Semua pekerjaan ditangguhkan ke asistenku. Biar saja nanti sepulang dari menjenguk Lilis, aku baru akan mengeceknya. Tak apa kalau harus lembur.Sampai di depan rumah mertua, aku langsung mengetuk pintu. Menunggu sampai ada yang membukakan. Di jam seperti ini biasanya tidak ada orang di rumah, dan yang ada di rumah pasti hanya Lilis, karena dia sedang sakit.Benar. Begitu pintu terbuka, Lilis yang menyambutku. Meski terlihat dia sempat terkejut melihatku, dan mundur beberapa langkah, aku tetap harus bicara dengannya."Ma-maaf ada perlu

    Last Updated : 2022-06-30
  • Adik Ipar Malang   Bab 20 A Sindi Diancam

    Adik Ipar MalangBab 20 A Sindi DiancamPOV LilisHari Sabtu, biasanya digunakan oleh kami sekeluarga untuk bersantai. Tidak untuk kali ini. Meski hanya menikah siri, tapi Kak Devan ingin yang meriah. Aku sampai harus mengancam, supaya acara hanya diadakan secara sederhana saja.Berkat bantuan Ibu juga, akhirnya calon suamiku itu mau menurut. Acara dibuat sederhana, dan hanya mengundang tetua saja yang ada di komplek sini. Yang paling penting saksi dari pihak mempelai perempuan harus ada.Walaupun orang tua dari Kak Devan tak datang, tapi paket-paket tiap hari berdatangan. Aku sangat bersyukur, saat mereka merestui Kak Devan untuk menikahiku dan menyelamatkan nama baik keluarga ini.Semoga Kak Devan tulus menikah denganku dan bisa menyayangi anak dalam perut ini seperti anak kandungnya.Terdengar bel rumah berbunyi saat aku dan Ibu sedang membuka paketan dari orang tua Kak Devan."Biar Lilis saja yang buka, Bu."

    Last Updated : 2022-07-01
  • Adik Ipar Malang   bab 20 B Sindi Diancam

    Adik Ipar Malang Bab 20 B Sindi DiancamPOV LilisAyah kemudian menghubungi besannya. Setelah nada sambung ketiga barulah diangkat. Ayah mengeraskan suaranya, agar semua bisa mendengar percakapan mereka.[Assalamualaikum.]"Wa'alaikumsalam."[Ada apa, ya, Pak Arif?]"Begini, sebelumnya maaf kalau mengganggu waktu Anda. Saya mau bertanya, apa Pak Rifan atau Bu Maya ada memberi tahu Evan kalau Devan dan Lilis akan segera menikah?"[Tidak. Saya dan istri tidak ada yang memberitahunya. Bahkan setelah saya memberi dia banyak pekerjaan, saya belum bertemu dengannya. Memangnya kenapa?]"Begini, Laras tak sengaja mendengar pembicaraan Evan dengan seseorang di telfon, kalau Evan akan menyusun rencana untuk menggagalkan pernikahan Devan dan Lilis."[Apa?! Ah, anak itu! Maafkan saya, Pak Arif. Lalu bagaimana? Apa saya harus ke sana?]"Tak perlu, Pak. Biar nanti saya kasih kabar ke Anda, kalau ada hal pent

    Last Updated : 2022-07-02

Latest chapter

  • Adik Ipar Malang   bab 91 Senyum Bahagia (TAMAT)

    Bab 91 Senyum Bahagia Freya tidak tahu kalau Laras juga mencari bantuan saat pergi. Makanya dia berpikir kalau Laras merupakan orang yang menyebabkan dirinya menjadi seperti sekarang. Sedangkan nasib ketiga pemuda yang melecehkan Freya, mereka sudah tew4s di dalam sel sesaat setelah Freya keguguran. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Fero. Lilis melihat Devan sedang menunduk sambil mengepalkan kedua telapak tangannya. Tangannya segera merengkuh telapak yang mengepal itu. Devan mengangkat kepalanya dan melihat senyuman hangat Lilis. Semua yang ada di sana juga melihat ke arah Devan. Mereka tahu bagaimana perasaan bersalah yang Devan miliki. "Devan, kamu enggak sepenuhnya salah. Bagaimanapun, kamu punya pilihan sendiri. Apa lagi ini untuk seumur hidup. Jangan karena orang memintamu melakukan ini, kamu juga harus menurutinya. Kamu itu milik diri kamu sendiri. Kamu berhak menentukan yang terbaik untuk dirimu." Pak Arifin selaku mertua Devan ber

  • Adik Ipar Malang   bab 90 Elan di Rumah Sakit

    Bab 90Fero memberi kode pada anak buahnya untuk tetap menangkap Freya. Kemudian terjadilah perkelahian antara Meisya dengan kedua anak buah Fero. Meski Meisya menguasai bela diri pun kalau harus melawan dua laki-laki yang ilmunya jauh di atasnya, dia akan kalah. Tidak sampai lima menit, Meisya bisa dikalahkan. Kemudian Fero membawa Freya kembali bersama dengan Meisya juga. Setelah mereka pergi, Devan menyuruh anak buahnya untuk segera membereskan preman-preman bayaran Freya dibantu oleh anak buah Evan.Evan menghubungi orang tuanya untuk segera pergi ke rumah sakit di mana Elan dirawat. Siska yang mendengar tentang Elan pun langsung mendekati Evan. "Tuan Evan, bolehkah saya bertemu dengan Tuan Elan?" tanyanya dengan nada memohon. Matanya berkaca-kaca. Evan mengangguk begitu saja. Sebenarnya dia merasa tak enak sudah mencurigai Siska kemarin. Sudah seharusnya dia meminta maaf. Tetapi suaranya tetap tidak bisa keluar, kembali ditelannya lagi. "Siska, ayo kita ke rumah sakit jengu

  • Adik Ipar Malang   bab 89 Tukar Kebebasan Siska

    Bab 89 Tukar Kebebasan SiskaSemua yang ada di dalam ruangan itu terkejut. Terutama Freya. Padahal dia sudah membayar orang-orang untuk melindungi tempat ini. Lagi pula rumah ini berada jauh di dalam karena dibangun di belakang kebun. Lilis yang melihat Devan datang segera berlari ke arahnya. Freya yang melihat itu langsung berteriak, "Cepat tangkap dia! Jangan sampai dia berlari ke sana!"Semua preman itu langsung berlari ke arah Lilis. Bukannya menangkap Lilis, mereka malah berdiri di sisi kanan, kiri, dan di belakang Devan. Freya langsung tercengang. Bagaimana bisa orang bayarannya malah berdiri di pihak Devan? Tubuhnya tiba-tiba gemetar. Sepertinya dia sudah tahu apa yang sudah terjadi. Jangan-jangan, Elan tidak dibawa ke tempat yang sudah dia rencanakan, melainkan sudah diselamatkan oleh mereka. Tetapi Freya masih mencari cara untuk menyelamatkan dirinya. Devan memandang Freya dengan pandangan yang sulit. Dulu mereka bertiga—dengan Fero—sangat akrab. Devan sudah menganggap F

  • Adik Ipar Malang   bab 88 Yang Sebenarnya

    Adik Ipar Malang Bab 88 Yang SebenarnyaBeberapa hari berikutnya, Freya mau mengeluarkan suaranya. Hal yang pertama kali dia ucapkan adalah meminta Fero mencari siapa perempuan yang berlibur juga di puncak pada saat itu.Akhirnya, setelah beberapa hari, Fero sudah menemukan keluarga mana yang pergi berlibur pada hari di mana Freya mengalami kejadian naas. Saat Fero ingin memberitahu Freya, dia malah mendapati adiknya sedang sekarat setelah meminum obat peng9u9ur kandungan lebih dari takaran. Hal itu membuat Fero syok karena ternyata Freya tiba-tiba mengalami pendarahan dan kemudian keguguran.Karena pendarahan terus menerus, membuat rahimnya menjadi infeksi. Untuk meminimalisir munculnya kanker dan kerusakan pada organ lainnya, dokter menyarankan agar Freya menjalani pengangkatan rahim.Freya jelas menolak. Baginya rahim adalah salah satu tanda perempuan sejati. Dari gadis saja dia tidak punya rahim, laki-laki mana yang mau men

  • Adik Ipar Malang   bab 87 Kamu Punya Sesuatu

    Adik Ipar Malang Bab 87 Kamu Punya Sesuatu "Kamu tidak percaya, kalau kamu punya sesuatu yang tidak aku punya?" tanya Freya dengan dingin. Lilis hanya menggelengkan kepalanya dengan perlahan.Freya berucap dengan lirih, "Devan."Mata Lilis melebar tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Mungkin telinganya sedang tidak berfungsi dengan baik.Freya paham melihat dari ekspresi Lilis. Pasti perempuan di depannya ini merasa sudah salah dengar."Kamu enggak salah dengar. Aku benar-benar menginginkan Devan.""Jangan macam-macam Freya! Kamu mendekati kak Elan untuk menghancurkan rumah tangga kak Evan dan kak Laras, kenapa kamu meminta kak Devan padaku? Aku pikir kamu menyukai kak Evan!" ucap Lilis dengan nada tinggi.Lilis merasa kalau Freya sudah terkena gangguan jiwa. Sebenarnya apa yang ada di pikirannya. Dengan wajah cantik dan kekayaan keluarganya, laki-laki mana yang akan menolak? Kenapa harus terobsesi dengan laki-laki yang sudah menikah,

  • Adik Ipar Malang   bab 86 Menghubungi Devan

    Adik Ipar Malang Bab 86 Menghubungi Devan Di tempat lain, Fero tiba-tiba penasaran dengan adiknya yang sedang cuti. Dia coba untuk menghubungi adiknya kembali. Namun, masih tidak tersambung.Tadinya dia ingin membuat kejutan untuk adiknya, dengan tidak memberitahukan kepulangannya ke Indonesia. Ternyata adiknya malah mengambil cuti, dan nomornya susah dihubungi."Ini sudah hampir tiga jam, tapi kenapa Freya masih susah dihubungi?" gumam Fero.Akhirnya Fero penasaran untuk apa adiknya itu mengambil cuti tanpa sepengetahuannya. Dia segera meminta bawahannya untuk mencari keberadaan adiknya.Setelah beberapa saat, Fero menerima laporan kalau Freya beberapa hari yang lalu memesan tiket pesawat ke Singapura, tetapi tidak pergi ke sana. Lalu, untuk apa?Setelah mengerti dengan situasi ini, Fero langsung bangkit dari duduknya. Dia membawa dua bawahannya untuk mengikutinya."Pergi ke lokasi di mana Freya sekarang berada!"

  • Adik Ipar Malang   bab 85 Memata-matai

    Adik Ipar Malang Bab 85 Memata-mataiSiska dan Lilis sedang duduk di ruang tamu. Mereka sedang menunggu sang Tuan Rumah keluar dari ruangannya. Lilis merasa was-was. Dia sedang memikirkan bagaimana kedepannya dengan Daffin kalau dirinya terjadi sesuatu di sini. Sedang Siska, dia malah merasa sangat gugup dan takut.Meisya segera menghampiri Siska dan Lilis. Dia membawa sebuah kotak berukuran tiga puluh sentimeter dan meletakkan di atas meja. "Silakan taruh ponsel Nona berdua di dalam kotak ini!" ujar Meisya dengan sopan. Siska dan Lilis saling memandang dan mengerutkan kening.Melihat keragu-raguan kedua perempuan itu, Meisya menambahkan, "Kami tidak akan mengambilnya. Hanya untuk mengantisipasi saja." Siska dan Lilis masih enggan untuk mengeluarkan ponsel mereka. Tidak disangka kalau Freya sangat berhati-hati. Padahal rencana Lilis adalah ingin merekam dan mencari bukti sebanyak-banyaknya untuk m

  • Adik Ipar Malang   bab 84 Dua Perempuan

    Adik Ipar Malang Bab 84 Dua Perempuan Sementara itu, Lilis sudah sampai di dekat gang besar yang dimaksud oleh Freya. Sebelumnya Freya memberitahu lagi, kalau mereka naik kendaraan umum, mereka harus turun di gang besar yang menuju ke rumah di mana Elan disembunyikan. Lalu, mereka harus berjalan kaki kurang lebih sejauh lima puluh meter lagi. Selama berjalan, Lilis memerhatikan keadaan tempat ini. Sepanjang jalan, di sisi kanan dan kiri hanya kebun yang ditanami pohon buah-buahan. Di antaranya pohon rambutan, mangga, dukuh, dan jambu air. "Lis, perasaanku agak kurang enak. Apa kita balik lagi saja?" Siska menggandeng lengan Lilis dengan kuat. Meski siang hari, tapi di sini sangat sunyi. Bahkan tidak ada orang yang lewat. Sepertinya lahan di sini adalah milik satu orang, sehingga orang-orang tidak berani lewat jalan ini sembarangan. "Jangan dulu! Kalau kita kembali, bagaimana dengan Kak Elan?" tolak Lilis."Tapi aku

  • Adik Ipar Malang   bab 83 Penyekapan Elan

    Adik Ipar Malang Bab 83 Penyekapan Elan Di kantor Devan, tiba-tiba saja pikirannya mengarah ke Lilis. Entah kenapa hatinya sangat merindukan istri kecilnya itu.Devan menghentikan pekerjaannya sebentar, lalu mengambil ponsel dan menghubungi nomor Lilis. Panggilannya tersambung. Hanya saja tidak di angkat oleh istrinya itu. Sampai panggilan ketiga, Lilis tetap tidak mengangkat telfonnya. Kemudian Devan menghubungi nomor rumah Bu Maya. Tepat sekali beliau yang mengangkatnya. [Halo, kediaman Rifan di sini.]"Halo, Tante. Ini aku Devan."[Oh, Devan. Ada apa?]"Apa Lilisnya ada, Tante?"[Lilis? Dia sedang menemani Siska ke rumah sakit.]"Sejak kapan?"[Kurang lebih dari dua jam yang lalu. Mungkin sedang banyak pasien, jadi antreannya sedikit panjang.]"Apa Daffin juga ikut?"[Enggak. Daffin di rumah dengan Tante dan Laras. Ada apa, ya? Suara kamu kok terdengar cemas.]"Enggak apa-apa, kok, Tante. Terima kasih, ya. Mungkin L

DMCA.com Protection Status