POV Naya5 bulan kemudian ....Alhamdulillah, aku sangat bersyukur karena telah diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk melahirkan dua bayi kembar secara normal. Meskipun, aku harus melewati proses melahirkan yang tak mudah. Apalagi, ini adalah kali pertama aku melahirkan.Jangan tanya bagaimana rasanya melahirkan, yang pasti luar biasa sangat nikmat. Mungkin, itu salah satu alasan mengapa wanita lebih diistimewakan oleh Tuhan. Andai para kaum pria tahu bagaimana sakitnya melahirkan, apakah mereka masih mau menyakiti hati seorang wanita?Untungnya, aku memiliki suami super sabar seperti Mas Sony. Ia dengan setia menemaniku tanpa lelah, saat diri ini merasakan kontraksi yang luar biasa sakitnya hampir semalaman. Mas Sony selalu ada di sampingku, memberikan semangat, dukungan, dan juga menguatkan aku.Rasa mulas di perut dan rasa nyeri dibagian intim sungguh luar biasa nikmatnya. Bahkan aku tak bisa berkata-kata, hanya tangis yang mewakili rasa sakit yang aku rasakan sebelum akhirnya mela
Dan hari yang kami tunggu-tunggu pun tiba. Hari ini, acara syukuran kelahiran Adam dan Aisyah akan segera dimulai. Kami mengundang banyak tamu, mulai dari kerabat, teman dan juga karyawan-karyawan di perusahaan Mas Sony yang sudah kami anggap sebagai saudara.Sedari pagi, seisi rumah ini sedang sibuk mempersiapkan acara syukuran ini, yang akan di buka dengan acara pengajian yang dipimpin oleh Pak Ustadz yang sengaja kami undang. Ayah dan Kak Keyla juga Mas Bayu sudah hadir sedari pagi untuk ikut membantu mempersiapkan acara ini."Selamat ya, Nay, ya ampyuuuun gemes banget deh. Anak Lo cakep-cakep kayak emak bapaknya," ucap Siska, yang datang bersama Aska dan anak mereka. Siska sedang memandang kedua bayiku yang aku tidurkan di dalam box bayi."Terima kasih ya, Sis. Alhamdulillah, gue seneng Lo bisa datang," kataku."Iya dong, pasti gue dateng lah. Lo kayak gak tau gue aja. Gue kan temen yang paling setia. Dari empat bulanan, sampai tujuh bulanan, dan bahkan Lo lahiran pun gue hadir. K
POV AuthorSuasana kantor milik Sony terdengar riuh dijam istirahat. Para karyawan sedang sibuk membahas tentang undangan acara syukuran kelahiran anak dari boss mereka. Siapa lagi kalau bukan Sony? Karena semua karyawan di perusahaan itu diundang tanpa terkecuali, seperti perayaan pesta pernikahan Sony dan Naya waktu itu.Kenzie sendiri hanya berdiri mematung, saat melihat undangan acara syukuran kelahiran bayi Sony dan juga Naya untuk dirinya. Semua karyawan terlihat bahagia karena mendapat undangan dari boss mereka. Tapi tidak dengan Kenzie. Ia merasa sedih, karena benar ternyata Naya telah memiliki anak dari Sony. Bahkan, anak mereka kembar.Kenzie sedih bukan karena kebahagiaan Naya, tapi, ia sedih karena kenyataan bahwa dirinya mandul seolah benar adanya. Ingin periksa pun, Kenzie takut."Ken, besok mau datang ke acara syukuran kelahiran anak Pak Sony gak? Kalau datang, kita berangkat bareng-bareng saja dengan teman-teman bagian cleaning servis. Seperti waktu itu, pas kita datan
"Bagaimana keadaan Anggun, Pa?" tanya Kenzie pada Pak Abu."Seperti yang kamu lihat, Anggun masih banyak diam. Tapi sekarang sudah lebih baik, kadang mau bicara meskipun cuma sepatah dua patah kata. Itu saja sudah membuat kami senang. Setidaknya, sudah ada sedikit perubahan," jawab Pak Abu."Iya, Pa. Semoga Anggun segera pulih dan kembali sehat," ucap Kenzie tulus.Semua yang ada di ruangan pun, mengaminkan ucapan Kenzie.Melihat keadaan Anggun, Kenzie benar-benar merasa iba. Ia tak hanya kasihan pada Anggun, tapi juga pada kedua anaknya. Sudahlah tak ada Ayah yang menyayangi mereka, kini ibunya pun jiwanya sedang berkelana. Raganya ada, tapi jiwanya entah kemana."Oh, ya, Ken. Hari ini kan, ada acara syukuran di rumah Bu Maysaroh. Apa kamu gak di undang?" tanya Bu Hanin."Iya, Ma, kami diundang kok. Rencananya, habis pulang dari sini, kami mau mampir kesana," jawab Kenzie."Baguslah. Kami juga sebenarnya diundang juga, tapi, kami gak bisa hadir. Kamu tahukan kondisi Anggun, kami gak
POV NayaSatu tahun kemudian ....Adam dan Aisyah kini sudah berusia satu tahun dan sedang bertumbuh kembang, dan sedang aktif-aktifnya. Aku sedikit kerepotan karena mengurus anak kembar bukanlah pekerjaan yang mudah. Meskipun sudah dibantu Ibu dan juga baby sitter yang membantuku, tapi tetap saja terasa lelah.Dan lebih parahnya, berat badanku semakin hari semakin bertambah. Bahkan kini sudah mencapai diangka 70 kg. Angka yang cukup tinggi bukan? Karena dulu, berat badanku hanya sekitar 55 kg saja, sesuai dengan bentuk tubuhku dengan tinggi 165 cm. Dengan berat badan yang cukup gemuk seperti ini, sedikit menyulitkanku untuk bergerak bebas. Hampir semua baju yang aku miliki pun sudah tak ada yang muat Lagi.Berat badanku yang naik cukup drastis ini, karena porsi makan ku yang cukup banyak dan tak terkontrol. Mungkin karena efek aku memberikan asi eksklusif untuk kedua bayi kembarku. Setelah selesai menyusui kedua bayi kembarku, aku selalu merasa lapar. Begitupun seterusnya, hingga tak
"Kamu mau kemana, Mas?" tanyaku pada Mas Sony."Mau kerja lah, Nay. Memang kenapa? Pertanyaan kamu aneh banget?""Hmm ... gak papa, Mas. Aku kan cuma bertanya," kataku."Kamu lagi dapet ya? Kok bawaannya manyun ... aja. Bikin gemes, untung udah siang. Kalau malam, awas aja, gak aku beri ampun," ucap Mas Sony yang seketika membuat wajahku memerah karena malu."Apaan sih, Mas.""Ya kamu, pagi-pagi udah mancing-mancing aja.""Mancing apaan? Kamu aja yang mikirnya aneh-aneh, Mas.""Iya, iya. Oh ya, Nay, besok aku mau ke luar kota. Aku mau memantau kantor cabang di sana. sekaligus rapat dengan para dewan direksi juga," jelas Mas Sony."Aku ikut, Mas," kataku."Hah! Kamu yakin, Nay? Tumben banget mau ikut aku ke luar kota?""Memang kenapa, Mas? Gak boleh?""Boleh sih, Nay. Aku ngerasa aneh aja, tiba-tiba kamu mau ikut ke luar kota. Biasanya juga gak pernah," jawab Mas Sony."Aku bosan di rumah terus, Mas. Aku juga pengen jalan-jalan sekalian liburan," kataku."Tapi aku kan di sana niatnya
"Maaf, Mas, aku lupa," jawabku sambil tertunduk malu. Entah bagaimana bentuk wajahku saat ini, pastilah sudah berwarna merah seperti kepiting rebus. Untuk menatap wajah Mas Sony saja aku tak sanggup, mau ditaruh dimana muka ini?"Kamu lucu banget sih, Nay. Aku tahu kamu jadi posesif begini karena keseringan nonton film yang lagi viral itu kan?" tanya Mas Sony sambil mengacak rambutku pelan. Setelahnya, ia memegang kedua pipiku dan mencium keningku lembut."Kok kamu tahu, Mas?" tanyaku bingung. Karena selama ini, aku sering menonton film itu saat Mas Sony sedang tak berada di rumah, alias bekerja."Tahu dong, karena bukan cuma aku suami yang jadi korban film itu. Seisi kantor terutama para pria lagi pada dilema karena efek film itu, mereka semua jadi dicurigai istrinya masing-masing. Seperti itu sih, curhatan para karyawan aku. Aku pikir, kamu gak ikut-ikutan, tapi ternyata sama aja," jawab Mas Sony terkekeh.Aku semakin menunduk malu dan tersenyum. Aku merutuki kebodohanku yang terlal
"Sudah siap belum, Nay?" tanya Ibu, yang kini sudah berada di pintu kamarku."Lagi nunggu Mas Sony mandi sebentar, Bu. Ini aku lagi gantiin baju Adam sama Aisyah," jawabku."Oke, Ibu tunggu di depan ya? Zahra dari tadi ngomel terus tuh, gak sabar banget dia," ujar Ibu sambil terkekeh. Lalu pergi ke depan. Aku ikut terkekeh mendengar perkataan Ibu. Dari semalam, Zahra memang terlihat antusias untuk pergi liburan hari ini.Hari yang kami tunggu-tunggu pun akhirnya tiba. Kami sekeluarga berencana untuk berlibur ke salah satu pantai wisata di kota ini. Kami sengaja memilih pergi ke pantai sesuai dengan permintaan Zahra. Kami juga sengaja akan mengunjungi pantai yang dekat di kota ini. Mengingat reportnya membawa 2 balita yang sedang dalam masa aktif.Apalagi bobot tubuh Adam dan Aisyah yang kini bertambah gemuk dan berat. Aku sudah tidak sanggup untuk menggendong mereka secara bersamaan. Meskipun begitu, aku sangat senang melihat tubuh gemuk dan juga gempal mereka yang bagiku terlihat san