Perlintasan rel kereta api ini merupakan jalan desa dengan kiri kanan pematang sawah, "Sepertinya cocok disini," gumam Bella.
Jalanan yang sepi, yang hanya diterangi oleh lampu jalan yang sebentar mati, sebentar hidup, Bella berusaha membawa mayat Haryadi, "Sial! Tubuhnya sudah mulai kaku dan berat sekali!" Bella menarik Haryadi sekuat tenaga, entah darimana datangnya kekuatan itu, karena ketakutan ada orang yang datang, dia menyeret Haryadi pelan-pelan untuk sampai ke rel kereta api.Cukup lama Bella menyeret tubuh Haryadi. Dengan berpeluh keringat, akhirnya Haryadi bisa dinaikkan ke rel kereta api. Didengarnya bunyi suara kereta api, dia pun bergegas masuk ke dalam mobil dan menjauhinya untuk melihat dari jauh.Brak! Sreeet! Ciiittt!Suara rem dari kereta api pun terdengar membuat ngilu yang mendengarnya.Kereta api pun berhenti beberapa puluh meter dari tempat terjadinya tabrakan. Orang-orang dari kereta berhamburan keluar untuk meliha"Sarah, Bunda buat cemilan. Ayo dicoba dulu selagi masih hangat." Sarah meletakkan perlengkapan kebersihannya, dan mencoba cake yang baru saja dibuat Helena. "Hm, cake buatan bunda memang tiada duanya, enak, tapi ...." Tiba- tiba saja, perut Sarah bergejolak. Sarah berlari ke toilet dan memuntahkan semua yang ada.Helena menghampiri Sarah yang tiba-tiba ke toilet, "Kamu gak apa-apa, Sayang?" tanya Helena dengan kuatir.Sarah menggeleng, "Bun, aromanya terlalu kuat, tiba-tiba saja tercium di hidung Sarah," keluh Sarah."Apakah terlalu kuat? Bunda pakai resep yang selalu bunda pakai kok," Helena mencium aroma cake yang baru saja diciumnya, "Gak terlalu harum kok," gumam Helena."Bunda mau coba kasih ke tetangga ya. Mungkin ada yang salah dengan resep bunda," ucap Helena sambil memotong beberapa untuk tetangga ruko sebelah."Iya, Bun. Sarah mau naik saja, rasanya tambah mual setelah mencium cake itu," keluh Sarah naik ke
"Pak Heru, setelah beberapa bulan ini, saya mau mengevaluasi pekerjaan Kalina, menurut pak Heru, apakah Kalina membantu pekerjaan bapak, ataukah sama seperti pada waktu pertama kali, pendapat pak Heru yang ragu menggunakan Kalina?" tanya Rahmat pada suatu kesempatan berdua ngobrol dengan Heru.Heru yang sudah ditinggal Sarah beberapa bulan sudah bisa menerima keadaannya. Heru bekerja sangat keras, tapi hasilnya cukup memuaskan. Perusahaan Hadiningrat berkembang luar biasa. Sekarang ini, fokus Heru untuk mengembangkan perusahaan dan membuat cabang kantor di Bali untuk mengakomodir penjualan di Indonesia bagian timur dan ekspor ke negara Australia dan beberapa negara Asia."Pada mulanya, aku ragu terhadap kinerja Kalina, secara pribadi, aku tidak menyukai kepribadiannya. Tapi aku melihat, Kalina begitu profesional dalam melakukan pekerjaannya, ditambah dia pun banyak memberikan masukan dan usulan kepadaku hingga perusahaan ini bisa berkembang.""Jika memang
"Tapi ini menyalahi data privasi klien saya loh pak Heru," canda Hotman."Pak Hotman tidak akan disalahi, saya tidak akan memberitahukan kepada Sarah, bahwa aku memintanya dari bapak, hahaha" jawab Heru dengan tertawa.Pak Hotman pun memberikan nomor telepon Sarah kepada Heru. Dengan senang, Heru menyimpannya."Sebenarnya, ibu Sarah sendiri yang memperlambat kasus perceraian ini pak Heru, dia meminta saya untuk menangani permasalahan perceraiannya, sudah bayar dimuka, tapi kemudian nomor kontaknya dia hapus. Kesulitan bagi saya untuk berinteraksi dengannya untuk membahas perkembangan kasusnya ini. Tapi kemarin, dia menelpon saya, tidak menanyakan kasus perceraiannya tapi meminta tolong kepada saya," jelas Hotman."Meminta tolong apa?" tanya Heru."Apa pak Heru kenal dengan perempuan ini?" tanya Hotman memperlihatkan berkas foto seorang wanita kepada Heru.Heru memperhatikan foto wanita yang tanpa polesan make up, tapi masih terli
"Her, Lo sudah gak ingin ke pub seperti jaman kita dulu?" tanya Kalina ketika sudah lewat jam pulang kantor dan Heru masih ada di ruang kerjanya.Heru melirik jam tangannya, sudah hampir pukul enam, tapi dia masih bergelut dengan pekerjaannya, "Tidak," jawab Heru.Kalina sedikit kesal karena tidak dilirik oleh Heru, "Lo sudah berubah sekarang, Her. Itu lebih baik. Tapi, apakah Lo akan memforsir diri untuk bekerja hingga tidak memperhatikan kesehatan Lo? Ayolah kita bersenang-senang. Setidaknya, ayo kita makan malam bersama," ucap Kalina menghampiri meja Heru menaruh kedua tangannya pada meja dan menyejajarkan wajahnya dengan wajah Heru.Sontak saja mata Heru disuguhi oleh dada Kalina yang terlihat jelas karena 2 kancingnya sengaja dibuka, "Lo bisa mati menjadi workaholic kalau bekerja terus! Oke, kita tidak usah ke pub, tapi kita bisa makan. Sebagai teman!" Kalina menegakkan tubuhnya dan bersidekap melihat reaksi Heru.Heru menegakkan badannya. Di
"Kalina. Dia tanyain Lo, tapi Lo udah tidur tadi," ucap Michael."Bilang sama Anggie, mobil gue mogok di dekat rumah loe, karena gue habis meeting di daerah sini sama Heru," pesan Kalina."Kalina tadi lewat daerah kita Sayang, tapi mobil dia mogok, makanya dia telepon gue," ucap Michael kepada Anggie, istrinya."Oh, Lo bantuin dia deh Sayang, kasihan," ucap Anggie. Kalina adalah sahabat sejak jaman kuliah. Kalina terbiasa menyuruh-nyuruh dirinya maupun Michael dan sebagai ucapan terimakasih, dirinya dan Michael selalu mendapatkan pelayanan di pub miliknya. Tapi setelah mereka menikah dan Kalina bekerja, dirinya jarang bertemu dengan Kalina kecuali Michael yang diam-diam menemui Kalina."Baiklah, Sayang. Lo tidur aja ya, gue bantuin Kalina dulu," jawab Michael berpamitan kepada Anggie."Nanti gue share lokasi gue. Setidaknya, gue bakal berada di daerah tempat tinggal Lo," ujar Kalina kemudian memutuskan nomor teleponnya.Kalina be
"Kalina, sekarang, kamu sudah mengerti tentang bisnis, saatnya papi mau bercerita," ujar Teddy perlahan mempersiapkan hati untuk membicarakan isi hatinya. Kalina dengan tegang, mulai menyimak apa yang hendak disampaikan papinya."Kamu tahukan, usaha papi ini harus banyak menutup mulut banyak orang agar tidak bangkrut? Dari mulai kepolisian, pajak, para pejabat?" tanya Teddy dan Kalina mengangguk."Salah satu pejabat yang papi suap, terciduk KPK dan sekarang dalam pengawasan KPK. Jika dia buka mulut, maka, perusahaan papi ikut terseret. Bukan hanya itu saja, sepertinya dirjen pajak mulai mengawasi usaha papi. Kalau selama ini papi bayar uang untuk menyuap petinggi pajak, sekarang sedikit sulit, karena pejabatnya dimutasi karena banyak kekayaan yang terlalu dipamerkan di media sosial.""Dirjen pajak yang baru, adalah seorang idealis. Papi harus membayar pajak hampir 500 milyar karena tunggakan pajak. Kau tahu uang segitu banyak? Bisa-bisa pub-pub yang papi m
"Sugandi? Si tua itu? Hahaha, dia sudah mati!!! Tapi apa yang aku dapat? Cuma apartemen kecil dengan toko. Cuih!! Itu barang-barang milikku, kenapa dijual? Aku tidak bisa memakainya lagi bukan? Apa yang harus aku lakukan? Dia sudah membuangku! Jadi aku tusuk saja dia di perut dan di dadanya!" teriak Bella dengan marah."Siapa yang kau tusuk di perut dan di dada?" tanya lagi Heru."Kau ingin tahu? Stttt!! Kau bukan polisi kan? Polisi brengsek! Dia tidak menolongku!! Mereka memperkosaku!!! Mereka memperkosaku!!! Heru! Heru! Tolong Tante! Suruh Daddy menghajar mereka! Aku marah! Mereka memperlakukanku seperti seorang pelac*r murahan! Ini tidak sebanding dengan apa yang Sarah lakukan buat kamu bukan? Sarah mendapatkan warisan yang lebih banyak dariku padahal dia baru datang lebih beberapa bulan! Aku!! Aku!!! Sudah bertahun-tahun tinggal di rumah itu! Tapi kau! Kau!! Kenapa kau mengusirku, Heru???" ucapnya dengan lirih. Sesekali Bella berteriak dan marah, namun tiba-tiba dia menangis hing
"Lo mau cari Sarah?" tanya Kalina kaget."Yah, dia ada di Bali disekitar hotel ini, kalau Lo keberatan, Lo bisa jalan-jalan di pantai--.""No! Gue bantu Lo cari Sarah, okey? Bukankah gue sudah bilang kalau kita adalah teman?""Okey," jawab Heru bersiap.Heru dan Kalina keluar hotel kemudian menyusuri jalan yang cukup ramai dengan wisatawan. Heru mengeluarkan ponselnya dan mencari berdasarkan GPS dari nomor milik Sarah."Sialan! Ternyata Heru ke Bali karena dia ingin mencari Sarah? Jadi selama ini, dia bergadang membuat proyek adalah untuk bisa melihat Sarah dari dekat?" gumam Kalina dengan berang sambil mengepalkan tangannya.Heru berjalan diikuti Kalina, tampak didepannya ada ruko yang menarik hatinya, dengan tulisan Tjokro Bakery dengan gambar yang sama pada lambang hotel The Tjokro. Sepertinya, lambang yang dipakai adalah lambang keluarga.Heru tersenyum, ruko Tjokro Bakery bercat putih dengan lampu berwarna kuning pada bagian luarnya dengan dua meja bundar sebagai tempat makannya.
"Apa?" tanya Sarah sambil terisak."Tante Bella sudah tidak ada." Heru menelepon resepsionis untuk meminta didatangkan seorang dokter.Sarah menelepon Helena untuk memberitahukan kalau dirinya sudah bertemu dengan Bella."Sarah, disini jam 3 pagi, ada apa telepon Bunda? Apa ada masalah? Kau sedang menangis?" tanya Helena yang baru bangun dari tidurnya."Bun, aku menemukan tante Bella!" isak Sarah."Bella? Kamu gak bercanda kan sayang? Ini jam 3 pagi loh!""Disini jam 10 malam Bun. Aku tidak bercanda.""Oke! Ceritakan pada Bunda, apa yang terjadi disana." Helena mendengarkan Sarah dengan lebih serius.Sarah menceritakan bagaimana dia bertemu dengan Bella, dan bagaimana Bella bisa berada di Paris, dan bagaimana Bella mengalami penyakit dan bagaimana Bella meninggal dunia."Kasihan Bella, dia sudah jahat, tapi biar bagaimanapun juga, Bella adalah adik iparku. Dia sudah menuai apa yang sudah dia tabur. Jadi apa yang akan kau lakukan?""Pesan terakhirnya tante Bella ingin kembali ke Indones
"Apa yang Tante inginkan?" tanya Heru."Sebelum aku pulang, aku ingin keadaanku bersih. Aku tidak meminta uangmu. Aku sudah tidak berarti lagi. Setidaknya aku menghargai diriku untuk yang terakhir kalinya," ucap Bella menundukkan kepala, namun Heru tak mengerti maksud Bella."Baiklah Tante, Sarah mengerti maksud Tante. Kita akan ke hotel bersama." Sarah menggandeng lengan Bella untuk bangkit dari kursi."Apa maksudmu. Sarah?" tanya Heru."Aku akan mendandani Tante Bella sebelum pulang ke Indonesia," ucapnya dengan tersenyum.Bella berjalan dengan tertatih-tatih didampingi oleh Sarah, dan Heru mengikutinya dari belakang.Bella terpukau ketika dia tiba di hotel bintang lima yang sangat mewah. Dia hanya bisa melihatnya dari jauh tidak pernah terpikirkan olehnya untuk dapat masuk ke hotel mewah tersebut. Entah apa yang membuatnya ke menara Eiffel ini. Josh tinggal jauh dari Paris. Dia hanya tinggal dipinggir kota dengan bank kecil sebagai tempat pekerjaannya. Berulang kali dia meminta Josh
"Tante Bella?" Heru melihat ke arah Sarah yang sedang melihat kepada seorang gelandangan. Gelandangan itu sedang membuka-buka tong sampah yang berlokasi tidak jauh dari tempatnya duduk.Heru bangkit dari duduknya, kemudian menarik tangan Sarah, "Kita pastikan, dia tante Bella atau bukan!" ucapnya berjalan ke arah orang tersebut.Gelandangan itu memakai baju hangat tebal berwarna hitam hingga sampai ke lutut, sepatu boot dan tas selempang dari kantong kresek berwarna merah, membungkuk ke arah tong sampah.Ditepuk-tepuk pundak gelandangan itu oleh Heru, dan gelandangan itu melihat kepada siapa yang menepuk pundaknya, betapa kaget Heru, dan gelandangan itu, karena memang benar apa yang dilihat Sarah adalah Bella.Bella kaget melihat Heru di depannya. Seketika itu pula, dia melarikan diri. Namun Heru dengan sigap menarik tangan Bella."Lepaskan!!! Lepaskan aku, Heru!!!" teriak Bella."Tante!! Tante tenang dulu!" Semua orang yang lalu lalang berhenti untuk melihat apa yang sedang terjadi. N
"Ya, saya bersedia!" jawab Heru sambil memandang Sarah yang berdiri dihadapannya."Sarah, apakah kau menerima Heru sebagai suamimu, dalam keadaan suka maupun duka? Dalam untung dan malang? Dalam sehat maupun sakit?" tanya seorang Pastor."Ya, saya bersedia!" jawab Sarah memandang Heru yang sedang tersenyum padanya."Heru dan Sarah, mulai saat ini, kalian sah menjadi pasangan suami istri. Heru, silahkan mencium istrimu," ujar Pastor mempersilahkan kedua pengantin untuk berciuman.Heru memandang lekat pada Sarah kemudian dicium bibir Sarah dengan lembutnya. Para bridesmaid-nya membuka confetti sehingga terdengar suara meriah disertai dengan kertas warna warni menghujani pengantin baru.Semua tamu undangan bertepuk tangan untuk Heru dan Sarah yang sudah sah menikah baik secara agama maupun secara negara.Acara pemberkatan dilanjutkan dengan acara resepsi. Para tamu undangan dipersilahkan untuk duduk dan menikmati makanan-makanan dan minuman yang lezat yang hilir mudik berdatangan. Pada ba
***"Papi, Kalina sudah tidak tahan disini," ucap Kalina pada sambungan telepon di ruang sipir penjara."Sayang, akan papi kirim seseorang pengacara, agar kamu bisa dikeluarkan dengan jaminan, oke? Apa si Heru itu tidak mau bertanggung jawab sudah menghamilimu tapi juga melaporkanmu ke penjara? Bangs*t benar si Heru!" tanya Teddy dengan rasa marahnya mendengar dari jauh putrinya dipenjara oleh suaminya sendiri."Hm, bukan Heru yang hamilin Kalina, pih ....""Apa!! Kau! Bagaimana bisa kau menikah dengan Heru tapi hamil dengan orang lain?!" gertak Teddy yang kesal dengan kelakuan putrinya."Kalina pikir, dengan cara seperti ini, bisa membuat Heru cepat menikahi Kalina," bela Kalina."Memang! Heru cepat untuk menikah denganmu, tapi pada akhirnya apa? Dia yang membatalkan pernikahannya dan melaporkan kamu ke penjara!""Maaf, papi!""Huft! Sudah tenang! Jika masalah sudah selesai, kau kemari saja! Tak usah lagi pikirin Heru! Papi butuh kamu di Hongkong! Mulai hidup baru dengan papi!"Kalina
"Dimanakah ibu Bella, sekarang?" tanya Hotman Ferris kembali."Terakhir, ketika kami kehilangan Sarah dan ibunya, pada waktu kami sedang mengikutinya, ibu Bella memberi kami sejumlah uang untuk menyuruh kami untuk mengecek di area pelabuhan, terminal, stasiun di pulau Jawa, jadi kami pulang ke Jawa.""Lalu, siapakah Ningrum itu?""Bos Kalina yang mengganti nama Bella menjadi Ningrum agar tidak mudah dilacak," jawab Hercules dengan keadaan tertunduk."Berarti dalang untuk melakukan pembunuhan adalah Kalina atau Bella?" tanya Hotman Ferris."Bukan aku pelakunya!! Tante Bella yang melakukannya!!" teriak Kalina.Tok! Tok! Tok!! "Sekali lagi mohon tersangka tidak berbicara sebelum gilirannya! Jika sekali lagi tersangka mengganggu jalannya persidangan, maka saya perintahkan tersangka untuk kembali ke ruang selnya," ancam Hakim."Mereka adalah yang menyuruh kami untuk mencelakai Sarah dengan ibunya," ringis Hercules.
"Ogah! Gue gak mau bekas orang. Lo aja kasih orang, apalagi gue, hahaha!" jawab Setiawan."Hahaha, setiap kejahatan, pasti ada hukumannya. Thanks bro, buat hasilnya," ucap Heru."Okey, gue balik ke klinik dulu, thanks buat ngopinya," pamit Setiawan meninggalkan Heru.Dengan tersenyum, Heru pun kembali ke kantornya.***"Kalina Sugiharta?" tanya polisi dengan pakaian lengkap datang ke rumah Heru."I, iya, saya, ada apa yah pak?" tanya Kalina dengan cemas melihat beberapa orang polisi dengan berpakaian lengkap membawa surat tugas penahanan."Kami membawa surat tugas untuk menahan ibu Kalina Sugiharta untuk dimintai keterangan perihal dugaan rencana pembunuhan atas Sarah Tjokroaminoto dan ibunya, Helena.""A, apa? Tapi saya tidak melakukan apa-apa!" jawab Kalina dengan panik, emosi dan tidak terima."Anda bisa menjawabnya di kantor polisi. Sebaiknya, sekarang anda bersiap untuk kami bawa ke kantor polisi," perintah polisi."Tidak! Saya tidak mau pergi!! Saya tidak melakukan apapun! Pergi!
"Tamu? Gak kok, aku sendirian aja disini. Bagaimana meetingnya?" Tanya Kalina mengalihkan pembicaraan."Cukup bagus. Mungkin dalam waktu dekat, proyek akan segera berjalan. Tunggu beberapa kali pertemuan. Mungkin bulan depan. Sekarang aku mau mencari tenaga profesional untuk menangani perusahaan baru itu," ucap Heru melangkah ke kamar mandi."Fiuh! Untung Mike cepat pulang, gue pikir Heru gak bakalan pulang hari ini," gumamnya sambil mengoleskan krim malam ke wajahnya. Dipakainya lingeri untuk merayu Heru dan ditutupnya dengan bathrobe. Tidak lupa rambutnya dikeringkan dengan hair dryer dan disemprotkan minyak wangi untuk memikat Heru.Tak lama Heru pun selesai mandi dan bersiap untuk ke ruang kerjanya, "Loh, Sayang, mau kemana?" Kalina tampak kecewa Heru tidak mengindahkan dirinya."Aku mau ke ruang kerja dahulu. Ada beberapa laporan yang harus aku cek," ucap Heru keluar dari kamar menuju ruang kerja.Dinyalakan lampu dan dibuka laptopny
***"Bagaimana dok, sudah bisa pulang?" tanya Heru."Lukanya sudah mengering, bisa pulang hari ini," jawab dokter selesai memeriksa Sarah. Helena tersenyum senang sudah seminggu lebih dia berada di rumah sakit, akhirnya Sarah boleh keluar."Aku akan memesan tiket pesawat untuk kita bertiga," ucap Heru dengan senang. Sarah mengemasi barang-barang dibantu oleh Helena. Setelah menyelesaikan segala hal administrasi rumah sakit, Heru, Sarah dan Helena naik taksi menuju bandara. Sebagian barang dikirim melalui jasa kurir, sedangkan Sarah dan Helena hanya membawa apa yang diperlukan pada saat naik pesawat.Helena duduk di dekat jendela, Sarah ditengah dan Heru disampingnya. Digenggamnya tangan Sarah dan diletakkan pada dadanya. Sarah merasa risi, tapi tidak dihiraukannya, bahkan Heru mencium jari jemari tangan Sarah."Bisakah kau hentikan itu?" tanya Sarah berbisik, karena dia tidak ingin bundanya mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh Heru.