Bab 132 AIL GNJaehyung memutuskan membeli rumah karena Vanesha hamil anak kedua. Apartemen miliknya terlalu sempit untuk keluarga kecilnya nanti. "Terima kasih atas rumah ini, Sayang. Aku dan Jimin sangat mencintaimu," ucap Vanesha sebelum mereka melangkah menuju bangunan yang kelak akan menjadi tempat mereka berteduh dari panas dan hujan.Rumah yang nantinya menjadi tempat mereka pulang, melepas penat, dan berbagi cerita. Bangunan utama rumah tidak terlalu besar, tapi memiliki halaman yang cukup luas.Betapa beruntungnya Vanesha ketika Jaehyung membeli pohon mangga hasil cangkok dan meletakkannya di taman kecil di belakang rumah barunya. Pohon mangga itu berbuah dengan baik. Sehingga, walau tidak terlalu tinggi, tetapi nantinya akan menghasilkan buah keranuman. Buah mangga harum manis menjuntai lebat. Tinggal tunggu sedikit kuning untuk dapat dinikmati nantinya. Di samping pohon itu akan dibuat kolam kecil.Tak jauh dari rumah tersebut juga ada taman kecil yang ditumbuhi pohon jamb
Bab 133. AIL GN"Tak usah, Sayang. Aku mau lanjut tidur saja," pinta Vanesha.Jaehyung kini naik dan bersandar pada sandaran ranjangnya. Vanesha juga naik lalu berbaring. Sebelah tangan Jaehyung mengusap kepala sang istri dengan lembut. Vanesha tersenyum melihat ekspresi khawatir dari sang suami."Kau yakin tak apa-apa? Aku merasa wajahmu pucat. Kau benar tak merasakan sakit?" tanya Jaehyung lagi."Tidak, Sayangku. Aku sudah tak merasakan sakit. Aku memang dari malam sebelumnya merasa tak nyaman di bagian perut. Tapi tenang saja, setelah aku melihatmu, rasanya langsung kembali segar." Vanesha tersenyum hangat pada suaminya."Kenapa bisa begitu?""Mana aku tahu. Aku juga baru merasakannya. Mungkin bawaan bayi ini," tukas Vanesha."Sebaiknya, besok kita kembali memeriksakan kehamilanmu ke Dokter Par, ya?" pinta Jaehyung. "Ya sudah. Sekarang aku mau tidur, ya." Vanesha akhirnya merebahkan diri di samping Jaehyung. Wanita itu lalu terlelap. *Keesokan harinya, setelah bersiap-siap dan m
Bab 134 AIL GNKeesokan harinya, Jaehyung bangun lebih dulu. Dia menuju dapur untuk membuat sarapan. Sesampainya di sana, Jaehyung mendapati beberapa pekerjaan yang masih terbengkalai. Pria itu mulai mencuci piring sambil menyalakan mesin pencuci pakaian, menjemur sambil memasak nasi, bahkan sempat membuat telur dadar dan untuk jaga-jaga kalau Vanesha tiba-tiba saja merasa kelaparan. Tidak peduli berapa lama pun istrinya akan mengalami gejalaawal kehamilan ini, dia akan tetap menjadi suami paling siaga dan melakukan apapun untuk istrinya."Hmmm, wangi apa ini?" tanya Vanesha."Aku memasak untuk istri tercintaku. Ayo, kita sarapan!" ajak Jaehyung. "Kenapa kau lakukan ini, Sayang. Kau harus berangkat kerja, kan? Nanti kalau kau terlalu letih, bagaimana?" Vanesha memeluk Jaehyung."Aku tidak akan lelah, kok. Justru aku yang terlalu khawatir kau yang lelah. Aku tak ingin istri tercintaku ini sakit," ucap Jaehyung. "Terima kasih, Sayang. Terima kasih sudah menjadi suami yang terbaik u
Bab 135 AIL GNHari itu terasa suram. Langit gelap seolah mengiringi suasana duka yang menyelimuti pemakaman. Anak kedua Vanesha dinyatakan meninggal saat dilahirkan di usia tujuh setengah bulan atau tiga puluh minggu.Sempat merasakan depresi karena sudah mendambakan bayi perempuan. Jaehyung tetap teguh menemani Vanesha menemui dokter psikolog. Sampai dinyatakan sang istri telah kembali pulih. Akhirnya dua tahun kemudian berselang, Vanesha telah mengandung anak lagi. Tentu saja hal itu menjadi kebahagiaan untuk Jaehyung dan Vanesha.Jimin, anak pertama yang sudah beranjak usia lima tahun, sempat dirawat dan dititipkan ke neneknya untuk sementara waktu karena Vanesha mengalami mabuk kehamilan parah. Sampai akhirnya selepas trisemester pertama, Vanesha merasa lebih baik.Hari itu Jimin telah memasuki sekolah taman kanak-kanak di Yayasan Anak Pelangi. Vanesha berniat mengantarnya bersama Jaehyung. Cassie juga menyekolahkan Jenny yang baru berusia tiga tahun di kelompok bermain di sekol
Bab 136 AIL GNHari itu Vanesha sangat rewel dengan segala cemburu berlebihannya. Dia bertolak pinggang dan menyerukan nama Jaehyung dengan kencang. Berteriak dan memaki juga dia kerap lakukan tanpa alasan. Bayangkan saja, Vanesha yang sedang hamil besar itu masih saja menginginkan sesuatu yang di luar nalarnya."Aku tahu kalau Miyabi sangat menyukaimu. Jimin pernah bilang dia hampir mencium bibirmu, kan? Ya, kan?" cecarnya.Matilah Jaehyung. Padahal Jimin sudah dia tekan untuk tidak mengadu. Dia memang sengaja tidak menceritakan itu kepada sang istri. Pasalnya saat menjemput Jimin pulang sekolah, Miyabi meminta tolong untuk mengambilkan sesuatu di atas lemari kelas yang memang lebih tinggi. Namun, dia terpeleset. Jaehyung dengan sigap memegangi tubuhnya. Miyabi lantas berterima kasih dan hendak mencium bibir Jaehyung yang sangat menggemaskan baginya. Kebetulan Jimin melihat dan salah paham karena hal itu. Jimin rupanya mengadu pada Vanesha.Lihat saja sekarang bagaimana reaksinya. M
Bab 137 AIL GNPagi itu, Vanesha menyiapkan sarapan untuk Jaehyung dan Jimin. Setelah pertempuran hebat semalam bersama sang suami, dia dan Jaehyung sampai bangun terlambat."Mana Dad, Mom?" tanya Jimin mulai kesal menunggu terlalu lama.Vanesha mengedikkan dagunya ke arah belakang. "Dia masih bersiap, tunggu saja. Kau mau tambah lagi?" tanya Vanesha. Wanita itu masih terlihat sibuk, walau geraknya terbatas karena perut yang sudah membesar. Jimin menjawab dengan gelengan kepala. Lalu, Vanesha seketika meringis merasakan rasa sakit di perutnya. Dia diperkirakan akan melahirkan dua minggu lagi. Namun, entah kenapa perutnya sudah mulai berkontraksi."Huh, huh, huh, Arrggkkk!" Vanesha terus berusaha untuk memperpendek napasnya. Namun, perutnya semakin terasa sakit."Aduh! Jaeeeeee!" Pekikan Vanesha langsung membuat sang suami berlari menghampirinya. "Sayang, ada apa? Ya, Tuhan!" Jaehyung ikut panik melihat adanya cairan bening yang keluar di sela paha sang istri.Jimin segera berdiri d
Bab 138 AIL GNVanesha kembali fokus pada putrinya yang masih sibuk mencari makanannya. Ketika disodori pabrik susu miliknya mulut si kecil terbuka dan menghisap dengan rakus. "Sepertinya, ia sangat lapar." Jaehyung tersenyum lebar melihat betapa antusiasnya sang putra menghisap sumber makanannya itu."Wah, dia lahap sekali. Lebih lahap dari Jimin," ungkap Vanesha. "Sepertinya dia akan menguasai bagian favoritku," bisik Jaehyung di telinga sang istri. Vanesha mendesis, mendelik gusar tetapi wajahnya merona mendengar kata-kata tak nakal dari Jaehyung."Kau sudah menyiapkan nama untuknya, Jae?" tanya Tae Min.Jaehyung mengangguk. Pria itu menatap Vanesha dengan penuh kasih. Begitu pun dang istri yang menatap mesra sang suami yang sangat ia cintai itu."Namanya, Kim Min Ju.""Min Ju, nama yang cantik," ucap Tae Min.***Di sebuah apartemen, seorang wanita bernama Kim Yoo Na memoleskan lipstik merah di bibirnya. Setelah Tae Min membatalkan perjodohan dengannya serta Jaehyung menolaknya
Bab 139 AIL GNEnam bulan berlalu setelah Vanesha melahirkan. Hari itu, Vanesha pergi ke supermarket setelah menjemput Jimin dari pulang sekolah. Dia tak sengaja menabrak Yoo Na di supermarket. "Yoo Na?" Dia masih mengenali wanita itu. Yoo Na hanya tersenyum. Lalu, dia bergegas meninggalkan Vanesha. Namun, Vanesha masih penasaran dengan sosok Yoo Na. Ia mengikutinya."Mommy, siapa tante itu?" tanyanya."Bukan kenalan Mommy yang baik, sih. Tapi, Mommy penasaran," sahut Vanesha."Aku tidak mengerti, Mommy." Jimin terlihat bingung dan menggaruk kepalanya yang tak gatal.Namun, Yoo Na terlihat limbung. Wanita itu merasa pusing di kepalanya. "Yoo Na, apa kau tak apa-apa?" tanya Vanesha yang masih berbaik hati dan khawatir. "Kenapa kau tidak pergi saja, sih?!" Yoo Na mendorong Vanesha.Namun, Yoo Na malah tak sadarkan diri jatuh ke lantai. Wanita itu pingsan dan langsung ditolong oleh Vanesha. Dibawanya Yoo Na ke klinik yang terdekat dengan supermarket itu. Untung saja Vanesha tak memba