Share

Satu

Author: Love Queen
last update Last Updated: 2022-04-30 00:23:05

Odelia tak henti-hentinya mengumpat bahkan menggerutu. Itu semua akibat pak Angga yang mengusirnya di kelas padahal dia yang hanya telat 1 menit 35 detik saja. Sungguh tak ada kata toleransi di hidup dosen itu.

"Sialan, tuh dosen," umpat Odelia yang kesekian kalinya hingga membuat sahabat karibnya memutar bola mata malas mendengar umpatan Odelia.

"Ya udah, sih, terima aja nasib lo."

Odelia melirik sinis pada Ify yang dengan mudahnya mengatakan padanya untuk menerima nasib. Apa-apaan ini? Dari semester 1 sampai 4, senyum adalah senjata yang dia gunakan untuk membuat dosen mengizinkannya masuk kelas jika terlambat. Namun pak Angga, satu-satunya dosen yang tidak terpikat padahal kata orang-orang senyumnya itu bagai magnet yang dapat menarik perhatian semua orang.

"Gue gak terima dipermalukan di depan kelas, mana tuh dosen bilang kalau senyum gue jelek kayak muka gue dan parahnya dia sama sekali gak terpanah sama senyum gue," cerocos Odelia.

"Ambil hikmahnya aja, gak semua cowok yang terpanah lihat senyum lo, buktinya pak Angga bilang kalau senyum lo itu jelek."

Ify malah memperkeruh suasana, hal itu semakin membuat Odelia kesal mendengar fakta bahwa tak semua laki-laki yang terpanah melihat senyumnya. Hei, sejak Odelia SMP sampai duduk di bangku perkuliahan, tak ada satu pun yang tak terpesona dengan senyumnya yang begitu menawan.

"Gue bakal buat dosen itu jatuh cinta sama gue, gue bakal buat omongannya tadi malah jadi bumerang," ucap Odelia menggebu-gebu. Dia benar-benar tak terima dikatai jelek oleh pak Angga—dosen killer di fakultas Hukum.

"Dengan cara?" Ify bertanya, sahabat Odelia sejak kecil itu wanti-wanti kala mendengar ucapan menggebu-gebu dari Odelia. Ify mengenal Odelia, gadis 19 tahun itu orang yang nekat dengan ide-ide gila yang membuat Ify berkali-kali harus menepuk jidat. Bahkan mungkin Ify juga terlibat di dalamnya.

"Liat aja nanti, bakal gue balas."

"Jangan macam-macam sama pak Angga kalau lo mau tenang di kampus, pak Angga itu terkenal kejam sama mahasiswa yang suka main-main sama dia," peringat Ify.

"Enggak macam-macam, cuma satu macam," ujar Odelia diiringi dengan tawa jahat miliknya.

***

"Nolan," panggil Odelia. Setelah tadi makan di kantin, Odelia kembali ke kelasnya.

Kelasnya sangat berisik ketika dia sampai, semua penghuninya tengah saling bertanya perihal tugas yang diberikan oleh pak Angga.

"Kenapa?" Nolan—ketua komisariat kelas HK-1— menghampirinya.

"Ada tugas?"

"Ada. Lo gak diijinkan ngerjain tugas ini, karena di absen lo alpa," jelas Nolan.

"Serius?"

Nolan mengangguk sebagai jawaban. Dia menerima kertas yang disodorkan Ify.

Melihat Ify yang memberikan kertas pada Nolan, Odelia mengernyit heran.

"Kok curang, lo ngerjain tugas, sedangkan gue gak."

"Nasib lo emang udah gitu, mau diapa lagi?"

Sialan. Odelia rasanya ingin mengumpat pada Ify sekarang juga.

Tapi, teringat dengan perkataan Nolan barusan yang katanya dia akan menyusul, membuat Odelia tersenyum senang. Bukankah ini kesempatan?

"Terus nilai gue gimana, anjir?"

Nolan mengangkat bahunya, tanda tak tahu. P

"Gak tahu, pak Angga gak bilang apa-apa."

Nolan pun berniat meninggalkan Odelia, tapi dengan cepat Odelia mencegahnya.

"Lo mau kemana?"

"Bawain ini ke ruangan pak Angga," jawab Nolan.

"Gue aja."

Tanpa persetujuan dari Nolan, gadis iry langsung mengambil ketas kumpulan tugas teman sekelasnya dan berlalu menuju ruangan pak Angga.

***

Angga menggeram kesal lantaran senyum mahasiswi bernama Odelia Anastasya Gavrila terus saja terngiang-ngiang di kepalanya. Ternyata rumor yang beredar di kalangan dosen-dosen tentang mahasiswi dengan senyum ajaibnya itu benar. Angga tadi hampir saja mengizinkan Odelia masuk kelas jika dia tidak membentengi dirinya.

Dewangga Baskara Putra. Dosen muda berusia 29 tahun yang sama sekali belum memiliki pasangan hidup. Prinsipnya 'Tak ada kata toleransi untuk mahasiswa yang lambat'. Setiap mahasiswa yang lambat masuk di kelasnya, jangan harap Angga akan mengizinkan mereka masuk sekalipun dia anak rektor.

Semua mengenal Angga, dosen killer, iblis tugas. Angga mendapat julukan di kampus dengan julukan iblis tugas. Bagaimana tidak, Angga tak pernah main-main memberikan mahasiswanya tugas. Katanya hanya satu, supaya mahasiswa belajar juga di rumah. Dengan adanya tugas, secara tidak langsung mahasiswanya belajar tanpa mereka sadari.

Pintu ruangannya diketuk, Angga yang tadinya menenggelamkan wajahnya di meja pun mendongak. Dengan sedikit berteriak, Angga menyuruh untuk masuk.

"Siang, Pak."

Sapaan itu tak dijawab Angga, tapi dia menatap tajam pada mahasiswi yang ada di depannya. Mahasiswi yang tak lain adalah Odelia itu tersenyum manis.

"Masuk gak ngucapin salam, kamu kira ini kandang kambing," omel Angga.

"Eh!"

Ini memang kebiasaan Odelia, jarang mengucapkan salam.

"Mau apa kemari?"

"Saya mau kasih lembar tugas sama, Bapak."

Lembar tugas? Ya tadi, sebelum keluar kelas Odelia, dia memberikan tugas yang harus dikerjakan dan dikumpul hari ini ini juga. Tapi, dia menyuruh ketua komisariat kelas bukan Odelia.

"Saya nyuruh komsat yang bawa tugasnya, kenapa jadi kamu yang bawa?" Tanya Angga. Dia tahu, kalau gadis yang ada di ruangannya ini bukanlah ketua komisariat kelas.

Sedangkan Odelia kini sibuk mencari berbagai macam alasan. Tidak mungkin kan dia mengatakan tujuannya membawa tugas teman-temannya karena ingin balas dendam dengan dosen itu? Membawa tugasnya sendiri saja ke dosen dia sudah malas, apalagi harus membawa tugas teman-temannya. Ini semua demi balas dendamnya.

"Kenapa cuma diam? Punya mulut kan?"

Sumpah, demi apa pun, mulut dosen yang satu ini benar-benar pedas. Odelia belum pernah menghadapi dosen killer seperti Angga.

"Lagian kamu juga gak ngerjain tugas kan? Kontrak kuliahnya, jika terlambat masuk kelas maka tidak bisa mengikuti kelas hari itu, juga tidak bisa mengerjakan tugas hari itu. Kamu saya anggap alpa dan gak ada nilai hari ini."

What the fuck? Odelia rasanya ingin meraup wajah Angga untuk mengutarakan kekesalannya. Dia yang berencana untuk membuat dosen itu bertekuk lutut padanya malah dibuat kesal.

"Keluar, saya gak mau terima tugas kelasmu kalau bukan komsat yang bawa," usir Angga.

"Tapi Pak, saya kan sudah di sini. Komsat kelas saya juga lagi sibuk."

"Sibuk ngapain? Dia harusnya tahu kalau itu kewajiban dia. Keluar dari ruangan saya, saya tidak suka melihat mahasiswa yang membantah seperti kamu."

Sial. Dengan perasaan dongkol, Odelia keluar dari ruangan Angga.

"Sialan, tuh dosen, gue malah diusir. Gue sumpahin gak nikah-nikah," sungut gadis itu masih di depan ruangan Angga, alhasil Angga yang ada di dalam dapat mendengarnya.

"Saya dengar Odelia Anastasya Gavrila, jangan harap nilai kamu aman di mata kuliah saya," teriak Angga di ruangannya.

Odelia mengepalkan tangannya. Baiklah, ini masih awal, biasanya awal itu selalu gagal, besok-besok Odelia yakin, dia tidak akan gagal membuat dosen itu terpesona padanya.

"Habis lo kalo udah suka sama gue," cicit Odelia sembari meninggalkan ruangan Angga.

***

Ify tak henti-hentinya tertawa kala mendengar cerita Odelia perihal dia yang diusir dari ruangan Angga. Perut gadis itu bahkan sampai sakit lantaran menertawakan Odelia, bukan hanya itu, air mata Ify sampai keluar dari sudut matanya.

"Ketawa aja terus sampai mampus," gerutu Odelia mendelik tajam pada Ify.

"Sumpah yah, hari ini tuh, hari tersial lo," ujar Ify.

Benar kata Ify, hari ini adalah hari tersialnya. Pertama, dia terlambat sebenarnya sengaja terlambat karena masuk kuliah kalau saja mamanya tidak memaksa. Kedua, dimarahi dan dimaki-maki oleh Angga di depan teman-teman kelasnya kemudian tak diizinkan masuk kelas. Ketiga, yang paling terakhir dan paling menyebalkan, diusir di ruangan dosen itu secara terang-terangan.

"Tuh dosen jual mahal banget. Gue yakin, dia itu sebenarnya terpesona sama gue, cuma diam-diam. Awas aja tuh dosen," ucap Odelia menggebu-gebu mengeluarkan kekesalannya.

"Terima aja sih, nasib lo hari ini. Semua akan indah pada waktunya bestie."

"Sialan, gimana bisa diterima? Mana hari ini gue dianggap alpa plus gak ada nilai hari ini lagi."

"Semua akan indah pada waktunya," kata Ify sambil melanjutkan tawanya.

***

Hayoloh....

Masih awal ini mah

Selamat membaca

Mungkin ini Romance-komedi, tapi komedian mungkin gak terlalu dapat. Semoga suka, ya?

bye bye

Related chapters

  • Abang Dosen   Dua

    Odelia menguap berkali-kali lantaran datang ke kampus pukul 6 pagi di saat belum ada siapa-siapa di kampus selain satpam kampus juga cleaning servis.Saat ini, gadis itu tengah berada di parkiran khusus dosen. Kalau ditanya untuk apa, sudah pasti jawabannya untuk menunggu Angga dan membalaskan dendamnya. Jual mahal sekali dosen itu, menolaknya mentah-mentah, bahkan sama sekali tak tertarik dengan senyum menawannya. Hei, ini tak bisa dibiarkan, harga dirinya diinjak-injak oleh dosen killer itu.Waktu telah menunjukkan pukul 7 lewat 15 menit, satu per satu dosen datang silih berganti, tetapi Odelia sama sekali belum melihat kedatangan dosen killer yang satu itu. Kenapa lama sekali? Odelia benar-benar bosan menunggu, bahkan dia mengantuk menunggu kedatangan Angga."Tuh dosen jangan-jangan hari ini gak ada kelas, makanya gak datang-datang," gumam Odelia.Odelia berdecak kesal, sepertinya sia-sia saja dia duduk di sini sejak pukul 6 pagi, tapi orang yang dia tunggu-tunggu malah tak datang.

    Last Updated : 2022-05-01
  • Abang Dosen   Tiga

    "Nyapu yang benar," tegur Sena membuat Odelia menggeram kesal.Waktu telah menunjukkan pukul 6 pagi, tapi pekerjaannya masih belum selesai. Seandainya kemarin dia tak pulang tengah malam, dia tak akan mendapatkan hukuman membersihkan rumah seminggu.Baru pagi ini dia menjalankan hukuman, tapi Odelia sudah merasakan lelah."Mama, cepak," keluh Odelia. Dia sudah menyapu lantai dua, yang terdapat ruang keluarga, perpustakaan pribadi, juga mushala. Kamarnya pun sudah dia bersihkan, kecuali kamar kedua orang tuanya.Gadis itu bahkan bangun pukul 5, lebih awal dari biasanya. Selepas menunaikan ibadah sholat subuh, dia langsung menjalankan hukumannya, membersihkan rumah. Dan sampai pukul 6 pagi pun, pekerjaannya belum selesai. Sisa lantai satu, dia akan membersihkan dua kamar tamu, ruang tamu, ruang kerja papanya, ruang tengah, juga dapur. Oh, astaga, dia juga akan membersihkan dua kamar mandi yang berada di dekat dapur. Gadis itu bahkan baru selesai membersihkan ruang tamu dan ruang tengah.

    Last Updated : 2022-05-05
  • Abang Dosen   Empat

    Odelia tersenyum lebar merasa bangga karena telah mendapatkan nomor ponsel Angga. Layar ponsel sejak tadi menyala, yang kini tengah terbuka room chat. Gadis itu ingin mengirimkan pesan pada Angga, tapi bingung ingin mengirimkan pesan seperti apa pada Angga. Dia tak bisa langsung ke intinya, yang ada Angga tak akan mau meladeni pesannya.Bertanya perihal materi besok? Yang ada nanti dosen killer itu tak akan membalas pesannya, itu yang sempat Ify katakan padanya jika ingin mengirim pesan pada Angga.Odelia :Pak AnggaPak AnggaPak AnggaPak AnggaPak AnggaSementara di seberang sana, Angga yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya memeriksa tugas mahasiswa, mengernyit mendengar notifikasi di ponselnya yang bertubi-tubi. Siapa yang mengirimkan dia pesan malam-malam seperti ini? Kalau itu mahasiswinya, Angga akan memarahinya.Kening pria itu masih mengernyit saat melihat pesan masuk dengan nomor yang sama sebanyak lima kali dan isinya sama semua.Angga pun penasaran, mulai membuka profi

    Last Updated : 2022-05-05
  • Abang Dosen   Lima

    Ketika ruangannya diketuk, Angga segera menegakkan badannya. Dosen itu tahu siapa yang kini mengetuk pintu ruangannya, karena dia baru saja memanggil orang itu. Sebelum Angga menyuruh orang di luar itu masuk, dia merapikan penampilan yang cukup berantakan, juga merapikan mejanya yang penuh dengan kertas-kertas resume mahasiswa-mahasiswinya yang sama sekali belum dia periksa sejak empat hari yang lalu.Pria itu tak bisa melakukan apapun jika tak mengetahui di mana keberadaan Odelia. Ya, sudah empat hari dia tak melihat Odelia, bertanya dengan teman-teman sekelas Odelia pun dia gengsi dan satu-satunya orang yang bisa dia tanyakan adalah Ify—sahabat Odelia—dan Ify saat ini sedang berada di luar. Angga tahu mereka bersahabat dari cerita dosen-dosen di kampus.Angga berdeham lalu menyuruh Ify untuk masuk."Masuk.""Permisi, Pak."Sedangkan Ify, dia benar-benar tak tahu kenapa bisa dia dipanggil oleh pak Angga. Kalau dia Odelia, dapat dipastikan anak itu akan senang karena Angga memanggilny

    Last Updated : 2022-05-05
  • Abang Dosen   Enam

    Odelia mengerling jail, menggoda Angga. Senyum jail gadis itu sama sekali tak luntur sejak Angga masuk hingga Angga duduk di ruang rawatnya. Sedangkan Angga, dia tak berkutik apalagi mengeluarkan suara lantaran di ruangan ini juga ada kedua orang tua Odelia."Pak, kangen banget yah sama saya sampai-sampai gak nanya saya ada di mana? Ditelpon juga gak diangkat-angkat."Angga tak menjawab pertanyaan menggoda dari Odelia, itu semua karena orang tua Odelia. Dia tadi sudah berkenalan dengan orang tua Odelia, dan ternyata ayah gadis itu mengenalnya karena bekerja di perusahaan ayahnya."Lia, jangan digodain pak Angga-nya," tegur Sena.Sontak gelak tawa Odelia pun terdengar dan kali ini benar-benar menyebalkan, Angga rasanya ingin meraup wajah Odelia dengan kedua telapak tangannya yang besar."Maafin Odelia, yah, Pak. Dia emang kayak gitu, pintar godain orang," ucap Sena merasa bersalah.Angga tersenyum kikuk. Tadi saat dia sampai di rumah Odelia, yang dia dapatkan rumah itu kosong, lampu ru

    Last Updated : 2022-05-05
  • Abang Dosen   Tujuh

    "Ah, maksud saya, izinkan saya menjaga Odelia malam ini di rumah sakit. Bapak dan Ibu pulang istirahat," ralat Angga membuat bibir Odelia mengerucut sebal.Odelia sudah melayang tadi mendengar perkataan Angga yang akan menjaganya, tapi ternyata dosennya itu meralat perkataannya. Oh, atau lebih tepat memperbaiki perkataannya.Sedangkan Angga, sejak tadi jantungnya tak berhenti berdetak kencang, apalagi mengingat perkataannya tadi. Makanya secepat mungkin dia meralat. Angga pun tak tahu kenapa dia berkata-kata seperti itu, bahkan secara tiba-tiba tanpa berpikir lebih dulu."Boleh kok, Pak. Pak Angga mau jagain saya, 'kan? Jagain seumur hidup juga boleh," kata Odelia.Sekalipun Angga meralat perkataannya, Odelia tak ingin kehilangan kesempatan ini. Kapan lagi coba, dosen killer sekaligus dosen yang sama sekali tak terpanah melihat senyumnya bisa menjaganya di sini, mereka akan berada di satu ruangan yang sama semalam."Mau macam-macam, 'kan, kamu sama pak Angga?" tuduh Sena membuat Odeli

    Last Updated : 2022-05-06
  • Abang Dosen   Delapan

    "Morning, Pak Angga," sapa Odelia.Sementara Angga, bukannya membalas sapaannya tapi malah mengernyit kala melihat keberadaan Odelia. Bukankah gadis itu baru saja pulang kemarin sore dari rumah sakit? Tapi dia sudah masuk kuliah bahkan dengan cerianya menyapa Angga."Kamu kok udah masuk?"Odelia menggaruk kepalanya, berusaha mencari alasan yang tepat. Dia tak mungkin mengatakan pada Angga alasannya masuk kampus karena ingin cepat-cepat membuat dosennya ini terpesona padanya padahal dia masih masa pemulihan."Balas dulu sapaan saya, Pak." Alhasil, gadis itu meminta Angga membalas sapaannya, daripadanya harus menjawab pertanyaan Angga."Hmm, pagi.""Duh, manis banget sih, Pak, bikin saya meleyot," ungkap Odelia. "Awali pagi dengan yang manis-manis, contohnya lihat senyum saya, Pak. Makanya kalau ketemu saya jangan judes-judes, Pak.""Kamu kalau ketemu saya bisanya cuma gombal mulu," ujar Angga menggeleng pelan."Kenapa, Pak? Udah mulai suka sama saya?" Tanya Odelia dengan mata berbinar.

    Last Updated : 2022-05-07
  • Abang Dosen   Sembilan

    Caffe Americano dengan tulisan Starbucks ada di genggaman Odelia, gadis itu melangkah dengan riang menuju ruangan Angga. Siang pukul 1 seperti ini, biasanya orang-orang akan merasakan mengantuk, maka dari itu Odelia berinisiatif membelikan Angga kopi.Oh, bukan tanpa alasan, tentu saja dia ingin membuat Angga bisa terpanah melihat senyumnya. Gadis itu bukan hanya pintar menggoda, tapi juga sangat licik. Tapi tak terlalu licik, hahaha.Odelia mengetuk pintu ruangan Angga, dari sela-sela gorden jendela ruangan Angga, dia padat melihat Angga di tengah sibuk dengan laptopnya. Sudah pasti Angga sibuk, apalagi Angga yang baru saja menjabat sebagai sekretaris jurusan, pastinya Angga memiliki banyak kesibukan. Mulai dari merapikan arsip KRS mahasiswa, membuatkan undangan seminar proposal untuk mahasiswa semester akhir, membuat surat rekomendasi penelitian, dan masih banyak lagi."Masuk."Suara Angga yang menginterupsi masuk, membuat Odelia tersenyum lebar. Gadis itu berdeham pelan, merapikan

    Last Updated : 2022-05-08

Latest chapter

  • Abang Dosen   Dua Puluh Lima

    Gadis yang usianya dua puluh tahun itu menggigit kecil bibir bawahnya lantaran begitu gugup karena akan bertemu dengan Angga. Odelia malu bertemu dengan Angga, kala mengingat apa saja yang dia lakukan pada Angga. Marah bahkan tak peduli pada Angga karena menganggap gadis bersama Angga adalah kekasihnya. Saking cemburunya, Odelia bahkan sampai memarahi Angga dan tak ingin bertemu dengan Angga.Odelia melirik paper bag yang dia bawa dari rumah, berisi kotak bekal milik Angga yang kemarin diberikan padanya, tentu saja kotak itu tak kosong, Odelia menyimpan bekal untuk Angga di sana.Kemudian tangan gadis itu bergerak, mengetuk pintu ruangan Angga dan hanya sekali ketuk, suara Angga sudah terdengar menyuruh masuk. Walau takut, Odelia memberanikan diri untuk masuk ke ruangan Angga, dengan menekan kenop pintu.Di ruangan Angga, gadis itu mendapatkan Angga yang tengah sibuk dengan berbagai macam kertas di mejanya. Tapi tak lama, karena atensi Angga langsung teralih padanya

  • Abang Dosen   Dua Puluh Empat

    "Abang gak salah milih calon, 'kan? Masa milih orang yang modelan kayak tante girang gini," protes Lyta melirik sinis pada Odelia.Sontak saja perkataan Lyta membuat Odelia melotot tak percaya mendengarnya, apalagi saat dia disamakan dengan tante girang. Ya kali, dia yang cantiknya sebelas dua belas dengan Maudy Ayunda malah samakan dengan tante girang. Sedangkan Tsamara yang mendengar itu, langsung menegur anaknya karena berkata tak sopan seperti itu."Kak, ngomongnya gak sopan banget. Orang cantik kayak gini malah disamakan dengan tante girang," tegur Tsamara membuat Lyta mendengkus kesal.Tsamara mengelus pundak Odelia, kemudian menatap Odelia dengan tatapan menyesal dan merasa bersalah pada gadis pujaan hati anaknya."Maafin Lyta, ya? Dia emang kayak gitu, mulutnya gak ada filter. Nanti si Lyta Tante update lagi biar ada filternya. Maklum, yah, si Lyta ram-nya cuma 1GB," gurau Tsamara seraya memohon maaf pada Odelia. Dia benar-benar tak enak h

  • Abang Dosen   Dua Puluh Tiga

    Walau Angga merasa kecewa dengan Odelia karena bekal pemberiannya malah diberikan oleh orang lain, Angga tetap menunggu Odelia pulang, dia berniat untuk mengajak Odelia ke rumahnya. Tak ada maksud lain, hanya ingin mengajak Odelia bertemu bundanya yang penasaran dengan Odelia.Angga melirik jam beker di mejanya. Sudah menunjukkan pukul setengah lima sore, itu tandanya Odelia pasti sudah pulang.Angga mengambil tasnya, kemudian menyampaikan di pundaknya. Pria itu langsung keluar dari ruangannya, menuju parkiran, dia akan menunggu Odelia di depan gerbang.Angga berharap, semoga saja Odelia tak membawa motor, tak pulang bersama Ify, tak dijemput Rayyan ataupun papanya. Kala dia sampai di gerbang, mata pria itu celingak-celinguk mencari Odelia di antara kerumunan mahasiswi yang tengah menongkrong di dekat pos penjagaan.Dan ... dapat!Odelia ada di antara mahasiswi yang tadi menongkrong di dekat pos penjagaan, bersama teman-temannya sedang te

  • Abang Dosen   Dua Puluh Dua

    "Del, dipanggil sama pak Angga ke ruangannya," teriak teman sekelasnya di depan kelas, membuat Odelia yang tengah sibuk menyelesaikan resumenya mendelik tajam.Gadis itu mendengkus kesal, dia mendesis lirih lantaran diganggu saat menyelesaikan resumenya."Ngapain?" tanya Odelia ketus."Mana gue tahu, tapi lo emang dipanggil pak Angga tadi."Teman sekelasnya bernama Sasa itu hanya mengendikan bahunya tak tahu, dia langsung keluar dari kelas. Melihat itu, Odelia begitu kesal karena Angga mengganggunya. Walau begitu, Odelia tetap bangkit dari duduknya, menuju ruangan Angga. Kalau saja tak penting Angga memanggilnya, Odelia akan mencakar wajah dosennya itu. Enak saja malah mengganggunya saat dia tengah mengerjakan resume untuk tugas sore nanti.Ketika gadis itu sampai di ruangan Angga, dia langsung mengetuk pintu ruangan Angga, dia juga mendengar suara Angga yang menyuruh masuk hanya dengan sekali ketuk saja. Dari sahutan Angga di dalam yang begitu cepat hanya d

  • Abang Dosen   Dua Puluh Satu

    Odelia memutar bola matanya malas saat melihat keberadaan Angga di rumahnya, masih pukul tujuh pagi, tapi Angga sudah ada di rumahnya. Mau apa sebenarnya dosennya itu? Mengganggu.Belum lagi saat dia melihat Angga tersenyum kecil padanya. Hei, apa dia pikir Odelia akan goyah hanya karena melihat senyum pria itu? Odelia harus sadari diri, Angga tak akan pernah mencintai karena Angga sudah memiliki kekasih. Gadis itu harus jaga jarak dengan Angga."Bapak ngapain lagi ke rumah saya? Perasaan saya pernah bilang untuk jangan pernah datang ke sini, deh?" sungut Odelia tapi malah tak dipedulikan oleh Angga."Saya mau jemput kamu, hari ini jadwal kamu pagi dari jam setengah sembilan sampai jam dua belas, 'kan?"Bukannya marah, Angga malah menawarkan bantuan pada Zani. Tapi ... wait, dari mana Angga tahu kalau dia itu hari ini ada kelas pagi dan siang sampai jam dua belas?"Pak Angga mending jauh-jauh dari saya, saya gak suka diganggu," ucap Odelia dan langsung melew

  • Abang Dosen   Dua Puluh

    Oh tidak, Angga tak bisa melihat Odelia yang terus-menerus mendiaminya. Sudah hampir sebulan ini, Odelia tak menggubrisnya, parahnya lagi Odelia setiap mata kuliahnya sama sekali tak mau dipanggil maju ke depan untuk menjelaskan kembali materi yang dia ajarkan, Odelia hanya diam sampai Angga berhenti mendesaknya.Bukankah ini menunjukkan bahwa pria itu memiliki perasaan pada gadis bernama Odelia itu? Angga sekarang menyadari bahwa dia memiliki perasaan pada Odelia dan pria itu tak mau menampik kenyataan tersebut. Namun, kenapa di saat Odelia berhenti mengejarnya dia baru merasakan hal itu?Hari ini, Angga berencana untuk mencegat Odelia yang akan keluar dari kelasnya. Sejak tadi, pria itu sudah berada di depan ruang kelas Odelia, duduk di kursi tunggu yang memang telah disediakan pihak kampus di tiap-tiap depan kelas.Angga melihat dari jendela kelas Odelia. Masih ada dosen di sana, masih menjelaskan materi di kelas Odelia. Huh, sampai kapan dosen itu keluar? Angga

  • Abang Dosen   Sembilan Belas

    Setelah Angga pulang dari rumahnya, Odelia langsung masuk ke kamar tanpa memedulikan mamanya yang terus melihatnya seolah meminta penjelasan. Gadis itu masih belum siap menjelaskan pada sang mama. Bagaimana kalau mamanya tahu dia jatuh cinta dengan dosennya sendiri?Odelia menatap langit-langit kamarnya, membayangkan wajah Angga tadi saat dia mengusir pria itu. Ekspresi sendu milik Angga malah membuat Odelia tak kuasa, dia tentunya sakit hati melihat itu, tapi demi perasannya, Odelia mengabaikan semuanya. Dia tak ingin perasannya tumbuh sejak besar untuk Angga, gadis itu berniat untuk melupakan Angga secepatnya sebelum rasa semakin menggerogoti hatinya.Ting!Ponselnya berbunyi tanda pesan masuk, Odelia langsung mengambilnya dan membaca pop up dari aplikasi bertukar pesan.Angga : Cepat sembuh, Odelia, saya tidak bisa lihat kamu sakit.Odelia tersenyum kecut, bagaimana kalau Angga tahu penyebab dia sakit karena pria itu? Apa reaksinya?Tak ingin perasannya semakin tumbuh, Odelia tak m

  • Abang Dosen   Information for readers

    Assalamualaikumyuhuu...mohon maaf, aku masih blm bisa update, lagi sibuk revisi skripsi.semangatmohon bersabar menunggu update dari aku. Sambil nunggu, kalian bisa baca karya aku Balikkan Dengan Mantan.bye bye***Assalamualaikumyuhuu...mohon maaf, aku masih blm bisa update, lagi sibuk revisi skripsi.semangatmohon bersabar menunggu update dari aku. Sambil nunggu, kalian bisa baca karya aku Balikkan Dengan Mantan.bye bye***Assalamualaikumyuhuu...mohon maaf, aku masih blm bisa update, lagi sibuk revisi skripsi.semangatmohon bersabar menunggu update dari aku. Sambil nunggu, kalian bisa baca karya aku Balikkan Dengan Mantan.bye bye***Assalamualaikumyuhuu...mohon maaf, aku masih blm bisa update, lagi sibuk revisi skripsi.semangatmohon bersabar menunggu update dari aku. Sambil nunggu, kalian bisa baca karya aku Balikkan Dengan Mantan.bye bye

  • Abang Dosen   Delapan Belas

    Sena menyambut kedatangan Tsamara dan Angga dengan senyum lebar. Dia benar-benar tak tahu harus bersikap seperti apa kala istri dan anak bos suaminya datang bertamu. Parahnya lagi, di rumah hanya ada dia dan Odelia yang tengah tertidur di kamar."Silakan diminum, Bu," ucap Sena menyilakan Tsamara minum teh yang baru saja dia buat."Pak Angga juga," imbuh Sena membuat Tsamara langsung menoleh kepada wanita itu.Tsamara berdeham, lalu berkata, "Gak perlu manggil dia pakai embel-embel 'pak,' Bu Sena."Sena tertawa kecil, sejujurnya dia juga bingung harus memanggil Angga apa. Angga dosen anaknya sekaligus anak bos suaminya, jelas saja dia bingung, takutnya malah tak sopan."Panggil Angga aja, Bu," timpal Angga. Mata pria itu melihat pada tangga menuju lantai dua, letak kamar Odelia berada.Sadar kalau Angga melihat ke atas, Sena juga ikut melihat ke atas, dia tahu kalau Angga pasti mencari anaknya. Sayangnya, Odelia tidur setelah minum obat tadi. Bersyukur demam Odelia tak begitu tinggi,

DMCA.com Protection Status