Lily memandang kota New York dari balik jendela mobilnya, sangat indah. Sudah lama ia tidak kesini. Saat ke Mexico memang Lily melewati kota tapi hanya sekedar lewat saja.Tapi kali ini Arsen akan mengajaknya ke suatu tempat, butik untuk membeli sebuah gaun yang akan Lily gunakan besok di acara ulang tahun Grandma.Butik yang Arsen tuju berada di pusat kota New York. Salah satu butik milik perancang terkenal."Welcome Mr. Lazcano.." Sapa seorang wanita berusia sekitar 40 tahunan dengan ramah. Namun wanita tersebut terlihat lebih muda dibanding usianya, serta penampilan yang sangat trendy dan modis."Hello Patricia." Sapa Arsen. Oh tentu saja kini ia berdiri sebagai Arsenio Orlando Lazcano pemilik Lacanoz's Corps.Patricia Givenchy adalah salah seorang designer terkenal di New York berdarah Perancis. Merupakan salah seorang kenalan Arsen."Siapa gadis cantik ini, Mr. Lazcano?" Tanya Patricia menolehkan pandangannya pada Lily yang berada di sebelah Arsen, dan terus memegang lengan Arsen
Arsen menyandarkan punggungnya di kepala tempat tidur. Ini sudah lewat tengah malam namun ia tidak dapat tidur, sedangkan istrinya sudah terlelap di sebelahnya. Tidur dengan sangat tenang.Ia memijat keningnya pelan, kepalanya sedikit pusing, namun itu belum seberapa jika dibandingkan dengan perutnya.Perutnya terasa sangat tidak enak. Apa gara-gara hari ini ia terlalu banyak makan? Bahkan tadi saat makan malam ia menghabiskan Stigghiola dan Arancini Di Riso yang Lily buatkan untuknya. Ia menghabiskannysa hingga tak bersisa sedikitpun, bahkan Lily sempat menatapnya dengan tatapan kebingunganbyang jelas terlihat di wajahnya.Dan rasanya sungguh luar biasa, sesuai dengan ekspektasinya. Entah mengapa ia menginginkan makanan itu, yang mengingatkan akan kampung halamannya, Sisilia.Perutnya terasa diaduk-aduk, sudah dua kali ia ke kamar mandi hanya untuk mengeluarkan isi perutnya. Sakit? Cih.., tidak ada kata sakit dalam kamus Arsen. Tapi ini rasanya sungguh sangat menyiksa.Isi perutnya k
Lily terlihat sangat cantik dengan dress biru navy yang melekat di tubuhnya, ia berjalan berdampingan dengan Arsen yang terlihat sangat gagah dan tampan. Di ikuti oleh Mike di belakang mereka, memasuki mansion kediaman milik Grandma Marissa. Penampilan Mike sedikit diubah, agar wajahnya tersamar, hingga tak diketahui, jika ia adalah Mike Foland yang merupakan ketua dari Black Nostra. Setidaknya itulah yang masyarakat umum ketahui.Mereka langsung disambut oleh beberapa pelayan yang memang sudah menunggu kedatangan mereka. Acara sudah dimulai.Mereka berjalan memasuki ruangan dimana pesta diadakan. Ruangan sudah dipenuhi oleh para tamu undangan. Tampak beberapa pelayan sedang mondar mandir membawa nampan berisi minuman yang akan langsung disuguhkan kepada para tamu. Mereka kini jadi pusat perhatian para tamu, beberapa tamu wanita tampak memandang Arsen dengan malu-malu begitu ia melangkah melewati mereka.Dan hal tersebut membuat Lily menggigit bibirnya. Ada rasa tak suka dalam diriny
"Oh..., Tuhannn apa yang harus aku lakukan??!" Guman seorang gadis di dalam kamarnya."Aku harus memberitahu mereka!!""Ah..., tidak tidak aku takut."Ia terus bermonolog sambil mondar-mandir, tangannya saling bertautan, ia dapat merasakan keringat dingin di telapak tangannya. Pikirannya melayang pada kejadian hampir 30 menit yang lalu. Saat ia tidak sengaja mendengar seseorang sedang bercakap-cakap di telepon. Saat ia sedang berniat untuk menyimpan peralatan kebersihan di gudang belakang.Gadis itu menggelengkan kepala. "Aku harus memberitahukannya, bagaimanapun Nyonya adalah temanku." Maria mengepalkan tangannya.Ia segera bergegas keluar dari kamar dan menuju mansion utama. Namun begitu ia hendak masuk, pengawal yang berjaga di pintu mansion langsung menjegalnya."Biarkan aku masuk, aku mohon, aku harus memberitahu sesuatu pada Tuan." Seru Maria dengan serius kepada ke dua penjaga tersebut."Tuan sedang tidak ada, lagi pula pelayan biasa seperti mu tidak diijinkan masuk." Seru sala
Lily mendongak menatap orang yang sudah mendorongnya. "A-apa yang t-terjadi?"DOR…Mata Lily terbelalak saat bodyguard yang mendorongnya kini ikut tersungkur dan jatuh di sampingnya dengan darah mulai mengalir dari kepalanya. Lily memekik ketakutan.Rasa sakit di kepalanya akibat benturan dengan batu tidak ia indahkan, kini tubuhnya semakin bergetar saat Lily melihat tubuh ketiga bodyguardnya sudah tergeletak tak bernyawa.Lily hanya bisa terdiam membeku dengan kejadian yang menimpanya. Ini sangat mengerikan, bahkan ia tidak bisa melihat siapa yang menembaki bodyguard yang menjaganya.'Lily kamu tidak boleh takut!' Seru Lily dalam hati. Namun itu berbanding terbalik dengan tubuhnya, tubuhnya kian bergetar, dengan susah payah ia berusaha untuk bangkit. Bersamaan dengan itu seorang pria datang menghampirinya.Lily sempat tertegun, namun dengan cepat ia berusaha sadar dengan keadaan. "S-siapa kau?" Tanya Lily dengan terbata, bahkan ia sedikit memundurkan langkahnya menjauhi pria tersebut
DORR…Arsen dan Mike saling bertatapan saat mendengar suara letusan pistol yang tidak terlalu keras, benar dugaannya. Pistol orang yang membunuh anak buahnya dan membawa istrinya pergi telah dipasangi peredam.'Shit!!' Umpat Arsen dalam hati. Seperti kerasukan ia melesat berlari menuju sumber suara diikuti oleh Mike.Jantungnya berdebar dengan sangat kencang, mengingat istrinya sedang bersama orang gila yang berani berulah di wilayah kekuasaannya.Baru kali ini Arsen merasakan jantungnya hendak melompat dari tempatnya seperti ini. Pikirannya sudah jauh melayang entah kemana. Memikirkan hal terburuk yang akan menimpa istrinya, Lily.Seharusnya ia tak melepaskan pandangannya dari Lily, shitt! Brengsek! Bodohh!! Arsen terus memaki dirinya.Langkahnya terhenti saat melihat tubuh Lily yang bersandar di pohon. Ia melihat pria dengan pakaian pelayan sedang menodongkan pistolnya pada Lily yang sepertinya sudah pingsan karena matanya tertutup.Saat pria itu hendak melepaskan tembakannya,DORR.
Arsen melangkahkan kakinya masuk kedalam ruang penyiksaan. Terdengar suara jeritan di dalam sana. Tiga jam yang lalu Mike menghubungi Arsen, jika Esme sempat kritis setelah ke sepuluh jari tangannya di potong oleh Jeofre.Namun dokter berhasil menghentikan pendarahannya. Dan Esme sudah siuman setengah jam yang lalu. Mike dan Jeofre kembali menyiksanya.Wanita malang itu sudah terikat dengan posisi berdiri dengan tiang sebagai sanggahan tubuhnya. Arsen menatap tajam Esme yang sudah berlumuran darah di sekujur tubuhnya.Wajah Arsen teramat sangat datar. Kedatangannya di ketahui oleh anak buahnya yang langsung menghentikan cambukan untuk menyiksa Esme dan menunduk memberi hormat padanya.Dengan sisa tenanganya ia mendongakkan wajahnya menatap Arsen yang sudah berdiri di hadapannya. Esme menatap Arsen dengan penuh pengharapan, matanya sayu dengan air mata bercampur keringat dan darah.Yang dirasakan Arsen adalah emosi yang meluap teramat sangat. Namun ia tetap bersikap datar. Sungguh peng
Esme jatuh tertelungkup di atas rumput. Anak buah Arsen menyeret dan menghempaskan tubuh Esme yang masih belum sadarkan diri begitu saja di depan sebuah kandang peliharaan Arsen.Arsen berdiri dan menatap tubuh Esme yang tergeletak tak berdaya, dengan memasukkan kedua tangannya di saku celana.Waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Di mana saatnya Arsen memberi makan peliharaannya. Kali ini harimau peliharaannya lah yang mendapatkan jatah makanan segar mereka. Makanan yang masih dalam keadaan hidup. Mereka akan sangat menyukainya. Arsen menyeringai dengan seringai iblisnya.Dua ekor harimau itu tampak sangat buas dan tidak sabaran. Bahkan mereka sudah mengeram begitu melihat makanan mereka yang tergeletak di depan kandang mereka.Harimau itu menatap Esme dengan tatapan lapar. Bahkan salah satu mengeluarkan kaki depannya dan mengeluarkan cakarnya yang tajam, berusaha untuk meraih tubuh Esme dari balik jeruji besi. Sedangkan harimau yang satunya lagi tampak mondar mandir di sisi harimau
"Hmm.., .tapi..." ujar Sasha terhenti."Apa lagi? Hemm..""Itu..., itu..." ucapan Sasha masih tertahan di mulutnya, padahal hatinya lancar mengucapkannya."Katakan," ujar Mike tak sabar lagi.Sasha kembali menelan salivanya susah payah. "Dua hari yang lalu, aku menemani Nyonya untuk mengecek kandungannya, dan..." Sasha menelan salivanya lagi. Sedangkan Mike mengangkat kedua alis matanya untuk meminta Sasha melanjutkan ucapannya."Hmm..., Hehe..., hanya itu saja," Sasha menyengir lebar."Hanya itu?""Ya, hanya itu yang ingin ku katakan," jelas Sasha."Hmmm..., bagaimana kalau kita mandi bersama saja, menghemat waktu juga. Jadi setelah ini kita bisa langsung tidur," Sasha memberikan tawaran, kemudian ia menarik lengan Mike.Mike hanya mendengus, "Baiklah..., baiklah..." ucapnya seraya melepaskan pegangan tangan Sasha, kemudian Mike melepaskan pakaiannya satu persatu. Sedangkan Sasha hanya memperhatikan Mike yang mulai melepaskan pakaiannya.Lagi-lagi ia menelan salivanya, Mike begitu t
"Mario..." terdengar suara bariton memecah lamunan Charlotte.Dengan spontan Charlotte menolehkan wajahnya pada asal suara tersebut, begitupula dengan anak laki-laki yang rupanya bernama Mario tersebut."Daddy..." seru Mario seraya beranjak dari kursi dan segera berlari menghampiri seseorang yang dipanggilnya ayah tersebut.Charlotte yang mengetahui siapa kini ayah dari Mario langsung menundukan kepala sedikit untuk menghormatinya."Tuan.." seru Charlotte pelan dan sopan.Camilio tampak memperhatikan Charlotte yang kini sudah berdiri."Dad, tadi aku jatuh dan Tante itu yang mengobati lukaku," jelas Mario seraya menunjuk Charlotte kemudian menunjukkan luka di lututnya pada Camilio."Tidak besarkan lukanya?" tanya Camilio."Tidak," jawab Mario dengan cepat"Kau tidak menangis bukan?" tanya Camilio seraya menaikkan alis matanya."Tentu saja tidak Dad, kan aku kuat," jawab Mario dengan diiringi cengirannya."Bagus," kemudian Camilio kembali menatap Charlotte yang masih berdiri."Terima ka
Acara pernikahan Mike dan Sasha masih berlangsung. Kini hanya tinggal acara ramah tamah saja dan makan bersama. Sedangkan acara puncaknya sudah di lewati.Semua orang tampak asik mengobrol dengan satu sama lainnya. Entah apa yang diperbincangkan. Tidak banyak memang tamu undangan yang datang, karena acara ini bersifat tertutup dan rahasia karena mengingat siapa Mike dan Sasha.Tampak Tuan dan Nyonya Lazcano sedang berbicara dengan para tamu, pengantin yang sedang berbincang dengan para tamu pula. Bahkan Maria dan Alonzo sedang menikmati makanan mereka.Charlotte menghembuskan napas panjang. Jika ia bukan perawat pribadi Lily ia tak mungkin diijinkan hadir dalam acara ini. Sama seperti pelayan yang lainnya. Yang tak bertugas di acara ini maka tak boleh masuk atau sekedar melihatnya.Charlotte sangat senang, namun ia sedikit bosan karena hanya sendirian berada di sini tanpa teman untuk mengobrol. Lily dan Maria sedang sibuk dengan dunianya.Protes?? Tak mungkin, siapa dirinya? Lebih bai
Sasha dan Yuri berjalan keluar kamar perlahan-lahan menuju tempat di mana acara pernikahan dilangsungkan.Semua tamu yang hadir langsung bangkit berdiri melihat Sasha dan Yuri telah tiba di depan pintu masuk ruangan.Sasha mulai resah melihat semua yang hadir berdiri dan mengarahkan pandangan matanya kepadanya.Tangan Sasha agak gemetar dalam genggaman tangan Yuri dan ia sedikit menundukkan mukanya. Yuri menepuk-nepuk tangan Sasha yang ada dalam kaitan lengan kirinya dan berbisik "Tenanglah. Lihat ke depan! Mike sudah menunggumu. Tersenyumlah!"Sasha mengangkat pandangan matanya dan melihat Mike telah berdiri di depan altar sedang memandang Sasha dan Yuri. Mike kelihatan sangat gagah dan begitu tampan dalam balutan setelah celana panjang dan tuxedo putih.'Handsome.'seru Sasha dalam hati. Mike tersenyum melihat penampilan Sasha saat ini. Begitu sangat berbeda.Mike pernah melihat Sasha berhias memakai gaun pesta berwarna merah saat hendak menjebak Leonid. Tapi kali ini Sasha kelihata
Tampak kesibukan terlihat diantara para pelayan dibawah perintah Paman Albert di pagi hari. Mereka sudah mempersiapkan beberapa roti, teh dan kopi untuk sarapan para tamu di tempat jamuan dan di ruang makan.Paman Albert mengantar sarapan pagi Arsen, Lily dan Marissa di kamar mereka masing-masing. Tidak lupa segelas susu ibu hamil tersedia di sarapan pagi Lily. Sasha dan Mike pun mendapatkan sarapan mereka di kamar, sebelum Eleanor datang untuk merias Sasha.Paman Albert dan para pelayan masih berkutat di tempat untuk menyediakan hidangan jamuan pesta pernikahan di siang hari.Selesai mandi, Lily menyiapkan kemeja, dasi dan tuxedo hitam untuk Arsen. Selanjutnya Lily segera mematut wajah dan rambutnya di meja rias. Lily mengenakan dress panjang berbahan sutera dengan warna broken white dengan hiasan bunga-bunga biru, pink dan emas pada bagian bawah, dada dan bagian bawah lengannya.Dress tersebut longgar di bagian perut sehingga perut Lily yang mulai membuncit benar-benar tampak. Lil
Besok adalah hari dimana Mike dan Sasha mengucap janji mereka. Dan saat ini semua anggota keluarga sedang berkumpul di dalam mansion untuk membicarakan acara yang akan berlangsung esok tersebut.Lain halnya dengan Maria dan Alonzo. Sore tadi Alonzo meminta Maria untuk menunggunya di tempat biasa malam ini. Beberapa hari ini memang mereka berdua tidak bertemu di tempat ini, karena sangat sibuk untuk mempersiapkan pernikahan Mike dan Sasha.Maria sedikit lega, karena kini hubungannya dengan Alonzo sudah direstui oleh Marissa. Hingga bertemu dengan Alonzo seperti ini saat beberapa pelayan masih berlalu-lalang tidak membuatnya merasa malu lagi.Alonzo sudah datang lebih dahulu, ia tampak sudah duduk di tempat biasa mereka bertemu. Begitu melihat dirinya Alonzo tersenyum dari kejauhan dan tentu saja di balas kembali oleh Maria dengan sebuah senyuman andalan milikinya.Maria tampak berkerut karena melihat sebuah bungkusan di samping Alonzo. Hatinya tampak bertanya-tanya, apa yang di bawa ol
Mereka berkumpul di ruang keluarga. Kini Arsen dan Mike ikut bergabung, namun tidak dengan Alonzo, ia kembali berjaga dan ikut mengawasi para pelayan yang mempersiapkan pernikahan Mike dan Sasha."Aku masih tidak menyangka kita akan bertemu lagi dan bahkan kita akan menjadi besan," ujar Marissa.Yuri tersenyum penuh arti pada Marissa. "Demikian denganku," jawab Yuri."Rupanya masa kita sudah lewat dan telah digantikan dengan penerus-penerus kita. Semua terasa seperti baru saja kemarin terjadi," Marissa memejamkan matanya mengingat semua yang sudah ia lewati bertahun-tahun yang lalu."Ya, semua ada masanya. Bahkan kita tak tahu sampai kapan kita masih bisa menghirup udara di dunia ini," ujar Yuri."Kau benar Yuri. Aku pun sedang menanti panggilan Tuhan untuk menemani David, dan aku merasa umurku mungkin tidak lama lagi," ujar Marissa seraya menatap dalam Yuri ada kesedihan di dalamnya, namun ia begitu tegar dan siap untuk menghadapinya.Marissa memang wanita yang kuat, maka dari itu ia
Dua hari lagi acara pernikahan Mike dan Sasha akan di laksanakan. Meskipun tertutup dari dunia luar, namun suasana mansion sudah nampak terlihat sibuk.Beberapa pelayan tampak mondar-mandir menyiapkan dekorasi di tempat akan dilaksanakannya pernikahan Mike dan Sasha.Pernikahan dilaksanakan di samping mansion di dekat taman. Pelayan mansion sudah membersihkan halaman dengan menyingkirkan salju dari sana, dan memasang tenda kecil.Tamu undanganpum tidak banyak, tamu dari luar dapat dipastikan tidak lebih dari 20 orang, meningat pernikahan ini harus tersembunyi dan tertutup. Sisanya anak buah Black Nostra dan Yuri.Tidak ada satupun anggota Five Familia yang diundang. Mengingat apa yang sudah menimpa Mike dan Sasha membuat penjagaan harus diperketat. Karena sampai saat ini dalang dibalik penculikan Mike dan penyerangan Dante di Vietnam belum terungkap.Musuh Black Nostra saat ini sangat lihai, mereka bersembunyi dan mengendalikan kelompok-kelompok kecil. Bahkan bisa memperdaya kelompok
Eleanor mengajak Sasha untuk memilih gaun pengantin. Eleanor membawa sekitar 8 baju pengantin terbaik yang akan di coba oleh Sasha.Mulai dari model Ball Gown yang memiliki detail rok yang terlihat mekar sehingga dapat menutupi bagian pinggul serta paha.Kemudian model A-Line Dress yang bervolume dari bagian pinggang ke bawah. Ada juga model Mermaid Dress, gaun berbentuk mermaid atau puteri duyung ini dapat mempertegas lekuk bentuk tubuh.Kemudian Sheath Dress sebuah gaun berdetail rok lurus ditengah betis, atau bisa juga lebih pendek.Dan terakhir model Empire Waist, gaun dengan potongan yang tepat di bawah dada ini pas dikenakan untuk tubuh yang petite, dapat membuat tubuh yang mungil terkesan lebih tinggi.Setelah melewati perdebatan panjang panjang, akhirnya pilihan jatuh pada gaun dengan model mermaid berbahan lace. Model tersebut sangat cocok ditubuh Sasha.Meski gaun pengantin model mermaid ini yang membungkus ketat tubuh Sasha. Gaun ini menyempit pada bagian pinggang dan pin